Akpri RMK Sap 2
Akpri RMK Sap 2
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan dan kemudian di sajikan dalam
bentuk informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan
keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih
tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas
bisnis dan ekonomi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi
aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal
(external user). Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian
evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak
internal, tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam
organisasi tersebut.
Banyak volume riset atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset,
serta tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut
ini :
1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang
ingin diperkenankan.
2. Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset.
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui
sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan.
1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja
perusahaan
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi
kebijakan perusahaan
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan
dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan
dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku
dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan. Riset akuntansi
keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan
pekembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang
dibutuhkan oleh penggunanya. Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi
mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka
menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi
mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi. Penjelasan di atas
menunjukan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak pelaksana (penyusun
informasi) maupun dari pihak pemakai informasi akuntansi. Pengertian ini menjelaskan
bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam menopang kegiatan organisasi.
Dikatakan penting sebab hasil kerjanya dapat memberikan manfaat bagi kemajuan organisasi
dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud penetapan standar-
standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem akuntansi. Di sisi
lain, pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: pihak intern
(manajemen) dan pihak ekstern (pemerintah, investor/calon investor, kreditur/calon kreditur,
dan lain sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan digunakan untuk motivasi
dan penilaian kinerja. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan untuk penilaian kinerja
sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis. Di samping itu pihak ekstern,
juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan informasi yang disediakan sebab
mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi tindakan
pengambilan keputusan bisnisnya.
Beberapa dekade terakhir para manajer dan akuntan profesional mulai mengetahui
kebutuhan akan tambahan informasi ekonomi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi. Oleh
karena itu, informasi ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan data-data
keuangan saja, tetapi juga data-data nonkeuangan yang terkait dengan proses pengambilan
keputusan. Berdasarkan kondisi iniadalah wajar jika akuntansi sebaiknya memasukkan
dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagaipihak yang terkait dengan informasi yang
dihasilkan oleh sistem akuntansi.
Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sungguh luas, yang melliputi antara lain:
1. Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi sistem
akuntansi.
2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam pengambilan
keputusan.
4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku para
pemakaidata.
5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan memengaruhi perilaku, cita-cita, serta
tujuandari orang-orang yang menjalankan organisasi.
Secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar:
Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendapatan dan
biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa
depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari
perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan
mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian
secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan
perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi. Para
akuntan keprilakuan memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara perilkau dan
sistem akuntansi. Mereka menyadari proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah
kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi itu sendiri dan
berbagai faktor yang dapt mempengaruhi perilaku, yang pada gilirannya secara bersama-
sama akan menentukan keberhasilan peristiwa ekonomi.
Manusia bekerja dibatasi oleh organisasi. Perilakunya dipengaruhi oleh banyak faktor,
termasuk ukuran organisasional dan stuktur. Gaya kepemimpinan atau filosofi manajemen,
otoritas/hubungan pertanggungjawaban, hubungan status, dan norma-norma kelompok dapat
mempengaruhi perilaku dan fungsi organisasi.
Orang dalam organisai saling bertukar jaringan informasi di dalam kantor maupun
luar kantot. Informasi tersbut mungkin akurat, disimpangkan, atau bahkan palsu. Berdasarkan
informasi yang diterima dan kemudian diproses oleh seseorang, keputusan-keputusan
diambil dan sikap dibentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keprilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta
http://akuntansikeperilakuan.blogspot.com/2009/07/pengantar-akuntansi-keperilakuan_9945.html
http://roejha.blogspot.com/2015/11/pengantar-akuntansi-keperilakuan.html
http://elyssoulluminaries.blogspot.com/2012/12/tinjauan-terhadap-ilmu-keperilakuan.html
http://edithmarhaeni.blogspot.com/2010/03/meringkas-penelitian-akuntansi-perilaku.html