Anda di halaman 1dari 9

MASA KECIL

ANAK DESA

MASA YANG LUAR BIASA

Oleh : MZ SAMUDRA PANGESTU

NPM : 21701013053

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Dirumah sana aku nyaris tumbuh besar sama-sama, kami adalah anak kampung yang
terbatas daya wisata dan finansialnya, sehingga hanya mampu memanfaatkan kreasi
sederhana sesuai alur pikiran saja, begitulah Nyolong tebu, perang-perangan dengan senjata
mulut, petak umpet, englek, mandi disungai, main layangan, ngabuburit, adu jago, tahu
lengli, ngobor simeut, ngobor belut, belajar merokok, main bola hujan-hujan, saat kecil saya
hidup bersama nenek yang kebetulan bertempat tinggal berbeda desa dengan ibu dan bapak
saya, bapak yang selalu bekerja setiap hari sebgai tenaga pengajar diluar kota membuat saya
harus hidup bersama nenek, ibu disibukan dengan pekerjaan rumah tangga dan menjaga toko
usaha yang dimiliknya, dan saya disekolahkan didekat rumah nenek ,kenapa dekat ? karena
alasan yang mungkin sudah pasti anda tahu yakni karena memudahkan dalam segi
transportasi, nama sekolahku MIM tumpuk (Madrasah ibtidaiyah Muhamadiyah) dan saat
aku bersekolah sana mulai mempunyai teman-teman yang mempunyai sifat yang berbeda-
beda mulai dari yang nangisan, manja, dan sifat anak-anak lainnya saya termasuk anak yang
penyabar bila dibandingkan teman-teman ku namun apabila jika sudah keterlaluan teman
yang mengejekku aku juga bisa jadi anak yang pemarah, sedikit cerita pada usia saya
dibawah 10 tahun saya sudah dilatih silat oleh paman selama beberapa bulan saya latihan
hampir setiap sore kira-kira itu kelas 4 MI sudah lumayan ilmu yang saya peroleh, kata
paman kenapa saya harus belajar silat? Karena untuk menjaga diri dari teman maupun orang
yang tidak kita kenal yang mengancam atau memeras kita pada saat itu paman hanya berkata
tentang kelebihan mempelajari silat tanpa memberitahu sisi negatif mempelajari silat, sisi
negatif ini saya temukan sendiri tanpa satu orangpun yang memberitahu saya, dampak negatif
yang saya rasakan yakni merasa paling kuat diantara teman-temanku yang ingusan dan
nangisan salah satu contohnya saya pernah saat upacara bendera hari senin telat datang ke
acara itu ketika itu saya langsung masuk ke barisan anak-anak kelasku yang masih ada spasi
kosong untuk ditempati akhirnya saya mendapatkan posisi baris bersama para teman ku,
namun masalah ternyata belum selesai dibelakangku berdiri ada adik kelas yang mengejekku
karena telat ,untuk pertam aku sudah peringatkan dia untuk menutup mulutnya namun dia
tetap bicara yang kedua aku menatap matanya dan mendorong badannya tidak sampai dia
jatuh baru ini yang terakhir aku sudah terbawa emosi karena di ejek terus saya menarik kerah
bajunya dan memberi tinju mentah ditengah-tengah acara upacara pagi itu dengan sekali tinju
dia langsung tersungkur dan menangis kemudian anak itu dibawa ke ruang kantor guru
namun anehnya saya tidak di bawa bersama anak itu hari itu sudah berlalu pada suatu ketika
saya didatangi anak itu lagi namun ada yang berbeda yakni dia membawa temannya yang
berjumlah dua orang saat itu saya berada di pojok parkiran sepeda karena baru datang ke
sekolah, mereka bertiga langsung menuju tempatku memarkir sepeda mereka memasang
wajah sanggar dan jahat didepanku langsung saja mereka menyerangku dengan metode
keroyokan dengan santai saya tangkis serangan mereka semua dan saya akhiri dengan tinju
disetiap badan mereka pun lari kocar-kacir dengan wajah mau menangis itulah salah satu
daampak negatif mempelajari silat yakni merasa besar kepala didepan teman . setelah saya
pulang sekolah kegiatanku membantu nenek disawah mengurusi sawahnya yang luas, karena
sepeninggal kakek sawah nenek kekurangan tenaga penggarap sawah jadi saya mau
membantu nenek namanya juga anak kecil semua kegiatan selalu serasa taman bermain yang
indah dan menceriakan selesai membantu nenek disawah saya pulang kerumah bersama
nenek untuk mandi membersihkan diri lalu melakukan ibadah sholat yang sangat ditekan kan
oleh nenek ,dia selalu berpesan “Dra, hidupmu tidak ada gunanya tidak berguna kalau kamu
tidak melakukan sembahyang dalam filosofi bahasa jawa
artinya“sembah”menyembah”yang” kepada , jadi kalau penggabungan kedua kata ini
memliki arti menyembah kepada yang maha kuasa yakni Allah swt
jadi diwaktu kecil saya banyak menghabiskan waktu didesa nenekku namun saat umurku 10
tahunan an saya pindah tinggal bersama ibu ,sebenarnya dalam hatiku tidak tega
meninggalkan nenek dirumahnya sendiri namun mau bagaimana lagi saya harus menurut kata
orang tua kemudian saya bertempat tinggal bersama ibu, ada orang bijak mengatakan”ada
sebuah alasan disetiap keputusan” itulah yang terjadi pada diri saya kenapa saya berpindah
tempat tinggal ada alasan yang melatarbelakanginya yakni karena bapak harus pindah tugas
ke kota lain yang mengharuskan meningalkan keluarga yang berada dikampung jadi untuk
menemani ibu yang sendiri dirumah akhirnya saya diajak tinggal bersama ibu, sedikit mundur
ke belakang sebenarnya saya 3 bersaudara kakak pertama namanya anita dan kakak kedua
namanya rikha dan saya anak terakhir saya merupakan anak laki-laki sendiri dikeluarga kecil
ini selain bapak, ketika bapak harus pindah kota karena tugas saat itu kakak saya yang
pertama kuliah di yogyakarta semester pertengahan lalu kakak yang kedua kuliah di surabaya
semester awal, jadi secara otomatis pilihan terakhir untuk menemani ibu adalah saya sendiri
ketika saya bertempat tinggal dengan ibu namun tempatku bersekolah tetap didesa nenekku
hal itu yang menjadikan ibu harus mengantarku setiap pagi berangkat sekolah setiap pagi
mesti di omelin ibu diceramahin karena berangkat kesiangan. Meskipun keliahatannya saya
sedikit nakal namun ada alasan kenapa saya selalu berangkat kesiangan saat ke sekolah,
contohnya pada hari itu seperti biasa kegiatanku hanya bersama teman-temanku sekeliling
rumah yakni bermain mainan tradisional seperti engklek, petak umpet, betengan, dan masih
banyak lagi permainan yang seperti ini biasanya saya mainkan bersama teman-teman
sekeliling rumah, namun kalo permainan yang membutuhkan banyak pemain didalamnya
saya main jauh keluar biasanya ke lapangan sepak bola atau pun sekolahan SMA yang ada
lapangan didepannya yang berada didesaku, permainan yang memerlukan banyak pemain
misalnya sepak bola, bola kasti, petak umpet dan biasanya permainan ini dilaksanakan
dengan cara membawa anggota tim dari daerah masing-masing yang sudah dijadwalkan
pertandingannya oleh anak lainnya, pada salah satu hari ada pertandingan sepak bola antar
daerah masing-masing, ketika itu daerahku berkesempatan melawan daerah yang dianggap
paling kuat dalam hal permainan dan orang-orangnya ,namun hal itu tidak membuat kami
mundur sedikit pun, dan pertandingan pun dimulai, sesdikit bocoran, tidak ada batas waktu
dalam pertandingan tersebut batas waktunya adalah adzan sholat maghrib pertandingan usai
apabila adzan telah dikumandangkan, lanjut ke pertandingan, sedang berlangsung dengan
skor yang sama kuat namun pada akhir pertandingan ada sebuah insiden yakni ada pemain
lawan yang bermain keras dan sudah diberi peringatan untuk tidak bermain seperti itu namun
peringatan itu tidak dihiraukannya dia tetap bermain keras dengan melakukan teckle kepada
para pemain kami yang membuat salah satu pemain kami kesakitan, langsung saja ada teman
saya yang memberi tinju kepada pemain yang tidak sportif itu,perbuatan itu menjadikan
pemain lain ikut kesal dengan tindakan tersebut saya pun ikut pertarungan antar pemain
semua pemain bertarung satu sama lain saya bersyukur karena sebelum ini telah mempelajari
silat yang diajarkan oleh paman jadi saat pertarungan antar anak kecil seperti ini sudah tidak
takut untuk mengahadapi dan melawan tantangan ini dengan ilmu silat yang saya miliki
akhirnya bisa menangkis semua serangan yang ditujukan kepada diri saya dan memberi
balasan berupa tinju diwajah mereka masing-masing yang membuat para musuh ada
menangis ada pula yang menyerah karena merasa sudah terkalahkan dengan anggota tim saya
dan akhirnya kita semua pulang ke rumah masing-masing dengan keadaan yang tidak biasa
yakni dengan baju ada yang sobek, wajah lebam, hidung mimisan semua itu adalah akibat
dari perbuatan kita selama bermain tadi, saya sampai ke rumah dengan keadaan baju bagian
atas sobek ketika samapi di pintu rumah ada kakak yang melihatku sambil terdiam, terus
ditanya aku, habis kenapa ko sampai bajunya sobek? Ya aku jawab, abis main sepak bola
kakak lanjut tanya dengan nada tidak percaya dengan jawabku tadi, lalu aku menjawab main
sepak bola tapi pada akhir pertandingan berantem antar kelompok dia pun berjalan ke arah
dapur yang disitu ada ibu yang sedang memasak entah lapor ataupun memberitahu ibu
tentang keadaanku ibu langsung menghampiriku di ruang keluarga dengan wajah marah
tanpa tanya macam-macam dia langsung mencubitku dengan keras sekali dan saya pun
menangis dan ibu memberiku pertanyaan kenapa bisa sampai baju sobek seperti itu dengan
sara tersedak-sedak sambil menangis saya menjawab pertanyaanya. Masalah tidak sampai
disitu saja keesokan harinya ibu cerita kepada paman yang telah terjadi pada diriku rumah
paman yang tetanggaan dengan rumah ibu membuat hal itu terjadi, dan selesai ibu cerita
kepada paman sore harinya paman menemuiku yang sedang memperbaiki sepedaku, kamu
habis berantem ya? Dengan wajah menunduk aku menjawab Iya yang uniknya paman malah
menanyakan”kamu menang apa kalah ?”dengan semangat aku menjawabnya Iya menang kan
saya pesilat dengan wajah tersenyum paman mengatakan tidak apa-apa bertarung kalau demi
melindungi diri dari lawan ,sejak saat itu saya mulai paham dan mengerti maksud dan tujuan
mempelajari silat, kegiatan seperti inilah salah satu contoh kenapa saya sering datang telat ke
sekolah karena badan sakit semua belum lagi kalau ada PR yang harus dikerjakan saya
mengerjakannya pagi sebelum berangkat sekolah jadi waktu berangkat sekolah sedikit
mundur karena itu, hal itu yang membuat saya di omelin ibu setiap dalam perjalanan menuju
ke sekolah, disana disekolah saya menemukan teman-teman dengan berbagai macam karakter
dan sifat yang berbeda satu dengan yang lain namun itulah yang membuat kita bersatu yang
menjadikan sangat akrab satu dengan yang lain, dimasa aku masih MI setiap waktu istirahat
pagi pasti anak-anak sudah mempunyai rencana sebelumnya untuk memainkan permainan
apa saat jam istirahat berlangsung, pada salah satu hari ada temanku yang menyarankan untuk
bermain sepak bola di lapangan yang terletak dibelakang sekolah sedikit bocoran lapangan
yang kami gumakan bukan seperti ekspetasi anda yang terlihat seperti stadion sepak bola
namun lapangan yang kami miliki yakni lapangan tanah persawahan yang ada satu petak
sawah sengaja diwakafkan untuk kepemilikan sekolahan pada saat itu jam 10 an pagi
pertandingan dimulai lawan yang dihadapi biasanya kakak kelas atau pun adik kelas yang
pada saat itu ingin bermain permainan berjalan seru dan asik karena kekuatan kedua tim
seimbang saling berburu gol setelah pertandingan lagi memanas tiba-tiba hujan deras
menerpa kami yang sedang bermain sepak bola dengan asiknya dan pertandingan pun tetap
dilanjutkan sampai lupa waktu ,seharusnya jam setengah 11 sudah masuk kelas namuun
karena lupa bertandingan baru berakhir pada jam setengah 12, akhirnya saya dan teman-
teman memutuskan untuk menghentikan pertandingan karena sudah lelah dan capek, dengan
keadaan badan yang basah kuyub bercampur lumpur kami masih merasa baik-baik saja
dengan keadaan kami yang seperti itu dengan santai dan berkelompok kami pun memasuki
kelas yang didalamny sudah ada anak-anak kelas perempuan yang sedang memperhatikan
guru mengajar, dengan wajah kaget guru kelas itu pun melihat keadaan kami para pasukan
anak laki-laki dengan rupa yang tidak karuan, langsung saat itu juga guru mencubit kami satu
persatu dan memberitahu kepala sekolah atas perbuatan kami, setelah mendengar omongan
guru tadi, kepala sekolah pun langsung menghukum kami dengan tidak diperbolehkan masuk
ruang kelas dan menjemur kami semua dihalaman depan sekolah pada saat itu bertepatan
pada siang hari bolong, makanya ada yang kepanasan ada juga yang malah senang karena
tidak usah mengikuti pelajaran didalam kelas ada juga yang akut kalau orang tuanya sampai
tahu perbuatannya itu takut kena marah orang tua dirumah, setelah jam pulang sekolah tiba
kami anak-anak yang kena hukuman tadi pun langsung menuju parkiran sepeda untuk menuju
rumah masing-masing, seperti biasa teman-temanku pulang kerumah yakni teman yang arah
rumahnya sama, dan ada beberapa anak yang pulang bersamaku, dengan keadaan baju
sekolah yang kotor bercampur lumpur menjadikan kam sebagai bahan tertawaan orang-orang
di sekitar jalan menuju rumah kita, meskipun dijadikan bahan tertawaan kami pun tetap
bersepeda dengan santai dan menikmati setiap kayuhan sepeda karena rumah yang paling
jauh dibandingkan teman-temanku yang lain ada dua teman lagi yang sama jauhnya dengan
rumahku, jadi karena jarak rumahku dan dua temanku tadi hampir sama jauhnya dengan
tempat kami bersekolah menjadikan kami seperti sahabat, setalah samapi dirumah sayapun
langsung menuju kamar mandi belakang untuk melepas bajuku yang penuh dengan lumpur,
namun ibuku datang menemuiku, lalu menanyaiku kenapa kok langsung menuju kamar
mandi? Karena biasa nya sepulang sekolah aku langsung menuju kamarku, lalu aku
menjawab, aku menjawabnya dengan jujur, saya tadi habis bermain sepak bola di sekolah dan
menyebabkan bajuku kotor bercampur lumpur dengan wajah kesal ibu pun mencubitku
namun kali ini aku tidak sampai nangis ketika habis dicubit ibu tidak seperti biasanya, setelah
itu saya menuju kamar untuk ganti pakaian dan dilanjutkan makan bersama ibu, biasanya
kalau ada kakak pasti dia juga ikut namun karena kakak yang kuliah diluar kota membuat
saya hanya makan bersama ibu, setelah selesai makan pada hari saya langsung pamit ibu
untuk main keluar rumah bersama teman-temanku, biasanya kami berkumpul disalah satu
rumah dulu baru setelah itu kami bergegas melakukan permainan, pada hari itu permainan
yang dipilih adalah permainan bola kasti, anak-anak yang kumpul ada 10 orang yng
menjadikan membuat mudah ketika mau membentuk tim yang akan berlawanan, 5 lawan 5
anak ada yang berposisi sebagai tim kandang dan tim tandang dan timku mendapatkan tempat
sebagai tim tandang yang mempunyai tugas memukul bola sekeras dan sejauh mungkin
ketika bola melambung jauh pemukul bola yang berlari menuju tiang satu bila seandainya
seorang pemukul bola tadi gagal melambungkan bola dan hanya sampai jarak yang dekat
pemukul maka itu adalah sebuah keuntungan bagi tim kandang yang berposisi menjaga
lapangan permainan apabila bola yang dipukul terlalu lemah atau pun kurang jauh masih bisa
dijangkau oleh pemain kandang itu memudahkan pemain lawan untuk melemparkan bola
kepada anggota timku yang telah memukul bola tadi dengan demikian tim tandang harus
ikhlas dan berpindah posisi sebagai tim kandang, penilaian dari permainan ini bagaimana
melihat tim yang menang dan kalah hari itu adalah dengan melihat tim mana yang berada
dalam posisi sebagai tim tandang paling lama, misal contoh timku dari awal permainan yang
berposisi sebagai tim tandang atau pemukul dan waktu timku menguasai permainan paling
lama dengan hal itu maka kemenangan didapatkan oleh timku dan setelah bermain saya pun
pulang kerumah untuk membersihkan badan karena saya harus pergi mengaji di TPA (Taman
Pendidikan Al-quran) yang berlokasi didesa sebelah, biasanya aku berangkat jam 4 sore
bersama teman-temanku, namun bukan teman yang tadi bermain denganku, sudah beda
kelompok teman, kalau teman main ada sendiri kelompoknya dan tidak mau kalah teman
yang pergi ke TPA juga ada kelompok sendiri, dengan pakaian muslim dan peci yang sudah
usang tidak menyurutkan semangat untuk mempelajari Al-quran, sedikit bocoran pada saat
itu sebenarnya saya dan teman-teman semangat menuju TPA tidak hanya untuk belajar Al-
quran, namun untuk mendapatkan uang saku lebih karena setiap kali berangkat kita sudah
sepakat dengan orang tua masing-masing kalau tidak mendapatkan uang saku kami tidak mau
berangkat mengaji, kalau dilihat secara kasat mata mungkin seperti kami ini anak-anak
ingusan yang matrialistis namun itu semua karena sebuah alasan yang realistis yakni adalah
masalah perut, setelah saya bermain bersama teman-teman membuat perut lapar karena waktu
yang terbatas membuatku tidak sempat makan sebelum berangkat pergi ke TPA jadi harus
mempunyai uang saku yang lumayan uang bisa membeli bakso pentol atau snack jajanan
ringan yang dapat membuat perut kenyang atau setidaknya tidak kelaparan, setelah itu masuk
kelas TPA untuk belajar membaca Iqro’ saya termasuk salah satu murid bandel diantara
teman-teman saya semasa disitu. Salah satu conth kebandelanku sebagai siswa yakni saat
teman angkatan naik ke jilid iqro’ selanjutnya aku sendiri yang tertinggal dengan terpaksa
saya harus masuk angkatan adik kelas untuk bisa naik ke jilid selanjutnya, meskipun awalnya
malu karena di tertawakan oleh teman sekelasku dulu namun lama-kelamaaan aku merasakan
kelebihan atau keuntungan saya tidak naik kelas ketika TPA yakni lebih banyak mengenal
anak-anak seumuranku yang belum pasti teman-teman yang sekelasku dulu mengenalnya.
Dengan kejadian ini kita dapat belajar tentang sesuatu hal yang terlihat tidak benar atau baik
untuk dilakukan ternyata belum tentu mempunyai dampak yang buruk atau tidak baik kepada
diri kita sendiri sperti yang sudah saya alami malah dampak sebaliknya yang saya dapatkan
yakni bertambahnya teman dan membuat saya lebih termotivasi untuk lebih rajin lagi untuk
belajar lagi. Dari sepenggal cerita diatas saya hanya menceritakan sedikit sekali tentang diri
saya kepada anda, sesuatu cerita yang mungkin secara sekilas seperti tidak memiliki pesan
dan kesan namun saya kira anda hanya kurang dalam membaca dan memahami makna dari
sedikit cerita diatas
Yang Tak Terasa

Oleh : Mz samudra pangestu

Setiap pagi datang

Kubangun dari tempat tidur

Melihat ke jendela

Mentari yang bersinar tanpa henti

Setiap hari demi hari

Yang terlewati

Hanya syukur yang ada

Didalam dada

Tuhan telah memberi kesempatan

Walau diri ini belum tentu melaksanakan

Semua perintah dan kewajiban

Maaf tuhan atas semua kesalahan

Terima kasih tuhan atas semua kesempatan


Naskah

Saya : (Berjalan menuju rumah ivan)

Ivan : Hai Dra, gimana jadi ya?

Saya : jadi van, ayo berangkat

Ivan : Ayo (sambil membawa perlengkapan sepak bola)

Saya : (Berjalan bersama menuju rumah febri)

Ivan : feb, assalamuuaiikum

Febri : Ada apa van?

Ivan : Kamu ikut latihan SSB di lapangan enggak?

Febri : iya ikut dong (sambil sedikit sombong)

Saya : Aku kira kamu enggak ikut feb?

Febri : ikut dong dra ,kita kan anak rajin

Saya : iya anak rajin, rajin kalau pas main

Febri : (tertawa terbahak-bahak)

Ivan : (ikut tertawa juga)

Akhirnya kita bertiga pun berangkat bersama menuju lapangan dengan wajah ceria dan hari
yang gembira tanpa beban satu pun yang ada

Anda mungkin juga menyukai