Anda di halaman 1dari 4

ASPEK KEPRILAKUAN PADA PENGANGGARAN MODAL

A. Faktor-faktor Keperilakuan
Manajer keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat dalam proses
penyusunan jenis anggaran operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupun
dalam pelaporan kinerja setelahnya, manajer keuangan dan akuntan manajemen juga
terlibat dalam proses penyusunan jenis lain anggaran yaitu anggaran modal (capital
budgeting). Karena keterlibatan ini, maka penting bagi mereka untuk menyadari
berbagai faktor, khususnya faktor-faktor keperilakuan, yang sangat mempengaruhi
proses penganggaran modal dan pengambilan keputusan.

A) Definisi Penyusunan Anggaran Modal


Penyusunan anggaran modal dapat didefinisikan sebagai proses
mengalokasikan dana untuk proyek atau pembelian jangka panjang. Keputusan
penyusunan anggaran modal dibuat ketika kebutuhan untuk itu muncul dan
melibatkan jumlah uang yang relatif besar, komitmen jangka panjang, dan
ketidakpastian yang disebabkan oleh panjangnya waktu yang terlibat dan kesulitan
dalam mengestimasikan variabel-variabel pengambilan keputusan (jumlah arus kas,
penentuan waktu, dan seterusnya). Karena melibatkan jumlah dana yang begitu besar,
keputusan anggaran modal yang salah dapat mengakibatkan kebangkrutan, masalah-
masalah arus kas yang sulit, atau paling tidak, kegagalan untuk mengoptimalkan
operasi perusahaan.

B) Jenis dan Pentingnya Faktor-faktor Keperilakuan dari Penyusunan


Anggaran Modal
Identifikasi dan spesifikasi atas proyek potensial memerlukan kreativitas dan
kemampuan untuk mengubah ide yang bagus menjadi suatu proyek yang praktis.
Menurut pemikiran, keputusan yang telah dipilih tersebut akan benar-benar objektif,
tetapi hal tersebut sangatlah tidak mungkin terjadi.
C) Masalah dalam Mengidentifikasi Proyek Potensial
Penting untuk diperhatikan bahwa selalu terdapat minat yang besar dalam
mengevaluasi keberhasilan dari proyek yang dipilih. Akan tetapi, proyek yang
dikorbankan, baik karena tidak adanya identifikasi maupun seleksi, hampir tidak
pernah dipertimbangkan sesudahnya. Hal itu mungkin disebabkan karena biaya
kesempatan dari proyek tersebut lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari
proyek yang dipilih dan diterapkan.

D) Masalah Prediksi yang Disebabkan oleh Perilaku Manusia


Memproyeksikan kemulusan dan kesesuaian dari aktivitas individual maupun
kelompok aktifitas untuk suatu periode selama lima sampai dua puluh tahun adalah
tindakan yang berbahaya. Juga diketahui secara umum bahwa orang-orang belajar
dengan berlalunya waktu ketika mereka mengoperasikan suatu prosedur tertentu.

E) Masalah Manajer dan Ukuran Jangka Pendek


Karena jarang terdapat hubungan satu banding satu antara manajer dan
proyek, maka manajer individual akan mengambil alih proyek-proyek dari
pendahuluan mereka dan memulai beberapa proyek mereka sendiri. Sedikit sekali
proyek yang akan dimulai dan diselesaikan oleh manajer yang sama karena tingkat
perputaran yang cukup cepat (misalnya promosi, transfer, dan seterusnya) yang
terjadi di kebanyakan organisasi.

F) Masalah yang Disebabkan oleh Identifikasi Diri Sendiri dengan Proyek


Manajemen puncak sebaiknya menyadari bahwa proses mencoba untuk
membuat proyek yang buruk terlihat bagus dapat menyiksa bahkan manajer yang
terbaik sekali pun. Sebaiknya terdapat mekanisme yang elegan untuk
“menyelamatkan” proyek sebelum manajer yang sebenarnya sangat bagus
meninggalkan perusahaan atau bertindak secara disfungsional untuk menghindari
keharusan untuk mengakui bahwa suatu proyek yang mereka usulkan tidak berhasil.
G) Pengembangan Anggota dan Proyek Modal
Dalam proses seleksi proyek, manajemen puncak harus mempertimbangkan
apakah proyek yang diusulkan adalah baik untuk pengembangan dari sipengusul
proyek tersebut pada saat ini. Proyek tersebut mungki saja terlalu besar bagi orang
atau divisi tersebut untuk diserap tanpa membuat mereka manjadi putus asa.Dengan
demikian, suatu perusahaan dapat melaksanakan suatu proyek yang melibatkan
sedikit laba atau bahkan tidak sama sekali hanya untuk manfaat pelatihan karyawan.
H) Penyusunan Anggaran Modal sebagai Ritual
Beberapa ilmuan keperilakuan menyarankan bahwa seluruh proses
penyusunan anggaran modal adalah sebuah ritual. Mereka menyarankan bahwa hanya
sedikit proyek yang diajukan oleh manajer tingkat bawah kecuali jika usulan tersebut
memiliki peluang yang bagus untuk disetujui. Terlalu banyak rasa malu dan “hilang
muka” yang diidentifikasikan dengan proyek yang ditolak.
I) Perilaku Mencari Risiko dan Menghindari Risiko
Individu bereaksi secara berbeda terhadap resiko. Beberapa orang tampaknya
menikmati pengambilan keputusan yang beresiko dan berada dalam situasi yang
beresiko sementara yang lain mencoba untuk menghindari hal-hal tersebut. kondisi
tertentu dari tingkat penghindara resiko oleh pengambilan keputusan dalam
penyusunan anggaran modal akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut bereaksi
atas proyek. Berdasarkan kelompok data yang sama, dua pengambil keputusan yang
berbeda kemungkinan besar akan membuat keputusan yang berlawanan bergantung
pada perasaan mereka terhadap risiko.
J) Membagi Kemiskinan
Fenomena “membagi kemiskinan” seringkali memiliki dampak yang penting
dalam proses penyusunan anggaran modal. Hal ini terjadi ketika tersedia lebih banyak
proyek anggaran modal yang potensial lebih menguntungkan dibandingkan dengan
dana yang tersedia untuk mendanainya, suatu kondisi yang disebut dengan
rasionalisasi modal.
B. Tampilan Rasio
Dalam meninjau faktor-faktor ini, juga dicatat bahwa terdapat masalah-
masalah yang ditimbulkan oleh kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memilih
proyek modal dan kebutuhan akan kreativitas dan penilaian manusia. Kesimpulannya,
seseorang dapat mengatakan bahwa proses penyusunan anggaran memiliki tampak
muka rasionalitas, terutama ketika model matematis yang rumit digunakan. Model
matematis tersebut memberikan atmosfer kepastian, logika, dan ilmu pengetahuan.
Tetapi, yang mendasari proses pengambilan keputusan adalah faktir-faktor
keperilakuan yang disebutkan dalam bab ini. Sayangnya, para pengambil keputusan
mungkin tidak ingin mengakui bahwa faktor-faktor manusia yang irasional mungkin
menjadi faktor yang terpenting dalam penerimaan atau penolakan terhadap suatu
proyek tertentu.

C. Saran-saran Perbaikan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh yang
merugikan dari faktor-faktor keperilakuan manusia terhadap proses penyusunan
anggara modal? Pertama, adalah penting bahwa mereka yang terlibat dalam
penyusunan anggaran modal menyadari faktor-faktor keperilakuan yang melekat pada
proses tersebut. dimana mungkin, faktor-faktor ini sebaiknya tidak diperbolehkan
untuk mengaburkan data keputusan yang relevan dan yang bersifat lebih rasional.
Sementara dalah tidak mungkin untuk tidak sama sekali menghilangkan faktor-faktor
manusia, suatu pendekatan yang berhasil akan menekankan pada kesadaran akan
faktor-faktor tersebut dan uasaha-usaha untuk mengendalikan dampaknya yang
disfungsional. Kesimpulannya, disarankan bahwa mereka yang terlibat dalam proses
penyusunan anggaran modal dan dalam manajemen proyek modal sebaiknya paling
tidak menyadari akan faktor-faktor keperilakuan yang terlibat. Paling tidak, mereka
sebaiknya mengambil langkah-langkah aktif untuk memastikan bahwa faktor-faktor
keperilakuan dari penyusunan anggaran modal tidak menghasilkan keputusan yang
suboptimal.

Anda mungkin juga menyukai