Filsafat Yunani Kuno
Filsafat Yunani Kuno
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Periode Yunani Klasik mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada
waktu Athena dipimpin oleh perikles kegiatan politik dan filsafat dapat berkembang
dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato (rethorika) dinamakan
kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum muda.
Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia, sebagaimana
yang dikatakan oleh prothagoras, manusia adalah ukuran untuk segala-galanya.1
Ciri umum filsafat Yunani ialah rasionalisme. Rasionalisme Yunani mencapai
puncaknya pada orang-orang sofis. Kata sofis terkandung pengertian tipuan, hipkret
dan sinis menurut filosof, mereka itu adalah orang-orang yang kurang terpelajar,
baik didalam sains maupun filsafat. Mereka orang-orang yang menjual kebijakan
untuk memperoleh materi. Orang-orang sofis beranggapan bahwa semua
pengetahuan adalah relative kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang bersifat
umum. Pemikiran sofis itu mempunyai ciri berupa pandangan yang saling
bertentangan. Dalam moral pun mereka dikatakan menganut moral yang relative,
jadi buruk baik itupun bersifat relative. Misalnya hippias mengajarkan moral yang
mengajarkan keadilan yang absolute. Pendek kata, bagi orang-orang sofis tidak ada
generalisasi atau tidak ada kebenaran umum. Akan tetapi orang-orang sofis begitu
popular. Oleh sebab itu kaum filosof menentang mereka mati-matian. Bila seorang
sofis datang ke athena murid-muridnya mendengarkan ocehannya dan dianggap
sebagai wahyu begitu pula bila Protagoras dan gorgias telah berbicara,
2
pembicaraannya menjadi bahan yang diperdebatkan oleh kalangan terpelajar
Athena.2
1) Socrates
Socrates lahir pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399
SM. Socrates adalah seorang penganut moral yang absolute dan meyakini
bahwa menegakkan moral merupakan tugas filosof, yang berdasarkan ide-
ide rasional dan keahlian dalam pengetahuan. Socrates tidak pernah
meninggalkan tulisan tentang pemikirannya. Ajarannya kita peroleh dari
tulisan muridnya terutama.
Menurut pendapat Socrates tidak semua kebenaran itu relative.
Untuk membuktikan adanya kebenaran yang objektif, Socrates
menggunakan metode yang bersifat praktis dan dijalankan melalui
percakapan-percakapan ia menganalisis pendapat-pendapat setiap orang
mempunyai pendapat mengenai salah dan tidak salah. Metode yang
digunakan Socrates biasanya disebut dialektika yang berasal dari kata
Yunani dialegesthai artinya bercakap-cakap atau berdialog. Metode
Socrates disebut dialektika karena dialog mempunyai peranan penting di
dalamnya.
Socrates membuktikan kepada orang sofis bahwa pengetahuan yang
umum ada yaitu definisi jadi orang sofis tidak seluruhnya benar yang benar
ialah sebagian pengetahuan bersifat umum dan sebagian pengetahuan
bersifat khusus sedangkan yang khusus itulah pengetahuan yang
kebenarannya relatif .Dengan mengajukan definisi itu Socrates telah dapat
menghentikan laju dominasi relatifisme kaum sofis dan orang Athena mulai
kembali memegang kaidah sains dan agama.
2 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung : PT, Remaja Rosda Karya, 2010) hlm. 50
3
Plato memperkokoh tesis Socrates ia mengatakan kebenaran umum
itu memang ada. Kubu Socrates semakin kuat, orang sofis semakin
kehabisan pengikut lalu orang sofis menuduh bahwa Socrates menyesatkan
dan merusak pikiran kaum muda dan menolak dewa-dewa yang diakui
Negara. Karena itu Socrates diadili oleh hakim Athena sebagaimana
keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280
mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya. Socrates sebenarnya dapat
lari dari penjara, sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para
sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu
"kontrak" yang telah dia jalani dengan hukum di kota Athena. Dan dalam
Phaedo karya Plato, melukiskan pula bagaimana Socrates pada suatu senja
dengan tenang meminum racun, dikelilingi oleh para sahabatnya . Kematian
Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa
peradilan paling bersejarah.
2) Plato
Plato lahir di Athena pada tahun 428 SM., dan meninggal pada tahun
348 SM. Plato adalah salah seorang murid dan teman Socrates. Menurut
Plato, kebenaran (definisi) itu bukan dibuat dengan cara dialog yang
induktif seperti pada Socrates, pengertian umum itu sudah tersedia di alam
ide. Definisi pada Socrates dapat saja diartikan tidak memiliki realitas.3
Plato mengatakan : realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yaitu
dunia indrawi dan dunia ide. Dunia indrawi mencakup benda-benda jasmani
yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi
ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia idea. Selalu
terjadi perubahan, Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini
fana, dapat rusak, dan dapat mati. Dunia idea adalah dunia yang hanya
terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea
bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea “yang bagus”,
yang indah Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya
3 Ibid.
4
merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga
mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual.
3) Aristoteles
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, Yunani Utara. Pada
usia 17 tahun Aristoteles dikirim ke Athena dan dimasukkan ke academia
Plato selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah
Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander putra raja Philip di
Macedonia. Saat Alexander berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke
Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian
mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum yang
dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Terjadilah persaingan hebat antara
lyceum dan akademi. Persaingan ini mendorong Aristoteles untuk
meningkatkan penelitiannya. Hasilnya ia tidak hanya menjelaskan prinsip-
prinsip sains, tetapi juga mengajarkan politik, retorika, dan dialektika. Lama
kelamaan posisinya di Athena tidak aman. Orang-orang Athena yang anti
Macedonia memandang Aristoteles sebagai penyebar pengaruh yang
5
bersifat subversive, makanya ia berfikir lebih bijak untuk meninggalkan
Athena. Ia juga dituduh sebagai ateis lalu pindah ke Chalcis dan meninggal
di sana tahun 322 SM.
Di dalam dunia filsafat, Aristoteles dikenal sebagai bapak logika.
Logikanya disebut tradisional karena nantinya berkembang apa yang
disebut logika modern. Logika Aristoteles itu sering juga disebut logika
formal. Pemikiran filsafat Yunani mencapai puncaknya pada Aristoteles ia
mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan adalah mencari
penyebab-penyebab objek yang diselidiki. Setiap kejadian mempunyai
empat sebab yang semuanya harus disebut, bila manusia ingin memahami
proses kejadian segala sesuatu. Keempat penyebab itu menurut Aristoteles
adalah :
1. Penyebab material (material cause) : bahan dari mana benda dibuat
2. Penyebab formal (formal cause) : bentuk yang menyusun bahan
3. Penyebab efisien (efficient cause) : sumber kejadian
4. Penyebab final (final cause) : tujuan yang menjadi arah seluruh
kejadian.
5 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung : PT, Remaja Rosda Karya, 2010), hlm. 59-63
6
C. Epistemologi dan Ontology Pada Periode Klasik Yunani Kuno
a) Epistomologi
Berasal dari kata Yunani, episteme dan logos. episteme adalah
pengetahuan atau kebenaran dan logos adalah pikiran, teori atau kata.
Runes dalam kamusnya (1971) istilah epistomologi disebut dengan filsafat
pengetahuan. 7 Pengetahuan manusia ada 3 macam yaitu: pengetahuan
sains, pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik. Pengetahuan itu
diperoleh manusia melalui berbagai cara dan berbagai alat. Ada berbagai
aliran yang berbicara tentang ini :
b) Ontology
Setelah membenahi cara memperoleh pengetahuan, filosof mulai
menghadapi objek-objeknya untuk memperoleh pengetahuan. Objek-
objek itu dipikirkan secara mendalam sampai pada hakikatnya. Hakikat
ialah realitas (kenyataan yang sebenarnya). Beberapa aliran dalam bidang
ontology :
6 http://www.a-filsafat.com/2015/10/ontologi-apa-itu-hakikat.html
7 Surajiyo, filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2013), hlm. 24.
7
▪ Skeptisisme (hakikat tidak akan pernah bisa di mengerti dan
ditangkap oleh manusia kalau pun bisa hakikat yang di dapatkan
manusia tetap meragukan)
8 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung : PT, Remaja Rosda Karya, 2010),
hlm. 23-30.
8
2. Plato
a. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat
rusak, dan dapat mati
b. karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada
adalah tiruan (mimesis) dari yang asli.9
3. Aristoteles
a. Logika : biasanya disebut organon (alat) membentangkan tentang
pengertian, putusan, syllogismus, bukti dan lain-lain.
9 https://en.wikipedia.org/wiki/Plato
10 https://bud1purn4m4.wordpress.com/2011/04/13/pemikiran-aristoteles-tentang-filsafat/
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan jalan pikiran dalam filosofi tidak terjadi secara tiba-tiba. Ini
ternyata benar dengan timbulnya Filosofi Klasik Yunani. Seperti dissebut di atas,
aliran sofisme mulai mengubah pandangan kemanusiaan sebagai makhluk yang
berpengetahuan dan berkemauan. Tetapi sofime terlalu mengemukakan pendirian
yang subyektif, relatif dan skeptis. Sebab itu tak mungkin ia menjadi suatu sistim
pengetahuan yang bulat. Sofisme tidak lebih dari masa pendahuluan ke zaman
klasik.
Tiga tokoh filosofi Yunani klasik kuno. yakni, Sokrates, Plato, dan Aristoteles.
Pada zaman itu muncul aliran epistemology yang membahas tentang bagaimana
cara memperoleh pengetahuan atau darimana sumber pengetahuan dan ontology
yang membahas tentang Apa hakikat dari obyek pengetahuan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11