Anda di halaman 1dari 2

Urtikaria merupakan gejala dari proses hipersensitivitas (kepekaan yang meningkat) tipe I,

atau biasa yang dikenal dengan istilah alerg (allos-lain, ergon-kerjaan, work). Dalam proses ini
terlibat imunoglobin IgE, yang dihasilkan oleh sel plasma karena adanya rangsangan oleh
antigen atau allergen. Zat kebal tersebut terdapat larut didalam serum dalam jumlah yang sangat
kecil, dan pada anjing IgE adalah 20-400 µg/ml. karena cenderung mudah terikat pada sel, yaitu
mast cell dan basofil dan kadang juga neutrofil, zat kebal tersebut memilliki sifat sitofilik atau
sitotropik. Pengikutan pada sel-sel diatas terjadi pada bagian tertentu, yaitu pada bagian CH3 dan
CH4 dari FC portion, dari IgE, hingga sel-sel tadi menjadi lebih peka terhadap rangsangan oleh
antigen, atau allergen. Individu yang sel-selnya telah menjadi peka dikenal sebagai individu yang
alergis atau atopic. Kdang-kadang peristiwa alergi sedemikian berat dan bersifat sistemik, tidak
bersifat local, hingga dapat bersifat mematikan. Peristiwa alergi yang demikian dikenal denga
istilah anafilaksi (Tizard, 1977; Gondon II, 1974).
Mast cell yang berukuran besar, 15-20 µm garis tengahnya, terdapat diseluruh tubuh didalam
jaringan ikat. Didalam sel tersebut terdapat sebuah ninti yang besar, serta butir-butir granuler
yang berisi berbagai senyawa, vaso active factors, yang berperan aktif didalam proses radang
maupun proses perbaikan struktur jaringan. Senyawa-senyawa tersebut, yang terbebaskan bila
terjadi kerusakan sel atau jaringan, meliputi histamin, heparin, serotonin,bradikinin, slow-
reacting substance of anaphylaxis (SRA-A), asam hialuronat, prostaglandin dan eosinophil
chemotactic factor of anaphylaxis (ECF-A). tidak semua senyawa tersebut sekaligus berperan
didalam proses hipersensitivitas tipe I.
Basofil, yang merupakan 0,5-2% dari seluruh sel darah putih yang terdapat didalam peredaran
darah, semula diduga identik dengan mast cell. Antara keduanya dapat dibedakan dengan
mikroskop electron, dan tidak dengan mikroskop biasa. Sampai saat ini diketahui bahwa butir-
butir granuler basofil mengandung histamine dan SRS-A.
Terjadinya urtikaria dimulai dengan adanya rangsangan individu yang alergis oleh allergen.
Karena reaksi antigen (allergen) dengan zat kebal IgE yang terikat pada permukaan sel, IgE akan
terlepas dari sel tersebut, dan hal itu akan itu menyebabkan pecahnya sel, yang diikuti dengan
terbebasnya butir-butir granuler (degranulasi) ke dalam ruang antara sel, disela-sela jaringan.
Karena kontak dengan jaringan interseluler isi butir-butir akan terbebaskan. Senyawa yang
terbebabaskan tadi, terutama histamin mampu menyebabkan kenaikan permeabilitas kapiler,
karena efeknya terhadap sel-sel endotil, terjadinya kejang otot polos, serta terjadinya reaksi
radang. Reaksi jaringan terutama terjadi didaerah-daerah yang sel-selnya telah mengalami
kenaikan kepekaan, dari daerah sekitarnya. Pada kulit reaksi terjadi pada lapisan dermisnya, dan
berbentuk seperti urtika. Bila reaksi radang yang disetai oedema jaringan mengenai selaput
lender saluran pernafasan dapat mengakibatkan kematian penderita

Anda mungkin juga menyukai