Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan

keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para

usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu melancarkan tugas

manajemen sangat menonjol, khususnya dalam melaksanakan fungsi

perencanaan dan pengawasan. Permasalahan yang dihadapi dalam instansi

pemerintahaan semakin kompleks serta berfariasi, maka diperlukan

informasi yang baik dan akurat untuk pengambilan keputusan. Sistem

pengendalian yang diterapkan dalam instansi pemerintahaan dikenal

dengan nama sistem pengendalian intern (internal control system).

Tujuannya adalah agar di dalam suatu perusahaan tercipta kondisi yang

sehat dimana harta perusahaan terpelihara dan terjaga dengan baik.

Sistem ini diadopsi oleh beberapa instansi pemerintah dan

perusahaan baik dalam perusahaan industri, manufaktur, perusahaan jasa

yang dikelola murni swasta maupun perusahaan publik BUMN.

Mekanisme pengendalian intern serta melakukan audit internal akan

memberikan keyakinan memadai bahwa kecurangan dan kesalahaan dalam

pelaporan keuangan dapat dicegah atau dideteksi secara dini.

Restrukturisasi organisasi dalam upaya penyempurnaan struktur

organisasi, meningkatkan kualitas karyawan, dan kebijakan selalu

mengacu pada paradigma kemajuan zaman.


2

Laporan keuangan adalah merupakan produk atau hasil akhir dari

suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan

informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses

pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan

juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability dan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu instansi pemerintah mencapai

tujuannya. Laporan keuangan berpedoman pada Standar Akuntansi

Keuangan yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.

Informasi keuangan dalam instansi pemerintah berbentuk laporan-

laporan keuangan yang terdiri dari : laporan neraca, laporan laba rugi, dan

laporan sumber dan penggunaan dana. Neraca menggambarkan posisi

keuangan instansi pemerintah pada suatu tanggal tertentu , sedangkan

laporan laba rugi menggambarkan jumlah hasil , biaya dan laba atau rugi

instansi pemerintah pada suatu periode tertentu, dan laporan sumber dan

penggunaan dana memuat sumber dan pengeluaran selama satu periode

serta menggambarkan laporan perubahan dana (modal kerja) atau kas.

Para ahli menjelaskan bahwa neraca adalah laporan yang

menggambarkan keadaan masa kini, laba rugi menggambarkan keadaan

masa lalu, dan laporan perubahan dana menggambarkan keadaan masa

yang akan datang, karena informasinya dapat digunakan untuk melakukan

prediksi di masa yang akan datang.

Salah satu sarana penunjang dan sarana pendukung dalam instansi

pemerintah adalah penggunaan Aktiva tetap. Aktiva tetap adalah aset


3

berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan

pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Apabila aktiva

tetap dan penyusutannya disajikan dalam laporan keuangan secara tidak

wajar, maka akan memberikan informasi yang menyesatkan bagi pemakai

laporan keuangan tersebut, pada akhirnya menyebabkan keputusan yang

akan diambil menjadi tidak tepat karena didasarkan pada data yang tidak

wajar.

Untuk mengetahui wajar tidaknya suatu laporan keuangan, maka

diperlukan audit terhadap laporan keuangan tersebut. Audit atas aktiva

tetap pada laporan keuangan di suatu instansi pemerintah dapat dilakukan

oleh pihak kantor akuntan publik yang bertugas untuk melakukan

pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengelolaan APBN baik berkenan

dengan keuangan mau pun non keuangan. Pedoman yang digunakan oleh

instansi pemerintah seharusnya berpegang kepada Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 tentang Akuntansi Aktiva Tetap dan

No.17 tentang Penyusutan Aktiva Tetap.

PSAK No.16 mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk aktiva

tetap yang terdiri dari definisi dan kriteria aktiva dikatakan sebagai aktiva

tetap. Sedangkan pada PSAK No.17 mengatur tentang penyusutan aktiva

tetap dengan tujuan untuk mengatur pembebanan penyusutan aktiva tetap

yang dapat disusutkan.


4

Salah satu dari instansi pemerintah yang menggunakan aktiva tetap

dalam operasi instansinya adalah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Kaltim dan Kaltara Kantor Cabang Samarinda di Samarinda. Instansi ini

bergerak di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang sesuai

dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, DJKN menjalankan 5 program, yang

mencakup Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di

bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang, Pelaksanaan

kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang,

Penyusunan standardisasi, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di

bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang, Pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara,

dan lelang, Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Dengan penyelenggaran yang makin maju, program DJKN tidak hanya

bermanfaat kepada negara dan masyarakat tapi juga berperan aktif dalam

meningkatkan pertumbuhan perekonomian, infrastruktur, SDM bagi

kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kaltim dan Kaltara Kantor

Cabang Samarinda di Samarinda memiliki aktiva tetap antara lain : tanah,

bangunan, kendaraan, mesin, dan peralatan, perangkat keras, dan peralatan

lain-lain. Metode penyusutan yang digunakan oleh DJKN adalah metode

garis lurus.
5

Diduga pada perhitungan dan penyajian aktiva tetap yang telah berakhir

masa manfaatnya tetapi pada tahun tersebut oleh Direktorat Jenderal

Kekayaan Kaltim dan Kaltara seluruh nilai buku yang tersisa belum

disusutkan. Jika hal ini terbukti benar, maka akan menyebabkan keputusan

yang diambil oleh DJKN mengenai aktiva tetap tersebut menjadi tidak

tepat karena didasarkan pada data yang tidak wajar.

Laporan keuangan dapat dikatakan wajar apabila telah sesuai

dengan prinsip akuntansi berterima umum yaitu PSAK, khususnya PSAK

No.16 tentang Akuntansi Aktiva Tetap dan No.17 tentang Akuntansi

Penyusutan Aktiva Tetap.


6

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka garis besar dari

permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah pengukuran,

penyajian, dan pelaporan aktiva tetap pada Direktorat Jenderal Kekayaan

Kaltim dan Kaltara kantor cabang samarinda di Samarinda telah disajikan

secara wajar sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No.16 dan No.17?”

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

1.3.1.1. Untuk mengetahui pengukuran, penyajian, dan pelaporan

aktiva tetap.

1.3.1.2. Untuk menilai sistem pengendalian internal atas aktiva

tetap.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1.3.2.1. Sebagai bahan informasi dan evaluasi kepada pihak

manajemen Direktorat Jenderal Kekayaan Kaltim dan Kaltara

kantor cabang samarinda di Samarinda dalam membuat kebijakan

atas aktiva tetap.

1.3.2.2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Direktorat

Jenderal Kekayaan Kaltim dan Kaltara kantor cabang samarinda


7

di Samarinda dalam menyajikan informasi tentang aktiva tetap

secara wajar.

1.3.2.3. Sebagai media bagi penulis untuk mengaplikasikan teori

yang diperoleh selama perkuliahan dan bahan untuk menambah

wawasan dan pengalaman serta ilmu pengetahuan tentang audit

internal terhadap aktiva tetap.

1.3.3. Sistematika penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini terdiri dari Latar Belakang, Perumusan Masalah,

Tujuan dan Kegunaan Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Dasar Teori

Pada bab ini menggambarkan secara umum mengenai Pengertian

Pemeriksaan Akuntansi, Standar Auditing, Struktur Pengendalian

Intern, Pengertian Aktiva Tetap, Bukti Pemeriksaan, Kertas Kerja

Pemeriksaan Aktiva Tetap dan Definidi Konsepsional.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membuat metode pendekatan yang memberikan definisi

operasional penelitian yang dilakukan, rincian data yang

diperlukan, jangkauan penelitian, teknik pengumpulan data dan

alat analisis.
8

Bab IV Hasil Penelitian

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang dilakukan penulis yang

meliputi Gambaran Umum Direktorat Jenderal Kekayaan Kaltim

dan Kaltara kantor cabang samarinda di Samarinda, Struktur

Organisasi, Neraca dan Laporan laba rugi.

Bab V Analisa dan Pembahasan

Bab ini merupakan analisa dan pembahasan terhadap data-data

yang telah diperoleh dari perusahaan berdasarkan teori-teori yang

berkaitan dengan pembuktian hipotesis yang telah diajukan.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan yang

ditarik penulis berdasarkan bab-bab sebelumnya dan saran-saran

perbaikan dari penulis yang dianggap perlu.

Anda mungkin juga menyukai