Anda di halaman 1dari 90

Sumber Energi

(Golongan 4)
 Crumbles Bahan makanan yang dipelet
dikurangi ukurannya dengan menggunakan
gilingan.
 Range cubes Pelet yang besar yang dimaksud
disebarkan diatas tanah untuk makanan
ternak. Sinonim: 'range wafers'.
 Fines (halus) Bahan/material yang dapat
menembus/metalui ayakan yang penampang
lubangnya lebih kecil daripada ukuran
minimum untuk "crumbles, pellets", atau
substansi seperti misalnya ampasjeruk ('citrus
pulp').
 Mash, suatu campuran dari bahan-bahan
makanan dalam bentuk tepung. Sinonim:
'mash feed'.
 Meal, suatu bahan makanan yang digiling
atau dikurangi ukurannya, sedikit lebih besar
daripada tepung.
 Scratch grain bijian utuh, pecah atau
potongan.
 Pellets (pelet) Bentuk masa bahan makanan
atau makanan yang dibentuk dengan
menekan dan memadatkannya melalui lubang
cetakan secara mekanis. Sinonim: pelet
bahan mkanan, pelet keras.
 Beans (biji leguminose) Khususnya tanaman
dari genus Phaseolus, Dolichos, and Vigna.
 Bran(dedak) Perikardium dari bijian.
 Cobs=janggel
 Germ (lembaga) embrio (bakal tanaman) dari
suatu biji.
 Gluten substansi yang kuat, kental dan
mengandung nitrogen yang tersisa
setelah'pencucian/pembersihan tepung
gandum atau padian yang lain pada waktu
pengambilan pati.
 Husk (jenjet) Lembaran yang menyelimuti/
melapisi biji jagung; Lapisan terluar dari biji
atau butiran, khususnya yang kering dan
bermembran.
 Kernel pada tanaman bijian, keseluruhan biji
(grain) pada spesies lainnya, suatu biji yang
telah diambil sekamnya.
 Middlings Limbah (produk sampingan) dari
penggilingan yang mengandung beberapa
proporsi endosperma, dedak dan lembaga.
 Polishings (bekatul) Limbah padi/gabah
terdiri daft sisa yang halus yang tertimbun
pada saat penyosohan/ penggosokan beras
(setelah sekam dan dedak halus diambil).
 Pod (polongan) Kulit biji yang dapat membuka
atau buah (e.g., karcang-kacangan atau
polongan kacang).
 Peel (kulit) Lihat "skin" (lstilah internasional).
peelings (kulit) Lapisan terluar dari buah-buahan
dan sayuran yang telah diambil. pith
Contoh : Kulit ubi kayu
 Tallow lemak hewan dengan titer lebih dari 400
C.
 Tubers (tuber/umbi) batang yang tebal pendek
dan berair, atau risoma, yang biasanya terbentuk
didalam tanah dan membentuk daun yang kecil-
kecil, masingmasing dengan bakal tunas yang
mampu berkembang menjadi tanaman baru
(e.g., kentang).
 Bahan makanan dapat dikatakan sebagai
sumber energi bila pada bahan makanan itu
unsur nutrisi terbesar yang dikandungnya
adalah energi dan unsur lainnya kecil atau
bersifat melengkapinya saja. Termasuk
kelompok ini adalah bahan – bahan dengan
protein kasar dengan kurang dari 20% dan
serat kasar kurang dari 18% atau dinding sel
kurang dari 35%.
 Kelompok serealia/ biji-bijian (jagung,
gandum, sorgum), kelompok hasil sampingan
serealia (limbah penggilingan), kelompok
umbi (ketela rambat, ketela pohon, dan hasil
sampingannya
 PK < 20 %, SK < 18 % atau dinding sel < 35%
 Lemak 2 – 4%, kadang kadang > 10%
 Ca tidak mencukupi kebutuhan ternak, P
 Komponen utama karbohidrat. Bijian ¾
bagian pati dengan kecernaan 95%
 SK bervariasi  mempengaruhi kecernaan
 Bulky  pengenyang. Korelasi Bulky dengan
TDN. Kenaikan 1% SK menurunkan 5% TDN
 Biji-bijian
keluarga rumput-rumputan
(gramineae)
 By product pengolahan bijian
 Bahan cair mengandung karbohidrat tinggi
(eg: molases)
 Lemak & minyak
 Umbi-umbian
• Sumber energi yang sering digunakan dalam
ransum ternak, mudah dicerna dan palatabel
• 87% dalam ransum  penimbunan asam
lemak tak jenuh  lemak tubuh menjadi
lembek
• Kandungan & kualitas PK relatif rendah 
50% protein jagung adalah zein lisin &
tripthopan
• Vit A pada jagung kuning
• Komposisi zat makanan dipengaruhi oleh
varietas, lingkungan dan prosesing
 Dent Corn ( Zea mays indentata)
 Flint Corn (Zea mays indurata)
 Flour Corn (Zea mays amylaceae)
 Pop Corn (Zea mays everta)
 Sweet Corn (Zea mays saccharata)
 Waxy Corn
 Pod Corn (Zea mays tunicata)
• Dent corn jenis jagung yang penting di AS  budi
daya di Corn Belt
• Varietas komersil warna kuning dan putih
• Opaque-2 dan Floury-2  kandungan Asam amino
yang lebih baik Zein dan glutelin ( Lisin )
• Protein 73% dalam endosperm (zein) 23%
dalam embrio (glutelin, globulin, albumin dll)
• Jagung kuning dan putih memiliki komposisi
kimia yg sama
• Jagung kuning  crytoxanthin (perkusor vit A),
pigmen kuning (xanthophylls)
Jagung
• Jagung merupakan
sumber energi untuk
ternak monogastrik
seperti ayam, itik, puyuh,
dan babi karena
kandungan metabolizable
energy (ME), yaitu
sebesar 3394 kkal/kg.
menyumbang lebih dari
separuh energi yang
dibutuhkan ayam
Jagung
• Kandungan pati biji jagung
tinggi serat kasar yang relatif
rendah sehingga cocok untuk
pakan ayam.
• Jagung kuning dan jagung
putih memiliki komposisi kimia
yang sama,
• Jagung kuning memiliki kan-
dungan crytoxanthin (prekusor
vitamin A) yang cukup tinggi.
juga meng-andung xanthophyll
yaitu pigmen kuning menyum-
bangkan warna pada kulit dan
kuning telur pada unggas.
Jagung
• Biji jagung terdiri atas
endosperm 85 % yang sebagian
besar merupakan pati, embrio
dan scutelum 10%, pericarp dan
lainnya 5 persen.
• Komposisi zat makanan jagung,
yaitu protein kasar 10,1 persen,
lemak kasar 4,2 persen, serat
kasar 2,2 persen (NRC, 1984)
• Asam-asam lemak yang terdapat
pada jagung mencakup asam
linoleat 59 persen, oleat 27
persen, palmitat 12 persen,
stearat 2 persen, linolenat 0,8
persen, dan arachidonat 0,2
persen
Komposisi Kimia Jagung
Berdasarkan Bobot Kering

Komponen Biji Utuh Endosperma Lembaga Kulit Ari Tip Cap


..............................................%.......................................
Protein 3,7 8,0 18,4 3,7 9,1
Lemak 1,0 0,8 33,2 1,0 3,8
Serat Kasar 86,7 2,7 8,8 86,7 -
Abu 0,8 0,3 10,5 0,8 1,6
Pati 71,3 87,6 8,3 7,3 5,3
Gula 0,34 0,02 10,8 0,34 1,6
TONGKOL JAGUNG/JANGGEL
• Tongkol jagung/janggel
adalah limbah yang
diperoleh ketika biji
jagung dirontokkan dari
buahnya. Akan
diperoleh jagung pipilan
sebagai produk
utamanya dan sisa buah
yang disebut tongkol
atau janggel (ROHAENI
et al., 2006b).
TUMPI JAGUNG
• Hasil samping yang
dihasilkan pada saat
pemipilan/perontokan
biji jagung selain
tongkol dan merupakan
bagian pangkal dari biji
jagung. Tumpi bersifat
kamba (bulky)
(PAMUNGKAS et al.,
2004).
HOMINI (EMPOK)
• Hasil samping dari industri jagung semolina
yaitu hasil samping dari penggilingan jagung
secara kering (dry milling). Terdiri dari germ
yang sudah diekstrak minyaknya, endosperm
dan kulit luar yang masih menempel pada
fraksi ini.
Maize/Corn Bran
(Dedak Jagung)

• Hasil samping dari industri tepung jagung atau


”semolina”. Terdiri dari bagian luar biji jagung
sebagai komponen utama yang tercampur
dengan beberapa fragmen germ dan partikel
endosperm.
• Dedak jagung merupakan sisa ikutan dari
penggilingan jagung yang banyak terdapat di
daerah-daerah yang makanan pokok
penduduknya adalah jagung, seperti Madura
dan daerah industri dan pertanian jagung
lainnya. Dedak jagung sangat baik diberikan
kepada ternak, hanya cara penyimpanannya
yang agak sulit karena bersifat mudah menjadi
lembab, sehingga cepat rusak.
MAIZE FEED FLOUR

• Hasil samping dari industri tepung jagung atau


semolina. Terdiri dari endosperm sebagai
komponen utama, fragmen germ dan kulit
luar.
MAIZE GERM MEAL, EXPELLER

• Hasil samping dari industri minyak jagung.


Terdiri dari bungkil (minyak diekstrak secara
mekanik) yang masih ada endosperm dan kulit
luarnya.
MAIZE GERM MEAL, SOLVENT
EXTRACTED

• Hasil samping dari industri minyak jagung.


Terdiri dari bungkil (minyak diekstrak dengan
pelarut organik) yang masih ada endosperm
dan kulit luarnya.
SHORGUM
• Memiliki beberapa varietas. Varietas yg dikenal
Shorghum bicolor L. Moench
• Nama lokal di Indonesia  jagung centrik, jagung
cantel, gandrung, gandrum, sela beta atau jagung
gerai
• Biji terdiri atas 3 bagian: 8% kulit luar perikarp,
10% lembaga, 82% daging biji (lembaga)
• Kadar air 11.72 – 11.90%, Karbohidrat 68.89 –
74.02%, Amilopektin 72 – 77%, abu 1,26 – 1.70%
SHORGHUM
• Protein sebagian besar dalam endosperm 9.01
– 12.30%. Fraksi protein : prolamin 32.60 –
68.80%, glutelin 17.40%, albumin dan globulin
1.30 – 7.70%
• Kandungan lemak 1.90 – 3.60%  76% dalam
lembaga, 13% dalam endosperm, 11%
dibagian kulit.
• Kandungan serat kasar 1.26 – 3.05%
Tanin dalam shorghum :
• Faktor pembatas penggunaan biji Shorgum
adanya tanin
• Tanin didefinisikan sebagai polifenol terdapat
di alam dgn berat molekul > 500
• Tanin dapat membentuk ikatan dengan :
protein, pektin, karbohidrat, alkaloid, vitamin
dan mineral
• Warna tanin kuning sampai coklat
Tanin dalam shorghum :
• Tidak larut dalam pelarut non polar seperti ester,
kloroform, dan benzen tapi mudah larut dalam
air dan alkohol
• Tanin pada berbagai jenis tanaman memiliki
struktur kimia yg berbeda , tapi mempunyai sifat
yang sama mengikat dan mengendapkan protein
• Senyawa komplek tannin-protein dpt
mempengaruhi mutu, warna dan rasa bahan
makanan yg menyebabkan aktivitas enzim
terhambat  daya cerna & retensi nitrogen
rendah
Tanin dalam shorghum :
• Tannin dalam sorgum dapat diturunkan
dengan perendaman dalam H2O, HCl, dan
NaOH
• Fermentasi sorgum  menurunkan tannin
dan meningkatkan kandungan PK
• Penggunaan 50% dalam ransum ayam sampai
umur 8 mg dengan kandungan tanin 1% dpt
menurunkan pertumbuhan & daya cerna
protein (Chang & Fuller, 1964)
Pollard
• Pollard merupakan hasil
sisa proses penggilingan
gandum. Proses pengo-
lahan gandum menjadi
terigu menghasilkan
tepung terigu sebanyak
74 persen, sedangkan
hasil ikutannya berupa
bran 10 persen, tepung
bahan lem kayu lapis 3
persen, dan pollard 13
persen.
DEDAK GANDUM (Triticum aestivum)
GANDUM
Penggilingan

Endosperm + Kulit paling luar


pecahan kulit (bran) (10%)

Penggilingan &pengayakan

Tepung terigu Bran + Endosperm


(70%)
Penggilingan &pengayakan

Bahan Lem Kayu Pollard (13%)


(3%)
DEDAK GANDUM (Triticum aestivum)
• Pengolahan gandum  tepung terigu
dilakukan dengan memecah gandum shg
terpisah antara kulit luar dgn endosperm
• Bran ; PK 15%, TDN 70% (Sapi) 71% (domba);
Energi metabolis untuk unggas 1393 kkal/kg; P
1,38%; Ca 0.13%
• Pollard PK 18,7%
Pollard-Kandungan Nutrient
• Pollard kaya akan phospor
(P), ferrum (Fe) tetapi
miskin akan kalsium (Ca).
Pollard mengandung 1,29
persen P, tetapi hanya
mengandung 0,13 persen
Ca. Bagian terbesar dari P
ada dalam bentuk phitin
phospor. Pollard tidak
mengandung vitamin A atau
vitamin lainnya, tetapi kaya
akan niacin dan thiamin
(Cisaruafarm, 2009).
Sekam Gandum
• Biji gandum utuh terdiri
Wheat Pollard
dari tiga komponen
utama yaitu bran (kulit
atau sekam sekitar
13%), endosperma
(sekitar 85%), dan germ
(sekitar 2%).
• Merupakan roduk
samping dari proses
milling gandum
• Bran merupakan lapisan
kasar terluar dari biji.
Bran memiliki 50% hingga
80% mineral dalam biji,
meliputi besi, seng,
tembaga, dan
magnesium, juga cukup
banyak serat, vitamin B,
sedikit protein, senyawa
fitokimia, dan komponen
bioaktif lain.
Pollard-Kandungan Nutrien
• Palatabilitasnya cukup tinggi .
• Pollard mengandung 88,4
persen bahan kering (BK), dan
dalam 100 persen BK pollard
mengandung 17,0 persen
protein kasar (PK), 8,8 persen
serat kasar (SK), 5,1 persen
lemak kasar (LK), 45 persen
bahan ekstrak tanpa nitrogen
(BETN) dan 24,1 persen Abu
(Hartadi, 1993). Menurut
Martawijaya dkk (2004)
pollard mengandung KH 64,75
persen, air 17,35 persen, dan
EM 1.140 kkal/kg.
Pollard-Penggunan pada Ternak
• Penggunaan pollard dalam
komposisi pakan ternak
unggas sekitar 10-30 persen
(Murtidjo, 1987). Selain itu,
penggunaan pollard sebagai
substitusi hijauan pada
domba dengan aras sampai
2 persen dari bobot hidup
dapat meningkatkan
produktivitas domba dan
efisiensi penggunaan pakan
(Rianto dkk, 2006).
Dedak Padi
• Dedak padi merupakan
hasil ikutan proses
pemecahan kulit gabah
kira-kira sebanyak 10%
dari gabah kering.
• Terdiri atas lapisan
kutikula sebelah luar,
hancuran sekam dan
sebagian kecil lembaga
yang masih tinggi
kandungan protein,
vitamin, dan mineral.
Dedak Padi
• Sebanyak 60% terutama dalam
ransum ayam pedaging atau
anak ayam yang sedang
tumbuh ternyata dapat
menekan pertumbuhan (Sayre
et al. 1988). Disarankan untuk
tidak menggunakan dedak
padi lebih dari 30%, namun
bila kualitasnya baik dapat
digunakan sampai 40%.
• Dalam ransum ayam petelur
jumlah penggunaan dedak
padi sampai dengan 45%
masih memberikan hasil yang
memuaskan
• Mengandung Asam Phytat
Dedak Padi
• Komposisi utama dedak
padi adalah protein
kasar 13%, lemak kasar
12%, karbohidrat 40-
49% sebagian besar
terdapat dalam bentuk
pati, sedikit gula
pereduksi (7,8%),
vitamin B dan mineral
kalsium serta fosfor
(Handayani, 1989)
DEDAK PADI (Oryza sativa)
• Di Indonesia ada 3 macam kualitas dedak padi : Dedak
kasar, dedak halus (lunteh) & bekatul
• Dedak kasar: ikutan penumbukan atau penggilingan
pertama  pecahan kulit gabah kasar
• Dedak halus: hasil ikutan penumbukan gelombang ke-2/ ke-
3 atau pengasahan ke-1 / ke-2  selaput beras, perpaduan
dinding buah dan biji, pecahan lembaga & sedikit bubuk
halus kulit gabah
• Bekatul: hasil dari penggilingan kembali beras yg sudah
putih terdiri atas lapisan cuticula sebelah luar dan sebagian
kecil lembaga
• Komposisi bekatul : aleuron, lapisan perikarp, embrio, &
sebagian endosperm yg hancur berupa tepung
Asam Phytat dalam Dedak Padi
• Asam phytat (heksa-fospat inositol) merupakan
senyawa polihidroksi yang berpotensi mengikat bbrp
ion logam  Zn, Fe, Mg, Mn, Ca, dan P dlm sistem
pencernaan  shg tdk dapat dimanfaatkan dlm sistem
metabolisme
• Asam phytat sulit larut dalam air, tahan terhadap panas
• Enzim fitase dapat menghidrolisis asam phytat menjadi
inositol dan asam pospat.
• Asam phytat dapat mengikat protein  fitat-protein
• Bekatul dapat dimanfaatkan dalam ransum ayam buras
20 – 30% (Siregar dan Sabrani, 1980).
Asam Fitat
• Biji-bijian mengandung 60-90% total fosfor (P) dalam bentuk
fitat atau garam fitat. Asam fitat (C6H18O24P6 atau IP6) secara
struktural adalah suatu cincin myo-inositol yang mengikat
penuh 6 fosfat di sekeliling cincin.
• Asam fitat dengan kadar cukup tinggi banyak ditemukan pada
hasil samping atau limbah pengolahan biji-bijian.
• Dedak padi mengandung asam fitat 6.9%. Kandungan asam
fitat pada wheat bran adalah 4.46-5.56%, barley 1.08-1.16%,
jagung 0.76%, oats 0.8-1.02%. Kacang kedelai, repeseed meal,
cottonseed meal, dan sunflower meal berturut-turut
mengandung asam fitat sebesar 0.39%, 0.70%, 0.84%, dan
0.89%
Asam Fitat
Pengaruh Pada Ternak
• Asam fitat dalam ransum nyata dapat
menurunkan rataan akumulasi dan retensi Ca,
Fe, Cu, Mn, dan Zn.
• Asam fitat mudah bereaksi dengan protein
membentuk kompleks fitat-protein yang dapat
menurunkan kelarutan protein.
• Pada ruminansia asam fitat tidak masalah
karena mikroba rumen banyak menghasilkan
enzim fitase.
Bekatul
• Bekatul banyak mengandung asam lemak tdk
jenuh tunggal dan ganda yaitu ; oleat dan linoleat
• Bekatul mengandung α-tokoferol 0.20 – 0.41
μg/100g, betakaroten 0.40 – 0.70 μg/100g
• Keterbatasan bekatul sebagai bahan pakan:
protein rendah, mudah tengik selama
penyimpanan
• Penggunaan bekatul >300g/kg ransum
menurunkan kecernaan bahan kering, asam
amino, menghambat pertumbuhan ayam, dan
kandungan asam phytatnya tinggi (Martin 1998)
Beras 65 – 68%
Padi Dedak padi 8 – 16%

Bekatul 3 – 16%
PENGGILINGAN BERAS

GABAH DIPROSES DENGAN DUA MESIN


• PEMECAHAN KULIT DENGAN MESIN HULLER
• PENYOSOHAN LAPISAN ENDOSPERM
DENGAN MESIN POLISHER
SKEMA MESIN HULLER
SKEMA MESIN POLISHER
PENYARINGAN SETELAH MESIN POLISHER
UBI KAYU (Manihot esculenta. Crantz)
Gaplek
• Ubi kayu yang telah kering
• Secara komersil ada 5 macam produk : pecah
umbi (broken mat), gaplek (chips), Pellet,
irisan (slice), tepung (mash).
• Faktor pembatas sebagai pakan  rendah
asam amino sulfur & adanya glukosida
sianogenik.
• Ubi kayu sangat rendah
kandungan protein di-
bandingkan jagung.
• Jika digunakan sebagai
sumber energi harus
diimbangi dengan pro-
tein tinggi.
• Mengandung racun
HCN (linamarine 95%
dan sisanya lotaus-
trarin)
• Untuk detoksifikasi
dalam tubuh ternak
diperlukan sulfur.
• Penggunaan untuk
unggas 5-10%, babi 40-
70% dan ruminansia
40-90%
Faktor Pembatas Ubi Kayu
• Adanya glukosida sianogenik  > 100mg/kg sangat
beracun, 50 – 100 mg/kg agak beracun, tidak beracun
< 50 mg/kg.
• Keracunan  hidrolisa glukosida sianogenik
(Linamarine & Lotaustraline) oleh enzim linamarase
atau asam  ion sianida
• Hidrolisis trejadi oleh asam  sehingga dpat terjadi
dlm saluran pencernaan
• Keracunan sianida  ganguan metabolik berupa ikatan
sianida thp haemoglobin  terhambatnya oksidatif
enzim Cytochrome oksidase  transport Oksigen
terganggu
HCN (Hidrogen atau Asam
Sianida)/Prussic Acid
• HCN dikenal sebagai hidrogen sianida, Asam ini
tidak mempunyai warna, cairan yang sangat
beracun,
• Digunakan untuk pembuatan sodium sianida dan
potassium sianida
• Toksisitas HCN karena penghambatan kerja enzim
di Mitokondria, sehingga menghambat prosese
respirasi selular.
• Pertama kali diisolasi pada tahun 1704 dan dibuat
pada tahun 1890.
KERACUNAN
• Kerusakan jaringan syaraf
• Terhambatnya pertumbuhan
• Kematian
• Efisiensi penggunaan zat makanan dalam
metabolisme terganggu
• Histoxie-anoxia  pernapasan cepat dan
dalam, pulsus cepat, depresi oblongata dan
mati
PENGGUNAAN UBI KAYU

• 5 – 10% ransum ayam broiler tidak


mengganggu produksi
• Onggok sampai 40% dalam ransum sapi perah
muda, ayam broiler sampai 15%
• Teknik Mengurangi HCN
Merebus, mengupas, mengiris kecil-kecil, merendam
dalam air, menjemur hingga kemudian dimasak
Proses pencucian dalam air mengalir dan pemanasan
yang cukup, sangat ampuh untuk mencegah
terbentuknya HCN yang beracun.
Kadar HCN sangat bervariasi sesuai dengan jenis atau
varietasnya.
Begitupun dengan setiap proses perlakuan
memberikan tingkat penekanan kadar HCN yang
berbeda. jenis ubi kayu yang beracun.
Kategorikan beracun, bila kadar HCN antara 80-100
mg/kg ubi yang
Rata-Rata Nilai HCN Kulit Ubi Kayu dengan
Beberapa Perlakuan
Parameter Dicuci Dikukus Dikeringka Dikukus
n (oven dan
100oC) dijemur
selama 12 matahari
jam selama 12
jam
Kadar 89,32a 16,42b 8,88c 5,76cd
HCN
mg/100 g
Sri Puwanti (2009)
Pengaruh pada Ternak Ruminansia
• Mikroba rumen pada ternak ruminansia mampu
menghasilkan enzim yang dapat merombak HCN
sehingga tidak memberikan efek terhadap induk
semangnya. Di dalam rumen detoksifikasi sianida
melibatkan aktivitas reaksi reduksi dan hidrolisis
oleh enzim protease. Degradasi sianida dapat
terjadi dalam kondisi anaerob dengan produk
fermentasinya berupa asam fosfat dan amonia,
serta adanya mikroba yang mampu
memanfaatkan sianida sebagai sumber energi
(Fallon, 1992).
• Dosis letal untuk sapi 2 mg/kg bobot badan,
domba 2,3 mg/kg bobot badan, babi 22,5
mg/ekor/hari dan ayam 0,4 mg/ekor/hari.
• HCN akan diserap dengan sangat cepat baik
melalui saluran pernafasan maupun usus.
• Gejala keracunan HCN akut pada hewan
adalah : pernafasan dan detak jantung
meningkat, kejang-kejang disusul kematian.
• Pengobatan dapat dilakukan dengan
memberikan camparun 3 gram sodium nitrit
dengan 15 g sodium tiosulfat dalam 30 cc air.
ONGGOK

• Hasil ikutan pembuatan tapioka


• 100 kg ubi kayu  17.5 kg kulit & 82.5 kg
umbi  20 kg tepung tapioka dan 7.5 kg
onggok (Ciptadi & Sutamihardja, 1984)
• Onggok adalah limbah
padat dalam proses
pengolahan ubi kayu
menjadi tepung tapioka.
Persentase tepung
tapioka 20-24%, kulit
luar 2%, kulit 15% dan
onggok 5-15%.
• Angka konversi ubi kayu
ke dalam onggok 6-65%
• Kandungan energi bruto
3558 kkal/kg, PK 2,06%,
SK 21,25%, LK 0,32%,
BETN 73,97%.
• Digunakan untuk ayam
sampai 5-10%
• Penggunakan untuk
ruminansia 40%
• Untuk babi 25-40%.
• Sebagai sumber energi
lebih rendah dibanding-
kan dengan jagung dan
ubi kayu tapi lebih
tinggi dibandingkan
dengan dedak.
PROSES PEMBUATAN ONGGOK
SINGKONG
ONGGOK
DIKUPAS KERING
KULIT
SING-
KONG DIJEMUR TAPIOKA HALUS
DICUCI,
DIPARUT
/DIGILING “ELOD”
(AMPAS) DIAYAK
DIPERAS
ONGGOK TAPIOKA KASAR
BASAH
PERASAN DITUMBUK/DIGILING

DIENDAPKAN SEMALAM DIJEMUR


LIMBAH
DIPISAHKAN CAIRAN DAN ENDAPAN/PADATAN
CAIR
PADATAN
Molases
• Molases atau tetes tebu
merupakan cairan
kental dari limbah
permunian gula dan
merupakan sisa nira
yang telah mengalami
proses kristalisasi.
• Tetes tebu masih
mengandung 50-60%
gula, sejumlah asam
amino dan vitamin
MOLASES ATAU TETES

• Konsentrasi cairan cairan gula, hemiselulosa


dan mineral hasil sampingan dari ekstraksi
material tumbuhan (tebu, beet atau pati)
• Sumber energi yg berisi monosakarida dan
disakarida
• Mengandung mineral dan vitamin terutama
vit B & sedikit protein
Pemanfaatan molases dalam ransum
digunakan untuk :

• Memperbaiki palatabilitas ransum


• Memperbaiki aktivitas bakteri ransum
• Mengurangi sifat berdebu ransum berbentuk
mash
• Pengikat pembuatan pelet
• Energi metabolis molases 2/3 dari jagung
• Dpt digunakan menggantikan 20% bahan
pakan sumber energi dari biji-bijian  namun
sukar dalam pencampuran (lengket)
• 25 – 30% dalam ransum babi  mencret 
tinggi kalium  tekanan osmosa tinggi
Molases
• Kandungan PK 3,94%, LK
0,30%, SK 0,4% abu 11%
dan BETN 74,9
• Mengandung energi
setara 90% jagung dan
digunakan sebagai RAC.
• Digunakan pula untuk
memperbaiki aktivitas
bakteri, mengurangi sifat
berdebu dan bahan
pengikat pellet juga stater
silase
Molases
• Pemberian pada babi
25-30% menyebabkan
mencret karena laksatif
dan kandungan K tinggi
akan meningkatkan
tekanan osmosis
• Penggunaan dalam
ransum Sapi Potong
Maksimum 10%
MEKANISME PROSES PENGOLAHAN
TEBU
Panen Tebu

Pucuk Tebu
13-15%
Pemerasan
Nira

Ampas Tebu
30-35%

Pemurnian
Nira

Blotong 3-4%

Kristalisasi

Molases 3-
4%

Gula
LEMAK DAN MINYAK
Secara umum lemak atau minyak dibagi dua :
• Lemak atau minyak hewan : produk dari
jaringan tubuh hewan atau ternak dikenal
dengan  Tallow
• Lemak atau minyak nabati : ekstraksi minyak
biji-bijian atau daging buah yg mengandung
lemak tinggi
• Lemak mengandung energi sebanyak 2,25 kali
dibanding karbohidrat dan protein
BEBERAPA KEUNTUNGAN LEMAK ATAU
MINYAK DALAM RANSUM
• Mengurangi sifat berdebu dari ransum
berbentuk mash
• Menambah palatabilitas
• Mengurangi tingkat penyusutan oleh alat
selama pencampuran ransum
* Pemakaian lemak atau minyak dalam ransum
mudah tengik sehingga harus ditambah
antioksidan seperti vitamin E
JENIS MINYAK DALAM RANSUM
TERNAK
• Minyak ikan  energi metabolis (EM) 8180
kkal/kg
• Minyak kedelai  EM 8950 kkal/kg
• Minyak kelapa  EM 8950 kkal/kg
• Lemak hewan  EM 6300 kkal/kg
5% minyak ikan dalam ransum babi
menimbulkan bau pada karkasnya
LEMAK DAN MINYAK
• Lemak dan Minyak mengandung energi 2,25
kali lebih besar dibandingkan dengan
karbohidrat dan protein.
• Lemak biasanya berbentuk padat pada kondisi
temperatur kamar dan sebagian besar terdiri
atas asam lemak jenuh, sedangkan minyak
biasanya berbentuk cair dan banyak
mengandung asam lemak tidak jenuh.
JENIS LEMAK ATAU MINYAK
• Lemak/minyak hewan
Produk ini diperoleh dari
jaringan tubuh hewan
atau ternak dikenal
dengan istilah Tallow
• Lemak/minyak nabati
diperoleh sebagai hasil
ekstraksi minyak biji-
bijian atau daging buah
yang mengandung lemak
tinggi
PENGGUNAAN LEMAK ATAU MINYAK
1. Memperbaiki bentuk fi-
sik ransum dengan
mengurangi sifat ber-
debu
2. Menambah palatabilitas
3. Mengurangi tingkat pe-
nyusutan oleh alat se-
lama pencampuran ran-
sum
4. Menambah Energi
PENGGUNAAN PADA TERNAK
• Mengandung EM 8180
kKal/kg pada minyak
Ikan, Minyak kedele
8950 kkal/kg, minyak
kelapa 8950 kkal/kg,
lemak hewan 6300
kkal/kg
• Penggunaan pada ran-
sum unggas maksimum
5%.
• Pada Ruminansia 3-4%
DM

Anda mungkin juga menyukai