Kewajiban Menuntut Ilmu
Kewajiban Menuntut Ilmu
Artinya:ُ “Menuntutُ ilmuُ hukumnyaُ wajibُ bagiُ setiapُ muslimُ danُ muslimah”ُ
(HR. Abu Abdil Barr).
Ini sangat jelas memberitahu kita akan hukumnya menuntut ilmu dalam
agama islam. Jelas kiranya perkara menuntut ilmu ini harus menjadi passion
setiap muslim, menuntut ilmu itu sangat luas cakupan nya, tidak hanya belajar
dalam kelas-kelas atau perkuliahan, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari ada
unsur menuntut ilmu disana. Hal yang perlu digaris bawahi sekali lagi adalah,
tentang niat dalam menuntut ilmu, hendaknya seorang muslim menuntut ilmu
tidak mengharap agar mendapat uang atau penghasilan, melainkan benar-benar
semata karena mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya.
Dari ayat 1 tersebut diatas, maka jelaslah bahwa menuntut ilmu adalah
merupakan perintah lansung dari Allah. karena orang yang menuntut ilmu akan
diangkat derajatnya oleh Allah beberapa derajat, sedangkan ayat yang ke2
menjelaskan bahwa diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan kedudukan
orang yang menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat bagi orang yang
tidak tau masalah agama serta mampu menjaga diri dari hal-hal yang bisa
menjerumuskan kedalam lembah kenistaan.
Dalil Hadits :
ووض ًع ال ِع ْل ِم
ِ على ُك ّل ُم ْس ِل ٍمَ ً ضة َ ب ْال ِع ْلم فَ ْر ْي ُ َطلَ س ْول هللا صلى هللا عليه وسلـم
ُ ع ْْن اَن ٍَس اِب ُْن َمالِكٍ قَ َل قَا َل َر
َبَ غي ُْرأ ْه ِل ِه َك ُم ِق ِلّ ِد ْال َخنَا ِزي ِْر ْل َج ْوه ََرولَلؤْ لُ َؤ َوالذَّه
َ َِع ْند
Artinya :"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari
ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan
ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau
emas".HR.IbnuMajah
Dari hadits tersebut diatas mengandung pengertian, bahwa mencari ilmu itu
wajib bagi setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi laki-laki maupun
perempuan, anak-anak maupun orang dewasa dan tidak ada alasan untuk malas
mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui oleh settiap muslim adalah ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan tata cara peribadatan kepada Allah SWT. Sedangkan
ibadah tanpa ilmu akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan ibadah yang
salah tidak akan dapat diterima oleh Allah. Sedangkan orang yang mengajarkan
ilmu kepada orang yang tidak mengetahui atau tidak paham maka akan sia-sia.
Maksudnya, ilmu itu harus disampaikan sesuai dengan taraf berfikir si penerima
ilmu, memberikan ilmu secara tidak tepat diibaratkan mengalungkan perhiasan
pada babi, meskipun babi diberikan perhiasan kalung emas maka babi tetap
kotor dan menjijikkan.
Ayat ke-23 surah al-Isrāُ diُ atas,ُ menjelaskanُ bahwaُ setiapُ anakُ mestiُ
memberikan perhatian kepada orang tuanya. Sopan santun, baik dalam ucapan
maupun perbuatan merupakan nilai-nilai yang harus dilakukan seorang anak
kepadaُorangُtuanya.ُBahkan,ُucapanُ“ah”,ُ“ih”,ُ“hus”ُyangُbernadaُpenolakanُ
atau pembangkangan terhadap perintahnya adalah dilarang, apalagi sampai
memukul atau perbuatan kasar lainnya yang menyakiti mereka.
Artinya: “DanُKamiُwajibkanُkepadaُmanusiaُagarُ(berbuat)ُkebaikanُkepadaُ
kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka
janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan
akanُAkuُberitakanُkepadamuُapaُyangُtelahُkamuُkerjakan.”
Jadi, jelaslah bahwa perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua
merupakan perintah langsung dari Allah Swt. yang harus dilaksanakan oleh
setiap orang yang beriman. Kepatuhan kepada kedua orang tua merupakan bukti
kepatuhan kepada Allah, dan kedurhakaan kepada keduanya merupakan
kedurhakaan kepada Allah Swt.
Adab terhadap orang tua:
1. Jika orang tua masih hidup seperti berikut.
Mengucapkan salam saat akan meninggalkan atau menemuinya.
Mendengarkan segala perkataannya dengan penuh rasa hormat dan
rendah hati.
Tidak memotong pembicaraannya karena itu akan menyakiti hati
keduanya.
Berpamitan atau meminta izin ketika akan pergi ke luar rumah, baik
untuk bersekolah atau keperluan laiinya.
Mencium tangan kedua orang tua jika akan pergi dan kembali dari
bepergian.
Membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang akan meringankan
beban orang tua.
Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari
keduanya.
Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduannya
sudah tua dan pikun.
Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta
mendoakan keduanya.
Menyambung silaturahim meskipun hanya melalui telepon ketika jarak
sangat jauh.
Memberikan sebagian rezeki yang kita miliki meskipun mereka tidak
membutuhkan.
Selalu meminta doa restu orang tua dalam menghadapi suatu
permasalahan.
2. Jika orang tua telah meninggal dunia.
Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang
ditinggalkannya (utang atau perjanjian dengan orang lain yang masih
hidup).
Menyambung tali silaturahim kepada kerabat dan teman-teman dekatnya
atau memuliakan teman-teman kedua orang tua.
Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu
bapak.
Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan memintakan ampun kepada
Allah Swt. dari segala dosa orang tua kita.