Laporan Gadar
Laporan Gadar
Oleh
Weni Styoningrum
201710461011023
PENDAHULUAN
.
BAB II
JURNAL PENELITIAN
BAB III
PEMBAHASAN
Kriteria eksklusi :
1. Gangguan mental
2. Pasien yang menderita penyakit kritis
3. Kontraindikasi konsumsi cairan (gagal ginjal, hipervolemia,
dan gagal jantung kongestif)
4. Sudah mendapatkan terapi hiperglikemia sesaat sebelum
penelitian dilakukan atau mendapatkan terapi insulin 2 jam
sebelum masuk IGD
3.2.4 Intervensi
1. Memilih sampel secara random
2. Memeriksa kadar gula darah pasien dan jumlah cairan yang
dikonsumsi/didapatkaan sebelum dilakukan pemberian terapi
cairan (menit ke-0)
3. Kelompok intervensi 1 diberikan cairan oral berupa air di dalam
botol dan diberikan 1 liter dalam 1 jam dengan jumlah maksimum
konsumsi air sebanyak 2 liter dalam 2 jam
4. Kelompok intervensi 2 diberikan cairan intravena berupa normal
saline 0,9% dan jumlah maksimum pemberian normal saline via
intravena adalah 2 liter dalam 2 jam
5. Melanjutkan menghitung jumlah cairan yang dikonsumsi pada 2
kelompok intervensi mulai menit ke-30, ke-60, ke-90, dan menit ke-
120
6. Melanjutkan memeriksa kadar gula darah pasien pada menit ke-
30, ke-60, ke-90, dan menit ke-120
7. Memantau adverse effects seperti adanya sesak nafas, nausea,
muntah, dan perubahan status mental. Pemantauan dilakukan setiap
30 menit
8. Membandingkan kadar glukosa darah pasien di kelompok 1
(cairan oral), dan kelompok 2 (cairan intravena normal saline
0,9%).
3.2.5 Comparison
Membandingkan kadar glukosa darah pasien di kelompok 1 (cairan oral),
dan kelompok 2 (cairan intravena normal saline 0,9%). Kadar glukosa
darah dibandingkan mulai 0, 30 menit, 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.
Selain itu, peneliti membandingkan kadar glukosa darah pada kelompok 1
dan kelompok 2 pada menit ke-120.
3.2.6 Outcomes
Sebanyak 48 sampel yang diacak mempunyai kadar glukosa awal yang
mirip. Rata-rata penurunan kadar glukosa darah setelah 2 jam pemberian
intervensi pada kelompok 1 (cairan oraal) adalah 3.4 mmol/L (20.2 mmol/L
menjadi 16.8 mmol/L), sedangkan pada kelompok 2 (cairan intravena
normal saline 0,9%) aadalah 4.0 mmol/L (19.7 mmol/L menjadi 15.7
mmol/L). Tidak terdapat adverse effects yang ditemukan selama proses
intervensi berlangsung sampai proses intervensi berakhir.
3.2.7 Critical thinking
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan
oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin
yang menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel.
Hal itu bisa menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah
meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga
terjadi proses glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan
penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan produksi
glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap kelaparan sel.
Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang mengakibatkan
dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus (polydipsi).
Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan keton
yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton
dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis (Lanny, 2009).
Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat
sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan
sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan
penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah yang membentuk plak
sehingga pembuluh darah menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak itu
telepas akan menyebabkan terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat
menutup aliran darah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain
(tergantung letak tersumbatnya, missal cerebral dapat menyebabkan stroke,
ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal, jantung dapat menyebabkan
miocard infark, mata dapat menyebabkan retinopati) bahkan kematian
(Lanny, 2009).
Normal saline 0,9% adalah cairan kristaaloid yang tersusun
dari Na: 154 mmol/l,Cl:154 mmol/l. Kegunaannya antaraa lain:
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada rentang
kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 –
160 mg /100 ml darah Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian cairan
normal saline 0,9% dan konsumsi air efektif menurunkan kadar glukosa darah
yang tinggi.
4.2 Saran
Perawat sebagai agent of change diharapkan bersikap terbuka terhadap perubahan
yang positif dalam dunia kesehatan dan perawat diharapkan terus menerus
melakukan penelitian yang dapat meningkatkan asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien dan keluarga pasien.
DAFTAR PUSTAKA