Anda di halaman 1dari 22

NARASI PANCASILA & KEBANGSAAN

UNTUK GENERASI MILENIAL


Anita Lie
FKIP, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya
anita@ukwms.ac.id
http://anitalie.wordpress.com1
It was the best of times, it was the worst of times, it was the
age of wisdom, it was the age of foolishness, it was the
epoch of belief, it was the epoch of incredulity, it was the
season of Light, it was the season of Darkness, it was the
spring of hope, it was the winter of despair, we had
everything before us, we had nothing before us, we were all
going direct to Heaven, we were all going direct the other
way – in short, the period was so far like the present period,
that some of its noisiest authorities insisted on its being
received, for good or for evil, in the superlative degree of
comparison only.

-Charles Dickens, A Tale of Two Cities (1859)


2
TRISAKTI
1. Kedaulatan Politik
2. Kemandirian Ekonomi
3. Kekuatan Karakter-Kebudayaan • Sejarah
APA • Aktualisasi Pancasila
• Masa depan Pancasila
Harmoni-Perjuangan

SIAPA:
MENGAPA Narasi Milennial
Pancasila

• Net
• Off-net:
-Asian Games
BAGAI- -Festival Gandrung Banyuwangi
MANA -Nelson Mandela dan sepak bola

TAMANSARI
PERADABAN DUNIA SOFT POWER 3
Mengapa Milenial?

Prof. Akh. Muzakki (2018)


4
Mengapa Milenial?

The Millenials
are the
nation’s link to
posterity.

5
Siapa Milenial?
Generasi Milenial

Penghujung Abad ke-20


hingga dekade pertama Abad
ke-21

90 JUTA 

(20-34 tahun)

6
Karakteristik Generasi Milenial Siapa Milenial?
▪ Sangat terkoneksi
▫ 82% Facebook, 70% Whatsapp, 55% Instagram
▪ Intoleran
▫ 54% tidak bisa menerima pemimpin yang berbeda agama
▪ Loyalis Pancasila
▫ 91% menolak gagasan mengganti Pancasila dengan ideologi lain
▪ Optimisme
▫ Optimis terhadap kemampuan pemerintah dalam menyejahterakan rakyat (75%),
meningkatkan pembangunan (83%), masa depan mereka (95%)
▪ Mondial berakar budaya lokal
▪ Mayoritas milenial (62,2%) berpendapat globalisasi tidak mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa. 50% milenial berpendapat penggunaan bahasa asing
membawa pengaruh baik terhadap bahasa Indonesia namun 85,7%
mengkhawatirkan kebudayaan asing tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

Survei Nasional CSIS (2017) 7


Apa Narasinya?
Historisitas
Penghargaan
thd LIYAN
PANCASILA
dalam persimpangan

TRANSFORMASI

Penggalian
Represi Dispersi Divergensi
Perumusan

Pra & Orde Baru Reformasi Pasca


Kemerdekaan Reformasi
KONVERGENSI
Tafsir Euforia: Politik Identitas:
Kristalisasi
Tunggal Berserakan Populisme Pengakuan
8
Narasi Kebangsaan:

Satu Nusa
Satu Bangsa
Satu Bahasa

9
10
Narasi Ke-Bhineka-an

Okto Larido
https://www.kompasiana.com/oktolarido

11
12
Bgmn Narasinya?
The Power of Story

The 20th century is the


battle between
contradictive stories.
Whose story wins?

the stories perform


fundamental cognitive
function by which the
emotional brains
make sense the
information collected The fear versus hope
by rational brain. narrative

Airlangga Pribadi Kusman PH. D (2018) 13


14
15
Tekonologi menjadi alat
mengomunikasikan Pancasila
kepada generasi milenial.

e Namun, media sosial juga bisa


sm

mengakibatkan segregasi dan


mi
re

polarisasi melalui ruang gema


st
Ek

(echo chambers).

16
Media
The Millenials • Framing
• Agenda Setting
are the • Priming
nation’s link to
posterity.

17
18
19
20
Profil Milenial
Pengawal Pancasila
▪ Beriman, beribadah, dan mendalami ajaran agamanya sendiri serta
memiliki pengetahuan tentang agama-agama besar dunia.
▪ Mengembangkan potensi diri, mengasah kompetensi dan
menghargai harkat dan martabat manusia lain.
▪ Senantiasa meluaskan lingkup pergaulan dan menghargai
perbedaan manusia dari latarbelakang suku, ras, agama, bahasa
daerah, adat-istiadat, kelas sosial yang lain.
▪ Senantiasa melaksanakan dan merawat nilai-nilai demokrasi melalui
praktik-praktik musyawarah yang berhikmat.
▪ Mempraktikkan nilai-nilai kepedulian sosial dan keberpihakan kepada
yang lemah melalui kebiasaan yang sesuai dengan hukum dan
norma di Indonesia. 21
OFF-
NET
NET

22

Anda mungkin juga menyukai