Romian Nainggolan
Sukma Yuningsih
Prodi/Kelas : Pendidikan Akuntansi/B
M.Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
ANJAK PIUTANG
Definisi
Anjak piutang merupakan gabungan dari kata ”anjak” artinya pindah atau alih, sementara
”piutang” artinya tagihan sejumlah uang. Jadi, Anjak Piutang ialah pengalihan/perpindahan
piutang dari pemiliknya ke pihak lain.
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan (No.448/KMK.017/2000) Anjak Piutang
ialah kegiatan pembiayaan berwujud pembelian/ penagihan dan pengurusan piutang jangka pendek
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam ataupun luar negeri.
Menurut kamus Bank Indonesia, Anjak Piutang adalah hukum kegiatan pembiayaan
berwujud pembelian dan/ pengalihan serta pengurusan piutang jangka pendek perusahaan atas
transaksi perdagangan dari dalam atau luar negeri.
Jadi dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa anjak piutang adalah cara
pendanaan dengan jangka pendek yang memanfaatkaan piutang perusahaan tertentu.
Anjak Piutang Ekspor : Transaksi anjak piutang terhadap tagihan antar negara.
Anjak Piutang Non Recourse : Transaksi anjak piutang yang dilindungi dengan asuransi kredit.
Anjak Piutang With Recourse : Transaksi anjak piutang yang dilakukan tanpa menggunakan asuransi kredit.
PEMBAHASAN
PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) merupakan perusahaan anjak piutang yang merupakan
berbentuk multi financial company berfokus pada usaha kecil dan menengah di
Indonesia. Persyaratan yang harus dipenuhi UKM untuk menjadi client dari
alternative pembiayaan pada fasilitas anjak piutang di PT. IFSI ialah telah memiliki usaha yang
baik dan menguntungkan. Hal awal yang dilakukan yaitu mengisi formulir permohonan fasilitas
yang terdiri bagian A identitas pemohon client dan bagian B pernyataan pemohon. Pada bagian B
pernyataan pemohonan berisi tentang pernyataan yang akan menunjang terciptanya transaksi anjak
piutang secara lancar, dalam hal ini UKM berperan sebagai klien.
IFSI melayani transaksi anjak piutang ‘with recourse’ dimana factor tidak menanggung risiko atau
gagalnya pembayaran dari customer, maksudnya adalah apabila customer gagal membayar, pailit
atau bangkrut, maka factor tidak menaggung risiko tersebut melainkan client yang
menanggungnya. Sebagai contoh apabila pada saat jatuh tempo tagihan terjadi gagal bayar oleh
customer, maka tagihan tersebut wajib dibayar oleh client kepada factor. Transaksi anjak piutang
dengan recourse bagi factor,merupakan transaksi pemberian pinjaman dengan jaminan piutang di
mana factor akan memperoleh jaminan dari client atas piutang yang tidak terbayar oleh customer.
Namun demikian, factor masih tetap mempunyai risiko kolektibilitas atas pembiayaan piutang
yang diberikan kepada client. Sedangkan bagi client, transaksi anjak piutang dengan recourse
mempunyai substansi yang sama dengan factor. Dengan demikian client akan mengakui anjak
piutang sebagai kewajiban dan tetap mengakui piutang retensi dalam laporan
keuangannya. Dan juga transaksi anjak piutang ‘without recourse’ dimana factor menanggung
sepenuhnya risiko pembayaran oleh customer baik gagal bayar, pailit atau bangkrut, kecuali dalam
hal pengurangan oleh karena rusak/cacatnya dalam dasar penagihan yang dikarenakan barang dan
jasa dikembalikan atau adanya dispute, factor tidak menaggung risiko tersebut. Dalam transaksi
anjak piutang tanpa recourse, factor memberlakukan piutang yang telah dialihkan dari client
sebagai pembelian piutang. Factor otomatis memperoleh hak sekaligus menanggung risiko
kolektibilitas piutang yang diterimanya. Adanya pembelian piutang ini, factor mengakui sejumlah
piutang yang diperoleh sebagai aktiva dengan akun tagihan anjak piutang. Di sisi lain, untuk
menutupi risiko kolektibilitas piutang, maka factor akan membentuk cadangan piutang yang tidak
tertagih. Untuk bagian piutang yang tidak ikut dibiayai oleh factor akan dicatat sebagai kewajiban
kepada client dengan akun retensi, yang akan dibayar setelah piutang dibayar lunas oleh customer.
Sedangkan dari sudut client, substansi dari transaksi anjak piutang tanpa recourse adalah penjualan
piutang sehingga client tidak lagi memiliki manfaat ekonomi dan resiko kolektibilitas piutang yang
dialihkan kepada factor. Akibat yang ditimbulkan adalah kekuranggannya jumlah piutang sebesar
nilai yang dijual dan menimbulkan keuntungan atau kerugian akibat transaksi anjak piutang yang
dilakukan.
Alasan PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) berfokus pada UKM di Indonesia adalah karena
keinginannya untuk turut serta mengembangkan pertumbuhan ekonomi karena usaha yang paling
banyak terdapat di Indonesia dengan latar belakang unit Usaha Kecildan Menengah (UKM) sulit
mendapatkan permodalan yang berasal dari bank karenapencairan modal dari bank melalui
berbagai persyaratan berbelit-belit dan jaminan angunan serta bunga yang tinggi pula, membuat
pengusaha tidak dapat berkonsentrasi terhadap kemajuan dan perkembangan usahanya. Sehingga
sering terjadi kebangkrutan/pailit yang menyebabkan pengusaha tidak dapat mengembalikan
pinjaman terhadap bank. Pemberian modal terhadap UKM kini tidak hanya monopoli dunia
perbankan saja, tetapi dapat juga melalui lembaga pembiayaan. Banyak hal yang membuat salah
satu perusahaan pembiayaan yang dapat menjadi alternatif sumber permodalan jangka pendek
UKM yaitu anjak piutang. Sekarang yang dibutuhkan UKM bukan hanya pengucuran dana tetapi
yang lebih penting lagi membimbingan secara intensif bagaimana memanajemen
usahanya. Disinilah peran perusahaan anjak piutang yang menjadikan UKM
sebagai rekanan/partner, terutama dalam memelihara pembukuan penjualan.
Kelebihan PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) bagi UKM :
1. Manfaat yang dapat diperoleh dari PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) bagi UKM yang telah
memanfaatkan jasanya yaitu dengan menjaminkan atau menjual piutang usaha
(account receivables) untuk memperoleh fasilitas pembiayaan dari anjak piutang, dimana
dana yang diperoleh dapat berguna untuk mengatasi “cashflow mismatch” karena membesarnya
kebutuhan modal kerja.
2. Permodalan dengan Anjak piutang dapat meningkatkan efisiensi dalam penagihan dan
administrasi piutang karena anjak piutang juga menangani credit management.
3. Dengan anjak piutang UKM tidak hanya mendapat permodalan dari penjualan piutangnya, tetapi
juga factoring dapat diterapkan untuk transaksi ekspor-impor (export factoring dan import
factoring) tanpa menggunakan L/C. Sehingga UKM dapat meluaskan pangsa pasar hingga ke
keluar negeri.
Kekurangan PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) :
1. Perusahaan ini kurang berkembang di Indonesia karena resiko Bad Debt, sehingga benar-benar
perusahaan financial yang besar dan berkuasa yang dapat melakukannya.
2. Biaya yang ditanggung cukup tinggi yaitu :
a. Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa untuk pengelolaan/
pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang dilakukan klien. Besarnya biaya
berkisar antara 0,5% – 2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piutang dan klien.
b. Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh pembiayaan (dana tunai)
dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya discount charge antara 2% – 3%. Biaya ini juga
ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak