http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii
Diterima: Januari 6 th, 2019. Disetujui: 28 Juni th, 2019. Diterbitkan: 30 Jun th, 2019
ABSTRAK
Dalam era globalisasi ini, generasi muda mengalami masalah mengenai cinta dari karakter negara. Tujuan dari penelitian
ini adalah kebutuhan
(1) siswa menganalisis pada modul menghibur; kebutuhan (2) siswa menganalisis belajar dengan pendekatan
ethnoscience; dan (3) kebutuhan menganalisis siswa membangun cinta karakter negara. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang melibatkan siswa-5-kelas sekolah TI Umar bin Khattab Dasar sebagai subjek. Sebuah
teknik purposive sampling yang digunakan, di mana instrumen penelitian termasuk kuesioner, wawancara, dan
studi dokumentasi. Analisis data melibatkan beberapa langkah, yaitu, reduksi data, kategorisasi, checkings
validitas, interpretasi, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah dan penerbit tertentu
didistribusikan materi pembelajaran yang digunakan oleh siswa. Guru tidak pernah diberikan setiap inovasi dengan
menggunakan budaya berbasis belajar untuk meningkatkan cinta karakter negara kepada siswa. Selain itu,
kuesioner menunjukkan bahwa siswa diharapkan bahan belajar menghibur dengan cerita-cerita, gambar, dan
kegiatan yang menyenangkan. Namun, berdasarkan hasil, modul edutainment dengan pendekatan ethnoscience
diperlukan untuk meningkatkan cinta siswa dari karakter negara.
* korespondensi Alamat
E-mail: sekar.dwi.ardianti@umk.ac.id
PENGANTAR
karena
era globalisasi, di mana setiap orang dapat
menyebarkan dan akses informasi di seluruh dunia
dengan mudah dan cepat. Salah satu kualitas yang
masih menemukan kendala dalam
perkembangannya adalah cinta dari karakter
negara.
Meja 2. Analisis Hasil untuk Kebutuhan Grup ethnoscience untuk siswa sekolah dasar dan
Modul mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran.
Yunus (2013) menyatakan bahwa penggunaan lokal
educa- berbasis kearifan
Respond Persentase (%) Ya
Pernyataan
Tidak tak menentu
1 87 0 13
2 6 67 27
3 27 48 25
4 33 40 27
5 47 33 20
6 33 40 27
7 30 80 0
8 40 20 40
9 87 7 6
10 27 73 0
11 73 20 7
12 100 0 0
13 0 93 7
14 80 20 0
15 80 7 13
Kebutuhan Pengembangan
Pembelajaran dengan ethnoscience
Pendekatan
16 40 47 13
17 80 13 7
18 7 80 13
19 20 67 13
20 73 20 7
putra et al. (2017) menyatakan bahwa pembelajaran (32) Saya bisa memberikan contoh
dibuat siswa berbasis kearifan lokal memiliki keragaman flora dan fauna yang bermanfaat
kesempatan untuk menerapkan konsep ilmu bagi industri produk di Indonesia
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
kuesioner juga menunjukkan bahwa 80% siswa tidak
(33) Saya ingin menggunakan produk Indonesia (34) yang
dapat menghubungkan ilmu pengetahuan dengan bisa saya berikan
keunggulan lokal di daerah mereka. Fenomena ini
contoh hasil hutan Indonesia untuk kehidupan manusia
terjadi karena guru tidak menghubungkan materi
pelajaran dengan contoh-contoh dari keunggulan lokal
di lingkungan. (35) Saya bisa memberikan contoh produk laut
Indonesia bagi kehidupan manusia
Respond Persentase (%) Ya budaya daerah adalah dasar dari budaya bangsa,
Pernyataan yang berfungsi sebagai salah satu bentuk dari
Tidak tak menentu
cinta negara. Wanabuliandari et al. (2018)
21 40 47 13
menyatakan bahwa budaya lokal akan membantu
22 47 53 0 dalam menanamkan cinta negara. Demikian pula,
26 40 53 7
27 87 0 13
29 27 60 13
Seorang guru sekolah dasar memiliki peran
30 47 47 6
yang signifikan. guru sekolah dasar tidak hanya
31 47 47 6 menyampaikan materi dan tugas menetapkan untuk
32 40 53 7 siswa mereka, tetapi
33 60 27 13
SD Ardianti, S. Wanabuliandari, S. Saptono, S. Alimah / JPII 8 (2) (2019) 153-161
159
guru sekolah dasar juga memainkan peran penting sebagai Para guru menyampaikan bahwa sekolah dasar masih mengalami
pendidik. Guru di sekolah dasar harus mampu menanamkan beberapa kendala. Salah satu tantangan alami adalah ketersediaan bahan
sifat-sifat baik untuk siswa sekolah dasar sedini mungkin ajar. Kita tahu bahwa bahan ajar sebagai komponen penting dalam
karena merupakan landasan awal pembentukan karakter, pembelajaran yang menentukan kualitas pendidikan. Beberapa konten
yang
terutama cinta dari karakter negara. disajikan dalam materi pengajaran yang diberikan contoh yang sulit untuk
Penelitian ini membahas membangun cinta negara pengajaran yang bisa menunjukkan beberapa contoh lingkungan Kudus
dan bagaimana sebuah sekolah Islam di Kudus dilakukan sebagai implementasi pembelajaran dunia nyata. Nailiyah et al. (2016)
kualitas ini. Penelitian ini ditentukan sekolah Islam sebagai menyatakan bahwa bahan ajar budaya lokal berdasarkan memungkinkan
sekolah yang diprioritaskan penanaman nilai-nilai Islam dari siswa untuk memahami lingkungan sekitarnya secara ilmiah. bahan
mengajar
nilai-nilai lain. Sekolah ini juga mengajarkan penerapan menghadirkan keunggulan daerah dapat meningkatkan cinta karakter
negara
praktek ibadah wajib dan sunnah dan penggunaan nilai-nilai ke siswa. Para guru menyatakan bahwa
membangun karakter negara perlu Islam dalam kehidupan sehari-hari. Wawancara dengan guru
ditingkatkan karena beberapa siswa cenderung untuk menerima budaya asing menjabat sebagai pengecekan
data dengan hasil kuesioner tanpa dilakukan seleksi dengan mudah. Samani et al. (2012) menjelaskan
siswa. Hasil wawancara dengan guru di Sekolah Dasar IT bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia perlu karena situasi
Umar bin Khattab menunjukkan bahwa SD memiliki masyarakat dan pendidikan. Ini berarti bahwa kita perlu mengembangkan
kebijakan mengenai proses pembelajaran yang diberikan modul untuk siswa. Penggunaan modul dapat meningkatkan cinta dari
karakter
kepada siswa, baik pembelajaran formal dan nonformal. negara di Indonesia karena sebagai negara multikultural (Wanabuliandari
et
Sistem ini diterapkan penanaman nilai-nilai Islam di al., 2018). Selain itu, siswa dapat menggunakan modul independen sehingga
pendidikan. Ini berarti bahwa kita perlu mengembangkan modul untuk siswa.
Namun, karena sekolah berada di bawah Penggunaan modul dapat meningkatkan cinta dari karakter negara di
Departemen pengawasan Pendidikan, SD IT Umar Bin Indonesia karena sebagai negara multikultural (Wanabuliandari et al.,
2018).
Khattab harus mengikuti dan menerapkan aturan Dinas Selain itu, siswa dapat menggunakan modul independen sehingga mereka
Pendidikan setempat. Salah satunya adalah kegiatan tidak tergantung pada (2012) menjelaskan bahwa pelaksanaan pendidikan
pembinaan karakter untuk mencintai negeri ini. sekolah IT karakter di Indonesia perlu karena situasi masyarakat dan pendidikan. Ini
Umar bin Khattab Dasar adalah sekolah dengan latar berarti bahwa kita perlu mengembangkan modul untuk siswa. Penggunaan
belakang Islam yang nilai-nilai Islam diprioritaskan modul dapat meningkatkan cinta dari karakter negara di Indonesia karena
dibandingkan dengan sekolah reguler lainnya. Cinta karakter sebagai negara multikultural (Wanabuliandari et al., 2018).
Selain itu, siswa
negara di sekolah dengan lingkungan Islam diwakili dalam dapat menggunakan modul independen sehingga mereka tidak tergantung
rutinitas melalui upacara bendera di setiap hari Senin. Para pada orang lain. Disusun secara sistematis modul membantu siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran mer
siswa bertindak sebagai paskibra secara bergantian. Selain Hasil analisis kuesioner dengan wawancara
upacara bendera setiap hari Senin, sekolah IT Umar bin menunjukkan keterbatasan bahan ajar yang digunakan
oleh
Khattab Dasar juga dilakukan upacara pada hari libur siswa yang tidak sesuai dengan kondisi riil di daerah
Kudus.
nasional seperti Hari Pendidikan dan Hari Kemerdekaan Hal ini diperlukan untuk mengembangkan pendidikan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus. Memperkenalkan angklungpembangunan karakter, terutama cinta karakter
negara,
sebagai kegiatan sekolah klub setiap hari Sabtu adalah cara melalui bahan ajar. Oleh karena itu, adalah penting
untuk
untuk mempromosikan cinta karakter negara Juga, membuat modul edutainment dengan pendekatan
mengunjungi Museum Jenang Kudus itu kegiatan lain untuk ethnoscience, yang menyajikan konten budaya baik
meningkatkan cinta negara. Namun demikian, penyediaan kebijaksanaan dan keunggulan lokal yang dapat
menghibur
fasilitas pendukung infrastruktur dan evaluasi dan tindak siswa sehingga dapat menumbuhkan cinta karakter
negara
lanjut keberhasilan pendidikan karakter cinta negara itu setempat.
minimal. Hal ini menyebabkan cinta karakter negara itu
masih belum membudaya di sekolah-sekolah.
KESIMPULAN
taining dengan memasukkan unsur budaya untuk Choong, D., & Wong, YH (2016). Mastercard Fu-
ture dari Travel Outbound di Asia Pasifik (2016-
membantu mereka meningkatkan cinta karakter
2021)
negara yang masih sangat terbatas. Bahan ajar
Laporan. Pertumbuhan, 2021. Diperoleh dari
yang tersedia hanya menekankan pada konsep,
https://newsroom.mastercard.com/asia-pacific/
sehingga tidak dapat menghubungkan budaya di file / 2017/01 / Mastercard-Future-of-Outbound-
lingkungan dengan materi pelajaran. Analisis Travel-Report-2016-2021-Asia-Pacific1.pdf
kebutuhan modul edutainment dengan pendekatan CIRC. (2019). Korea Selatan Pengunjung Kedatangan 1975-2019.
dasar untuk mengembangkan cinta karakter Dwianto, A., Wilujeng, I., Prasetyo, ZK, & Sury-
Indonesia untuk menyediakan dana penelitian untuk Kawa Karakter. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 7
( 2), 130-137.
kerjasama antara perguruan tinggi.
Kedua, terima kasih kami pergi ke Rektor
Izzati, N., Hindarto, N., & Pamelasari, SD (2013).
Universitas Muria Kudus dan Rektor Universitas
Pengembangan Modul Tematik Dan Inovatif
Negeri Semarang yang telah memberikan berkarakter PADA Tema PENCEMARAN Lingkungan
fasilitas dalam melakukan penelitian. Ketiga, untuk review Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada IPA Indonesia, 2 ( 2), 183-188.
SD IT Umar Bin Khattab, yang telah memberikan
izin dan membantu pelaksanaan penelitian. Khoiri, A. (2016). Kearifan PAUD lokal untuk Tumbuh Stu-
penyok itu Soft Skills (Studi Kas:
Pembangunan RKH On Science Learning).
Jurnal Indonesia Anak Usia Dini Studi
REFERENSI
Pendidikan, 5 ( 1), 14-17.
Khusniati, M. (2014). Model Pembelajaran Sains ber-
Alfiriani, A., & Hutabri, E. (2017). Kepraktisan
dasar Kearifan Lokal hearts Menumbuhkan
Dan Keefektifan Modul Pembelajaran
Karakter Konservasi. Jurnal Indonesia
Bilingual Berbasis Komputer. Jurnal
Konservasi, 3 ( 1), 67-74.
Kependidikan, 1 ( 1), 12-13.
Rahayu, KAMI, & Sudarmin, S. (2015). Pengembangan Susilo, MJ, Kartowagiran, B., & Vehachart, R.
Modul IPA Terpadu Berbasis Etnosains Tema (2018). Pemodelan Pengaruh Budaya
Energi hearts Kehidupan untuk review tentang Otonomi Sekolah di Sekolah Agama
Menanamkan Jiwa Konservasi Siswa. Unnes Ilmu Berbasis di Indonesia. Jurnal Pendidikan
Pendidikan Journal, 4 ( 2), 919-926. IPA Indonesia, 7 ( 3), 364-
375.
Rohman, M., & Mukhibat, M. (2017). Internalisasi Syahroni, MW, Dewi, NR, & Kasmui, K.-upaya
Nilai-Nilai Sosio-Kultural Berbasis Etno- fect Menggunakan Digimon (Ilmu Modul
Religi di MAN Yogyakarta III. Edukasia: Digital) dengan Pendekatan Ilmiah di
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 12 ( Visualisasi Mahasiswa Kemerdekaan dan
1), 31-56. Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan IPA
Rokhman, F., Hum, M., Syaifudin, A., & Yuliati. Indonesia, 5 ( 1), 116-122.
(2014). Pendidikan Karakter untuk Generasi
Emas 2045 (Character Building Nasional Tondo, H. (2009). Kepunahan Bahasa-Bahasa Daerah:
untuk Indonesia Golden Years). Procedia- Faktor Penyebab Dan Implikasi
Sosial dan Ilmu Perilaku, 141 ( 2014), 1161- Etnolinguistis. Jurnal Masyarakat dan
1165. Budaya, 11 ( 2), 277-
Rosyidah, AN, Sudarmin, SS, & Siadi, KK (2013). 296.
Pengembangan Modul IPA Berbasis Etnosains Wanabuliandari, S., Ardianti, SD, Saptono, S., Al-
Zat Aditif hearts Bahan MAKANAN untuk review imah, S., & Kurniasih, N. (2018). Edutainment
Kelas VIII SMP Negeri 1 Pegandon Kendal. Modul berdasarkan Budaya Lokal dari Timur
Unnes Ilmu Pendidikan Journal, 2 ( 1), 133-139. Pantai Utara, Jawa Tengah pada Dari Ahli.
Samani, M., & Hariyanto, MS (2012). concept Dan International Journal of Engineering &
Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Technology, 7 ( 2.14), 242-245.
Rosdakarya.
Wihyanti, R., Subiyantoro, S., & Fadhilah, SS (2018).
Saputra, A., Wahyuni, S., & Handayani RD (2017). Internalisasi Karakter Nasionalisme hearts
Pengembangan Modul IPA Berbasis Kearifan Kediversitasan Etnis di Sekolah Dasar
Lokal Daerah Pesisir Puger PADA Pokok Bahasan Islam. Edukasia: Jurnal Penelitian
Sistem Transportasi Di SMP. Jurnal Pembelajaran Pendidikan Islam, 13 ( 1), 79-104.
Fisika, 5 ( 2), 182-189.
Yunus, R. (2013). Transformasi Nilai-Nilai Budaya
Sarwanto, Sulistyo, ET, Prayitno, BA, & Prata- Lokal Sebagai Upaya Pembangunan Karakter
ma, H. (2014). Integrasi Budaya Jawa PADA Bangsa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13 ( 1), 67-
Pengembangan Bahan Ajar Bumi dan Alam 79.
Semesta. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
10 ( 1),
15-20.
Setiawan, B., Innatesari, DK, Sabtiawan, WB, &
Sudarmin, S. (2017). Pengembangan Berbasis Kearifan Lokal
Ilmu Pengetahuan Alam Modul untuk Meningkatkan Ilmu
Literation Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 6 ( 1), 49-54.