Ppengaruh Vanadyl Glukosa
Ppengaruh Vanadyl Glukosa
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
Abstrak
Penelitian ini untuk melihat pengaruh pemberian Vanadyl Sulfat dengan Kromium (III)
Klorida baik dalam bentuk tunggal maupun dalam bentuk kombinasi terhadap kadar glukosa
darah mencit putih yang diinduksi dengan deksamethason. Penelitian ini menggunakan lima
kelompok hewan uji. Masing-masing kelompok diberikan makanan dan minuman standar
dan suplemen makanan berupa Ca glukonat (13mg/20 g BB), ZnSO4 (0,172 mg/20 g BB ),
MgCl2 (6,96 mg/20 g BB) dan penginduksi deksamethason 11 mg/kg BB. Kelompok I
merupakan kelompok kontrol positif yang hanya diberikan makanan dan minuman standard
dan tidak mendapatkan perlakuan seperti kelompok yang lain. Kelompok II sebagai
kelompok kontrol negative yang hanya diberikan makanan dan minuman standar serta
penginduksi deksamethason 11 mg/kg BB, kelompok III yaitu kelompok yang diberikan
vanadyl sulfat 7,8 mg/20 g BB, kelompok III yaitu kelompok yang diberikan Kromium
Klorida 5,2 µg/20 g BB, kelompok IV yaitu kelompok yang diberikan kombinasi vanadyl
sulfat 0,39 mg/20 g BB dan kromiumV klorida 2,6 πg/20 g BB. Pemberian sediaan uji
dilakukan dalam rentang waktu 42 hari dan pengukuran kadar glukosa serum darah dilakukan
pada hari ke 7, 21 dan 42 dengan metode enzimatis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pemberian kombinasi vanadyl sulfat dengan kromium III klorida dapat menurunkan kadar
glukosa serum darah secara signifikan p < 0,05.
PENDAHULUAN
21
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
beberapa makanan diantaranya hati, ikan, meningkat pesat dan menjadi penyebab
padi-padian, susu, bir dan ragi (Sherry kematian terbanyak baik di negara maju
Yaft,1998). Jika unsur kromium kurang maupun di negara berkembang. Diabetes
dalam tubuh proses metabolisme karbohidrat Mellitus merupakan suatu penyakit atau
akan terganggu sehingga masuknya glukosa gangguan metabolisme yang ditandai dengan
ke dalam sel juga akan terganggu akibatnya tingginya kadar gula darah disertai dengan
kadar dalam darah akan meningkat gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
(Anderson,1998). Kromium pikolinat yang protein sebagai insufisiensi insulin.
sering digunakan karena daya absorbsinya Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh
lebih baik jika dibandingkan dengan gangguan atau defisiensi produksi insulin
kromium (III) klorida, dan senyawa ini sukar oleh sel-sel beta langerhans kelenjar
didapat, harganya cukup mahal dan oleh pankreas atau disebabkan oleh kurang
karena itu penelitian ini digunakan senyawa responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin
kromium (III) klorida. Alasan lain yang (WHO:1994).
paling tepat adalah Surya Dharma (2010),
meneliti senyawa Kromium (III) klorida Tujuan Penelitian
sudah diteliti dapat menurunkan kadar
glukosa darah mencit secara signifikan. Untuk mengetahui efek penurunan kadar
Kromium (III) klorida merupakan unsur glukosa darah setelah pemberian kombinasi
yang berperan dalam meningkatkan senyawa vanadium 0,39 mg/20 g BB dan
sensitivitas insulin kromium (III) klorida pada dosis 2,6 ųg /20 g
BB /20 g BB ataupun dalam bentuk tunggal
Deksamethason merupakan glukokortikoid vanadium dengan dosis 0,78 mg/20g BB dan
yang banyak digunakan di masyarakat kromium (III) klorida dengan dosis 5.2 ųg
sebagai obat, juga dapat digunakan sebagai /20 g BB.
pengindusi diabetes. Hasil research
membuktikan bahwa deksamethason ini Manfaat Penelitian
dapat meningkatkan kadar glukosa darah
sebesar 46 % selama 5 hari secara Pemberian kombinasi senyawa Kromium
intraperitoneal pada mencit percobaan (III) Klorida dan senyawa vanadium
(Ogama,. Et al, (1992). Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sensitivitas
mengacu pada jurnal-jurnal yaitu reseptor insulin pada sel perifer sehingga
menggunakan deksamethason untuk kadar glukosa darah selalu berada dalam
meningkatkan kadar glukosa darah mencit kondisi normal dan dapat mengurangi dosis
percobaan. pemakaian obat antidiabetika oral sehingga
efek samping obat dapat dikurangi.
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit
kronik, progresif dan prevalensinya
METODOLOGI PENELITIAN
Alat, bahan dan hewan percobaan dan glukosa Ca glukonat, ZnSO4, dan
MgCl2.
Alat yang digunakan adalah “ timbangan
analitik”, timbangan hewan, jarum oral, Prosedur Penelitian
beker gelas, gelas ukur, alat “Accucheck
Test”, Strip Test, tissue, lumping, stamper, Larutan uji dibuat dengan cara melarutkan
sudip, labu ukur dan gunting. Kromium (III) klorida yang telah ditimbang
Bahan yang digunakan adalah : Vanadium, sesuai dengan kebutuhan ke dalam HCl 0,1
kromium (III) klorida, air suling, Na CMC N lebih kurang 3 tetes, kemudian dicukupkan
22
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
23
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
Tabel 1. Kadar glukosa dalam darah setelah pemberian kombinasi vanadyl sulfat dengan
kromium (III) klorida pada pengamatan hari ke 7, 21 dan 42 setelah diinduksi
dengan glukosa
Perlakuan Pengamatan kadar glukosa darah mencit
(mg/dl) pada hari ke-
Kelompok/dosis 7 21 42
Vanadyl sulfat dosis 0,78 mg/20g 116,60 + 4,56 120,20 + 0,837 118,20 + 4,76
BB + dex + suplemen
CrCl dosis 5,2 µg/20g BB + dex + 117,40 + 3,64 116,6 + 3,91
3
111,20 + 12,13
suplemen
CrCl3 dosis 2,6 µg/20gg BB + 112,20 + 7,56 104,00 + 3,56 98,40 + 5,17
vanadyl sulfat 0,38 mg/20 g BB +
dex + suplemen
Pada penelitian ini, zat uji yang digunakan adalah kromium valensi 3 yang banyak
adalah vanadium dan kromium (III) klorida digunakan sebagai obat diabetes dan
yang diberikan secara tunggal dan merupakan suatu mikronutrisi yang
kombinasi. Kedua logam berat ini berperan berfungsi dalam metabolisme karbohidrat,
dalam terapi untuk penderita diabetes dengan lipid dan asam nukleat. Kromium ini
meningkatkan sensitifitas reseptor insulin. biasanya digunakan pada rentang dosis 50-
Vanadium yang digunakan adalah bentuk 200 µg/kg BB (Linder,1961), sedangkan
vanadil sulfat mengandung 31 % vanadium pada penelitian ini dosis yang digunakan
(Jellin JM., et.al, 2006). Pemilihan dosis adalah 2000 µg/kg BB, untuk manusia dan
vanadium ini karena menurut literatur bila dikonversikan pada mencit adalah 5,2
pemakaian sampai dosis 300 mg/hari secara µg/kg BB. Pemberian zat uji dilakukan pada
signifikan menurunkan kadar glukosa darah rentang waktu 42 hari.
dan masih pada dosis aman
Kromium (III) klorida yang berfungsi Deksamethason digunakan sebagai
sebagai suplemen dan dapat meningkatkan penginduksi mencit untuk meningkatkan
kerja insulin. Kromium yang digunakan kadar glukosa darahnya, berdasarkan hasil
24
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
250
Kontrol Positif
150
Kelompok III
100
Kelompok IV
50
Kelompok V
0
7 21 42
Hari
Gambar 1. Diagram batang hubungan antara kadar glukosa darah dengan lamanya waktu
pengamatan setelah pemberian vanadyl sulfat 0,78 mg/20 g BB dan kromium (III) klorida
dosis 5,2 µg/20 g BB.
Pengukuran ini dilakukan untuk melihat
Suplemen yang diberikan terdiri dari kalsium kemampuan dari sediaan dalam menurunkan
glukonat, zink sulfat, dan magnesium kadar glukosa darah 1 jam stelah diinduksi.
klorida. Tujuan pemberian suplemen ini Waktu 1 jam dipilih karena glukosa dapat
adalah untuk membuat kondisi optimal pada dengan cepat diserap di usus dan berada
pankreas sekaligus mencegah terjadinya dalam peredaran darah dalam kadar yang
kekurangan unsur-unsur dalam suplemen optimal (Mutschler,1991).
karena suplemen ini terdiri dari komponen- Kadar glukosa darah ditentukan dengan
komponen yang terlibat dalam produksi menggunakan alat Advantage Glucose Meter
insulin. Kalsium berfungsi untuk yang bekerja berdasarkan reaksi enzimatis.
merangsang sekresi insulin oleh sel β Dengan adanya oksigen, glukosa dioksidasi
pankreas (Katzung,1997). Zink berperan oleh enzim glukosa oksidase yang terdapat
unutuk pembentukan, penyimpanan, dan dalam strip tes membentuk asam glukoronat
sekresi insulin (Chausmer,1998). Magnesium dan hidrogen peroksida. Selanjutnya
berperan sebagai kofaktor dalam mekanisme hidrogen peroksida yang terbentuk akan
pelintasan glukosa melalui membran sel mengoksidasi ortholuidin yang dikatalis oleh
(Hans,et al., 2002). enzim peroksidase menghasilkan warna biru.
Intensitas warna biru dari ortholuidin yang
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran teroksidasi dapat diukur oleh alat yang setara
kadar glukosa darah. Pengukuran kadar dengan kadar glukosa darah (Kaplan &
glukosa darah mencit 1 jam setelah diberi Szabo, 1979). Metoda ini dipilih karena
larutan glukosa 195 mg/20 g BB. sederhana, darah yang dibutuhkan sedikit,
25
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
lebih spesifik, pengerjaan lebih cepat dan Pemberian dexamethason dengan dosis 11
memberikan hasil yang cukup akurat dengan mg/kg BB dimaksudkan untuk meningkatkan
range 10 – 600 mg/dl (Mutschler,1991). kadar glukosa darah sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan pemberian
Mencit diberikan larutan glukosa untuk dexamethason 11 mg/kg BB dapat
melihat pengaruh asupan kromium dan meningkatkan kadar glukosa darah pada
vanadium sebelum diukur kadar glukosa mencit percobaan sebesar 46 %. Berdasarkan
darahnya. Jika mencit dalam keadaan puasa dari acuan jurnal inilah penelitian ini
dan jumlah glukosa minimal, mak glukosa menggunakan dexamethason 11 mg/kg BB
yang masuk kedalam sel tidak cukup untuk untuk meningkatkan kadar glukosa darah
menyebabkan terjadinya depolarisasi sel dan mencit.
perangsangan translokasi granul insulin oleh Pemberian suplemen (Ca+2, Zn+2dan Mg+2)
kalsium. dimaksudkan antara lain untuk menjaga
Untuk memperoleh serum, maka mencit kondisi optimal dalam pankreas.
dimatikan dengan cara dislokasi leher dan Tercukupinya kadar kalsium dalam pankeras
setelah didapatkan darah, lalu disentrifuse kontraksi otot dapat dipertahankan sehingga
pada panjang gelombang 3000 rpm selama sekresi insulin dari pankreas ke dalam darah
20 menit, maka akan diperoleh serum yang dapat berlangsung secara normal (Katzung,
berwarna bening pada bagian atas. Dalam 1997). Pemberian senyawa zink bertujuan
pengambilan darah hewan percobaan sebagai kofaktor bagi banyak enzim yang
maupun dalam perlakuan sampel darah yang diperlukan dalam metabolisme karbohidrat
diperoleh harus dilakukan secara hati-hati, protein dan lemak dan juga berperan dalam
karena didalam sel darah merah juga terdapat pembentukan, penyimpanan dan sekresi
enzim transaminase, sehingga jika sel darah insuin pada sel β pankreas. Peran lain dari
merah mengalami lisis maka enzim tersebut zink ini adalah kemampuannya dalam
dapat keluar dari sel darah dan terlarut di produksi insulin yaitu dengan jalan
dalam plasma sehingga menyebabkan menyusun dan memperoleh heksamer
peningkatan kadar enzim transaminase. Hal insulin, pengendapan dan kristalisasi insulin
ini akan mengakibatkan kekeliruan dalam agar proses proteolisis tidak terjadi selama
hasil uji (Bowman W.C., et.al,1980). penyimpanan dalam sel (Chausmer, 1998).
Pada pengamatan hari ke- 7 pemberian
Pengamatan dilakukan dengan vanadyl sulfat dengan dosis 0,78 mg/20 g
membandingkan masing-masing kelompok BB terjadi penurunan kadar glukosa darah
dengan kelompok konrol positif karena sebanyak 52,21 %. Dan pemberian kromium
diinduksi dengan dexamethason 11 mg/kg (III) klorida pada dosis 5,2 µg/20 BB (50,44
BB dan suplemen, sebagai pembanding %). Hal ini menunjukan bahwa 2 jenis logam
antara mencit normal dengan mencit yang ini mempunyai daya efektivitas yang berbeda
kadar glukosa darah tinggi. Sedangkan dalam penurunan kadar glukosa darah.
kelompok kontrol negatif adalah kelompok Namun berbeda halnya dengan pemberian
yang tidak diberikan apa-apa dan dijadikan kombinasi kromium (III) klorida dosis 2,6
sebagai acuan normal dari kadar glukosa. µg/20 g BB dengan vanadyl sulfat dosis 0,39
Hasil yang diperoleh setelah pemberian mg/20 g. Pemberian kombinasi 2 logam ini
kromium (III) klorida terhadap kadar glukosa dengan dosis yang diturunkan masing-
darah, dapat dijelaskan bahwa peningkatan masingnya setengah dari pemberian dosis
dan penurunan kadar glukosa darah dianalisa dalam bentuk tunggal vanadyl sulfat ataupun
berdasarkan perhitungan statistik dengan kromium (III) klorida ternyata memberikan
Anova 2 arah dilanjutkan dengan uji Duncan efek yang lebih besar dalam menurunkan
menggunakan program SPSS 17. kadar glukosa darahnya yaitu 61,94 %
(lampiran 3, tabel 2).
26
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
Pengamatan pada hari ke 21, kelompok dosis kecil persentase penurunana kadar glukosa
vanadyl sulfat dosis 0,78 mg/20 g BB, darahnya dibandingkan dengan hari ke 21,
kromium (III) klorida dosis 5,2 µg/20g BB ini diduga vanadium tidak mampu
dan kombinasi kedua logam ini dengan mengambil alih persaingan pada reseptor
pemberian dosis setengah dari bentuk transferin secara rutin selam 42 hari
tunggalnya, menunjukkan peningkatan (lampiran 3, tabel 2).
persentase yang signifikan dibandingkan dari Untuk uji Anova 2 arah antara perlakuan,
pengamatan hari ke 7, dimana pada hari dan interaksi antara perlakuan dan hari
kelompok vanadyl sulfat dosis 0,78 mg/20g memperlihatkan pengaruh yang signifikan
BB yaitu 79,41 % penurunan kadar glukosa (p<0,05). Perbedaan ini dilanjutkan dengan
darahnya, kromium (III) klorida dosis 5,2 uji Duncan terlihat bahwa pada pemberian
µg/20 g BB 82,00 % dan pemberian dengan dosis CrCl3 dosis 2,6 µg/20 g BB + vanadyl
kombinasi 2 logam meperlihatkan penurunan sulfat 0,38 mg/20 g BB + dexamethason
kadar glukosa darah yang lebih besar 11mg/kg BB + suplemen berada pada subset
dibandingkan dengan pemberian vanadyl yang ke-1 dimana kelompok dosis yang
sulfat dan kromium (III) klorida yaitu 91,95 paling tinggi menurunkan kadar glukosa
%, hal ini diduga karena dengan darah yaitu mendekati kadar glukosa darah
mengkombinasikan 2 logam ini dimana kontrol negatif, sedangkan pemberian dosis
kromium (III) klorida dan vanadyl sulfat pada CrCl3 5,2 µg/20 g BB + dexamethason
sama-sama bekerja. Hal ini mungkin 11 mg/ kg BB + suplemen dan vanadyl sulfat
disebabkan karena kromium berikatan kuat 0,78 mg/20 g BB + dexamethason 11 mg/kg
dengan reseptor transferin sehingga kadar BB + suplemen berada pada subset yang ke-
kromium bertambah dalam darah, 2, ini berarti kedua perlakuan dosis hampir
meningkatnya kadar kromium dalam sel sama memberikan efek untuk menurunkan
target akan akan meningkatkan asupan kadar glukosa darah mencit, dan untuk
glukosa masuk kedalam sel (lampiran 3, kontrol positif berada pada subset ke 3 yaitu
tabel 2). kadar glukosa darah yang tinggi. Sedangkan
untuk perlakuan hari ke- 7 kadar glukosa
Pengamatan pada hari ke 42, penurunan yang paling rendah yaitu pada subset yang
kadar glukosa darah pada pemberian ke-1, diikuti hari ke- 42 pada subset ke-2 dan
kromium (III) klorida dosis 5,2 µg/20g BB hari ke- 21 berada pada subset yang ke 3,
dan kromium (III) klorida dosis 2,6 µg/20g sihingga dapat disimpulkan pemberian
BB + vanadyl sulfat dosis 0,38 mg/20g BB semua dosis untuk menurunkan kadar
terjadi persentase penurunan kadar glukosa glukosa darah yang paling efektif adalah
82,90 % dan 93,95 %, sedangkan pemberian pada hari ke-7 (lampiran 5).
vanadyl sulfat dosis 0,78 mg/20g BB lebih
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Dari hasil penelitian ini perlu dikembangkan
ini adalah pemberian vanadyl sulfat dosis lagi penelitian terhadap senyawa selain
0,78 mg, CrCl3 dosis 5,2 µg dan CrCl3 dosis kromium dan vanadium, karena proses
2,6 µg/20gg BB + vanadyl sulfat 0,38 mg metabolisme karbohidrat dalam sel bukan
/20g BB setelah ditambahkan dexamethason saja ditentukan oleh kromium dan vanadium
11 mg/kg BB dan suplemen dapat saja tetapi banyak unsur-unsur lain yang
menurunkan kadar glukosa darah yang terlibat.
signifikan (p<0,05).
27
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
DAFTAR PUSTAKA
A.K. Srivastava and M.Z. Mehdi. 2004. El-Hommusany, Y. M.2008. “Study of the
Diabetic Medicine,22,2-13. Diabetes UK Physiological Changes in Blood Chemistry,
Humoral Immune Respone and Performance
American Diabetes Association (ADA). of Quail Chicks Fed Supplemental
(1997). Report of the expert committee on Chromium”, International Journal of Poultry
diagnosis and classification of diabetes Science : 40-44.
mellitus. Diabetes Care. 30, S.4-7.
Brichard, S.M., OK ITOLONDa, W. & Guyton, A.C., Hall, J.E. (2007). Insulin,
Henquin, J.C. (1988). Long Term Glukagon dan Diabetes Melitus. Buku Ajar
Improvement of Glucose Homeostasis by Fisiologi Kedokteran (pp. 1011-1027). (Edisi
Vanadate Treatment in Diabetic Rats, 11). Alih Bahasa : dr.Irawati. Jakarta :
Endocrinology, 123, 2048 – 2053. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Causmer, A.B. (1998). Zinc, Insulin and International Diabetes Federation. 2005.
Diabetes. Journal of American College of Diabetes e-atlas ( online ). Diakses dari
Nutrition, 17,2, 109-115. http://www.eatlas.idf.org
Cefalu, W. T. & Hu, F.B. (2004). Role of Joshlin, Chandra Shekhar, Ekambaran
chromiumin human health and in diabetes Sanmuga Priya, and Subramanian
Diabetes Care, 27, 2741-2571. Venkataraman. 2003. Acute and subacute
Cefalu, W.T. (1999). Insulin resistance: Toxicity Studies on the Polyherbal
cellular and clinical concepts. Exp. Biol. Antidiabetic Formulation Diakyur in
Med. (Maywood), 226, 13-26. Experimental Animal Models. Journal of
Health Science, 53 (2) 245-249.
Donaldson, R.M. & Jr., Barreras, R.F. Jellin JM, Gregory P, Batz F, et al. 2006.
(1996). Intestinal Absorbtion of Trace Pharmacists Letter/Prescriber’s Letter
quantities of Chromium. J. Lab. Clin. Med., Natural Medicines Comprehensive
68, 484-493. Database. 8th ed. Stockton, CA: Therapeutic
Research Faculty;1258-1260.
28
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
29
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
30