ABSTRACT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Radikal bebas adalah suatu molekul yang pada lapisan elektron terluarnya
tidak mempunyai elektron berpasangan. Molekul atau atom tersebut sangat labil
dan mudah membentuk senyawa baru (Muchtadi 2009). Kelompok radikal bebas
misalnya superoxide anion, hydroxyl radicals, dan peroxyl radicals. Kelompok
non radikal seperti hidrogen peroksida dan organic peroxides. Selain itu terdapat
pula radikal bebas lain seperti 6 hydroperoxyl, alkoxyl, karbonat, karbon dioksida,
atomic chlorine dan nitrogen dioksida (Hardiana et al. 2012). Kerusakan oksidatif
akibat adanya radikal beba dapat ditangkal dengan adanya antioksidan.
Antioksidan merupakan molekul yang bertindak sebagai pertahanan terhadap
kerusakan oksidatif (Masaki 2010). Jika radikal bebas jumlahnya melebihi
antioksidan maka akan menimbulkan keadaan yang disebut stres oksidatif.
Berbeda halnya apabila terdapat antioksidan yang lebih banyak, maka radikal
bebas tersebut akan segera bereaksi dengan antioksidan membentuk molekul yang
stabil dan tidak berbahaya sehingga reaksi pun berhenti sampai disini (Halliwell
dan Gutteridge 2007).
Antioksidan dapat berupa senyawa eksogen seperti berasal dari minuman,
makanan, dan sinar matahari, dan dapat pula berasal dari endogen yang berasal
dari jalur enzimatik maupun nonenzimatik (Wahlqvist 2013). Sumber antioksidan
yang sering dijumpai salah satunya adalah teh. Kandungan utama yang terdapat
dalam teh adalah antioksidan polifenol yaitu katekin. Mekanisme aktivitas
antioksidan yang terdapat dalam senyawa fenol pada teh berupa sebagai
pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkelat logam, peredam terbentuknya
singlet oksigen serta pendonor elektron (Alfian dan Susanti 2012). Senyawa fenol
diketahui sangat berperan terhadap aktivitas antioksidan, semakin besar
kandungan senyawa golongan fenolnya semakin besar aktivitas antioksidannya
(Hardiana et al. 2012).
Kapasitas antioksidan dalam teh dapat ditentukan dengan metode 2,2-
difenil-1-pikril-hidrazil (DPPH). Prinsip kerja dari metode DPPH adalah proses
reduksi senyawa radikal bebas DPPH oleh antioksidan. Proses reduksi tersebut
ditandai dengan adanya perubahan warna ungu pekat menjadi kuning. Pemudaran
warna tersebut akan menyebabkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak pada
spektrofotometer, semakin rendah nilai absorbansi maka semakin tinggi kativitas
antioksidannya (Ananda 2009)
Pengujian kadar total fenol adalam teh dapat ditentukan dengan metode
Folin-Ciocalteu yang didasarkan pada kemampuan sampel untuk mereduksi
reagen Folin-Ciocalteu yang mengandung senyawa fosfomolibdat-fosfotungstat.
Gugus hidroksil pada senyawa fenolik bereaksi dengan reagen Folin- Ciocalteau
membentuk komplekss molibdenum-tungsten berwarna biru yang dapat dideteksi
dengan spektrofotometer. Semakin besar konsentrasi senyawa fenolik maka
semakin banyak ion fenolat yang akan mereduksi asam heteropoli pada eaksi
Folin sehingga warna biru yang dihasilkan semakin pekat (Alfian dan Susanti
2012)
METODE
Metode
Sampel dilarutkan
Absorbansi x̄
Konsentrasi
Kapasitas Konsentrasi
Peng- Ulang- antioxidan
Sampel antioksidan antioxidan
enceran an (mg
(%) (mg
Sampel Blanko AEAC/mL)
AEAC/mL)
Kapasitas antioksidan
A blanko - A larutan sampel
Kapasitas antioksidan = 𝑥 100%
A blanko
1.969 - 0.206
= 𝑥 100%
1.969
= 89.54%
Konsentrasi antioksidan
y = -6.3489x + 1.6544
0.026 = -6.3489x + 1.6544
x = 0.2281 mg AEAC/mL
x̄ = 0.2443 mg GAE/mL
PEMBAHASAN
SIMPULAN