Anda di halaman 1dari 129

PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU

TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN


DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI

OLEH :
AMINAH PURBASARI

NIM. K7402038

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU
TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN
DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh:

AMINAH PURBASARI
NIM. K7402038

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi
Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. C. Dyah S.I., M.Pd. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd.


NIP. 19611122 198903 2 001 NIP. 19630406 198903 2 001
PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :
Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :


Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Tri Murwaningsih, M.Si. 1. ....................


Sekretaris : Drs. Pradja Suminta, S.H.,M.M. 2. ....................
Anggota I : Dra. C. Dyah S.I., M.Pd. 3. ....................
Anggota II : Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd. 4. ....................

Disahkan oleh :
Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.


NIP. 19600727 198702 1 001
ABSTRACT

Aminah Purbasari. THE ROLE OF THE SUB-REGENCY CHIEF SECRETARY


IN HELPING THE SUB-REGENCY CHIEF’S DUTY AT SECRETARIAT AT
SUB-REGENCY JATIPURO REGENCY KARANGANYAR Thesis. Surakarta:
Teaching and Education Science Faculty, Sebelas Maret University, Agustus 2009.

The goals of this research is to knows: 1. the role of the sub-regency chief
secretary in helping the sub-regency chief’s duty at secretariat at sub-regency Jatipuro
regency Karanganyar; 2. the constraints faced by sub-regency chief secretary in
helping the sub-regency chief’s duty at secretariat at sub-regency Jatipuro regency
Karanganyar; 3. the efforts done by sub-regency chief secretary in solving the
constraints.
This research using descriptive qualitative approach and single stake research
strategy. Data source are informant, document and archive, and also place and event.
Sampling technique used snowball purposive sampling. While Data technique using
observation, interview and document analysis. Validate data technique used source
triangulation and method triangulation, interactive analysis model used as data
analysis technique.
Base of the result of this research could take conclusion: 1. The role of the
sub-regency chief secretary as: a). the assistant of the duty executor of the chief sub-
regency, b). the compiler of the sub-regency’s activity planning, c). person who takes
the responsibility of the sub-regency activity; 2. The constraints faced by sub-regency
chief secretary were: a). the limited of the personnel at sub-regency Jatipuro, b). the
lower of the competency and work motivation of the personnel of sub-regency
Jatipuro officer, c). the limited of the software and equipment office at sub-regency
Jatipuro, d). the less representative of the building of the sub-regency Jatipuro; 3. The
efforts done by sub-regency chief secretary in solving the constraints were: a). request
the addition of the officer to the head of the area officer bureau regency Karanganyar,
b). done the overtime work, c). execute technique guidance course to the village
officer that sub-regency officer Jatipuro could followed it, d). ordered the sub-
regency Jatipuro officer to followed technique guidance course execute by regency or
province government, e). request the addition of the equipment office to the head of
equipment department, area secretary regency Karanganyar, f). borrowed the
facilitate had by other institution like General Election Commission’s computer at
sub-regency Jatipuro, g). using the office facilitate and equipment that own now as
optimize as possible, h). propose the budget planning of the sub-regency Jatipuro
building relocation to the government of the regency Karanganyar, i). propose the
budget planning of the sub-regency Jatipuro building rehabilitate to the government
of the regency Karanganyar stage by stage.
ABSTRAK

Aminah Purbasari. PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU


TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN
JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Peranan Sekretaris Camat


Jatipuro dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan
Jatipuro Kabupaten Karanganyar; 2) Kendala apa saja yang dihadapi oleh Sekretaris
Camat Jatipuro dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar; 3) Upaya-upaya yang dilakukan oleh
Sekretaris Camat Jatipuro dalam mengatasi berbagai kendala yang muncul
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan strategi
penelitian tunggal terpancang. Sumber data terdiri dari informan, dokumen dan arsip,
serta tempat dan peristiwa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
snowball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi,
wawancara, dan analisis dokumen. Validitas data yang digunakan yaitu trianggulasi
sumber dan trianggulasi metode. Model analisis interaktif mengalir digunakan
sebagai teknik analisis data.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Peranan Sekretaris
Camat Jatipuro adalah sebagai : a). Pembantu pelaksana tugas Camat, b). Penyusun
rencana kegiatan kecamatan, c). Penanggung jawab kegiatan kecamatan. 2. Kendala-
kendala yang dihadapi oleh Sekretaris Camat Jatipuro: a). Terbatasnya jumlah
pegawai kecamatan Jatipuro sehingga kurang seimbang dengan beban pekerjaan yang
semakin berat, b). Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai, c).
Terbatasnya piranti atau peralatan kantor, d). Kurang representatifnya kondisi gedung
kantor Camat Jatipuro. 3. Upaya-upaya Sekretaris Camat Jatipuro dalam mengatasi
kendala yang muncul: a). Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar, b). Melaksanakan kerja
lembur, c). Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus
pegawai kecamatan bisa mengikutinya, d). Memerintahkan pegawai kecamatan
mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten atau
provinsi, e). Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian
Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar, f). Meminjam fasilitas
milik instansi lain seperti komputer milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ada
di kecamatan, g). Menggunakan fasilitas dan peralatan kantor yang ada saat ini
dimiliki seoptimal mungkin, h). Mengajukan rencana angggaran relokasi kantor
camat Jatipuro kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar, i). Mengajukan anggaran
pelaksanaan rehabilitasi gedung kantor Camat secara bertahap.
MOTTO

,...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat.
{Al-Quran Surat Al Mujâdilah (58) ayat 11}

Bacalah, dan Tuhanmu amat mulia. Yang mengajar dengan pena. Dia telah
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
{Al-Quran Surat Al’Alaq (96) ayat 3-5}

Membaca memperkaya jiwa dan alam pikiran kita, menulis memperkaya ilmu
pengetahuan itu sendiri.
{Muhamad A. Fauzi}

Di balik mendung terdapat sinar terang sang surya, di balik kesulitan ada
seberkas cahaya asa.
{Penulis}
PERSEMBAHAN

Teriring puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala

dan sholawat bagi Rasulullah Muhamad SAW

Kupersembahkan karya ini kepada:

Almamater tercinta

dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang


telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: “PERANAN SEKRETARIS
CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG
KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN
KARANGANYAR” sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang ada, penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bertujuan
untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu atas segala bantuan yang diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ketua BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dra. C. Dyah Sulistyaningrum I., M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.
6. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi.
7. Dr. Joko Santosa T.H., M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi selama menjadi mahasiswa UNS.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran FKIP Universitas Sebelas Maret yang telah mendidik
penulis.
9. Bapak dan Ibu staf karyawan Tata Usaha FKIP Universitas Sebelas Maret yang
telah membantu kelancaran dalam urusan administrasi.
10. Bapak Sri Suboko, S.Sos., M.Si. selaku Camat Jatipuro yang telah memberikan
ijin penelitian.
11. Bapak Bambang Djatmiko, S.Sos. selaku Sekretaris Camat Jatipuro yang telah
berkenan menjadi narasumber utama penelitian.
12. Segenap staf Kantor Camat Jatipuro yang telah bersedia diwawancarai di sela-
sela kesibukannya.
13. My Lovely Family: Bapak, Ibu, Mas Atang, Mas Endang, Asep. My Tough
Husband: Fauzi n My Sweety Daugter: Husna.
14. My Dearest Friend: Ari TU, Ari Set, Ismi, Chandra Ariesta dan semua temen-
temen PAP’02 yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu. Keep in touch girls.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan
dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Akhir kata penulis sangat mengharapkan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Surakarta, Agustus 2009


Penulis,
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAM JUDUL...................................................................................................i
HALAMAN PENGAJUAN........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iv
HALAM ABSTRAKSI...............................................................................................v
HALAMAN MOTTO...............................................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................viii
KATA PENGANTAR................................................................................................ix
DAFTAR ISI...............................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Perumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................6
D. Manfaat Penelitian..................................................................................6
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka....................................................................................7
1. Tinjauan tentang Peranan Sekretaris.............................................8
2. Tinjauan tentang Tugas Camat.....................................................20
3. Tinjauan tentang Sekretaris Camat..............................................25
4. Tinjauan tentang Kesekretariatan................................................29
B. Kerangka Berpikir................................................................................32
BAB III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................35
B. Bentuk dan Strategi Penelitian............................................................36
C. Sumber Data..........................................................................................37
D. Teknik Sampling...................................................................................38
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................38
F. Teknik Pemeriksaan Data...................................................................40
G. Analisis Data.........................................................................................41
H. Prosedur Penelitian..............................................................................43
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian….............................................................45
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian....................................................55
C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Teori…................................65
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan………………...…......................................,.....................71
B. Implikasi……………………………..............................,.....................73
C. Saran………………………………………….…............,....................74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

halaman
Tabel1. Data Kependudukan per Desa Tahun 2008...........................................49
DAFTAR GAMBAR

halaman
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian......................................................................33
Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif.........................................................42
Gambar 3. Prosedur Penelitian...............................................................................44
DAFTAR LAMPIRAN

halaman
Lampiran 1. Jadwal Penelitian................................................................................78
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan..............................................................................79
Lampiran 3. Catatan Lapangan..............................................................................85
Lampiran 4. Struktur Organisasi dan Tatakerja Kecamatan............................107
Lampiran 5. Daftar Pegawai Kecamatan Jatipuro..............................................108
Lampiran 6. Perijinan Penelitian...........................................................................109
Lampiran 7. Peraturan Perundangan...................................................................114
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuhan menciptakan mahkluk hidup beserta atau diikuti dengan peranannya


masing-masing, tidak terkecuali manusia. Manusia mempunyai peranan yang besar
dalam kehidupan dibandingkan dengan mahkluk hidup lainnya. Oleh karena itu
manusia harus mampu menjaga keseimbangan kehidupan, baik secara luas (sesama
mahkluk hidup) maupun sempit (sesama manusia / sosial masyarakat). Apabila
seseorang (manusia) mendapatkan hak-haknya dan melaksanakan kewajiban-
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dapat dikatakan dia menjalankan
perannya.
Peranan (role) yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat (social position). Social position
merupakan unsur yang bersifat statis, yang menunjukkan tempat individu dalam
organisasinya, sedangkan role lebih banyak menunjuk pada fungsi serta penyesuaian
diri seseorang. Oleh karena itu peran bersifat dinamis dan fleksibel karena ia sangat
dipengaruhi oleh karakter/sikap seseorang itu sendiri (internal) serta situasi dan
kondisi lingkungannya (eksternal).
Aparatur pemerintah merupakan figur sentral dan berperan penting dalam
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini karena di dalam
dirinya melekat tugas dan tanggung jawab sebagai penyelenggara pemerintahan dan
sekaligus penyelenggara pembangunan. Tugas, tanggung jawab, serta peran aparatur
pemerintah dari pusat sampai daerah bahkan desa telah diatur dalam peraturan
perundangan secara bertingkat mulai dari Konstitusi/Undang Undang Dasar (UUD),
Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri), sampai dengan Peraturan daerah (Perda) disesuaikan dengan tugas,
fungsi, dan kedudukan wilayahnya.
Beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tata pemerintahan
yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pemerintahan tingkat
kecamatan antara lain adalah :
1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 Ayat (2).
2. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah.
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang.-Undang Nomor
32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman
Organisasi Kecamatan.
9. Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Karanganyar.
10. Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar.
11. Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan
Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten Karanganyar.
Ditilik dari struktur organisasi dan tatakerja (SOT), kecamatan adalah satuan
pemerintahan yang merupakan jembatan penghubung antara pemerintah kabupaten
dan pemerintahan tingkat desa. Segenap pelaksanaan kegiatan pemerintahan dalam
rangka penerapan asas-asas otonomi daerah yaitu asas dekonsentrasi, asas
desentralisasi, maupun asas tugas pembantuan dialirkan oleh pemerintah kecamatan
dari kabupaten/kota ke desa. Sebaliknya jika terdapat aspirasi dari pemerintahan
tingkat desa, pemerintah kecamatan harus menyampaikan atau menghubungkannya
ke pemerintah kabupaten/kota.
Dalam struktur pemerintahan kecamatan, kegiatan pemerintahan dilaksanakan
oleh seorang Camat dengan dibantu oleh beberapa aparat pemerintahan dibawahnya.
Aparat pemerintahan tersebut terdiri dari seorang Sekretaris Camat, beberapa Kepala
Seksi, beberapa Kepala Sub Bagian serta sejumlah staf sebagai bawahannya.
Sekretaris camat yang biasanya disingkat sekcam adalah pimpinan sekretariat
kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada camat.
Sekretaris camat mempunyai tugas membantu camat dalam melaksankan tugas
penyelenggaraan pemerintahan dan memberikan pelayanan administrasi kepada
seluruh perangkat/aparatur kecamatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah, Sekretaris Camat merupakan pejabat struktural eselon
IV/a sama dengan para Kepala Seksi Kecamatan dan langsung membawahi para staf.
Namun berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
yang merupakan penyempurnaan PP Nomor 84 Tahun 2000, jabatan sekretaris camat
adalah jabatan struktural eselon III/b dan membawahi sebanyak-banyaknya 3
subbagian.
Oleh karena itu, ditilik dari komposisi personalia dalam struktur organisasi
pemerintahan kecamatan dalam peraturan terbaru tersebut tersebut (PP Nomor 41
Tahun 2007), Sekretaris camat memiliki peran lebih yang cukup strategis dan sentral
dalam mendorong dan mewujudkan keberhasilan pemerintahan daerah di tingkat
kecamatan. Hal ini karena Sekretaris Camat tidak lagi hanya merupakan bawahan
Camat dan setingkat dengan para Kepala Seksi, namun dituntut untuk menjadi “orang
nomor 2” di kecamatan.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dan menyusunnya dalam sebuah Skripsi dengan judul
“PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI
BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN
KARANGANYAR”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan suatu hal yang sangat sentral dan penting
dalam suatu penelitian. Hal ini mengingat perumusan masalah menjadi dasar dan arah
kemana penelitian akan menuju. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang
masalah perlu dirumuskan suatu permasalahan secara jelas dan sistematis. Dengan
perumusan yang jelas dan sistematis tersebut, diharapkan sasaran yang hendak
dicapai menjadi tegas, jelas, dan terarah. Selain itu juga akan memudahkan
pemahaman terhadap masalah yang diteliti sehingga tujuan penelitian yang
diharapakan akan tercapai.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan dalam bentuk pertanyaan
penelitian (research questions) sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peran Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang
kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Sekretaris Camat dalam membantu
tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar?
3. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Sekretaris Camat dalam mengatasi kendala
yang muncul dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Menjadi suatu keniscayaan bahwa setiap pekerjaan apapun bentuk dan


jenisnya mempunyai tujuan. Tujuan adalah sasaran akhir yang hendak dicapai.
Demikian pula dengan suatu penelitian, yang akan berakhir apabila tujuan penelitian
telah tercapai. Oleh karena itu tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini,
penulis formulasikan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peranan Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di
bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?
2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh Sekretaris Camat dalam
membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar?
3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Sekretaris Camat dalam
mengatasi berbagai kendala yang muncul dalam membantu tugas Camat di bidang
kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?

D. Manfaat Penelitian

Setiap peneliti pasti mempunyai suatu harapan bahwa penelitiannya akan


bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain, tak terkecuali bagi penulis.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini manfaat yang diharapkan dapat penulis peroleh
adalah:
1. Manfaat Teoritis
a) Dapat memberikan sumbangan pengetahuan serta pemikiran terhadap ilmu
administrasi pada umumnya maupun kesekretariatan pada khususnya.
b) Dapat menambah referensi dan bahan masukan bagi penelitian sejenis di masa
yang akan datang.
c) Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti
mengenai peranan Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang
kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar.
2. Manfaat Praktis
a) Sebagai masukan bagi Camat Jatipuro dalam pengambilan keputusan di
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar.
b) Memberikan gambaran pengetahuan bagi pembaca pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya mengenai peranan Sekretaris Camat dalam
membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu ia tidak
dapat dimulai dengan sesuatu yang kosong. Penelitian harus dimulai dengan landasan
tertentu yang bersifat ilmiah pula. Landasan itu adalah teori. Teori diperlukan untuk
memberikan arah dalam memahami permasalahan yang diteliti dan juga
pengumpulan data sehingga hanya data yang relevan dan berguna yang akan diambil
oleh peneliti.
Snelbecker dalam Moleong (2004:57) mendefinisikan teori sebagai
“Seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti
aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data
yang diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan
fenomena yang diamati”.
Sedangkan Marx dan Goodson dalam Moleong (2004:57) menyatakan “teori
ialah aturan yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan
dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari
hubungan-hubungan yang diamati diantara kejadian-kejadian (yang dapat diukur).”
Sementara itu Glaser dan Strauss dalam Moleong (2004:57), “membobolkan
konsep dasar teori dasar klasik dengan menyodorkan teori dari dasar, yaitu teori yang
berasal dari data dan yang diperoleh secara analitis dan sistematis melalui metode
komparatif.”
Dari beberapa pengertian teori di atas, pengertian yang penulis anggap lebih
sesuai dengan penelitian ini adalah dari Glaser dan Strauss karena tidak melibatkan
kejadian atau data yang terukur.
Setelah membahas pengertian teori maka yang bahasan berikutnya adalah
fungsi teori. Menurut Snelbecker dalam Moleong (2004:57-58), “ada 4 (empat)
fungsi teori yaitu (1) mensistemasikan penemuan-penemuan penelitian, (2) menjadi
pendorong untuk menyusun hipotesis, (3) membuat ramalan atas dasar penemuan,
dan (4) menyajikan penjelasan untuk menjawab pertanyaan mengapa.”
Dalam penelitian ini, teori digunakan oleh peneliti sebagai referensi dalam
penulisan yang dapat diambil dari produk pustaka berupa buku terbitan, makalah,
jurnal, laporan-laporan dan sebagainya. Dalam tinjauan pustaka ini dikaji teori untuk
mengungkap permasalahan yang diteliti yaitu:
1. Tinjauan tentang Peranan Sekretaris
2. Tinjauan tentang Tugas Camat.
3. Tinjauan tentang Sekretaris Camat.
4. Tinjauan tentang Kesekretariatan.

1. Tinjauan tentang Peranan Sekretaris

a. Pengertian Peran dan Peranan


Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional (Balai Pustaka: 2005: 854), salah satu pengertian peran
adalah ”perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat”. Sementara itu peranan berarti ”tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”.
Menurut W.J.S. Poerwodarminto dalam Saiman (2002:37) dikatakan,
”peranan ialah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan
utama, yaitu sesuatu yang dapat menentukan terjadinya suatu peristiwa atau
kegiatan selanjutnya”. Sementara menurut Soerjono Soekanto (1999: 269),
peranan mencakup 3 hal yaitu :
1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
2) Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat dalam organisasi.
3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.

Sedangkan Suwandi (http://www.damandiri.or.id/file/suwandiunairbab21.pdf:


8 Desember 2008) mengatakan pengertian peran atau role dapat dijelaskan
dengan beberapa cara. Antara lain, pertama, secara historis, konsep peran berawal
dunia teater yang hidup subur di jaman Yunani Kuno (Romawi). Dalam arti ini,
peran menunjuk pada karakteristik yang disandang untuk dibawakan oleh seorang
aktor dalam sebuah pentas drama. Kedua, suatu penjelasan yang menunjuk pada
konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang
dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur
sosial. Ketiga, suatu penjelasan yang lebih bersifat operasional, dimana peran
seorang aktor dirancang dan dibatasi oleh aktor lain dalam satu “penampilan atau
unjuk peran (role performance)”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan berkaitan
dengan posisi seseorang dalam masyarakat atau organisasi yang kemudian
berimplikasi pada tindakan-tindakan apa diharapkan dilakukan oleh seseorang
atau individu itu sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat atau organisasi
tersebut.

b. Pengertian Sekretaris
Istilah sekretaris berasal dari kata secretum dari bahasa Latin yang berarti
rahasia. Kemudian berubah menjadi kata secretaire dalam bahasa Perancis,
secretary dalam bahasa Inggris, dan akhirnya menjadi kata secretaries dalam
bahasa Belanda. Akhirnya menjadi sekretaris dalam bahasa Indonesia. Sekretaris
adalah orang, pegawai, atau karyawan yang diberi tugas dan pekerjaan
berhubungan dengan masalah rahasia negara atau perusahaan (Ig. Wursanto.
2006:1).
Menurut The Liang Gie dalam Hery Sawiji (2002:40), “sekretaris adalah
asisten yang membantu dalam segala hal agar pimpinan dapat bertindak secara
efektif dalam menunaikan tugas-tugas manajemennya”. Sedangkan menurut Ig.
Wursanto dalam Saiman (2002:25) “ sekretaris ialah seorang pegawai yang
bertugas membantu pimpinan kantor dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
detail kepala atau pimpinannya”.
Webster’s New Word Dictionary dalam bukunya Sutarto (1994:4)
mendefinisikan sekretaris sebagai berikut:
1. Seorang pegawai yang memelihara warkat, melakukan korespondensi dan
tugas-tugas lainnya, dan lain-lain untuk organisasi atau perseorangan.
2. Pegawai umum yang mengepalai bermacam-macam pekerjaan.
3. Seorang pegawai yang mengepalai suatu depertemen pemerintahan.
4. Meja tulis, khususnya yang baik dengan sebuah almari buku kecil.

c. Peranan Sekretaris
Sekretaris sebagai seorang pembantu pimpinan sebuah kantor/perusahaan ikut
menentukan keberhasilan pimpinan dalam mengelola kantor serta kinerja kantor
secara keseluruhan. Besar kecilnya peranan sekretaris tersebut juga tergantung
pada besar kecilnya kantor/perusahaan/lembaga dan sesuai dengan jabatan
sekretaris itu sendiri yang berbeda-beda satu dengan yang lain seperti sekretaris
pribadi atau sekretaris manajer.
Sementara itu Saiman (2002:37-38) membedakan peranan Sekretaris menjadi
dua yaitu :
1. Peranan sekretaris terhadap atasan.
a. Sebagai perantara atau saluran komunikasi dan pembinaan hubungan
yang baik bagi orang yang ingin berhubungan dengan pimpinan.
b. Sebagai sumber informasi yang diperlukan pimpinan dalam memenuhi
fungsi, tugas dan tanggung jawab.
c. Sebagai pelanjut keinginan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan
tugas.
d. Alternatif pemikiran dan pimpinan dalam ide-ide.
e. Sebagai faktor penunjang dalam keberhasilan pekerjaan dan cerminan
pimpinan bagi bawahan.
2. Peranan sekretaris terhadap bawahan
a. Penentuan kebijakan bagi pegawai bawahan secara adil yritu mengenai
pengaturan penempatan pegawai yang sesuai dengan dengan kecakapan
dan kemampuan (rule of the place).
b. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan
dapat berjalan lancar dan baik.
c. Memberikan rasa bangga dan puas kepada pegawai bawahan dalam
menjalankan pekerjaan.
d. Menerima pendapat dan usul bawahan dalam berbagai masalah.
e. Mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan untuk lebih
mengarahkan dan mengetahui kelemahan dan kehendak pegawai
bawahan.

d. Tugas-tugas Sekretaris
Seorang pimpinan akan sangat memerlukan bantuan sekretaris dalam
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kantor, seperti menerima tamu, menerima
telepon, mengambil dikte dan melatinnya, mengurus surat menyurat dan
menyimpannya, dan lain sebagainya. Untuk itu seorang pimpinan mengharapkan,
bahwa bantuan yang diberikan oleh sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugas
dapat dikerjakan dengan penuh tanggung jawab.
Siwi Kadarmo (1994:7-9) mengelompokkan tugas-tugas sekretaris ke dalam
empat kelompok yaitu :
1) Tugas-tugas rutin.
2) Tugas-tugas khusus.
3) Tugas-tugas yang bersifat kreatif.
4) Melakukan hubungan dan kerjasama.
Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Tugas-tugas rutin.
Tugas rutin adalah tugas-tugas yang tidak lagi memerlukan perintah
khusus, perhatian khusus, maupun pengawasan khusus. Tugas-tugas tersebut
meliputi membuka surat, menerima tamu, menerima telepon, filing, membuat
jadwal tamu, dan lain-lain.
2. Tugas-tugas khusus.
Ada kalanya seorang pimpinan meminta sekretaris untuk melakukan
tugas-tugas khusus. Tugas tersebut dapat diberikan oleh pimpinan dengan
perintah secara lengkap maupun tidak, sehingga sekretaris harus
mempergunakan pertimbangan dan pengalamannya untuk menyelesaikannya.
Tugas-tugas tersebut meliputi membuat konsep telegram atau surat sampai
dengan mengirimkannya, membuat deposito bank, membuat perjanjian
dengan klien, dan sebagainya.
3. Tugas-tugas yang bersifat kreatif.
Dalam bidang tugas ini, sekretaris dapat menemukan sendiri kegiatan
yang menurutnya merupakan suatu bantuan yang sangat diperlukan oleh
atasannya. Sekretaris melakukannya tanpa diminta oleh atasan dan diharapkan
agar pekerjaan atasaannya secara keseluruhan dapat berjalan lebih efektif dan
efisien.
Tugas yang bisa digolongkan bersifat kreatif ini misalnya mengumpulkan
keterangan-keterangan yang sekiranya nantinya diperlukan oleh atasannya.
Dengan demikian, bila sewaktu-waktu atasannya membutuhkan, sekretaris
dapat memberikannya.
4. Melakukan hubungan dan kerja sama.
Meskipun seorang sekretaris bisa melaksanakan tugasnya tanpa bantuan
orang lain, tetapi dia tidak akan dapat terlepas dari kemungkinan untuk
berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain. Oleh karena itu, seorang
sekretaris harus dapat bekerja sama dengan orang lain dengan harmonis. Dia
harus selalu berusaha untuk membina hubungan yang baik dengan pimpinan
atau pihak lain dalam batas-batas profesi/kedinasan.

Sedangkan Moekijat (1989:28) menyatakan secara singkat tugas-tugas


sekretaris adalah :
1) Administrasi umum.
2) Buku-buku berdasarkan perundang-undangan dan laporan resmi.
3) Rapat-rapat.
Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Administrasi umum
Yakni yang dibebani dengan tugas-tugas pengetikan, pos, pelayanan
pesuruh dan telepon, dan mungkin dengan penunjukan pegawai-pegawai tata
usaha. Akan tetapi ini dapat juga menjadi tanggung jawab dari seorang
manajer perkantoran atau akuntan.
2. Buku-buku berdasarkan perundang-undangan dan laporan resmi.
Menurut undang-undang perusahaan, sekretaris bertanggung jawab atas
pemeliharaan buku-buku, seperti daftar anggota dan pembuatan laporan resmi
yang khusus (misalnya penggantian direktur-direktur) dan laporan-laporan
resmi secara berkala (misalnya laporan tahunan).
3. Rapat-rapat.
Sekretaris bertanggung jawab atas semua tugas dalam hubungannya
dengan rapat-rapat para direktur dan pemegang saham, seperti mengatur rapat,
mempersiapkan kertas-kertas agenda dan notulen, serta mungkin yang lebih
penting, agar dapat diambil tindak lanjut yang tepat terhadap keputusan-
keputusan yang dibuat dalam rapat tersebut.

Meskipun baik Siwi Kadarmo maupun Moekijat membagi tugas-tugas


sekretaris ke dalam beberapa kelompok yang berbeda-beda namun tugas dasar
yang dikerjakan oleh seorang sekretaris adalah sama, diantaranya adalah :
1. Mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan surat-menyurat seperti
membuka surat, membuat konsep surat sampai dengan mengirimkannya.
2. Menerima tamu dan telepon.
3. Melakukan hubungan dengan orang lain, klien atau rekanan, mengatur rapat
dan sebagainya.
4. Pemeliharaan arsip dan dokumen.

e. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Sekretaris


Seorang Sekretaris yang profesional harus mampu bersikap proaktif dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Artinya ia mampu merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi tugas-tugasnya tidak hanya menunggu perintah pimpinan.
Selain proaktif ia juga harus tanggap terhadap situasi kantornya karena pasti akan
muncul hambatan-hambatan dalam pelaksanaan tugas seorang sekretaris.
Menurut Daru Condro Pranoto (2003:60) hambatan yang lazim dihadapi
seorang sekretaris, adalah:
a. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan kegiatan
administrasi dan perlengkapan untuk melakukan penyimpanan data atau
arsip-arsip penting. Kurangnya sarana dan prasarana yang vital akan
mengganggu kelancaran serta efektivitas kinerja sekretaris.
b. Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang berkualitas dalam membantu
penyelenggaraan tugas sekretaris. Tidak mencukupinya anggaran menjadi
salah satu penyebab tidak dilakukannya penambahan jumlah personil atau
staf dalam membantu tugas-tugas sekretaris.

Dari uraian di atas, menurut penulis hambatan yang sering dihadapi seorang
sekretaris dalam melaksanakan tugasnya adalah:
1) Hambatan yang bersifat internal
Hambatan ini berasal dari kemampuan atau kompetensi seorang sekretaris itu
sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri, rendahnya kemampuan
berkomunikasi dan ketrampilan teknis lainnya.
2) Hambatan dari luar (eksternal)
Hambatan yang berasal dari luar seorang sekretaris misalnya kurangnya
sarana dan prasarana kantor, rekan sekerja dan bawahan yang kurang
mendukung, situasi kantor yang tidak kondusif, dan lain-lain.

f. Syarat-syarat Seorang Sekretaris


Seorang sekretaris yang profesional mempunyai syarat-syarat tertentu yang
harus dipenuhi, karena jika tidak, pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretarisannya
akan berjalan dengan kurang baik. Secara umum syarat untuk menjadi seorang
sekretaris yaitu harus mempunyai minat untuk melaksanakan tugas kesekretarisan
dan kemampuan (skills) di bidang kesekretarisan sesuai dengan kedudukannya
sebagai sekretaris organisasi.
Prajudi Atmosudirdjo dalam Hery Sawiji (2002:41) menyatakan, syarat-syarat
yang harus dimiliki seorang sekretaris ada 5 (lima) yaitu:
1) Syarat kepribadian yang sesuai.
2) Syarat pengetahuan umum.
3) Syarat pengetahuan khusus.
4) Syarat skills dan teknik kesekretariatan.
5) Syarat praktek (internship, magang).
Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Syarat kepribadian yang sesuai, antara lain ramah, bijaksana, punya inisiatif,
cepat tanggap terhadap situasi, dan pandai beradaptasi
2. Syarat pengetahuan umum, yakni mempunyai pengetahuan kemasyarakatan
dan kebudayaan yang dapat mengangkat standing atau gengsi organisasi
misalnya kemahiran berbahasa asing.
3. Syarat pengetahuan khusus mengenai hal-hal dimana dia bekerja, seperti
marketing untuk perusahaan perdagangan, matematika untuk biro teknik,
dan sebagainya.
4. Syarat skills dan teknik kesekretariatan, seperti mengetik, stenografi,
korespondesnsi, dasar-dasar tata buku, ilmu kearsipan dasar, dan lain
sebagainya.
5. Syarat praktek (internship, magang), misalnya sebelum sebagai resepsionis,
beberapa minggu sebagai telefonis, beberapa bulan di agenda, arsip, dan
ekspedisi, serta kemudian beberapa bulan di bagian korespondensi.
Semuanya itu agar ia terbiasa dalam berbagai macam pekerjaan business
routine yang nantinya diperlukan pada saat ia menjalankan pekerjaan
sekretaris secara sukses.

Sementara itu dalam buku Secretarial Procedure and Administration dalam


Hery Sawiji (2002 :42) disebutkan bahwa seorang sekretaris harus mempunyai
Personal Qualities yang meliputi :
1) The ability to get along with others.
2) Ethical behaviour.
3) Cerdas.
4) Maturity.
Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Seorang sekretaris harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan
orang lain karena ia tidak dapat bekerja seorang diri. Baik itu rekan-rekan
sejawat maupun rekanan kantor dan klien.
2. Seorang sekretaris harus memiliki kepribadian yang baik karena ia harus
sering berhubungan dengan orang lain dan menjadi contoh rekan-rekannya
yang lebih muda. Selain itu ia juga harus setia kepada atasan dan kentornya.
3. Seorang sekretaris harus cerdas karena tugas yang dikerjakannya sangat
banyak dan beragam. Semuanya harus dikerjakan dengan cermat, cepat dan
penuh inisiatif.
4. Matang di sini tidak berkaitan dengan usia tetapi pengalaman di bidang
perkantoran.

Kedua pendapat di atas membedakan syarat-syarat yang harus dimiliki


seorang sekretaris ke dalam 5 dan 4 syarat. Kesimpulan yang penulis peroleh
syarat seorang sekretaris adalah memiliki :
1. Kepribadian yang sesuai/baik seperti punya inisiatif, ramah, sopan dll.
2. Pengetahuan dan kecerdasan tertentu.
3. Kemampuan dan ketrampilan tertentu.
4. Matang atau berpangalaman di bidang tata usaha perkantoran.

Sukses sekretaris dalam suatu kantor tidak hanya tergantung kepada


kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas kantor saja, tetapi juga
tergantung kepada sikap yang dibawakannya dalam melaksanakan tugas-tugas
kantor tersebut. Untuk dapat melaksanakan tugas kesekretarisan dengan baik, ada
beberapa sikap pokok yang harus diusahakan untuk dimiliki oleh seorang
sekretaris.
Menurut Siwi Kadarmo (1994:16-26) ada 10 (sepuluh) sikap yang
dipersyaratkan agar tugas-tugas sekretaris dapat berhasil secara efektif dan
efisien. Kesepuluh sikap tersebut terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
1) Sikap dalam perbuatan.
2) Sikap dalam hubungan antar manusia.
Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Sikap dalam perbuatan, meliputi :
a) Ketelitian.
Ketelitian merupakan hal yang sangat baik. Ada kemungkinan-
kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh seorang sekretaris dalam
melaksanakan pekerjaannya. Seperti kesalahan pengetikan, coretan pensil,
dan lain-lain. Semuanya ini merupakan sumber terjadinya kesalahan yang
mungkin akan membesar. Seorang sekretaris yang efektif hendaknya
berusaha untuk bekerja lebih teliti dari hari ke hari. Karena tanpa
ketelitian, pekerjaan seorang sekretaris bisa jadi tidak ada artinya di mata
pimpinan.
b) Pertimbangan yang baik.
Menggunakan pertimbangan yang baik berarti bahwa seorang
sekretaris mempunyai kemampuan berpikir dengan teliti dan mampu
menentukan segala sesuatu dengan seksama.
c) Menyelesaikan tugas secara sempurna.
Seorang sekretaris dianjurkan tidak hanya mampu melaksanakan
tugasnya tetapi juga harus menyelesaikan tugas tersebut dengan lengkap,
tepat, dan sempurna.
d) Panjang akal.
Akal atau daya upaya dalam hal ini berarti menemukan jalan keluar.
Bagi seorang sekretaris hal ini berarti bahwa untuk menemukan jalan
keluar terhadap suatu permasalahan/kegagalan, maka ia harus mencari
akal dan berdaya upaya untuk mengatasi kegagalan itu. Hendaknya ia
tidak menyerah apabila dihadapkan pada hal-hal yang sulit pemecahannya.
Sebaliknya ia harus memaksa pikirannya untuk mendapatkan
kemungkinan-kemungkinan menemukan jalan lain, mencoba berkali-kali
hingga berhasil.
e) Inisiatif.
Inisiatif adalah kemampuan untuk mengetahui hal-hal yang dikerjakan
dan bagaimana cara mengerjakannya dengan suatu cara yang mudah tanpa
diberitahu oleh orang lain. Sikap ini dipergunakan dalam dua hal. Pertama,
untuk memperingan tugas pimpinan, dan yang kedua, dipergunakan untuk
membebaskan pimpinan dari tugas-tugas yang seharusnya dapat
dikerjakan oleh sekretaris.
2. Sikap dalam hubungan antar manusia, meliputi:
a) Kebaikan hati.
Kebaikan hati berarti mau memikirkan kepentingan orang lain selain
kepentingan dirinya sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan bersikap baik
pada orang lain, suka menolong, dan simpatik. Seorang sekretaris
hendaknya memiliki sikap ini.
b) Taktis.
Sikap taktis ini dilakukan oleh seorang sekretaris dalam membentuk
dan memelihara keramah-tamahan dan hubungan kerja. Dengan
mengucapkan kata-kata yang manis dalam berbicara atau bertanya dengan
disertai sikap yang baik, seorang sekretaris dapat mencegah orang lain
untuk merasa malu atau disakiti hatinya. Bahkan sebaliknya, orang itu
akan suka kepadanya apabila ia menggunakan sikap-sikap yang
diplomatis/taktis.
c) Bijaksana.
Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang sekretaris ialah bahwa
ia harus tutup mulut apabila ada hal-hal yang berhubungan dengan
keluarga, teman-teman, dan rekan kerjanya. Seorang sekretaris yang
bijaksana ialah yang tidak mudah mengatakan tentang kejadian-kejadian
orang lain atau organisasinya. Karena sekretaris merupakan jabatan
seseorang yang dipercaya untuk memegang rahasia. Bagi seorang
sekretaris yang berpengalaman, ia akan menyimpan segala sesuatu yang
diketahui mengenai kantornya.
d) Kesetiaan.
Sekretaris yang setia akan berusaha semaksimal mungkin untuk
menjunjung nama baik pekerjaan pimpinan. Dia tidak akan nampak
gembira apabila melihat pimpinan dalam kesulitan. Ia tidak perlu berusaha
untuk melindungi tiap-tiap tindakan pimpinan tetapi juga jangan sampai
dia ikut orang lain dalam mengecam pmpinan apabila pimpinan kurang
cakap atau tidak mempunyai pertimbangan yang baik.
e) Obyektif.
Bersikap obyektif berarti hanya akan mengadakan reaksi setelah
melihat suatu hal secara keseluruhannya dan tidak didasarkan atas
perasaannya sendiri, meskipun hal itu mengenai dirinya sendiri. Hal ini
berarti harus mengadakan kajian dan analisa tentang keseluruhan masalah
secara logis, tidak berdasarkan emosi, dan subyektif. Seorang sekretaris
harus obyektif karena seringkali hasil kerjanya dikritik oleh pimpinan dan
harus diulang kembali, atau saran-saran yang diajukannya ditolak oleh
pimpinan. Dalam hal ini sekretaris dapat menunjukkan kekecewaannya,
kejengkelannya, bahkan ketidak senangannya. Namun demikian ia harus
menelaah persoalan itu secara keseluruhan dan melepaskan pandangan
pribadinya. Dengan demikian sekretaris tidak boleh menganalisa suatu
masalah secara subyektif sebelum menunjukkan reaksinya.

Jika seorang sekretaris telah memiliki kesepuluh sikap di atas, maka dapat
dikatakan ia telah memenuhi persyaratan untuk menjadi sekretaris yang sukses.
Tinggal bagaimana dan apakah ia dapat menerapkan sikap tersebut secara
konsisten dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang sekretaris.

g. Macam-macam Sekretaris
Dewasa ini profesi sekretaris telah berkembang sangat cepat dibanding
dahulu. Hal ini tentu saja sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan sebuah kantor
atau organisasi. Oleh karena itu sekarang dikenal bermacam-macam jenis
sekretaris sesuai dengan pekerjaan spesifik yang dilaksanakannya. Menurut Ig.
Wursanto (2006:2) “sekretaris dapat dibedakan menjadi beberapa macam
tergantung dari sudut peninjauanya.”
Dilihat dari segi luas lingkup kerja dan tanggung jawabnya dibedakan menjadi
sekretaris organisasi dan sekretaris pimpinan. Sedangkan dari segi kemampuan
dan pengalaman kerja dibedakan menjadi sekretaris junior dan sekretaris senior.
Sementara itu dari segi bidang kerja dikenal sekretaris bidang kesejahteraan
rakyat, sekretaris bidang pemerintahan, sekretaris bidang hukum, sekretaris
bidang administrasi dan politik dan sebagainya.
Beberapa macam sekretaris tersebut di atas penjabarannya adalah sebagai
berikut :
1. Sekretaris Organisasi (executive secretary / manager secretary)
“Sekretaris organisasi adalah seseorang yang bertugas tidak saja melayani
pimpinan organisasinya, tetapi juga ikut mengatur hal-hal yang menyangkut
organisasi dan manajemen.” {Prajudi Atmosudirdja dalam Ig. Wursanto
(2006:3)}. Sedangkan menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27), “sekretaris
eksekutif / sekretaris manajer yaitu sekretaris yang berfungsi sebagai manajer
secara formal menjalankan manajemen/kepemimpinan”.
2. Sekretaris Pimpinan (private secretary / persona secretary)
Menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27), “sekretaris pribadi yaitu
seseorang yang berperanan semata-mata sebagai pembantu pimpinan dan
tidak membawahkan orang lain”. Sedangkan menurut C. Diah S. I. (2002:5),
“sekretaris pimpinan adalah pejabat yang membantu pimpinan dalam
menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, menyimpan, mengirim,
memelihara dan menyingkirkan bahan informasi.”
3. Sekretaris Junior
“Sekretaris junior adalah sekretaris yang baru bekerja atau memulai
karirnya sebagai sekretaris” (Sedarmayanti, 1997:15). Sedangkan menurut S.
Wojowasito dalam Saiman (2002:28), “sekretaris junior adalah sekretaris
yang memiliki kemampuan atau kecakapan yang lebih rendah dari jabatan
sekretaris senior”
4. Sekretaris senior
“Sekretaris senior adalah sekretaris yang sudah mempunyai kemampuan
bekerja dengan baik, dapat bekerja sendiri atau tanpa harus selalu dibimbing
dan mempunyai cukup pengalaman kerja” (Sedarmayanti 1997:13-14).
Sedangkan menurut Ig. Wursanto (2006:14) “sekretaris senior adalah
sekretaris yang memiliki pangkat/kedudukan lebih tinggi dari sekretaris
junior, memiliki masa kerja, kemampuan/kompetensi dan prestasi kerja
sebagai sekretaris yang mandiri tidak tergantung pimpinan”.
5. Sekretaris Bidang
Sekretaris bidang adalah sekretaris yang memiliki tugas dalam bidang
tertentu seperti sekretaris bidang sosial politik, sekretaris bidang administrasi
pemerintahan umum dan sebagainya.

2. Tinjauan tentang Tugas Camat

a. Pengertian Camat dan Kecamatan


Menurut situs Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan: 28 Pebruari
2009) Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Negara Republik
Indonesia di bawah Kabupaten atau Kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa dan
atau kelurahan-kelurahan.
Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan merupakan
Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu
yang dipimpin oleh seorang Camat. Istilah "Kecamatan" di Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam disebut dengan "Sagoe Cut". Sementara itu di Papua disebut
dengan istilah "Distrik".
b. Tugas Camat Menurut SOT Lama
Tugas pokok dan fungsi Camat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Karanganyar Nomor 11 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tatakerja
Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar Bab III Bagian Pertama Pasal
3 Ayat (2) disebutkan, “Camat mempunyai tugas membantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan
dalam wilayah kecamatan”.
Sedangkan pada Ayat (2) Pasal yang sama disebutkan, bahwa untuk
menyelenggarakan tugas pokok, maka kecamatan mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan pemerintahan umum, pembinaan pemerintahan
kelurahan/desa, ketenteraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat,
pembangunan dan pelayanan umum.
2. Pengkoordinasian pelaksanaan pemerintahan umum, pemerintahan
kelurahan/desa, ketenteraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat,
pembangunan dan pelayanan umum.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.

Sebagai tindak lanjut dari Pasal 3 Ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten
Karanganyar Nomor 11 Tahun 2001 tersebut ditetapkan Keputusan Bupati
Karanganyar Nomor 169 Tahun 2001 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten Karanganyar. Pada Pasal 3
Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 169 Tahun 2001 itu disebutkan, Uraian
tugas pokok Camat adalah sebagai berikut:
1. Menyusun program kerja di bidang pemerintahan dan pertanahan
ketenteraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat Desa/Kelurahan,
kesejahteraan sosial dan pelayan umum;
2. Menjabarkan perintah Bupati secara rinci dan jelas sesuai petunjuk,
pedoman/peraturan yang berlaku agar mudah dipahami sebagi pedoman kerja;
3. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan, baik yang dilaksanakan
oleh instansi vertikal, Perangkat Daerah, Pemerintah Desa/Kelurahan;
4. Mengkoordinasikan kerja sama antar Desa/Kelurahan;
5. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pembinaan ketenteraman dan
ketertiban serta pengamanan pelaksanaan Peraturan Daerah dan peraturan
perundang-undangan lainnya;
6. Melaksanakan koordinasi dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan di Kecamatan;
7. Mengkoordinasikan pembinaan kesejahteraan sosial yang meliputi
pendidikan, kebudayaan, kesehatan, agama, pemberdayaan perempuan,
pemuda, olah raga dan tenaga kerja;
8. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna pengembangan dan
pemekaran, penghapusan dan/atau penggabungan Desa/Kelurahan, termasuk
Dusun/Lingkungan;
9. Memberikan pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan
Desa/Kelurahan, lembaga Desa dan lembaga kemasyarakatan
Desa/Kelurahan, serta pengelolaan administrasi Desa/Kelurahan;
10. Melaksanakan tugas sebagai PPAT yang berwenang untuk menerbitkan Akta
Tanah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
11. Mengumpulkan data dan informasi di bidang politik, ekonomi, sosial dan
budaya dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah;
12. Membina kehidupan masyarakat serta mengambil langkah-langkah yang
diperlukan guna penyelesaian perelisihan antar warga masyarakat di
Kecamatan;
13. Melaksanakan pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan
perekonomian, produksi dan distribusi serta pembinaan sosial;
14. Memberikan bimbingan dalam rangka perencanaan pelaksanaan
pembangunan yang menyangkut kepentingan beberapa Desa/Kelurahan;
15. Membantu pelaksanaan pemberian bantuan kepada Badan Sosial dan korban
bencana alam;
16. Menyelenggarakan pembinaan pelayanan umum yang meliputi kekayaan dan
inventarisasi Desa/Kelurahan, kebersihan, sarana dan prasarana umum;
17. Memberikan rekomendasi permohonan ijin dan pembangunan yang meliputi
tempat ibadah, pendidikan, hiburan umum dan fasilitas sosial fasilitas
kesehatan yang dikelola swasta lainnya sesuai ketentuan yang berlaku;
18. Memberikan pelayanan administrasi kependudukan yang meliputi KTP, KK,
Surat Keterangan Pindah Penduduk sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
19. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan di bidang pemerintahan dan
pertanahan, ketenteraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat
Desa/Kelurahan, Kesejahteraan Sosial dan pelayanan umum serta mengambil
langkah-langkah pemecahannya;
20. Mndistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas masing-masing
untuk menghindari duplikasi pekerjaan dan untuk kelancaran pelaksanaan
tugas;
21. Memberikan bimbingan dan arahan/petunjuk kepada bawahan sesuai dengan
pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
22. Memberikan penilaian pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan;
23. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati sebagai pertanggung
jawaban atas tugas yang diberikan;
24. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati sebagai masukan untuk
mengambil langkah-langkah selanjutnya;
25. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

c. Tugas Camat Menurut SOT Baru


Tugas dan fungsi Camat yang baru diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Kecamatan
dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar. Pada Bab III Bagian Kesatu Pasal 3 Ayat
(1) Perda tersebut disebutkan :
Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh Bupati dan menyelenggaraakan tugas umum pemerintahan
yang meliputi :
1. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
2. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum;
3. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan;
4. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum;
5. mengkordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
Kecamatan;
6. Membina dan memfasilitasi penyelenggaraan pemerintahan Desa dan/atau
Kelurahan;
7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintahan Desa dan
Kelurahan.

Sedangkan pada ayat (2) pasal yang sama disebutkan, bahwa untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, maka Kecamatan mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan pemerintahan umum, pembinaan pemerintahan Desa dan
Kelurahan, ketenteraman dan ketertiban, pemberdayaan masyarakat,
kesejahteraan sosial dan pelayanan umum.
2. Pengkoordinasian pelaksanaan pemerintahan, pembinaan dan fasilitasi
pemerintahan Desa dan Kelurahan, ketentraman dan ketertiban,
pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan sosial dan pelayanan umum.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor


4 Tahun 2009 tersebut ditetapkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun
2009 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan
Kabupaten Karanganyar. Pada Bab III Bagian Kesatu Pasal 3 Ayat (3) Peraturan
Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 disebutkan :
Uraian tugas Camat adalah :
1. Merumuskan program kegiatan Kecamatan berdasarkan hasil evaluasi
kegiatan tahun lalu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
2. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan kebijakan atasan;
3. Mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dengan
memberikan petunjuk dan bimbingan baik secara lisan maupun tertulis
guna kelancaran pelaksanaan tugas;
4. Melaksanakan sebagian tugas Bupati di kecamatan dalam bentuk
pelimpahan wewenang pemerintahan dalam rangka mempercepat proses
pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat;
5. Melaksanakan koordinasi baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan pihak-pihak terkait dalam rangka kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat;
6. Menyusun usulan-usulan dan masukan dari pemerintahan kelurahan dan
desa sebagai bahan penyusunan program pembangunan di kecamatan;
7. Mengadakan pembinaan dan penyuluhan terhadap pemerintahan
desa/lembaga kemasyarakatan desa dan warga masyarakat dalam upaya
memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kemandirian desa dan
warga sehingga tercipta kehidupan yang aman, tenteram, tertib dan
sejahtera;
8. Memberikan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan
kewenangan yang diberikan yang diperlukan warga masyarakat dan
pelayanan di bidang pertanahan;
9. Menetapkan keputusan, instruksi, surat edaran dan naskah dinas lainnya
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka
penyelenggaraan pemrintahan umum di kecamatan;
10. Bersama aparat terkait menginventarisasi dan memecahkan permasalahan
yang muncul baik masalah pemerintahan maupun kemasyarakatan agar
terwujud rasa aman dan tenteram bagi masyarakat;
11. Membantu meningkatkan perolehan sumber-sumber pendapatan asli
daerah untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan;
12. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pemerintahan di Kecamatan dengan
cara mengukur pencapaian program dan kegiatan yang telah disusun untuk
bahan langkah-angkah tindaklanjut atau bahan laporan kepada Bupati;
13. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan
tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia
sebagai cerminan penampilan kerja;
14. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan;
15. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan
tugas; dan
16. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Dari pengertian dan uraian tugas dan fungsi Camat di atas dapat disimpulkan
seorang Camat adalah pegawai/pejabat yang melaksanakan sebagian kewenangan
atasan (Bupati) yang dilimpahkan kepadanya yaitu menjalankan tugas pemerintahan
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

3. Tinjauan tentang Sekretaris Camat

a. Pengertian Sekretaris Camat

Di dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005:159), “camat adalah


pegawai pamong praja yang mengepalai onder distrik; asisten wedana; kecamatan
yang dikepalai camat; kepala pemerintahan dibawah bupati/walikota yang
mengepalai wilayah tertentu”.
Menurut situs Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekretaris_kecamatan:
28 Pebruari 2009) Sekretaris Kecamatan yang biasanya disingkat sekcam adalah
pimpinan sekretariat kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung
jawab kepada camat. Sekretaris kecamatan mempunyai tugas membantu camat
dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan memberikan
pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat/aparatur kecamatan, meliputi:
1. Perencanaan dan pelaporan
2. Persuratan/tata naskah dinas
3. Administrasi kepegawaian
4. Tata usaha dan akuntasi keuangan
5. Administrasi barang
6. Protokoler dan perjalanan dinas
7. Administrasi umum lainnya
Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan, bahwa sekretaris camat adalah seorang pegawai yang diberi tugas
membantu menyelesaikan segala pekerjan agar camat dapat bertindak secara
efektif dalam menunaikan tugas-tugas manajemennya.

b. Peranan Sekretaris Camat


Seorang pimpinan di tingkat kecamatan yaitu camat harus mempraktekkan
prinsip-prinsip manajemen. Salah satu prinsip manajemen tersebut adalah prinsip
pelimpahan tugas. Artinya, ada beberapa tugas tertentu yang harus
diselenggarakan dan dapat diselesaikan oleh seseorang untuk orang lain. Dalam
hal ini, camat melimpahkan tugas-tugasnya kepada sekretaris camat.
Seorang sekretaris dapat meningkatkan kedudukannya serta memperoleh
penghargaan dari pimpinan jika ia melakukan tugasnya dengan baik. Dengan
demikian pimpinan akan mengakui manfaat mereka secara sebenarnya. Akan
tetapi, tidak setiap pimpinan dapat mengetahui cara yang sebaik-baiknya untuk
mempergunakan keahlian dan kemampuan sekretaris. Oleh karena itu sekretaris
harus berusaha menunjukkan kemampuannya agar, dengan demikian, pimpinan
tak ragu-ragu untuk mempergunakan keahlian dan kemampuan yang dimilikinya
itu.
Sekretaris camat adalah seorang pejabat yang melakukan serangkaian
kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok. Ruang lingkup tugas sekretaris
camat sebagai sekretaris organisasi sangat luas, meliputi segenap unsur
administrasi seperti organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia,
finansial, material, serta relasi publik.
Sekretaris camat juga bertindak sebagai kepala sekretariat yang memiliki
wewenang membuat rencana, membuat keputusan, mengorganisasikan bawahan
dan sarananya, melakukan pengawasan, memberi perintah/instruksi,
menyelenggarakan sistem komunikasi yang baik, melakukan pengarahan, serta
melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja.
Oleh karena ruang lingkupnya yang sangat luas, maka sekretaris camat dapat
mengangkat pembantu-pembantu yang akan diserahi urusan-urusan tertentu
sesuai dengan unsur-unsur administrasi. Berapa banyak dan macam pembantu
yang diperlukan tergantung dari besar kecilnya organisasi, luas sempitnya
aktifitas, serta besar kecilnya volume kerja.
Sekretaris camat mempunyai tanggung jawab yang besar karena dialah
penentu keberhasilan dan kemajuan unit kerja yang dikelolanya serta pendukung
keberhasilan kinerja camat dalam membawahi wilayahnya.

c. Tugas Sekretaris Camat


Berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten
Karanganyar Bagian Kedua Bab III Pasal 4 Ayat (1) disebutkan Sekretaris
Kecamatan mempunyai tugas membantu Camat dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina, mengendalikan di bidang administrasi,
perencanaan kegiatan, monitoring, evaluasi dan pelaporan, urusan umum,
kepegawaian dan keuangan.
Sebagai penjabarannya maka uraian tugas Sekretaris Camat adalah sebagai
berikut :
1. Menyusun program kegiatan kecamatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan;
2. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan kebijakan atasan;
3. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dengan
memberikan arah dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna
meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;
4. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Kepala Seksi lingkungan
Kecamatan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan
agar diperleh hasil kerja yang optimal;
5. Menyiapkan konsep keputusan, instruksi, petunjuk pelaksanaan dan
kebijakan Camat dalam rangka tindak lanjut tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan;
6. Menyiapkan rumusan program kegiatan berdasarkan berdasarkan hasil
rangkuman rencana kegiatan seksi-seksi dalam rangka penyusunan
anggaran belanja dan pendapatan kecamatan;
7. Mengarahkan kegiatan perencanaan, keuangan, administrasi umum, rumah
tangga dan kepegawaian sesuai pedoman yang berlaku, kebijakan yang
ditetapkan atasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar
kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien;
8. Melaksanakan pelayanan pengelolaan kegiatan administrasi umum,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan rumah
tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran tugas;
9. Melaksanakan kordinasi dalam rangka penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan dan Laporan
Pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan yang lain;
10. Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan administrasi
perkantoran sesuai dengan pedoman dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku agar kegiatan kesekretariatan dilaksanakan secara efektif dan
efisien;
11. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan
tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia
sebagai cerminan penampilan kerja;
12. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan;
13. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan
tugas; dan
14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
4. Tinjauan tentang Kesekretariatan

a. Pengertian Sekretariat
Terdapat beberapa pengertian sekretariat sebagaimana dikutip dari Ig.
Wursanto (2006:15), yaitu:
1. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sekretariat berarti pekerjaan,
segenap urusan sekretaris, atau dapat pula berarti kepaniteraan.
2. Tempat, dimana seorang sekretaris melakukan pekerjaan dalam bidang
sekretariat.
3. Tempat sekretaris berikut para stafnya melakukan kegiatan dalam
bidang sekretariat atau ketatausahaan yang meliputi segenap kegiatan
pengolahan surat menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima),
mencatat, menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua bahan
keternagan yang diperlukan oleh organisasi.
4. Satuan organisasi yang melakukan pekerjaan office service atau jasa-jasa
perkantoran seperti penyambungan telepon, pengadaan dan
pemeliharaan mesin-mesin kantor, perabot kantor, tata ruang kantor,
pembuatan formulir (form design), komputerisasi, surat-menyurat dan
kearsipan.
5. Sekretaris jenderal adalah satuan organisasi yang terdapat dalam
lingkungan organisasi yang cukup besar (nasional) yang melaksanakan
pekerjaan seperti dalam sekretariat, misalnya Sekretariat Jenderal
Departeman.
6. Kesekretariatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekretaris. Jadi
kesekretariatan menunjukkan aktivitas atau tata kerja.

Menurut Ig. Wursanto dalam Saiman (2002:31), “sekretariat adalah satuan


organisasi atau lembaga yang melaksanakan jasa-jasa perkantoran dalam bidang
ketatausahaan”.
Sedangkan menurut Saiman (2002:31), “sekretariat merupakan suatu tempat
dimana terjadi aktifitas kerja yang sifatnya tetap pada suatu kantor atau suatu
tempat tertentu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan bersama”.
Dari berbagai definisi sekretariat yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa sekretariat merupakan satuan organisasi dimana seluruh
pegawai dari para sekretaris melaksanakan pekerjaan di bidang ketatausahaan
untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan kesekretariatan adalah aktifitas yang
dilakukan pada sekretariat yakni menunjukkan tata kerja atau proses kerja
sekretariat.

b. Lingkup Kegiatan Kesekretariatan


Tugas seorang sekretaris adalah membantu pimpinan dalam melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan teknis, tetapi cukup penting artinya bagi pimpinan. Beberapa
kegiatan dalam bidang kesekretariatan menurut Susilawati
(Susilawati.files.wordpress.com/2007/11/kesekretarisan.ppt: 8 Desember 2008)
antara lain adalah:
1. Menyelenggarakan pembinaan ketatausahaan khususnya yang
berhubungan dengan pelayanan surat menyurat. Terdiri dari pembuatan
surat; penerimaan surat; pengolahan surat; pendistribusian surat, dan
penyimpanan warkat dan atau surat.
2. Menyelenggarakan tata hubungan, baik secara internal maupun
eksternal.
3. Menyelenggarakan rapat-rapat.
4. Menyelenggarakan hal-hal yang bersifat rahasia.
5. Menyelenggarakan pengaturan penerimaan tamu atau kunjungan.
6. Mengelola dan memelihara dokumentasi organisasi yang berguna bagi
kelancaran fungsi manajemen.
7. Menyelenggarakan tugas-tugas bantuan lainnya yang sifatnya
menunjang pelaksanaan tugas pokok, misalnya menerima telepon.

Berdasarkan pengertian di atas, menurut penulis ruang lingkup kesekretariatan


cakupannya sedikit namun tugas yang dijalankan sangat bervariasi yaitu dari yang
sederhana yaitu menerima telepon sampai dengan yang paling kompleks yaitu
menyelenggarakan hal-hal yang bersifat rahasia.

c. Fungsi Kesekretariatan
Fungsi kesekretariatan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu fungsi dalam arti sempit
dan dalam arti luas. Fungsi kesekretariatan yang pertama berkaitan dengan
kegiatan ketatausahaan yakni kegiatan administrasi dalam arti sempit, yang
meliputi:
1) Adanya orang-orang yang bekerja;
2) Penerimaan dan pengiriman surat-surat;
3) Penerimaan dan pengiriman telepon;
4) Penyelesaian surat-surat yang berkaitan dengan kegiatan organisasi sehari-
hari.
Sedangkan fungsi kesekretariatan yang kedua mencakup semua kegiatan
dalam administrasi (dalam arti luas) pada sebuah organisasi atau kantor yang
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mengadakan pencatatan (recording) dari semua kegiatan manajemen yang
berkaitan dengan organisasi/kantor tersebut.
2. Administrasi kesekretariatan sebagai alat pelaksana kegiatan ketatausahaan
yang bersifat pelayanan (membantu) baik kepada atasan maupun pihak lain
yang terkait atau memerlukan.
3. Administrasi kesekretariatan sebagai alat komunikasi antar kantor atau
perusahaan secara perorangan maupun organisasi.
4. Administrasi kesekretariatan sebagai pelaksana pemegang rahasia kantor,
jawatan, maupun perusahaan.
5. Administrasi kesekretariatan sebagai pusat dokumentasi (master file).
Adapun fungsi kesekretariatan yang paling utama dalam Saiman (2002:36)
adalah sebagai berikut:
1. Memperlancar lalu lintas dan distribusi informasi ke segala pihak baik
secara internal maupun eksternal.
2. Mengamankan kerahasiaan kantor atau jawatan yang bersangkutan.
3. Mengatur dan memelihara segala dokumentasi kantor yang mempunyai
kegunaan bagi manajemen untuk memperlancar fungsi-fungsi:
a) Perencanaan;
b) Pembuatan keputusan;
c) Pembimbingan;
d) Pengkoordinasian;
e) Pengontrolan;
f) Penyempurnaan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pengertian di atas adalah secara
sederhana (dalam arti sempit) kesekretariatan berfungsi dalam hal pengaturan
komunikasi yaitu surat-menyurat dan telepon. Sedangkan dalam arti luas (secara
kompleks) kesekretariatan selain melaksanakan pengaturan komunikasi juga
mengatur informasi, dokumentasi dan lain sebagainya dalam suatu kantor atau
organisasi.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada masalah


penelitian yang digambarkan dengan skema secara menyeluruh dan sistematis.
Kerangka pemikiran tentang peranan Sekretaris camat dalam membantu tugas Camat
di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar No. 12 Tahun 2009 Bab I Pasal
I, Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten
Karanganyar. Sedangkan camat adalah kepala kecamatan di wilayah Kabupaten
Karanganyar yang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di
wilayah kecamatan. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka ruang lingkup
tugas camat sangatlah luas. Oleh karena itu tidak memungkinkan bila ia harus
menyelesaikan tugas-tugasnya seorang diri.
Dalam struktur organisasi kecamatan, Camat membawahi seorang Sekretaris
Camat, beberapa Kepala Seksi, serta kelompok jabatan fungsional. Sekretaris Camat
bertanggung jawab langsung kepada Camat dan membawahi paling banyak 3
subbagian.
Sekretaris camat mengepalai sekretariat, yang mana merupakan pusat
kegiatan administrasi termasuk hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokok camat.
Kelancaran kegiatan di dalam sekretariat akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan tujuan instansi.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kerangka pemikiran
dari penelitian ini dapat dilihat dalam diagram alur penelitian sebagai berikut:

`
Camat

Sekretaris Pelaksanaan Hambatan Solusi


Camat Tugas

Tujuan

Gambar 1 : Diagram Kerangka Penelitian


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi berasal dari kata “metodos” yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu/pengetahuan. Jadi “Metodologi”
artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk
mencapai tujuan” (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2002:1). Sedangkan menurut
Winarno Surachmad (1994:131) “Metodologi adalah ilmu tentang cara-cara yang
dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan mempergunakan teknik serta alat
tertentu. Kesimpulan dari dua pendapat di atas, metodologi adalah cara-cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan teknik dan alat-alat
tertentu.
Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2002:1) “penelitian adalah suatu
kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun
laporannya” . Sedangkan David H. Penny dalam Cholid Narbuko dan Abu Achmadi
(2002:1) menyatakan, “penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai
berbagai masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran
fakta-fakta”. Dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan, penelitian adalah
suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau dengan
mencari bukti-bukti yang muncul berkaitan dengan permasalahan yang diteliti
sehingga diperoleh pemecahannya. Dengan kata lain penelitian bertujuan untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana
usaha-usaha tesebut dilakukan dengan menggunakan metode tertentu (ilmiah).
Sehubungan dengan pengertian di atas, kegiatan penelitian adalah suatu
kegiatan obyektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan serta menguji ilmu
pengetahuan berdasarkan prinsip-prinsip atau teori-teori yang disusun secara
sistematis melalui proses yang intensif. Penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah
memerlukan metode tertentu yang menjamin hasil penelitian merupakan kebenaran
yang obyektif. Dengan kata lain penggunaan metode tertentu itu dimaksudkan agar
kebenaran yang terungkap benar-benar didasarkan atas bukti ilmiah yang kuat. Oleh
karena itu dalam suatu penelitian penggunaan metode (metodologi) sangat diperlukan
dan penting. Metodologi akan mengungkapkan metode-metode apa yang dipakai
dalam proses penelitian karya ilmiah. Oleh karena itu peneliti harus mengerti dan
memahami metode-metode tersebut karena hal ini merupakan dasar dalam
pelaksanaan penelitian.
Dalam penelitian ini aspek-aspek metodologi yang dipergunakan adalah
sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian digunakan oleh peneliti sebagai latar untuk memperoleh
data yang berguna dalam mendukung tercapainya tujuan penelitian. Tempat
penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kantor Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar. Tempat tersebut penulis pilih dengan pertimbangan:
1. Di Kantor Kecamatan Jatipuro terdapat data yang dibutuhkan oleh penulis dalam
penelitian ini.
2. Di Kantor Kecamatan Jatipuro belum pernah diadakan penelitian yang sejenis.
Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi instansi
tersebut.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah usulan penelitian ini disetujui oleh Dosen
Pembimbing Skripsi dan memperoleh ijin dari pihak-pihak yang berwenang.
Penelitian ini dilaksanakan selama 13 bulan. Terhitung bulan Agustus 2008 dan
berakhir bulan Agustus 2009 (Jadwal Terlampir).
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini secara detail dan lengkap
diperlukan suatu pendekatan permasalahan melalui pemilihan strategi penelitian yang
tepat. Terdapat dua bentuk penelitian, yakni kuantitatif dan kualitatif. Kedua bentuk
tersebut memiliki perbedaan mendasar terkait teknik dan proses pelaksanaannya
karena masing-masing didasarkan pada pandangan filosofis yang berbeda.
Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, penulis memilih bentuk
penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor, yang pendapatnya dikutip Lexy J. Moleong
(2004:4) mengemukakan bahwa “metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan-ucapan, tulisan, atau perilaku dari
orang-orang yang diamati”.
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif karena penulis tidak
membuktikan atau menolak hipotesis yang dibuat sebelum memulai penelitian.
Penelitian kualitatif diarahkan pada kondisi aslinya, datanya dinyatakan pada keadaan
sewajarnya atau sebagaimana adanya, sesuai di lapangan. Sehingga penulis membuat
penafsiran berdasarkan data di lapangan, hasil wawancara, serta hasil telaah pustaka
yang berkaitan dengan permasalahan. Sedangkan deskriptif dimaksudkan untuk
memecahkan masalah masa sekarang yang menyelidiki keadaan obyek berdasarkan
fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

2. Strategi Penelitian
Strategi dalam penelitian deskriptif meliputi tunggal terpancang, ganda
terpancang, tunggal holistik, dan ganda holistik. Menurut Smith dalam Miles dan
Huberman (1992:2), strategi penelitian tunggal terpancang bertujuan “agar penelitian
dilakukan secara mendalam sehingga mempunyai kualitas yang tidak dapat
disangkal”.
Dalam penelitian ini, strategi yang digunakan adalah strategi tunggal
terpancang, dimana peneliti hanya mengkaji suatu masalah saja yaitu tentang
pelaksanaan tugas camat di bidang kesekretariatan yang dibantu oleh sekretaris
camat. Terpancang karena fokus permasalahan penelitian sudah dirancang peneliti
sebelum terjun ke lapangan.

C. Sumber Data

Data adalah kunci sebuah penelitian. Ketersediaan data dan sumber data akan
mempengaruhi apakah penelitian layak diteruskan ataukah tidak. Menurut H.B.
Sutopo (2002:49), ”sumber data dalam penelitian kualitatif bisa berupa
narasumber/informan/orang, peristiwa/aktivitas/perilaku, tempat atau lokasi, serta
benda, gambar dan rekaman, dan terakhir dokumen dan arsip”. Sejalan dengan
pendapat di atas, maka data yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian ini
diambil dari beberapa sumber, yaitu:

1. Narasumber/Informan
Narasumber atau informan adalah orang yang dianggap mengetahui
permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti dan bersedia memberikan informasi
kepada peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Camat,
Sekretaris Camat, dan para pegawai di lingkungan Kantor Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar.

2. Dokumen dan Arsip


Dokumen merupakan sumber data bukan hanya yang berbentuk tulisan,
namun juga dapat berupa rekaman, gambar, atau benda yang berkaitan dengan suatu
aktifitas atau peristiwa tertentu. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perda (peraturan daerah), arsip surat masuk dan keluar, serta dokumen dan arsip lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Sekretaris Camat.
3. Tempat dan Peristiwa
Peristiwa atau aktivitas dalam suatu kegiatan penelitian sangat beragam dan
tidak semuanya dapat digunakan sebagai sumber data. Oleh karena itu peristiwa yang
dimanfaatkan dalam penelitian ini hanyalah peristiwa yang berupa segala aktifitas
yang dilakukan oleh Sekretaris Camat beserta stafnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas camat di bidang kesekretariatan.

D. Teknik Sampling

Sebagaimana yang diungkapkan oleh H.B. Sutopo (2002:55)., “Teknik


cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan
dalam penelitian yang mengarah pada seleksi”. Teknik sampling yang digunakan
dalam pebelitian ini adalah non random sampling yaitu cara pengambilan sampel
yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan menjadi sampel.
Cuplikan dalam penelitian ini bersifat purposive sampling, dimana peneliti
cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi
sumber data yang mantap dan mengetahui masalah-masalah sehubungan dengan
permasalahan secara mendalam. Namun demikian, informan dapat menunjuk
informan lain yang lebih tahu, maka informan dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhan peneliti dalam memperoleh data sehingga dalam penelitian ini juga
menggunakan snowball purposive sampling.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Goetz dan LeCompte, 1984 dalam H.B. Sutopo (2002:58), strategi
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat digolongkan ke
dalam dua cara, yaitu metode interaktif dan non interaktif. Metode interaktif meliputi
wawancara mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan dan diskusi
kelompok (focus group discussion). Sedangkan metode noninteraktif meliputi
kuesioner, mencatat dokumen atau arsip (content analysis), dan observasi tak
berperan.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dan mampu menjawab permasalahan yang
muncul, baik dengan metode interaktif maupun noninteraktif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung terhadap obyek
penelitian dan mencatat peristiwa yang diselidiki. Hasil dari kegiatan observasi
dicatat dalam bentuk kata-kata inti yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk
laporan.
Dalam penelitian ini penulis tidak membatasi jumlah kunjungan yang akan
dilakukan sehingga peneliti dapat mengetahui lebih dalam tentang peranan subyek
penelitian yakni Sekretaris camat dalam membantu tugas Camat di bidang
kesekretariatan.

2. Wawancara
Lexy J. Moleong (2004:135) mengemukakan, “wawancara adalah percakapan
yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan
jawaban atas pertanyaan itu”.
Wawancara dilakukan guna memperoleh informasi secara langsung dari
sumber data sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan
dengan wawancara akan menguatkan data yang diperoleh dengan metode
pengamatan/observasi, sekaligus sebagai data penunjang yang mendukung penjelasan
tentang permasalahan dalam penelitian ini.

3. Analisis Dokumen
Dalam suatu instansi atau kantor dokumen tertulis dan arsip sangat banyak
jumlahnya dan baragam. Oleh karena itu semua dokumen dan arsip harus dipilih dan
dianalisis agar nantinya diperoleh data yang akurat dan dapat digunakan sebagai
sumber data. Analisis dokumen dilakukan terhadap buku-buku, laporan-laporan, dan
dokumen lain yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini.

F. Teknik Pemeriksaan Data

Guna menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data yang


didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Dalam penelitian kualitatif, data yang
dikumpulkan diolah dan diuji validitasnya melalui trianggulasi. Lexy J. Moleong
(2004:330) menjelaskan bahwa, “trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut”.
Dalam penelitian ini, teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah
trianggulasi data (sumber) dan trianggulasi metode. Trianggulasi data dengan sumber
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif
(Patton dalam Lexy J. Moleong, 2004:330).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan beberapa sumber data untuk
mengumpulkan data yang sama dengan tujuan untuk memberikan kebenaran dan
memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan membandingkan data yang
diperoleh dengan sumber yang berbeda dimana data yang satu akan dikontrol dengan
data yang sama pada situasi yang berbeda.
Trianggulasi metode, menurut H.B. Sutopo (2002:80), “Jenis trianggulasi ini
bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi
dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda”. Hal ini
berarti dalam mengumpulkan data pada saat tertentu peneliti menggunakan metode
wawancara, di saat lain menggunakan metode observasi atau dokumentasi, sehingga
data yang diperoleh semakin lengkap dan terpercaya.

G. Analisis Data

Analisis penelitian kualitatif biasanya dilakukan bersamaan dengan proses


pengumpulan data yang dilakukan di lapangan. Hal ini sebagaimana pendapat H.B.
Sutopo (2002:86), yang menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif proses
analisisnya dilakukan sejak awal bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Sementara itu Miles dan Huberman (1992:16) menyatakan, “kami anggap
bahwa analisis kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi”.
Dalam analisis penelitian kualitatif terdapat 2 (dua) model pokok yaitu (1)
model analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis), dan (2) model analisis
interaktif. Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah analisis interaktif mengalir.
Kegiatan yang utama dalam analisis data model ini adalah tahap pengumpulan data
yang kemudian menyatu dengan ketiga kegiatan tersebut. Ketiga komponen ini
terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir
analisis. Oleh karena itu model analisis interaktif ini berbentuk siklus.
Untuk lebih jelasnya berikut digambarkan proses analisis interaktif dari ketiga
alur kegiatan analisis data:

1
Pengumpulan Data

2 3

Reduksi Data Penyajian Data

Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi

Gambar 2 : Skema Model Analisis Interaktif


Sumber: “Metodologi Penelitian Kualitatif “, H.B. Sutopo. (2002 : 96)

Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data
Langkah pengumpulan data ini sesuai dengan teknik pengumpulan data yang
telah diuraikan di atas, yang terdiri dari wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
Pengumpulan data dilakukan selama data yang diperlukan telah memadai dalam
pengambilan kesimpulan.

2. Reduksi Data
Miles dan Huberman (1992:16) menyatakan, “reduksi data diartikan sebagai
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data ‘kasar’ yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan”.
Dengan demikian reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan dan mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisir
data sehingga dapat diambil kesimpulan akhir.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi
yang telah diperoleh di lapangan untuk kemudian disajikan secara jelas dan sistematis
sehingga akan membantu peneliti memahami dan menginterpretasikan apa yang
terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan peneliti tersebut dikaitkan dengan teori-
teori yang relevan.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi


Merupakan analisis rangkaian pengolahan data yang berupa gejala kasus yang
terdapat di lapangan. Penarikan kesimpulan bukanlah langkah final dari suatu
kegiatan analisis karena kesimpulan-kesimpulan tersebut masih perlu diverifikasi.
Apabila ternyata belum juga diperolah data yang valid, maka proses analisis diulang
lagi dari awal sampai diperoleh data yang benar-benar akurat, cocok, dan kokoh
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.

H. Prosedur Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian ini, maka diperlukan suatu


prosedur penelitian, yaitu tahap-tahap yang ditempuh dalam suatu penelitian.
Prosedur penelitian yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah:

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan mulai dari pembuatan rancangan penelitian,
memilih lokasi, mengurus perijinan, dan persiapan pelaksanaan teknis.

2. Tahap Pengumpulan Data


Tahap ini meliputi berbagai aktifitas yang ada di lapangan untuk
mengumpulkan dan menggali data yang relevan dengan tujuan penelitian.
3. Tahap Analisis Data
Untuk analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di
lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup
mendukung maksud dan tujuan penelitian. Setelah data yang dikumpulkan relevan
dengan permasalahan penelitian, data tersebut kemudian dianalisis kembali secara
intensif dan mendalam untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan/verifikasi dari
analisis yang telah dilakukan tersebut.

4. Penulisan Laporan Penelitian


Pada tahap ini semua data yang telah diolah dan dianalisis dilaporkan dalam
bentuk skripsi yang kemudian diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih
jelasnya dapat diterangkan dalam bentuk skema di bawah ini:

Penulisan
Laporan

Pengumpulan Data Analisis Penarikan


dan Analisis Awal Akhir Kesimpulan

Persiapan Penulisan
Pelaksanaan Laporan

Penggandaan
Laporan

Gambar 3: Prosedur Penelitian


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Kecamatan Jatipuro

Sebagai sebuah institusi pemerintahan, Kecamatan Jatipuro telah ada


semenjak tahun 1847 sebagai bagian dari Kawedanan Karanganyar Kadipaten
Mangkunegaran. Pada masa itu Kecamatan Jatipuro disebut Kapanewon Jatipuro.
Wilayah Kadipaten Mangkunegaran yang lain adalah Kawedanan Wonogiri dan
Malangjiwan.
Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1903 Kadipaten
Mangkunegaran berubah menjadi Kabupaten Anom Kota Mangkunegaran dan
kemudian menjadi Kabupaten Karanganyar pada tanggal 17 Nopember 1917 pada
saat KGPAA Mangkunegara VII melantik KRT Hardjohasmoro sebagai Bupati
Karanganyar.
Berdasarkan Rijksblad Mengkoenagaran Nomor 10 Tahun 1923, Kabupaten
Karanganyar dibagi menjadi 3 wilayah Kawedanan dan 14 wilayah Kapanewon
(Kecamatan), yaitu :
Kawedanan : Kapanewon :
1. Kawedanan Karanganyar 1. Kapanewon Karangayar
2. Kawedanan Karangpandan 2. Kapanewon Tasikmadu
3. Kawedanan Jumapolo 3. Kapanewon Jaten
4. Kapanewon Kebakkramat
5. Kapanewon Mojogedang
6. Kapanewon Karangpandan
7. Kapanewon Matesih
8. Kapanewon Tawangmangu
9. Kapanewon Ngargoyoso
10. Kapanewon Kerjo
11. Kapanewon Jumpolo
12. Kapanewon Tugu
13. Kapanewon Jatipuro
14. Kapanewon Jatiyoso
Setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, Presiden
Republik Indonesia Ir. Soekarno mengeluarkan Piagam Kedudukan yang menetapkan
Sri Susuhunan Paku Buwono XII dan Sri Mangkunegara VIII masing-masing sebagai
Kepala Daerah Kasunanan Surakarta dan Kepala Daerah Mangkunegaran.
Namun pada akhir tahun 1945 timbul gerakan anti swapraja yang berkembang
hingga Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, Wonogiri dan Kota Surakarta yang
menyatakan lepas dari Pemerintah Swapraja. Hal ini mendapat tanggapan dari
Pemerintah Pusat dengan terbitnya Penetapan Pemerintah Nomor 16/SD Tahun 1946
yang antara lain menetapkan daerah-daerah tersebut tergabung dalam Karesidenan
Surakarta yang dipimpin oleh seorang Residen.
Daerah Kabupaten Karanganyar terdiri dari :
1). Kawedanan Wonoharjo
a. Kecamatan Gondangrejo (gabungan dari bekas Kapanewon Bonorejo dan
Kaliyoso)
b. Kecamatan Colomadu
2). Kawedanan Karanganyar
a. Kecamatan Karanganyar
b. Kecamatan Tasikmadu
c. Kecamatan Jaten
d. Kecamatan Kebakkramat
e. Kecamatan Mojogedang
3). Kawedanan Karangpandan
a. Kecamatan Karangpandan
b. Kecamatan Matesih
c. Kecamatan Tawangmangu
d. Kecamatan Ngargoyoso
e. Kecamatan Kerjo
f. Kecamatan Jenawi
4). Kawedanan Jumapolo
a. Kecamatan Jumapolo
b. Kecamatan Jumantono
c. Kecamatan Jatipuro
d. Kecamatan Jatiyoso
Sementara itu nama-nama Camat Jatipuro pada kurun waktu 1983 sampai
sekarang adalah sebagai berikut :
1) Sumardi 1983-1986
2) Mardiman, BA 1986-1991
3) Margito 1991-1994
4) Jaidi, SH 1994-1998
5) Bambang R. Suyono, BA 1998-2001
6) Suwarno, SH 2001-2005
7) Drs. Edy Yusworo 2005-2008
8) Sri Suboko, S.Sos., M.Si. 2008-sekarang

2. Kondisi Geografis

Kecamatan Jatipuro merupakan salah satu kecamatan di antara 17 kecamatan


di Kabupaten Karanganyar. Wilayah di sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri; sebelah Barat dengan Kecamatan
Wonogiri kabupaten Wonogiri; sebelah Timur dengan Kecamatan Jatiyoso
Kabupaten Karanganyar dan sebelah Utara dengan Kecamatan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar.
Luas wilayah Kecamatan Jatipuro adalah 4.036, 4957 Ha. Terdiri dari tanah
sawah seluas 1.373,7986 Ha, tanah kering 1.180,1507 Ha dan sisanya tanah hutan dan
tanah untuk permukiman. Dari tanah sawah seluas 1.337,7986 Ha yang sudah
memiliki irigasi teknis seluas 365,851 Ha, irigasi ½ teknis 97,967 Ha, irigasi
sederhana seluas 572,4989 Ha dan sawah tadah hujan/sawah rendengan seluas
337,4817 Ha.
Ketinggian rata-rata tanah di kecamatan Jatipuro adalah 570 meter dpl (di atas
permukaan laut), sehingga secara topografis termasuk dataran tinggi. Sama dengan
wilayah di kabupaten Karanganyar lainnya, Jatipuro beriklim tropis dengan suhu
udara rata-rata 28o C dan banyaknya curah hujan 2.053,34 mm/tahun.

3. Kondisi Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Jatipuro pada tahun 2008 sebanyak 38.296 jiwa,
yang terdiri dari penduduk laki-laki 19.210 orang dan perempuan 19.086 orang
dengan 8.977 KK. Sama dengan keadaan di Kabupaten Karanganyar umumnya,
perkembangan penduduk mengalami kenaikan dan penurunan meskipun tidak
signikan. Hal ini karena adanya tradisi boro, dimana pada masa atau musim kemarau
banyak penduduk yang merantau ke luar daerah khususnya Jakarta dan akan kembali
bila musim penghujan tiba. Oleh karena itu angka pertumbuhan penduduk sangat
rendah berkisar pada angka 1 persen per tahun.
Kecamatan Jatipuro termasuk daerah yang tidak terlalu padat penduduknya
Secara rata-rata hampir sama dengan kepadatan Kabupaten Karanganyar. Desa
dengan jumlah penduduk terpadat adalah Desa Jatikuwung dengan kepadatan 1.118
jiwa per km2, disusul Desa Jatisuko sebesar 1.061 jiwa per km2 dan Desa Jatiharjo
sebesar 1.043 jiwa per km2. Sedangkan Desa terjarang penduduknya adalah Desa
Jatimulyo dengan kepadatan 813 jiwa per km2. Disusul kemudian Desa Jatiroyo
dengan kepadatan sebesar 843 jiwa per km2 dan Desa Jatipurwo dengan kepadatan
863 jiwa per km2
Data selengkapnya disajikan dalam Tabel di bawah ini :

Tabel 1
Data Kependudukan per Desa Tahun 2008

Jumlah Luas Desa Kepadatan


No. Desa Penduduk (km2) per km2
1 Jatiroyo 4.256 5,09979 834

2 Jatikuwung 3.610 3,22831 1.118

3 Jatiharjo 2.893 2,77312 1.043

4 Jatisuko 3.293 3,10324 1.061

5 Jatimulyo 3.224 3,96349 813

6 Jatiwarno 4.028 4,74556 848

7 Ngepungsari 4.208 4,43546 948

8 Jatipuro 3.861 3,75276 1.028

9 Jatipurwo 3.929 4,55049 863

10 Jatisobo 5.101 4,71271 1.082

Sumber : Monografi Desa se Jatipuro dan Kecamatan Jatipuro, diolah.

Sesuai dengan kondisi alam di kecamatan Jatipuro yang agraris maka


sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian (petani
sendiri dan buruh tani), yaitu sebesar 11.606 atau 51,48%. Peringkat kedua adalah
sebagai wiraswasta/pedagang sebanyak 5.147 atau 22,83%.

4. Kondisi Pemerintahan

Secara administratif, Kecamatan Jatipuro terbagi manjadi menjadi 10 Desa


yang meliputi 86 dusun, 120 RW dan 305 RT. Sementara itu jumlah anggota Badan
Perwakilan Desa (BPD) sebanyak 87 orang, sedangkan jumlah pengurus LPMD 103
orang. Adapun penduduk Kecamatan Jatipuro yang menjadi anggota DPRD
Kabupaten Karanganyar periode 2004-2009 sebanyak 3 orang.
Jumlah Peraturan Desa yang ditetapkan selama tahun 2008 sebanyak 27 buah.
Sedangkan Keputusan Kepala Desa sebagai tindak lanjut Peraturan Desa sebanyak 28
buah dan Keputusan Kepala Desa yang merupakan kebijakan Kepala Desa sebanyak
7 buah.
5. Lokasi Kantor Camat Jatipuro

Kompleks Kantor Camat Jatipuro terletak di Jl. Raya Jatipuro-Jatiyoso,


Sangen, Jatipuro dengan luas bangunan ± 400 m2. Kompleks Kantor Camat Jatipuro
terdiri dari beberapa bangunan yaitu :
1) Pendopo Camat : 1 ruang
2) Rumah Dinas Camat : 5 ruang
3) Kantor Camat : 4 ruang
4) Aula Kecamatan : 1 ruang
5) Kantor PDAM Cabang Jatipuro : 1 ruang
6) Kantor Penyuluh Pertanian Cabang Jatipuro : 1 ruang
7) Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan KB Cabang Jatipuro : 1 ruang
8) Kantor PKK Kecamatan : 1 ruang
9) Ruang Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) : 1 ruang
10) Mushola : 1 ruang
Letak Kompleks Kantor Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar bersebelahan
dengan bangunan sebagai berikut :
1) Timur : Puskesmas Jatipuro
2) Utara : Lapangan Kecamatan Jatipuro
3) Barat : Bekas Terminal Jatipuro dan Kantor Bank Perkreditan Rakyat
BPR-BKK Kecamatan Jatipuro
4) Selatan : Jl. Raya Jatipuro-Jatiyoso
6. Visi dan Misi Kecamatan Jatipuro

Sebagai sebuah institusi modern, maka semestinya memiliki Visi dan Misi.
Visi adalah keadaan masa depan yang ingin dicapai oleh seseorang, organisasi atau
suatu pemerintahan. Adapun Visi Kecamatan Jatipuro adalah “Terciptanya
Masyarakat yang Tenteram dan Makmur”.
Misi merupakan serangkaian tindakan yang lebih nyata atau sesuatu yang
harus diemban untuk mencapai visi. Untuk mewujudkan visi tersebut maka
Kecamatan Jatipuro menetapkan misinya sebagai berikut :
1) Meningkatnya Kondisi Kecamatan Jatipuro yang aman dan tertib;
2) Meningkatkan Kualitas dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan;
3) Mewujudkan Tata Kehidupan masyarakat Jatipuro yang dinamis dengan tetap
menjaga kultur budaya serta adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat
yang sudah melembaga;
4) Mendayagunakan Kelembagaan Masyarakat di Kecamatan Jatipuro;
5) Menjadikan Kecamatan Jatiupuro sebagai daerah Agrobisnis.

7. Struktur Organisasi Kecamatan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009


tentang Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten
Karanganyar Bagian Kesatu Bab II Pasal 4, Susunan Organisasi Kecamatan
terdiri dari :
1. Camat;
2. Sekretaris Kecamatan, membawahkan:
1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;
2) Sub Bagian Umum dan Kepagawaian.
3. Seksi Tata Pemerintahan;
4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban;
5. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
6. Seksi Kesejahteraan Sosial;
7. Seksi Pelayanan Umum; dan
8. Jabatan fungsional.
(Bagan Struktur Organisasi dan Tatakerja terlampir)

8. Formasi Pegawai Kecamatan Jatipuro

Pegawai Kantor Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar per 31 Juni 2009


tercatat sejumlah 21 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk Camat ditambah
dengan 2 orang pegawai honorer/kontrak sebagai penjaga malam. Adapun perincian
pegawai berdasarkan beberapa kategori tersaji sebagai berikut :
1) Pegawai berdasarkan status Jabatan :
a. Camat : 1 orang
b. Sekcam : 1 orang
c. Kasi : 5 orang
d. Kasubbag : 2 orang
e. Staf : 12 orang
2) Pegawai berdasarkan Golongan Ruang :
a. Golongan I/a-I/d: - orang
b. Golongan II/a : 2 orang
c. Golongan II/b : - orang
d. Golongan II/c : 4 orang
e. Golongan II/d : - orang
f. Golongan III/a : 5 orang
g. Golongan III/b : 2 orang
h. Golongan III/c : 5 orang
i. Golongan III/d : 3 orang
j. Gol. IV/a - IV/e : - orang
3) Pegawai menurut tingkat pendidikan :
a. Sarjana S2 : 2 orang
b. Sarjana S1/D4 : 5 orang
c. Sarmud/D3 : 1 orang
d. SLTA : 9 orang
e. SLTP : 4 orang
f. SD : - orang
4) Pegawai menurut kelompok umur :
a. Usia 24-29 th : 2 orang
b. Usia 30-35 : - orang
c. Usia 36-41 : 5 orang
d. Usia 42-47 : 2 orang
e. Usia 48-53 : 12 orang
f. Usia 54-56 : - orang
5) Pegawai menurut jenis kelamin :
a. Laki-laki : 17 orang
b. Perempuan : 4 orang
(Daftar Pegawai terlampir)

9. Program Kerja Pemerintah Kecamatan Jatipuro

1) Program Kerja Pemerintah Kecamatan JatipuroTahun Anggaran 2008 :


a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan:
Penyediaan Jasa Surat-Menyurat; Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik; Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Penyediaan
Barang Cetak dan Penggandaan; Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik; Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor; Penyediaan
Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan; Penyediaam Makan
Minum; serta Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan:
Pemeliharaan Rumah Jabatan; Pemeliharaan Gedung Kantor;
Pemeliharaan Kendaraan Dinas; Pemeliharaan Mebelair; Pemeliharaan
Peralatan Kantor, serta Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan
Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD.
c. Program Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintah Desa, dengan
kegiatan: Pembinaan Perangkat Desa; Pembinaan Administrasi Desa;
dan Perlombaan Desa.
d. Program Pembinaan Fasilitas Keuangan Desa dengan kegiatan
Pembinaan Administrasi Bantuam Alokasi Dana Desa (ADD).
e. Program Peningkatan dan Pelayanan Kehidupan Beragama dengan
kegiatan Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan
Beragama.
f. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Keamanan dengan
kegiatan : Pembinaan Anggota Linmas; dan Pembinaan/Penyuluham
Kamtibmas.
g. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
dengan kegiatan: Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Kecamatan
(Musrenbangcam).

2) Program Kerja Pemerintah Kecamatan Jatipuro Tahun Anggaran 2009 :


a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan:
Penyediaan Jasa Surat-Menyurat; Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik; Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Penyediaan
Alat Tulis Kantor (ATK); Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan;
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik; Penyediaan Bahan Bacaan dan
Peraturan Perundang-undangan; Penyediaam Makan Minum; serta
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan:
Pemeliharaan Rumah Jabatan; Pemeliharaan Gedung Kantor;
Pemeliharaan Kendaraan Dinas; Pengadaan Sound System Upacara;
Rehab Atap dan Genting Rumah Dinas Jabatan; Pengadaan LCD;
Relokasi Kantor Camat Jatupuro;
c. Program Peningkatan Pengembangan Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan dengan kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja dan Keuangan
selama 1 Tahun Anggaran; dan Tambahan Penghasilan PNS sesuai
Beban Kerja.
d. Program Pembinaan dan Fasilitasi Keuangan Desa dengan kegiatan
Pembinaan Administrasi Bantuam Alokasi Dana Desa (ADD).
e. Program Peningkatan dan Pelayanan Kehidupan Beragama dengan
kegiatan Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan
Beragama.
f. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Keamanan dengan
kegiatan : Pembinaan Anggota Linmas/Hansip dan Pembinaan/
Penyuluhan Kamtibmas.
g. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
dengan kegiatan: Pelaksanaan Lomba Desa tingkat Kecamatan;
Penyelenggaraan Musyawarah Pembangunan Desa Musrenbangdes) dan
Kecamatan (Musrenbangcam); serta Pembinaan Administrasi Desa.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Dalam deskripsi permasalahan penelitian ini, penulis akan memaparkan hasil


penelitian sesuai dengan rumusan masalah pada Bab I, yakni mengenai peranan
Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar, kendala-kendala apa saja yang dihadapi
oleh Sekretaris Camat, serta upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Sekretaris Camat
dalam mengatasi kendala yang muncul tersebut.

1. Peranan Sekretaris Camat

Peranan seseorang dapat diketahui dari tugas-tugas yang dikerjakannya,


wewenang yang dimiliki serta tanggung jawab yang diembannya. Jika yang tugas
yang dikerjakannya bermakna bagi orang lain maka dapat dikatakan ia berperan.
Demikian pula jika wewenang yang dimiliki banyak serta tanggung jawab yang
diembannya berat maka dapat dikatakan ia berperan.
Oleh karena itu, peran Sekretaris Camat dapat dinilai dari tugas-tugas yang
dilaksanakannya, wewenang yang dimilikinya serta tanggung jawab yang
diembannya.
a. Peranan Sekretaris Camat sebagai pembantu pelaksana tugas Camat.
Berdasarkan pernyataan informan 1 pada wawancara tanggal 21 Pebruari
2009 peran Sekretaris Camat sekarang lebih penting dan strategis karena
tugasnya lebih luas dan kongkrit. Menurutnya:
“Dengan berlakunya SOT baru ini, kecamatan berwenang membuat
keputusan dan instruksi dalam rangka meningkatkan perolehan sumber-
sumber pendapatan asli daerah, misalnya mengutip biaya ijin tebang dan
ijin keramaian”.
Hal senada diungkapkan oleh informan 3 pada wawancara tanggal 7
Pebruari 2009, yang mengatakan:
“Semenjak naik eselon ini, Pak Sek memang mempunyai tugas dan
pekerjaan yang lebih berat dan banyak mbak!, Selain menangani
masalah administrasi kantor, Pak Sek juga harus membuat rencana
kegiatan kecamatan berikut anggarannya”.
Namun pendapat berbeda dikemukakan informan 6 pada wawancara tanggal
7 Maret 2009, Katanya:
“Meskipun tugasnya banyak namun beban Pak Sek bisa dibilang lebih
ringan, mbak!, karena dia sekarang dibantu oleh 2 bawahan pejabat
baru yakni Kasubbag Perencanaan dan Keuangan serta Kasubbag Umum
dan Kepegawaian”.
Berdasarkan ketiga pernyataan informan di atas dapat diambil simpulan
bahwa dengan pemberlakuan SOT baru, Sekretaris Camat memiliki beberapa
tugas baru dalam melaksanakan pemerintahan daerah di tingkat kecamatan
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
b. Peranan Sekretaris Camat penyusun rencana kegiatan kecamatan.
Seseorang yang memiliki wewenang tentu saja akan mempunyai peran yang
berbeda dengan orang yang tidak memilikinya. Seorang pejabat memiliki
wewenang yang berbeda dengan staf. Demikian pula pejabat tinggi memiliki
wewenang berbeda dengan pejabat di bawahnya.
Berdasarkan SOT baru terdapat beberapa kewenangan baru yang
sebelumnya tidak dimiliki oleh Sekretaris Camat. Informan 2 pada wawancara
tanggal 14 Pebruari 2009, mengatakan :
“Dengan pemberlakuan SOT baru ini, maka terdapat beberapa
pelimpahan wewenang Bupati kepada Camat dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah yang secara otomatis memberi beban tugas pada kantor
Camat dan kemudian Sekretaris Camat”.
Sementara itu informan 1 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009
memberi pendapat:
“Dengan SOT baru ini, kami diperbolehkan mengajukan anggaran dan
mengelola kegiatan sendiri, jadi tidak hanya ‘terima jadi’ dari
Kabupaten mbak”.
Hal di atas didukung pula oleh pendapat dari informan 4 pada wawancara
tanggal 21 Maret 2009 yang mengatakan,
“ Iya mbak, dengan SOT baru ini, Sekretaris Camat memiliki eselon III
sama dengan Camat, maka harapannya ia telah “disiapkan” untuk
menjadi Camat atau jabatan lain karena ia telah memiliki beberapa
kewenangan baru.
Dari ketiga pernyataan di atas dapat ditarik simpulan, berdasarkan SOT baru
Sekretaris Camat memiliki kewenangan lebih yaitu penyusun rencana kegiatan
dan anggaran kecamatan dan tidak hanya “sekedar” menjadi seorang “Kepala
Sekretariat”. Sekretaris Camat “dituntut” untuk menguasai perencanaan dan
pengelolaan keseluruhan Kantor Kecamatan, bahkan akan lebih baik lagi bila ia
mampu menguasai permasalahan di tingkat Kecamatan, karena ia sekarang
adalah “orang kedua” setelah Camat.
c. Peranan Sekretaris Camat sebagai penanggung jawab kegiatan kecamatan.
Seseorang yang memiliki jabatan mengemban tanggung jawab berbeda
dengan yang tidak memiliki jabatan. Demikian pula pejabat tinggi tentu saja
memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan pejabat yang lebih rendah.
Dengan pemberlakuan SOT baru, Sekretaris Camat tidak hanya bertanggung
jawab terhadap urusan bidang kesekretariatan saja, namun juga keseluruhan
kantor camat.
Informan 2 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009, mengatakan:
“Sekretaris Camat sekarang tidak hanya bertanggung jawab
melaksanakan urusan administrasi kantor camat saja mbak, tetapi juga
urusan lain seperti perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Musrenbang
misalnya”.
Sementara informan 1 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009
mengatakan:
“Selain bertanggung jawab di bidang Sekretariat, Sekretaris Camat juga
sebagai koordinator penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-
tugas Seksi secara terpadu, mbak”.
Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Sekretaris
Camat tidak hanya bertanggung jawab terhadap urusan Sekretariat saja, namun
lebih luas di kantor camat secara keseluruhan.
2. Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Sekretaris Camat

Untuk melaksanakan suatu tugas adalah sangat lumrah bila menemui berbagai
kendala yang menghambat pelaksanaannya. Apalagi untuk melaksanakan suatu tugas
yang “baru”. Penyesuaian dan proses belajar tentunya memerlukan waktu yang tidak
sebentar.
Apalagi di instansi pemerintah, dimana tingkat kemampuan masing-masing
orang/pegawai tidaklah sama dan suatu pekerjaan tidak mungkin diselesaikan oleh
satu atau dua orang saja. Proses adaptasi dan koordinasi akan membutuhkan waktu
yang lebih lama lagi.
Kendala yang menghambat pelaksanaan pekerjaan yang dihadapi oleh
Sekretaris Camat Jatipuro adalah sebagai berikut:
a. Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan sehingga kurang seimbang dengan
beban pekerjaan yang semakin berat dan kompleks.
Pada wawancara tanggal 14 Maret 2009 informan 8 memberi pendapat
bahwa,
“Kendala yang paling menghambat ya keterbatasan jumlah pegawai,
mbak. Di sini hanya ada 21 orang pegawai termasuk Camat sedangkan
pekerjaan setiap tahun bukannya berkurang namun semakin banyak dan
kompleks. Jadi memang berat, mbak”.
Hal senada diungkapkan Informan 7 pada wawancara tanggal 14 Pebruari
2009 yang mengatakan,
“Kendala yang paling utama ya kuantitas dan kualitas SDM pegawai
yang terbatas, mbak. Berikutnya baru keterbatasan peralatan kantor
seperti komputer dan laptop”.
Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh kedua informan tersebut
dapat disimpulkan bahwa keterbatasan baik jumlah maupun kompetensi
pegawai menjadi kendala utama dalam pelaksanaan pekerjaan di kantor camat
Jatipuro.
b. Rendahnya kompetensi dan motivasi bekerja para pegawai.
Menurut informan 3 pada wawancara tanggal 7 Pebruari 2009 kendala
utama yang paling menghambat pelaksanaan tugas di Kecamatan Jatipuro
adalah kualitas SDM yang belum sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan.
“Ya jelaslah mbak, kami cukup kesulitan dan harus sering bolak-balik
konsultasi ke kabupaten karena penyusunan anggaran ini adalah
pekerjaan baru bagi kami dan staf perencanaan dan keuangan kami
bukanlah lulusan jurusan Akuntansi”.
Hal yang mirip dikatakan oleh informan 2 pada wawancara tanggal 14
Pebruari 2009:
“Ya maklum lah mbak, staf kami banyak yang sudah sepuh jadi maklum
saja bila banyak yang gaptek alias gagap teknologi”.
Sedangkan informan 10 pada wawancara tanggal 21 Maret 2009 mengatakan:
“Terus terang di sini pegawai yang kompeten itu kurang mbak! Pegawai
yang bisa mengoperasikan komputer juga cuma beberapa orang, itupun
hanya MS Word dan MS Excel. Jadi memang banyak pekerjaan yang
menjadi terlambat penyelesaiannya”.
Sementara itu informan 5 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009
mengatakan:
“Selain terbatas kemampuannya, staf kami juga rata-rata hampir pensiun
atau purna tugas mbak, sehingga motivasi untuk belajar dan berlatih
mereka guna meningkatkan prestasi kerjanya juga sudah menurun.
Mereka sering beralasan sudah lebih dari dua puluh tahun bekerja
sehingga sudah jenuh dan meminta tugas-tugas itu sebaiknya diberikan
kepada pegawai lain yang masih muda”.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan kendala yang


dihadapi Sekretaris Camat Jatipuro berkaitan dengan Sumber Daya Manusia
pegawai kecamatan dapat dirinci menjadi beberapa hal, yaitu :
1) Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga kurang
seimbang dengan beban pekerjaan yang ke depan semakin berat.
2) Rendahnya kompetensi dan motivasi bekerja pegawai Kecamatan
Jatipuro;
c. Terbatasnya piranti dan peralatan kantor.
Yang dimaksudkan dengan piranti atau peralatan kantor di sini adalah
komputer atau laptop dan kendaraan dinas. Menurut informan 8 pada
wawancara tanggal 14 Maret 2009:
“Kami hanya memiliki 1 mobil dan 2 motor dinas, mbak. Agar diperoleh
hasil kerja yang optimal semestinya kami didukung setidaknya
tambahan 3 motor dinas lagi”.
Sementara itu informan 2 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009
mengatakan:
“Kami memikili 1 laptop dan 3 unit komputer, mbak. Untuk laptop
cukuplah, tapi komputer setidaknya kami butuh 2 unit lagi agar
penyelesaian pekerjaan tidak saling menunggu”.
Berdasarkan kedua pernyataan itu, maka dapat disimpulkan Kecamatan
Jatipuro sangat membutuhkan tambahan peralatan kantor yaitu kendaraan dinas
berupa sepeda motor dan komputer. Dibutuhkan tambahan minimal 3 unit
sepeda motor dan 2 unit komputer agar kinerja kantor lebih meningkat dan
optimal.
d. Kurang representatifnya gedung kantor camat Jatipuro.
Camat Jatipuro menempati gedung kantor yang sekarang sebagai pusat
kegiatan Kecamatan semenjak tahun 1983. Dengan usia gedung yang lebih dari
25 tahun dapat dimaklumi jika kondisi bangunan/gedung sekarang sudah kurang
representatif lagi guna mendukung kinerja Camat dan seluruh pegawai
kecamatan Jatipuro.
Menurut informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009:
“Sejak Camat dijabat Pak Edy, sudah ada wacana relokasi kantor karena
kami rasa gedung ini sudah tidak memadai. Dua tahun terakhir kami
juga selalu mengajukan anggaran pembangunan gedung kantor namun
belum direspon Pemerintah Kabupaten Karanganyar dengan positif”.
Sedangkan informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009 mengatakan:
“Kami talah beberapa kali mengajukan rencana pembangunan kantor
baru di Jl. Raya Jatipuro-Jatiyoso. Tepatnya terletak di Desa Jatipurwo
mbak, namun selalu dipending oleh Bappeda Karanganyar saat
Musrenbangkab”.
Berdasarkan pernyataan kedua informan di atas, kondisi gedung kantor
Camat Jatipuro saat ini dipandang sudah tidak representatif untuk dijadikan
lokasi perkantoran. Oleh karena itu ada wacana dan rencana untuk merelokasi
gedung kantor Camat Jatipuro.

3. Upaya-upaya yang Dilakukan oleh Sekretaris Camat

Untuk mengatasi hambatan dalam suatu pekerjaan diperlukan beberapa upaya


pemecahannya sehingga akan membantu kelancaran pelaksanaan tugas. Upaya-upaya
yang dilakukan Sekretaris Camat Jatipuro dalam hal ini adalah :
a. Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga tidak seimbang
dengan beban pekerjaan yang semakin berat dan kompleks.
Menurut informan 8 pada wawancara tanggal 14 Maret 2009:
“Kami hampir setiap tahun selalu mengajukan permintaan tambahan
pegawai ke BKD, mbak!. Namun selama 3 tahun ini belum ada
hasilnya”.
Sedangkan informan 9 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009 mengatakan:
“Meskipun rumah kami jauh, jika diperlukan kami siap untuk pulang
sore agar pekerjaan dapat selesai mbak”.
Berdasarkan kedua pernyataan di atas, upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kendala terbatasnya jumlah pegawai adalah dengan :
1) Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar;
2) Melaksanakan kerja lembur jika pada suatu waktu pekerjaan tidak dapat
diselesaikan pada jam kerja kantor.
b. Rendahnya kompetensi dan motivasi bekerja pegawai kecamatan.
Menurut informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009:
“Kami setiap tahun melaksanakan kegiatan kursus komputer bagi para
perangkat desa mbak. Pegawai kecamatan yang berminat juga boleh
ikut. Sayangnya, meski gratis kebanyakan mereka tidak berminat
mengikutinya”.
Sedangkan informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009 mengatakan:
“Setiap ada Bimbingan Teknis (Bimtek) di kabupaten kami selalu
perintahkan personil yang berkaitan dengan bidang tugasnya untuk
mengikutinya, mbak, meskipun ada saja alasan mereka kemukakan
seperti sudah tua atau hampir pensiun”.
“Selain itu, selalu saya tekankan bahwa hampir pensiun bukan halangan
untuk terus belajar dan berlatih. Waktu 1, 2 atau 5 tahun adalah waktu
yang cukup lama untuk belajar sesuatu apakah itu ketrampilan komputer
atau lainnya”

Berdasarkan kedua pernyataan informan tersebut, upaya-upaya yang


dilakukan untuk mengatasi kendala rendahnya kompetensi dan motivasi kerja
pegawai adalah dengan:
1) Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus
pegawai kecamatan bisa mengikutinya;
2) Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis di tingkat
kabupaten atau provinsi bila ada.
3) Selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk terus belajar dan
berlatih meskipun sudah tua dan hampir pensiun.
c. Terbatasnya piranti atau peralatan kantor.
Piranti atau peralatan kantor yang terbatas di kecamatan Jatipuro dalam hal
ini adalah komputer, laptop dan kendaraan dinas. Menurut informan 2 pada
wawancara tanggal 28 Pebruari 2009:
“Kami hanya memiliki 2 motor dinas, mbak. Kami pun selalu
mengajukan anggaran pengadaan kendaraan dinas ke kabupaten, namun
sampai sekarang belum dipenuhi, Ya sudah, yang ada saja kami gunakan
bergantian”.
“Saya kan Sekretaris Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), mbak. Jadi
ya, komputer itu saya gunakan untuk menyelesaikan 2 pekerjaan
sekaligus. Suatu saat untuk menyelesaikan pekerjaan Pemilu. Di waktu
yang lain saya pakai untuk menyelesaikan pekerjaan kantor”.

Sedangkan informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009 mengatakan:


“Karena keterbatasan komputer, kami terpaksa meminjam komputer
KPU saat sebelum dan sesudah tidak digunakan dalam Pemilu, mbak.
Untung saja Ketua KPU sini baik hati bersedia mengijinkan kami
meminjam”.
Berdasarkan kedua pernyataan informan di atas, upaya-upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kendala terbatasnya peralatan kantor adalah dengan:
1) Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian
Perlengkapan Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar;
2) Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi
Pemilihan Umum (KPU) yang ada di kecamatan;
3) Menggunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin. Misalnya kendaraan
dinas yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pegawai demi
kepentingan dinas.
d. Kurang representatifnya gedung kantor camat Jatipuro.
Rencana relokasi kantor kecamatan Jatipuro sudah lama dimunculkan,
namun demikian karena keterbatasan anggaran Pemerintah Kabupaten
Karanganyar, rencana tersebut belum terealisasi. Informan 1 pada wawancara
tanggal 7 Maret 2009 mengatakan:
“Sudah sejak 5 tahun lalu wacana relokasi gedung kantor sudah muncul
mbak, Lokasinya pun sudah ada. Namun sampai sekarang belum juga
terealisasi.
Sedangkan informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009 mengatakan:
“Sambil menunggu relokasi gedung kantor diacc, setiap tahun kami juga
selalu mengajukan anggaran rehabilitasi kantor, mbak! agar meskipun
kurang representatif, kantor ini tetap layak untuk digunakan”.
Berdasarkan kedua pernyataan informan di atas, upaya-upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kendala kurang representatifnya gedung kantor
camat Jatipuro adalah dengan:
1) Mengajukan rencana angggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada
Pemerintah Kabupaten Karanganyar namun sampai sekarang belum
disetujui;
2) Mengajukan anggaran pelaksanakan rehabilitasi gedung kantor Camat.

C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Kajian Teori

Pada sub bab ini akan dipaparkan analisis terhadap data dan fakta yang
berhasil penulis kumpulkan. Analisis yang dilakukan bertitik tolak dari rumusan
masalah yang telah dibuat serta menggunakan acuan landasan teori yang relevan
pada Bab II.
Berdasarkan pelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis, temuan studi
yang dapat dihubungkan dengan kajian teori adalah mengenai:

1. Peranan Sekretaris Camat Jatipuro

a. Peranan Sekretaris Camat sebagai pembantu pelaksana tugas Camat


Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu cara untuk menilai atau
mengukur peranan sesorang adalah dengan mengetahui tugas-tugas apa saja
yang dilaksanakannya. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah peranan
Sekretaris Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar cukup penting dan strategis
dapat diketahui dari tugas-tugas yang telah dikerjakannya berdasarkan landasan
teori yang telah disusun pada Bab II.
Pembahasan mengenai tugas-tugas Sekretaris yang merefleksikan peranan
Sekretaris Camat Jatipuro ini dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh
Siwi Kadarmo (1994:7-9) yang membagi tugas-tugas Sekretaris kedalam 4
tugas pokok, yaitu :
1) Tugas-tugas rutin.
Menurut Siwi Kadarmo tugas rutin adalah tugas-tugas yang tidak lagi
memerlukan perintah khusus, perhatian khusus, maupun pengawasan
khusus. Tugas-tugas tersebut meliputi membuka surat, menerima tamu,
menerima telepon, filing, membuat jadwal tamu, dan lain-lain. Sesuai
dengan teori ini maka tugas-tugas yang dilaksanakan Sekretaris Camat
Jatipuro adalah menerima tamu, dan membuat jadwal tamu. Sedangkan
tugas menerima telepon dan membuka surat tidak selalu dikerjakannya
karena ia mempunyai staf yang memang ditugaskan menerima telepon,
membuka dan mengagendakan surat-surat dinas.
2) Tugas-tugas khusus.
Tugas khusus adalah tugas yang diberikan oleh pimpinan dengan
perintah secara lengkap maupun tidak, sehingga sekretaris harus
mempergunakan pertimbangan dan pengalamannya untuk
menyelesaikannya. Tugas-tugas tersebut meliputi membuat konsep telegram
atau surat sampai dengan mengirimkannya, membuat deposito bank,
membuat perjanjian dengan klien, dan sebagainya. Dalam hal ini tugas yang
dikerjakan Sekretaris Camat Jatipuro adalah membuat konsep surat dinas
sampai dengan mengirimkannya dan membuat perjanjian dengan pihak lain
seperti Kepala Desa atau pejabat tingkat Kabupaten.
3) Tugas-tugas yang bersifat kreatif.
Adalah tugas yang tidak diperintahkan atasan namun dikerjakan dengan
inisiatif sendiri oleh Sekretaris dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas
secara keseluruhan. Tugas seperti ini antara lain adalah memberikan jamuan
makan kepada tamu yang berkunjung, memelihara arsip/dokumen, dan lain-
lain.
4) Melakukan hubungan dan kerjasama.
Tugas ini adalah jenis tugas yang paling banyak dikerjakan oleh Camat
Jatipuro. Hal ini karena berdasarkan uraian tugas Sekretaris Camat dalam
Peraturan Bupati, maka ia banyak sekali ditugaskan untuk melakukan
koordinasi tidak saja dengan para Kepala Seksi tetapi juga dengan pihak lain
seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kapolsek, Kepala Puskesmas, Kepala
Cabang Dinas Pendidikan, Kepala KUA Kecamatan serta pejabat tingkat
Kabupaten.
b. Peranan Sekretaris Camat sebagai penyusun rencana kegiatan kecamatan
Sementara itu temuan studi yang lain yang dapat dikaitkan dengan
kajian teori adalah mengenai macam sekretaris ditinjau dari luas lingkup kerja
dan tanggung jawabnya. Menurut Ig. Wursanto (2006:2), berdasarkan luas
lingkup kerja dan tanggung jawabnya, sekretaris dapat dibagi menjadi 2 jenis
yaitu sekretaris organisasi dan sekretaris pimpinan.
Menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27), “sekretaris pribadi yaitu
seseorang yang berperanan semata-mata sebagai pembantu pimpinan dan tidak
membawahkan orang lain”. Sedangkan Sekretaris organisasi adalah seseorang
yang bertugas tidak saja melayani pimpinan organisasinya, tetapi juga ikut
mengatur hal-hal yang menyangkut organisasi dan manajemen.” {Prajudi
Atmosudirdja dalam Ig. Wursanto (2006:3)}.
Berdasarkan temuan studi bahwa ruang lingkup kerja sekretaris camat
menurut SOT baru yang lebih luas misalnya sebagai penyusun rencana
anggaran kegiatan kecamatan serta adanya 2 bawahan sekretaris camat yakni
Kasubbag perencanaan dan keuangan serta Kasubbag umum dan kepegawaian
maka sesuai dengan kajian teori dapat disimpulkan bahwa sekretaris camat
adalah seorang sekretaris organisasi.
c. Peranan Sekretaris Camat sebagai penanggung jawab kegiatan kecamatan
Menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27-28), “sekretaris manajer/
eksekutif yaitu sekretaris yang berfungsi sebagai manajer. Yakni secara formal
menjalankan manajemen/kepemimpinan”. Sekretaris manajer/eksekutif
bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan dari bagian-bagian atau
seksi-seksi dalam suatu kantor atau perusahaan.
Berdasarkan temuan studi bahwa tanggung jawab sekretaris camat menurut
SOT yang baru lebih luas tidak hanya di bidang sekretariat saja tapi juga
sebagai koordinator seksi-seksi maka dapat disimpulkan adanya kesesuaian
dengan kajian teori yang dikemukakan Sutiyoso dalam Saiman (2002: 28)
bahwa sekretaris camat adalah seorang sekretaris manajer/eksekutif karena ia
bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan dari bagian-bagian atau
seksi-seksi tertentu dalam suatu kantor.

2. Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Sekretaris Camat

Dalam melaksanakan suatu tugas atau kegiatan sangat wajar bila kita
menemui kendala-kendala atau hambatan-hambatan. Dengan adanya kendala, maka
kita dituntut untuk mengatasi kendala itu agar tujuan kegiatan dapat tercapai.
Menurut Daru Condro Pranoto (2003:60) hambatan yang lazim dihadapi
seorang sekretaris, adalah:
c. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan kegiatan
administrasi dan perlengkapan untuk melakukan penyimpanan data atau arsip-
arsip penting. Kurangnya sarana dan prasarana yang vital akan mengganggu
kelancaran serta efektivitas kinerja sekretaris.
d. Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang berkualitas dalam membantu
penyelenggaraan tugas sekretaris. Tidak mencukupinya anggaran menjadi salah
satu penyebab tidak dilakukannya penambahan jumlah personil atau staf dalam
membantu tugas-tugas sekretaris.
Berdasarkan temuan studi yang penulis peroleh, kendala utama yang dihadapi
Sekretaris Camat Jatipuro adalah :
a. Terbatasnya jumlah pegawai dibanding beban kerja yang semakin berat dan
kompleks.
Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan menyebabkan terlambatnya
penyelesaian pekerjaan Sekretariat Camat serta kantor secara keseluruhan.
b. Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai.
Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai menyebabkan penyelesaian
beberapa kegiatan kecamatan menjadi lama dan terlambat.
c. Terbatasanya piranti atau peralatan kantor.
Terbatasnya peralatan kantor berupa komputer dan motor dinas menyebabkan
kegiatan/pekerjaan juga terhambat.
d. Kurang representatifnya gedung kantor.
Menyebabkan motivasi kerja pegawai menurun dan situasi kerja menjadi tidak
kondusif.
Dari temuan studi di atas dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala atau
hambatan-hambatan yang dihadapi Seketaris Camat Jatipuro sesuai dengan kajian
teori bahwa hambatan utama seorang sekretaris adalah sarana dan prasarana kantor
yang kurang memadai serta kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.

3. Upaya-upaya Sekretaris Camat dalam Mengatasi Kendala

Munculnya kendala-kendala yang dihadapi Sekretaris Camat Jatipuro dalam


melaksanakan tugasnya memacu Sekretaris Camat untuk mencari solusi atau upaya-
upaya pemecahan agar pekerjaan tetap dapat diselesaikan. Upaya-upaya yang
dilakukan Sekretaris Camat Jatipuro antara lain adalah:
1) Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar;
2) Melaksanakan kerja lembur jika pada suatu waktu pekerjaan tidak dapat
diselesaikan pada jam kerja kantor;
3) Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus pegawai
kecamatan bisa mengikutinya;
4) Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis di tingkat
kabupaten atau provinsi bila ada;
5) Selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk terus belajar dan
berlatih meskipun sudah tua dan hampir pensiun;
6) Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian
Perlengkapan Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar;
7) Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi Pemilihan
Umum (KPU) yang ada di kecamatan;
8) Menggunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin. Misalnya kendaraan dinas
yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pegawai demi kepentingan
dinas;
9) Mengajukan rencana anggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada
Pemerintah Kabupaten Karanganyar namun sampai sekarang belum disetujui;
10) Mengajukan anggaran pelaksanakan rehabilitasi gedung kantor Camat secara
bertahap.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi


Perangkat Daerah, Sekretaris Camat memiliki peran yang lebih penting dan strategis
dibandingkan sebelumnya. Hal ini karena Sekretaris Camat memiliki eselon yang
lebih tinggi daripada para Kepala Seksi (Kasi) yang semula sama-sama IVa menjadi
IIIb.
Selain itu yang lebih penting, perubahan ini dimaksudkan agar Sekretaris
Camat lebih berfungsi sebagai koordinator penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas-tugas Seksi secara terpadu dan tugas pelayanan administratif di Kantor
Kecamatan.
Berdasarkan data yang telah diperoleh di lapangan serta hasil analisis yang
penulis laksanakan, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

4. Peranan Sekretaris Camat


a. Peranan Sekretaris Camat sebagai pembantu pelaksana tugas Camat.
b. Peranan Sekretaris Camat sebagai penyusun rencana kegiatan kecamatan.
c. Peranan Sekretaris Camat sebagai penanggung jawab kegiatan kecamatan.
5. Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Sekretaris Camat

a. Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga kurang seimbang


dengan beban pekerjaan yang semakin berat dan kompleks.
b. Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai kecamatan Jatipuro.
c. Terbatasnya piranti atau peralatan kantor berupa komputer dan kendaraan
dinas.
d. Kurang representatifnya kondisi gedung kantor Camat Jatipuro.
6. Upaya-upaya Sekretaris Camat dalam Mengatasi Kendala yang Muncul
a. Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar;
b. Melaksanakan kerja lembur jika pada suatu waktu pekerjaan tidak dapat
diselesaikan pada jam kerja kantor;
c. Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus
pegawai kecamatan bisa mengikutinya;
d. Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis di tingkat
kabupaten atau provinsi bila ada;
e. Selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk terus belajar dan
berlatih meskipun sudah tua dan hampir pensiun;
f. Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian
Perlengkapan Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar;
g. Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi
Pemilihan Umum (KPU) yang ada di kecamatan;
h. Menggunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin. Misalnya kendaraan
dinas yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pegawai demi
kepentingan dinas;
i. Mengajukan rencana anggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada
Pemerintah Kabupaten Karanganyar namun sampai sekarang belum disetujui;
j. Mengajukan anggaran pelaksanakan rehabilitasi gedung kantor Camat secara
bertahap.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian di atas serta berbagai fenomena yang


ditemukan berkaitan dengan penelitian ini dapat dikemukakan suatu implikasi sebagai
berikut :
1. Pemberlakuan Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) yang baru mulai Tahun
Anggaran 2009 memberikan implikasi terhadap tugas dan tanggung jawab
Sekretaris Camat seiring perannya yang semakin penting dan strategis. Tugas
yang dikerjakan dan tanggung jawab yang diemban Sekretaris Camat menjadi
lebih berat dan kompleks karena tidak hanya di bidang kesekretariatan, akan
tetapi juga kantor camat secara keseluruhan.
2. Peran yang lebih penting dan strategis Sekretaris Camat sesuai SOT baru
membutuhkan kompetensi tinggi Sekretaris Camat dan segenap stafnya, karena
kinerja Sekretaris Camat tidak hanya ditentukan oleh Sekretaris Camat sendiri
tetapi oleh seluruh tim yanga ada di Sekretariat.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi di atas, maka dapat penulis


kemukakan saran dan masukan sebagai berikut :
1. Kepada Camat
a. Agar pegawai kecamatan Jatipuro memiliki kompetensi tinggi sesuai
tuntutan SOT baru, hendaknya Camat menerapkan reward and
punishment system. Artinya, di satu sisi pegawai yang rajin dalam bekerja
diberi hadiah, berupa barang misalnya. Sedangkan di sisi yang lain
pegawai yang malas dalam bekerja diberi teguran, baik lisan maupun
tertulis.
b. Guna mengatasi terbatasnya jumlah pegawai kecamatan sebaiknya Camat
Jatipuro mengangkat pegawai honorer atau tenaga kerja kontrak yang
bekerja selain sebagai penjaga malam. Dengan estimasi kekurangan
pegawai sejumlah 6 orang, maka jika setiap tahun diangkat masing-
masing 2 pegawai diharapkan dalam 3 tahun ke depan masalah ini sudah
teratasi.
2. Kepada Sekretaris Camat
a. Agar peran Sekretaris Camat guna melaksanakan tugas sesuai SOT baru
tetap optimal maka hendaknya segera mengikuti pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan sesuai dengan eselonnya yang baru (Diklatpim III).
b. Selain mengikuti Diklatpim III, guna meningkatkan kompetensi di bidang
teknis tertentu seperti perencanaan keuangan dan anggaran, Sekretaris
Camat sebaiknya juga selalu mengikuti bimbingan teknis (bimtek) yang
diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Karanganyar secara gratis dan jika
memiliki anggaran, dapat mengikuti bimtek yang diselenggarakan oleh
lembaga swasta dengan memakai biaya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UNS.

Bappeda Kabupaten Karanganyar. 2008. Pengembangan Sistem Informasi Profil


Daerah Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Karanganyar: Bappeda
Kabupaten Karanganyar.

Cholid Narbuko & Abu Achmadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Daru Condro Pranoto. 2003. Tugas dan Fungsi Sekretaris Kecamatan Dalam Rangka
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah di Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Surakarta: Fakultas Hukum
UNS.

Dyah Sulistyaningrum Indrawati, C. 2002. Dasar-Dasar Kesekretarisan dan


Kesekretariatan. Salatiga: Widya Sari Press.

Hery Sawiji. 2002. Manajemen Perkantoran. Surakarta: Sebelas Maret University


Press.

Ignatius Wursanto. 2006. Kompetensi Sekretaris Profesional. Yogyakarta: CV. Andi


Offset (Penerbit Andi).

Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Matthew B. Miles & M. Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI Press).

Moekijat. 1989. Administrasi Kantor: Manajemen Perkantoran. Bandung: Penerbit


Mandar Maju.

Noeng Muhadjir. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Rake


Sarasin.

Pemerintah Kabupaten Karanganyar. 2009. Peraturan Bupati Karanganyar No. 12


Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural pada
Kecamatan Kabupaten Karanganyar. Karanganyar: Pemerintah Kabupaten
Karanganyar.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar. 2009. Peraturan Daerah Kabupaten
Karanganyar No. 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar. Karanganyar:
Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

Pemerintah Kecamatan Jatipuro. 2009. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi


Pemerintah Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2008.
Karanganyar: Kecamatan Jatipuro.

Pemerintah Kecamatan Jatipuro. 2009. Laporan Pelaksanaan Tugas Camat Jatipuro


Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Karanganyar: Kecamatan Jatipuro.

Pemerintah Kecamatan Jatipuro. 2009. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat


Daerah (SKPD) Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2009.
Karanganyar: Kecamatan Jatipuro.

Pemerintah Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000


tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 65).

Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007


tentang Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89).

Saiman. 2002. Manajemen Sekretaris. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Siwi Kadarmo. 1994. Sekretaris dan Tugas-tugasnya. Jakarta: Penerbit CV. Nina
Dinamika.

Soerjono Soekanto. 1994. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sutarto: 1992. Sekretaris dan Tatawarkat. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University


Press.

Sedarmayanti. 1997. Tugas dan Pengembangan Sekretaris. Bandung: Penerbit


Mandar Maju.
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Winarno Surakhmad. 1994. Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung:
Tarsito.

http://www.damandiri.or.id/file/suwandiunairbab21.pdf

http://Susilawati.files.wordpress.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan

http://id.wikipedia.org/wiki/Sekretaris_kecamatan
JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI

Jenis 2008 2009


No.
Kegiatan Agust Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agust
A Persiapan
1 Pengajuan ▓▓▓ ▓▓▓
Proposal
2 Pengurusan
▓▓▓ ▓▓▓
Perijinan
3 Penyusunan
Landasan ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓
Teori
4 Penyusunan
Daftar ▓▓▓
Pertanyaan
B Pelaksanaan
1 Pengumpulan
▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓
Data
2 Analisis Data ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓
C Penyusunan
Laporan
1 Penulisan
▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓
Laporan
2 Pertanggung- ▓▓▓
jawaban
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK CAMAT

1. Bagaimana kondisi Kantor Camat Jatipuro saat ini?


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
2. Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan
baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
3. Apakah pelaksanaan SOT baru tersebut telah dilaksanakan dengan efektif?
Jika Belem, kenapa?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Dengan berlakunya SOT baru tersebut apakah peran dan tanggung jawab
Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya,
dalam hal apa?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
5. Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-
tugasnya dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang
menghambatnya?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
6. Jika menemui kendala yang menghambat, apakah Sekretaris Camat
mempunyai upaya-upaya untuk mengatasinya?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK SEKRETARIS CAMAT

1. Bagaimana kondisi Kantor Camat Jatipuro saat ini?


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan
baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
3. Apakah pelaksanaan SOT baru tersebut saat ini telah dapat berjalan dengan
efektif? Jika belum, kenapa?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
4. Dengan berlakunya SOT barus tersebut, menurut Anda apakah peran dan
tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika
jawabannya iya, dalam hal apa? Jika tidak, kenapa?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
5. Kendala apa saja yang Anda hadapi dalam melaksanakan tugas dan peran
Sekretaris Camat khususnya setelah pemberlakuan SOT baru? Kualitas SDM?
Komunikasi? Jelaskan.
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
6. Apa upaya-upaya yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Apakah upaya-upaya yang telah Anda lakukan tersebut telah optimal? Jika
belum, kenapa?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK KASI / KASUBBAG /STAF

1. Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan
baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apakah pelaksanaan SOT baru tersebut telah dilaksanakan dengan efektif?
Jika belum, kenapa?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Dengan berlakunya SOT baru tersebut apakah peran dan tanggung jawab
Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya,
dalam hal apa?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Dengan berlakunya SOT baru tersebut, menurut Anda apakah peran dan
tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih berat? Jika jawabannya iya,
Apakah Sekretaris Camat telah mampu melaksanakannya? Jika tidak, kenapa?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
5. Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru
tersebut? Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
6. Apa upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Apakah upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut telah optimal? Jika belum,
kenapa?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………............................................................
CATATAN LAPANGAN 1

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Pebruari 2009


Kegiatan : Survey Awal (Ijin Penelitian)
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 3
Jabatan : Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Deskripsi Data:
Peneliti datang ke Kantor Camat Jatipuro untuk mengurus perijinan
penelitian. Namun karena Informan 1 dan Informan 2 tidak berada di tempat , peneliti
diterima Informan 3. Informan 3 menyambut baik maksud peneliti dan berkenan
untuk langsung mengadakan wawancara.

Bagaimana kondisi kantor Camat saat ini?


Jawab:“Pemberlakuan SOT baru ini memang cukup berat bagi pegawai di sini,
mbak. Hal ini karena sebelumnya kami sudah kekurangan pegawai. Dengan
jumlah pegawai 21 orang kami cukup kesulitan menyelesaikan beban kerja
yang ada, apalagi sekarang 2 staf kami dilantik manjadi pejabat yakni Kepala
Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan serta Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian. Otomatis kami harus menata ulang staf yang ada agar tidak ada
pekerjaan di Seksi yang terbengkelai karena kekurangan staf”.
Interpretasi:
Pemberlakuan SOT baru cukup memberikan perubahan sginifikan pada
Kantor Camat Jatipuro. Harus dilakukan penataan ulang pegawai agar pekerjaan yang
ada di kecamatan tidak terbengkelai karena adanya perubahan komposisi
kepegawaian terkait pelantikan staf menjadi pejabat guna mengisi jabatan baru sesuai
dengan SOT baru.
CATATAN LAPANGAN 2

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Pebruari 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 3
Jabatan : Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan SOT
baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?
Jawab:“Dengan pemberlakuan SOT baru tugas Sekretaris Camat memang bertambah
berat dan kompleks, mbak. Selain mengurusi Sekretariat, beliau juga harus
membuat rencana kegiatan kecamatan berikut anggarannya setiap tahunnya.
Namun sekarang kan eselon Sekretaris Camat kan IIIb, mbak! jadi wajar jika
tugasnya lebih berat”.
Interpretasi:
Pemberlakuan SOT baru menambah beban tugas dan tanggung jawab
Sekretaris Camat Jatipuro. Namun hal itu diimbangi dengan naiknya eselon Sekretaris
Camat dari semula IV/a menjadi III/b. Artinya, meski tugasnya bertambah berat
kesejahteraan Sekretaris Camat juga bertambah karena tunjangan jabatannya
meningkat.
CATATAN LAPANGAN 3

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Pebruari 2009


Kegiatan : Wawancara Lanjutan
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 3
Jabatan : Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Menurut anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya


dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya?
Jawab:“Dengan pemberlakuan SOT baru, banyak pekerjaan baru yang sebelumnya
belum pernah kami kerjakan, mbak. Misalnya penyusunan anggaran kegiatan
yang menggunakan aplikasi baru dan bukan MS Excel. Terus terang, kami
kesulitan karena tidak ada staf di sini yang lulusan jurusan Akuntansi dan juga
pintar komputer. Karena itu kami sering harus bolak-balik ke Karanganyar
untuk konsultasi masalah penyusunan anggaran”.
Interpretasi:
Pemberlakuan SOT baru mengakibatkan Kecamatan kesulitan menyusun
anggaran kegiatan karena tidak memiliki pegawai dengan keahlian khusus di bidang
Akuntansi
CATATAN LAPANGAN 4

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 2
Jabatan : Sekretaris Camat

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 2 untuk meminta ijin mengadakan wawancara
setelah minggu lalu gagal.

Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan SOT
baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?
Jawab:“Perbedaan mendasar SOT lama dan SOT baru adalah adanya beberapa
pelimpahan wewenang Bupati sebagai Kepala Daerah kepada Camat dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah. Misalnya adanya kewenangan Camat
untuk membuat rencana kegiatan pembangunan termasuk anggarannya. Hal
ini tentu saja memberi beban tugas pada Camat dan kemudian Sekretaris
Camat.
Selain soal anggaran, tugas dan fungsi Sekretaris Camat sekarang juga lebih
luas, mbak! Tidak hanya melaksanakan urusan administrasi kantor di
Sekretariat, tetapi juga di luar itu misalnya mengkoordinasikan para Kepala
Seksi guna penyusunan rencana kegiatan Kecamatan, laporan tahunan, baik
LAKIP maupun LPT, serta perencanaan dan pelaksanaan kegiatan misalnya
Musrenbang.
Interpretasi:
SOT yang baru memberikan kewenangan kepada Camat untuk membuat
anggaran perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang kemudian ditugaskan kepada
Sekretaris Camat untuk melaksanakannya. Selain itu juga ada kewajiban untuk
membuat laporan tahunan seperti LAKIP dan LPT.
CATATAN LAPANGAN 5

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009


Kegiatan : Wawancara Lanjutan
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 2
Jabatan : Sekretaris Camat

Kendala apa saja yang Anda hadapi dalam melaksanakan tugas dan peran Sekretaris
Camat khususnya setelah pemberlakuan SOT baru? Jelaskan.
Jawab:“Kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru di Kecamatan Jatipuro
cukup banyak, mbak. Yang pertama kuantitas dan kualitas SDM pegawai,
Tentu saja yang paling utama menyangkut SDM pegawai,mbak. Ya maklum
lah mbak, pegawai kami banyak yang sudah sepuh sehingga tentu saja tidak
mudeng teknologi baru. Kedua peralatan atau fasilitas kantor yang kurang
memadai yaitu motor dinas, komputer dan laptop.
Kami hanya memiliki 1 laptop, 2 unit komputer dan 2 motor dinas, mbak,
sedangkan Kecamatan Jatipuro jauh dari Kabupaten Karanganyar (± 25 km)
serta desa-desa di Jatipuro sangat luas dan jalannya terjal, sehingga agak
menyulitkan kami. Dan yang terakhir adalah kondisi gedung kantor kami
yang kurang representatif”.

Interpretasi:
Pelaksanaan SOT yang baru di Kecamatan Jatipuro terkendala oleh beberapa
hal seperti kuantitas dan kualitas SDM pegawai, peralatan kantor berupa motor dinas
dan komputer yang terbatas serta kondisi gedung kantor kecamatan yang kurang
representatif.
CATATAN LAPANGAN 6

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 7
Jabatan : Kasi Pelayanan Umum

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 7 untuk mengadakan wawancara setelah
mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut?
Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan
Jawab:“Menurut saya, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah;
pertama kuantitas dan kualitas SDM kami yang terbatas, dan kedua sering
berubahnya regulasi pelayanan kepada masyarakat.
Jujur kami akui kemampuan dan kompetensi kami terbatas, mbak, baik soal
pendidikan maupun ketrampilan. Sementara soal regulasi, dulu Kecamatan
boleh mengutip biaya pembuatan KTP di atas ketentuan Perda yang 5 ribu
rupiah, namun sekarang tidak boleh. Maksimal 5 ribu rupiah.
Interpretasi:
SOT yang baru terkendala oleh rendahnya kualitas dan kuantitas SDM
pegawai serta regulasi pelayanan kepada masyarakat yang berubah-ubah. Misalnya
soal biaya pembuatan KTP dan KK. Hal ini menimbulkan kebingungan dan
ketidakkonsistenan.
CATATAN LAPANGAN 7

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 9
Jabatan : Operator KTP

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 9 untuk mengadakan wawancara setelah
mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Apakah upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut telah optimal? Jika belum,
kenapa?
Jawab:“Menurut saya, kendala kekurangan kuantitas SDM dapat kami atasi dengan
bekerja lembur. Sementara soal rendahnya kualitas SDM kami yang terbatas
dapat sedikit kami atasi dengan terus belajar dan berlatih melaksanakan tugas
dan pekerjaan baru itu Namun soal sering berubahnya regulasi pelayanan
kepada masyarakat, menurut saya daripada selalu bermasalah dan berubah-
ubah, saya sangat setuju bila digratiskan saja. Dengan demikian kami tinggal
fokus dalam proses pekerjaan saja, tidak mengurusi administrasi keuangan
yang memusingkan, mbak.

Interpretasi:
SOT yang baru terkendala oleh rendahnya kualitas dan kuantitas SDM
pegawai serta regulasi pelayanan kepada masyarakat yang berubah-ubah. Semua
upaya yang “bisa dilakukan” telah dilakukan oleh segenap pegawai untuk mengatasi
kendala tersebut.
CATATAN LAPANGAN 8

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009


Kegiatan : Dokumentasi
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Buku-buku Laporan dan Arsip

Deskripsi Data:
Peneliti datang ke lokasi untuk mencari data kepegawaian dan program kerja
kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Peneliti agak kesulitan dalam
menemukan data kepegawain yang lengkap dan akurat meliputi Nama, NIP, Pangkat
dan Golongan, Jabatan, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Alamat dan sebagainya.
Peneliti harus mencari dari beberapa sumber data agar diperoleh data kepegawaian
yang lengkap dan akurat.
Berbeda dengan data kepegawaian yang sulit diperoleh, program kerja
kecamatan dapat peneliti peroleh dengan mudah dari beberapa buku yaitu Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan Jatipuro, Laporan
Pelaksanaan Tugas (LPT) Camat Jatipuro dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja SKPD) Kecamatan Jatipuro.
Interpretasi:
Sistem Administarsi Kepegawaian masih menjadi kendala bagi Kantor Camat
Jatipuro khususnya maupun Pemerintah Kabupaten Karanganyar umumnya. Belum
ada Sistem Administrasi Kepegawaian yang lengkap dan akurat guna mendukung
Sistem Administrasi Pemerintahan secara keseluruhan.
CATATAN LAPANGAN 9

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 1
Jabatan : Camat

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 1 untuk meminta ijin mengadakan wawancara
setelah 2 minggu lalu dan juga minggu lalu gagal.

Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan SOT
baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?
Jawab:“Perbedaan mendasar SOT lama dan SOT baru adalah adanya beberapa
pelimpahan wewenang Bupati kepada Camat dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah. Misalnya adanya kewenangan Camat untuk membuat
rencana kegiatan pembangunan termasuk anggarannya. Dengan adanya
wewenang ini Camat tidak lagi hanya “terima jadi” suatu kegiatan
pembangunan dari kabupaten. Tugas ini tentu saja saya serahkan kepada
Sekretaris Camat untuk mengerjakannya, mbak! sesuai dengan tugasnya
sebagai koordinator para Kepala Seksi”.
“Sedangkan perbedaan mendasar yang lainnya adalah adanya kewenangan
Camat untuk membuat keputusan dan instruksi dalam rangka meningkatkan
sumber-sumber pendapatan asli daerah, seperti ijin tebang dan ijin keramaian,
dan lain-lain”.
Interpretasi:
SOT yang baru memberikan kewenangan kepada Camat untuk membuat
rencana anggaran kegiatan yang kemudian ditugaskan kepada Sekretaris Camat untuk
melaksanakannya sesuai tugasnya sebagai koordinator para Kepala Seksi. Yang
kedua adalah kewenangan untuk membuat keputusan dan instruksi dalam rangka
meningkatkan sumber-sumber pendapatan asli daerah.
CATATAN LAPANGAN 10

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 5
Jabatan : Kasi Kesejahteraan Sosial

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 5 untuk mengadakan wawancara setelah
mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut?
Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan
Jawab:“Menurut saya kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru di
Kecamatan Jatipuro cukup banyak, mbak! Namun yang paling utama adalah
kualitas SDM para pegawai. Kebanyakan staf kami berusia di sekitar 50 tahun
dan akan pensiun dalam 5 sampai 7 tahun ke depan. Oleh karena itu motivasi
kerja yang mereka miliki sudah berada pada titik yang rendah”.
Interpretasi:
Pelaksanaan SOT yang baru terkendala oleh beberapa hal, yang terutama
menyangkut kualitas SDM pegawai kecamatan.
CATATAN LAPANGAN 11

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Pebruari 2009


Kegiatan : Wawancara Lanjutan
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 2
Jabatan : Sekretaris Camat

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 2 untuk meminta ijin mengadakan wawancara
setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya guna melanjutkan wawancara 2 minggu
yang lalu.

Apa upaya-upaya yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang
menghambat tersebut?
Jawab:“Untuk mengatasi kendala terbatasnya kendaraan dinas, kami mengambil
pemecahan dengan menggunakan motor dinas yang ada secara bersama-sama,
mbak. Jadi 2 motor digunakan oleh beberapa orang dengan cara yang lebih
punya kepentingan mendesak boleh menggunakan terlebih dahulu”.
“Sementara untuk mengatasi kendala terbatasnya komputer, kami berupaya
dengan meminjam kepada Komisi Pemilihan Umum, mbak. Selain sebagai
Sekretaris Camat kebetulan saya juga ditugaskan sebagai Sekretaris Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK), jadi ya sekalian saja komputer yang kami pakai
kami gunakan untuk mengerjakan 2 tugas/pekerjaan tersebut”.
“Kemudian untuk mengatasi kendala kurang representatifnya gedung kantor
Camat kami mengajukan rencana relokasi gedung kantor ke arah selatan di
Desa Jatipurwo, namun sampai sekarang belum terwujud karena selalu
dipending oleh Bappeda”.
“Namun sambil menunggu relokasi diacc, setiap tahun kami juga selalu
mengajukan anggaran rehabilitasi kantor, mbak! agar meskipun kurang
representatif, kantor ini tetap layak untuk digunakan”.
“Yang terakhir adalah kendala keterbatasan kompetensi SDM pegawai, mbak.
Kami selalu memerintahkan pegawai agar mengikuti segala pendidikan,
pelatihan, dan bimbingan teknis (bimtek) yang diadakan Pemerintah
Kabupaten, meskipun ada saja alasan dari mereka untuk mengikutinya, malas
lah, sudah tua lah. Selain itu, tidak lupa selalu saya tekankan kepada staf kami
bahwa hampir pensiun bukan halangan untuk terus belajar dan berlatih. Waktu
1, 2 atau 5 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk belajar sesuatu apakah
itu ketrampilan komputer atau lainnya”

Interpretasi:
Pelaksanaan SOT baru terkendala oleh keterbatasan peralatan kantor berupa
motor dinas dan komputer, serta kurang representatifnya gedung kantor Camat dan
kompetensi SDM yang rendah. Sekretaris Camat mengatasi kendala tersebut dengan
cara menggunakan motor dinas secara bergantian, meminjam komputer milik KPU,
mengajukan anggaran relokasi gedung kantor kepada Pemerintah Kabupaten
Karanganyar serta memerintahkan dan memotivasi pegawai untuk mengikuti diklat
dan bimtek.
CATATAN LAPANGAN 12

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 6
Jabatan : Kasi Tata Pemerintahan

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 6 untuk mengadakan wawancara setelah
mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Dengan berlakunya SOT barus tersebut, menurut Anda apakah tugas dan tanggung
jawab Sekretaris Camat menjadi lebih berat? Jika jawabannya iya, dalam hal apa?
Jika tidak, kenapa?
Jawab:“Menurut saya, secara fisik material tugas memang lebih berat, mbak, karena
ada beberapa tugas/pekerjaan baru yang sebelumnya belum ada. Namun
secara psikologis dapat dikatakan lebih ringan karena sekarang Sekretaris
Camat dibantu oleh 2 orang pejabat baru yang menjadi bawahannya yaitu
Kasubbag Perencanaan dan Keuangan serta Kasubbag Umum dan
Kepegawaian.
CATATAN LAPANGAN 13

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009


Kegiatan : Wawancara Lanjutan
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 6
Jabatan : Kasi Tata Pemerintahan

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 6 untuk mengadakan wawancara setelah
mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut?
Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan
Jawab:“Sesuai dengan tugas saya di Seksi Tata Pemerintahan, kendala yang
menghambat pelaksanaan SOT baru adalah sering berubahnya regulasi
pelayanan kepada masyarakat. Kalau SOT baru mewajibkan Kecamatan
membuat anggaran kenapa pendapatan Kecamatan malah “ditutup” mbak?.
Dulu kami boleh mengutip biaya KTP melebihi aturan Perda yang ditetapkan
5 ribu rupiah. Sekarang malah tidak boleh. Apa ini tidak terbalik dan
membingungkan?
Interpretasi:
SOT yang baru membolehkan Kecamatan membuat anggaran, tetapi sisi
pendapatan mereka “dipangkas”. Hal ini menimbulkan kebingungan dan
ketidakkonsistenan.
CATATAN LAPANGAN 14

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009


Kegiatan : Wawancara Lanjutan
Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 1
Jabatan : Camat

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 1 untuk meminta ijin mengadakan wawancara
sebagai kelanjutan wawancara 2 minggu lalu.

Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya


dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya?
Jawab:“Kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru, pertama, kondisi gedung
kantor yang kurang representatif, mbak. Camat Jatipuro menempati gedung
ini sejak 1983, jadi wajar jika sudah tidak representatif lagi digunakan sebagai
perkantoran. Kedua, kendala berupa kompetensi dan motivasi SDM pegawai
yang rendah. Ketiga, keterbatasan perlatan kantor berupa komputer dan motor
dinas.
Interpretasi:
SOT yang baru terkendala oleh kurang representatifnya gedung kantor Camat
Jatipuro, rendahnya kompetensi dan motivasi para pegawai serta terbatasnya
peralatan kantor yang dimiliki.
CATATAN LAPANGAN 15

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009


Kegiatan : Wawancara Lanjutan
Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 1
Jabatan : Camat

Jika menemui kendala yang menghambat, apakah Sekretaris Camat mempunyai


upaya-upaya untuk mengatasinya?
Jawab:“Upaya yang kami lakukan untuk mengatasi kondisi gedung kantor yang
kurang representatif adalah dengan mengajukan anggaran untuk relokasi sejak
5 tahun lalu. Namun karena dalam beberapa tahun selalu dipending Bappeda
maka kami mengajukan anggaran untuk rehabilitasi gedung kantor setiap
tahunnya. Sedangkan untuk mengatasi kendala kompetensi pegawai, kami
menyelenggarakan kursus komputer kepada perangkat desa sekaligus pegawai
kecamatan dapat mengikutinya. Kemudian guna mengatasi keterbatasan
komputer kami meminjam komputer milik KPU yang tidak dipakai saat
sebelum dan sesudah Pemilu, mbak”.

Interpretasi:
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kurang representatifnya gedung
kantor Camat Jatipuro adalah dengan mengajukan anggaran relokasi dan anggaran
rehabilitasi ke Pemerintah Kabupaten Karanganyar.
CATATAN LAPANGAN 16

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 8
Jabatan : Kasubbag Perencanaan dan Keuangan

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 8 untuk meminta ijin mengadakan wawancara
setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya


dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya?
Jawab:“Menurut saya, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah
peralatan kantor seperti kendaraan dinas dan jumlah pegawai yang terbatas,
mbak. Di sini kami hanya memiliki 21 pegawai termasuk camat, sedangkan
kendaraan dinas yang kami miliki hanya 1 mobil dan 2 motor. Menurut saya,
agar kinerja kami optimal setidaknya kami butuh tambahan 3 motor dinas
lagi, mbak”.
Interpretasi:
Pelaksanaan SOT baru terkendala oleh keterbatasan jumlah pegawai dan
kendaraan dinas, baik mobil maupun motor.
CATATAN LAPANGAN 17

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 8
Jabatan : Kasubbag Perencanaan dan Keuangan

Jika menemui kendala yang menghambat, apakah Sekretaris Camat mempunyai


upaya-upaya untuk mengatasinya?
Jawab:“Upaya yang kami lakukan untuk mengatasi keterbatasan jumlah pegawai
dilakukan dengan mengajukan permintaan tambahan pegawai kepada Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Karanganyar setiap tahun, namun
belum berhasil dalam 3 tahun ini.
Interpretasi:
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan jumlah pegawai adalah
dengan mengajukan permintaan tambahan pegawai kepada Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kabupaten Karanganyar.
CATATAN LAPANGAN 18

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 4
Jabatan : Kasi Pemberdayaan Masyarakat

Deskripsi Data:
Peneliti menemui Informan 4 untuk meminta ijin mengadakan wawancara
setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Dengan berlakunya SOT baru tersebut apakah peran dan tanggung jawab Sekretaris
Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya, dalam hal apa?
Jawab:“Menurut saya, iya mbak. Dengan pemberlakuan SOT baru, Sekretaris Camat
memiliki eselon sama dengan Camat yaitu eselon III. Masuk akal jika
perannya menjadi lebih penting dan strategis”
“Selain itu, dengan memiliki eselon yang sama dengan Camat ia telah
disiapkan untuk “sewaktu-waktu” promosi menduduki jabatan Camat atau
jabatan lain yang setingkat”
Interpretasi:
Pelaksanaan SOT baru menjadikan peran Sekretaris Camat lebih penting dan
strategis karena eselonnya naik dari IV/a menjadi III/b.
CATATAN LAPANGAN 19

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2009


Kegiatan : Wawancara
Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 10
Jabatan : Kasi Ketenteraman dan Ketertiban

Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya


dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya?
Jawab:“Menurut saya, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah
kompetensi SDM pegawai yang terbatas terutama berkaitan dengan
kemampuan mengoperasikan komputer. Jangankan menjalankan program dan
aplikasi yang canggih, mengoperasikan MS Word dan MS Excel saja hanya
sedikit pegawai yang bisa”.
Interpretasi:
Pelaksanaan SOT baru terkendala oleh keterbatasan kompetensi pegawai
dalam mengoperasikan komputer.
BAGAN STUKTUR ORGANISASI KECAMATAN

Camat

¡
¡
¡ Sekretaris
¡ Camat
¡
¡
¡
¡
¡
¡ Subbag Subbag
¡ Perenc&Keu Umum&Kepeg
¡
¡
¡
¡
¡
¡
Seksi Tata Seksi ¡ Seksi Pemb Seksi Seksi
Peman Trantib ¡ Masy Kesos Yanum
¡
¡
¡
¡
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa

Ketarangan :

: Garis Komando

¡
¡ : Garis Koordinasi
¡
DAFTAR PEGAWAI KECAMATAN JATIPURO

NO. NAMA NIP GOL. PEND.


1 Sri Suboko, S.Sos., M.Si 19690215 199001 1 002 IIId S2

2 Bambang Jatmiko, S.Sos. 19711223 199003 1 001 IIIc S1

3 Suwito 19570506 198003 1 009 IIIc SLTA

4 FX. Saroso, S.Sos. 19570313 198401 1 002 IIIc S1

5 Eko Joko Widodo, S.Sos., MM 19690810 199103 1 003 IIIb S2

6 Parjono, S.Sos. 19570525 198312 1 002 IIIc S1

7 Agus Hartono, SIP 19640803 198603 1 009 IIIb S1

8 Paryatno 19581118 198503 1 009 IIIb SLTA

9 Sri Ningsih, S.Sos. 19670523 198901 2 002 IIIb Sa

10 Saptoro, S.Sos. 19610118 198303 1 008 IIIb S1

11 Murtiady 19570926 198603 1 003 IIIb SLTA

12 Tri Handayani, S.Sos. 19680404 199103 2 009 IIIa S1

13 Pujo 19570708 198501 1 002 IIIa SLTA

14 Purwati 19600807 198609 2 003 IIIa SLTA

15 Suwanto 19640305 198903 1 019 IIIa SLTA

16 Mulyono 19570201 198501 1 003 IIc SLTP

17 Sugiyanto 19570709 198502 1 001 IId SLTA

18 Sunarso 19581108 198503 1 016 IId SLTA

19 Sumanto 19590618 198603 1 009 IIc SLTP

20 Margiyanto 19810413 200604 1 008 IIa SLTA

21 Aminah Purbasari 19821117 200604 2 011 IIa SLTA


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Ir. Sutami 36 A, Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Faks. (0271) 6485939, 669124

Nomor : /J27.1.2/PP/200 Surakarta, 2009


Lampiran : 1 (satu) Proposal
Hal : Permohonan Ijin Menyusun Skripsi

Kepada : Yth. Dekan


C.q. Pembantu Dekan I
FKIP - Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Aminah Purbasari
NIM : K7402038
Tempat, Tgl. Lahir : Karanganyar, 17 Nopember 1982
Program Studi/Jurusan: P. Ekonomi – BKK PAP/P. IPS
Tingkat/Semester :
Alamat : Sroyo, RT 02/RW 09, Jaten, Karanganyar
Dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Dekan FKIP - Universitas
Sebelas Maret untuk menyusun Skripsi dengan judul sebagai berikut :
“PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT
DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO
KABUPATEN KARANGANYAR”.
Kami lampirkan pula kerangka minimal Skripsi/Makalah
Adapun konsultan/pembimbing kami mohonkan :
1. Dra. C. Dyah S.I, M.Pd.
2. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd.
Atas terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.
Persetujuan konsultan, Hormat Kami,
1.
_______________ Aminah Purbasari
2.
________________
Mengetahui,
Ketua Program BKK PAP, Ketua Jurusan P. IPS,

Dra. C. Dyah S.I., M.Pd. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd


NIP. 19611122 198903 2 001 NIP.195206031985031 001
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Ir. Sutami 36 A, Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Faks. (0271) 6485939, 669124

Nomor : /J27.1.2/PL/2009
Lampiran : 1 Berkas Proposal
Hal : Permohonan Ijin Research/Try Out

Kepada : Yth. Rektor


Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini kami melaporkan bahwa


mahasiswa FKIP - UNS tersebut di bawah ini akan mengadakan
penelitian :
Nama : Aminah Purbasari
NIM : K7402038
Tempat, Tgl. Lahir : Karanganyar, 17 Nopember 1982
Program Studi/Jurusan : P. Ekonomi – BKK PAP/P. IPS
Tingkat/Semester :
Alamat : Sroyo, RT 02/RW 09, Jaten, Karanganyar

Akan mengadakan Research di Kantor CAmat Jatipuro Kabupaten


Karanganyar dengan Judul Skripsi/Penelitian/Obyek : “PERANAN
SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI
BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO
KABUPATEN KARANGANYAR”.
Mohon mendapatkan proses penyelesaian ijin ke Guibernur/C.q. Kepala
Bappeda Provinsi Jawa Tengah di Semarang dan kami lampirkan foto
copy kerangka penelitian.

Demikian harap menjadikan maklum danterima kasih.

Surakarta, 2009
a.n. Dekan
Pembantu Dekan III

Drs. Amir Fuady, M. Hum.


NIP. 19520729 198010 1 001
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Ir. Sutami 36 A, Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Faks. (0271) 6485939, 669124

Nomor : /J27.1.2/PL/200
Lampiran :
Hal : Permohonan Ijin Research/Try Out

Kepada : Yth. Camat Jatipuro


Kabupaten Karanganyar

Dengan hormat,

Bersama ini kami beruitahukan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini :

Nama : Aminah Purbasari


NIM : K7402038
Tempat, Tgl. Lahir : Karanganyar, 17 Nopember 1982
Program Studi/Jurusan : P. Ekonomi – BKK PAP/P. IPS
Tingkat/Semester :
Alamat : Sroyo, RT 02/RW 09, Jaten, Karanganyar

Telah kami ijinkan untuk menyusun Skripsi/makalah guna melengkapi


tugas-tugas studi tingkat Sarjana. dengan judul : “PERANAN
SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI
BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO
KABUPATEN KARANGANYAR”

Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharap kiranya Saudara


berkenan mengijinkan mahasiswa kami mengadakan research/Try
Out pada sekolah/instansi yang berada di bawah pimpinan Saudara.

Atas perkenan dan perhatian Saudara kami ucapkan nterima kasih.

Surakarta, 2009
a.n. Dekan
Pembantu Dekan III

Drs. Amir Fuady, M. Hum.


NIP. 19520729 198010 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR
KECAMATAN JATIPURO
Jl. Raya Jatipuro- Jatiyoso, Jatipuro Karanganyar 57784 Telp. ( 0271 ) 7056529

SURAT KETERANGAN
Nomor : 070 / 563 / 2009

Yang bertanda tangan dibawah ini Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar


menerangkan dengan sesungguhnya bahwa mahasiswa di bawah ini:

Nama : AMINAH PURBASARI


NIM : K7402038
Prodi/Jurusan : P. EKONOMI – BKK PAP/P. IPS
Fakultas : FKIP - UNS
Alamat : SROYO RT 02/RW 09, JATEN, KARANGANYAR

telah mengadakan penelitian di Kantor Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar untuk


penyusunan skripsi dengan judul “PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM
MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI
KECAMATAN JATIURO KABUPATEN KARANGANYAR” mulai bulan
Pebruari sampai dengan bulan Mei 2009.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Karanganyar, 2009

CAMAT JATIPURO

SRI SUBOKO, S.Sos., M.Si


Penata Tk. I
NIP. 19690215 199001 1 002

Anda mungkin juga menyukai