Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI III

“OBAT-OBAT ANTIINFEKSI DAN PRINSIP PENGOBATAN DENGAN


KEMOTERAPI”

KELOMPOK 4

NUR INDAH SARI G70117172

RISCHA SA’ ADIA G70117042

DINDA DANIA SATAR G70117112

SRI MUSTIKA G70117127

SAADIAH DJ G70115248

KHARIS YUDISTIRA W G70117079

IMOET DIAN SAFITRI G70115163

MIRANDA NASIR G70117110

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Obat-obat antiinfeksi dan prinsip pengobatan dengan kemoterapi”.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenandan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Palu, 04 September 2019

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai mikroorganisme walaupun tidak kasat mata.
Mikroorganisme terdapat di air, tanah, dan udara bahkan didalam tubuh kitapun terdapat
mikroorganisme. Mikroorganisme tidak selamanya berdampak negative bagi kita. Justru
organisme baik, dapat dimanfaatkan untuk mengatasi mikroorganisme patogen di dalam
tubuh. Mikroorganisme baik dinamakan antibiotik. Sampai tahun 1970-an, WHO
memperoleh banyak sukses sengan kampanye medialnya untuk membasmi berbagai penyakit
infeksi penting. Hasil baik tersebut tercapai karena penemuan banyak antibiotik baru dengan
khasiat antimikroba kuat.

Antibiotika atau dikenal juga sebagai obat anti bakteri adalah obat yang digunakan untuk
mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Alexander flening pada tahun 1927
menemukan antibiotika yang pertama yaitu penisilin. Setelah mulai digunakan secara umum
pada tahun 1940, maka antibiotika biasa dibilang merubah dunia pengobatan, serta
mengurangi angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit infeksi secara
dramatis.

Arti Antibiotika sendiri pada awalnya merujuk pada senyawa yang dihasilkan oleh jamur atau
mikroorganisme yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit pada hewan dan manusia.
Saat ini beberapa jnis antibiotika merupakan senyawa sintetis ( tidak dihasilkan dari
mikroorganisme) tetapi juga dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Secara
teknis, zat yang dpat membunuh bakteri baik berupa senyawa intetis, atau alami disebut
dengan zat anti mikroba, akan tetapi banyak orang menyebutnya dengan antibiotika.
Meskipun antibiotika mempunyai manfaat yang sangat banyak, penggunaan antibiotika secara
berlebihan juga dapat memicu terjadinya resistensi antibiotika.
I.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu antibiotik?

2. Bagaimana mekanismenya dan apa saja golongan antibiotik?

3. Apa yang dimaksud dengan kemoterapi ?

4. Bagaimana mekanisme kerja kemoterapi ?

5. Bagaimana penggolongan obat kemoterapi ?

6. Bagaimana cara pemilihan kemoterapi ?

7. Bagaimana cara kombinasi obat kemoterapi ?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian antibiotik?

2. Untuk mengetahui bagaiamana mekanismenya dan apa saja golongan antibiotik?

3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kemoterapi ?

4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja kemoterapi ?

5. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan obat kemoterapi ?

6. Untuk mengetahui bagaimana cara pemilihan kemoterapi ?

7. Untuk mengetahui bagaimana cara kombinasi obat kemoterapi ?


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 . Antibiotik

1). Pengertian

Kata antibiotik berasal dari bahasa inggris “antibiotic” yang akar katanya dari bahasa
Yunani, yakni Kata anti yang berarti “menangkal” dan kata bios yang berarti “hidup”.
Sehingga berdasarkan akar katanya, dapat diartikan bahwa antibiotic adalah segolongan
senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau
menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses
infeksi oleh bakteri. Istilah antibiotic ditemukan atau diciptakan oleh Selman Waksman
pada kisaran tahun 1942. Kala itu, antibiotic digunakan untuk menggambarkan setiap
zat yang diproduksi oleh mikroorganisme lain dalam pengenceran tinggi.

2).Mekanisme Kerja antibiotika antara lain :


1. Menghambat sintesa dinding sel,akibatnya pembentukan dinding sel tidak
sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosis dari plasma,akhirnya sel akan
pecah (penisilin dan sefalosporin)
2. Menghambat sintesa membrane sel,molekul lipoprotein dari membrane sel
dikacaukan pembentukannya,hingga bersifat lebih permeabel akibatnya zat-zat
penting dari isi sel dapat keluar (kelompok pelipeptida)
3. Menghambat sintesa protein sel,akibatnya sel tidak sempurna terbentuk
(kloramfenikol,tetrasiklin)
4. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel tidak
dapat berkembang (rifampisin)

3). Penggunaan Antibiotika


Antibiotika digunakan jika ada infeksi oleh kuman. Infeksi terjadi jika kuman
memasuki tubuh. Kuman memasuki tubuh melalui pintu masuknya sendiri-sendiri.
Ada yang lewat mulut bersama makanan dan minuman, lewat udara napas memasuki
paru-paru, lewat luka renik di kulit, melalui hubungan kelamin, atau masuk melalui
aliran darah, lalu kuman menuju organ yang disukainya untuk bersarang. Gejala umum
tubuh terinfeksi biasanya disertai suhu badan meninggi, demam, nyeri kepala, dan
nyeri. Infeksi di kulit menimbulkan reaksi merah meradang, bengkak, panas, dan nyeri
contohnya bisul. Di usus,bergejala mulas, mencret. Di saluran napas, batuk, nyeri
tenggorok, atau sesak napas. Di otak, nyeri kepala. Di ginjal, banyak berkemih,
kencing merah atau seperti susu.

Dengan biakan kuman, selain menemukan jenis kumannya, dapat langsung diperiksa
pula jenis antibiotika yang cocok untuk menumpasnya (tes resistensi). Dengan
demikian, pengobatan infeksinya lebih tepat. Jika tidak dilakukan tes resistensi, bisa
jadi antibiotika yang dianggap mampu sudah tidak mempan, sebab kumannya sudah
kebal terhadap jenis antibiotika yang dianggap ampuh tersebut.

4). Efek samping


Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat, dapat
menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lai seperti :
a. Sensitas atau Hipersentif
Banyak obat yang setelah digunakan secara local dapat mengakibatkan kepekaan
yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau
suntikan maka ada kemungkinan terjadi reaksi hipersensitif atau alergi seperti
gatal-gatal kulit kemerah-merahan,bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi
schok. Contohnya penisilin dan kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka
sebaiknya salep-salep mengggunakan antibiotika yang tidak akan diberikan secara
sistemis (oral dan suntikan).
b. Resistensi
Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah atau waktu terapi kurang
lama,maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak
peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi,dianjurkan
menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan
kombinasi obat.

c. Super Infeksi
Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab
infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Super infeksi terutama
terjadi pada penggunaan antibiotika broad spectrum yang dapat mengganggu
keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan urogenital.
Spesies organisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan,dan
berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur minella albicans dan
candida albicans. Selain antibiotic obat yang menekan system tangkis tubuh yaitu
kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan super infeksi.
Khusus nya anak-anak dan orang tua sangat mudah dijangkit super infeksi ini.

5) Penggolongan antibiotic
Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja :
a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide
dan Cephalosporin
b. Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone,
c. Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari
golongan
Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline
d. Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
e. Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,
f. Antimetabolit, misalnya azaserine.

6). Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Struktur Kimia :


a. Aminoglikosida Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin,
neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.
b. Beta-Laktam Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem,
meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim,
sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan
penisilin (penisilin, amoksisilin).
c. Glikopeptida Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
d. Polipeptida Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin,
klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan
tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
e. Polimiksin Diantaranya polimiksin dan kolistin.
f. Kinolon (fluorokinolon) Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin,
norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.
g. Streptogramin Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan
kinupristin-dalfopristin.
h. Oksazolidinon Diantaranya linezolid dan AZD2563.
i. Sulfonamida Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.

II. 2. Kemoterapi

1). Pengertian Kemoterapi

Kemoterapi modern mulai berkembang pada akhir abad ke-19. Saat itu peneliti Dr
Robert Koch dan Louis posteur membuktikan bahwa banyak penyakit yang disebabkan
oleh bakteri dan protozoa. Paul Erlich adalah sarjana pertama yang melontarkan
konsepsi dan istilah kemoterapi dan indeks terapi.

Istilah kemoterapi mengacu pada senyawa kimia yang digunakan untuk pengobatan
suatu penyakit. Pada bebrapa buku, kemoterapi lebih dikenal dengan pengobatan pada
penyakit kangker. Namun, mengacu pada definisi awal tadi, kemoterapi tidak hanya
pada pengobatan kanker, namun merupakan senyawa kimia yang toksis terhadap
mikroba maupun parasit tubuh yaitu virus, bakteri, srotozoa, fungi, cacing, dan juga sel
kanker (kemoterapi kanker).
Kemoterapi di definisikan sebagai obat-obat kimiawi yang digunakan untuk
memberantas penyakit infeksi akibat mikroorganisme : bakteri, fungi, virus, dan
protozoa (plasmodium, trichomonas, dll) juga terhadap infeksi dan cacing. Obat-obat
tersebut berkhasiat memusnahkan parasit tanpa merusak jaringan tuan rumah (toksisitas
selektif).

Obat-obat antimikroba yang ideal memperlihatkan toksisitas selektif. Istilah ini berarti
bahwa obat ini merugikan parasit tapi tidak merugikan inang. Dalam banyak hal,
toksisitas selektif bersifat relative dari pada absolute, berarti bahwa suatu obat dapat
merusak parasit dalam konsentrasi yang dapat ditoleransi oleh inang.

2). Mekanisme Kemoterapi

Kemoterapeutika dapat melakukkan aktivitasnya lewat beberapa mekanisme, terutama


dengan penghambatan sintesa materi penting bakteri misalnya dari :

a. Dinding sel
Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan tidak tahan
terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat pecah. Contohnya: kelompok
penisilin, sefalosporin dan vankomisin.
b. Membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma dikacaukan sintesanya, sehingga menjadi
lebih permeable dan zat-zat penting dari isi sel dapat merembes kelua. Contohnya:
antibiotika polyen dan imidazol.
c. Protein sel
Sintesannya terganggu, misalnya kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida dan
makrolida.
d. Asam-asam inti (DNA, RNA)
Rifampisin (RNA), asam nalidiksat dan kuinolon, IDU dan asiklovir (DNA). Juga
termasuk disini senyawa-senyawa imidazol.
e. Antagonisme saingan
Obat menyaingi zat-zat yang penting untuk metabolisme kuman sehingga
pertukaran zatnya terhenti. antara lain sulfonamida, trimetoprin, PAS dan INH.
3). Penggolongan obat kemoterapi

Obat kemoterapi yang paling umum digunakan dalam rangkaian pengobatan ini.

a. Cyclophosphamide
Cyclophosphamide adalah salah satu obat kemoterapi yang masuk dalam
kelompok alkylating agents. Cara kerja obat ini adalah dengan menempel pada
salah satu untaian DNA sel kanker dan menggagu proses dalam untaian DNA
tersebut. DNA adalah kode genetik di setiap sel, yang berfungsi mengatur seluruh
aktivitas sel.

Obat kemo ini tersedia dalam bentuk infus langsung masuk ke pembuluh darah
dan juga dalam bentuk tablet yang harus diminum.

Seperti obat pada umumnya, Cyclophosphamide juga tetap memiliki efek


samping. Efek samping yang bisa timbul yakni:
 Meningkatnya risiko infeksi
 Rambut rontok
 Adanya darah di urine
 Suhu tubuh tinggi
 Pucat dan napas jadi memendek
 Merasa sangat lelah
 Mulut terasa asam

b. Doxorubicin (Adriamycin)
Doxorubicin yang dikenal dengan nama mereknya Adriamycin adalah
obatkemoterapi yang digunakan untuk beberapa jenis kanker. Doxorubicin ini
terasuk ke dalam kelompok obat anthracycline.
Cara kerja obat ini adalah dengan memblok enzim isomerase 2, yaitu zat yang
digunakan sel kanker untuk membelah diri. Biasanya obat ini digunakan bersama
kombinasi obat kemoterapi lainnya. Obat kemoterapi ini diberikan melalui infus.

Adapun efek samping yang bisa terjadi saat menggunakan obat ini, yaitu:
 Rambut rontok
 Mulut dan tenggorokan terasa asam
 Urin berwarna merah atau pink
 Diare
 Demam
 Napas menjadi pendek dan terlihat pucat
 Telapak tangan dan kaki memerah dan terasa sakit
 Nafsu makan menurun
 Mimisan dan gusis berdarah
 Merasa lemas selama dan setelah terapi
 Meningkatkan risiko infeksi

c. Vincritine
Vincritine adalah obat kemoterapi yang masuk ke dalam kelompok vinca
alkaloids. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pembelahan sel kanker
menjadi dua bagian. Dengan begitu, pertumbuhan sel kanker akan tertahan dan
tidak semakin banyak. Vincritine dimasukan langsung ke dalam pembuluh darah
melalui infus atau intravena.

Adapun beberapa efek samping yang bisa ditimbulkan obat kemo ini, antara lain:
 Terasa tidak enak badan atau sakit
 Terasa sangat lelah setelah kemo maupun saat kemo
 Jari jemari terasa mati rasa atau semutan
 Konstipasi (sembelit)
 Perut terasa nyeri
 Rambut semakin menipis atau rontok
 Menstruasi berhenti.
 Demam (pada anak-anak)
 Kesulitan mengeluarkan urine
 Sakit tenggorokan
 Otot dan tulang terasa sakit
 Bengkak di sekitar jarum infus

d. Methotrexate (Maxtrex)
Methotrexate adalah salah satu kelompok obat anti metabolites yang digunakan
sebagai obat kemoterapi. Obat kelompok anti metabolit ini bekerja dengan
merusak sel kanker agar tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Sel kanker di dalam tubuh perlu membuat dan memperbaiki DNA di dalam selnya
untuk bisa tumbuh dan berkembang biak. Nah, obat kemo ini berfungsi
mengganggu proses perbaikan DNA dalam sel kanker.

Obat kemo ini diberikan dalam bentuk tablet, injeksi ke pembuluh darah, injeksi
ke otot, atau injeksi ke cairan tulang belakang. Adapun efek samping yang bisa
timbul karena obat ini, antara lain:
 Diare
 Mata terasa nyeri
 Rambut rontok
 Tubuh terasa sakit
 Mulut dan tenggorokan terasa sakit
 Perut terasa nyeri
 Terasa lelah
 Mudah mimisan atau mengalami gusi berdarah
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Antibiotika berasal dari kata Anti yang berarti lawan dan Bios berarti hidup.
Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman.
2. Resistensi adalah mekanisme tubuh yang secara keseluruhan membuat rintangan
untuk berkembangnya penyerangan atau pembiakan agent menular atau kerusakan
oleh racun yang dihasilkannya.
3. Resistensi antibiotika timbul bila suatu antibiotika kehilangan kemampuannya untuk
secara efektif mengendalikan atau membasmi pertumbuhan bakter; dengan kata lain
bakteri mengalami “resistensi” dan terus berkembangbiak meskipun telah diberikan
antibiotika dalam jumlah yang cukup untuk pengobatan.
4. Kemoterapi di definisikan sebagai obat-obat kimiawi yang digunakan untuk
memberantas penyakit infeksi akibat mikroorganisme : bakteri, fungi, virus, dan
protozoa (plasmodium, trichomonas, dll) juga terhadap infeksi dan cacing. Obat-obat
tersebut berkhasiat memusnahkan parasit tanpa merusak jaringan tuan rumah
(toksisitas selektif).

B. SARAN
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami sangat
membutuhkan saran serta kritik dari pembaca yang sifatnya membangun agar penulisan
makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

(Source/ Sumber 1: Widyamarta, Dimas Erda. Rusela Febri Mareta. Maratus Solikah.
Triana Puji Rahayu.2014.Makalah Farmakologi Antibiotik. Ponorogo.)
(Sumber/ Source 2: Brooker, Chris.2009.Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta:EGC.)
(Sumber/ Source 3: Djamhuri, Agus.1995.Sinopsis Farmakologi dengan Terapan
Khusus di Klinik dan Perawatan.Malang:Hipokrates.)
(Sumber/ source 4: Sitrait, Midian.2011.Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume
46 Tahun 2011-2012.Jakarta: PT ISFI Penerbitan.)
(Sumber/ source 5: Olson, James. M.D., Ph.D.2004.Belajar Mudah
Farmakologi.Jakarta:EGC.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow
blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or
www.ithinkeducation.wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai