MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Industri ini dapat diselesaikan. Buku ini diterbitkan dengan
tujuan untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan praktek laboratorium yang dipergunakan pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian FTP UNEJ.
Kritik dan saran yang positif sangat diharapkan mengingat buku petunjuk praktikum ini merupakan hasil
penulisan yang pertama yang tidak luput dari kekurangan dan ucapan terimakasih disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu penyempurnaan buku ini.Semoga buku ini bermanfaat bagi pengajar maupun
mahasiswa.
Penyusun
TATA TERTIB PRAKTIKUM
Ketentuan :
1. Mahasiswa yang dapat melakukan inhal adalah yang tidak dapat
mengikuti praktikum dijadwalnya yang disebabkan oleh terlambat
lebih dari 15 menit, ijin, dan sakit
2. Jika memenuhi persyaratan, dan diberikan tugas pengganti maka
nilai maksimal adalah 50%.
3. Jika tidak mengikuti acara, maka tidak ada nilai untuk seluruh
rangkaian praktikum (pre-test, laporan akhir, keaktifan, dll).
4. Bobot asistensi sama dengan 1 acara praktikum.
5. Minimal kehadiran untuk dapat mengikuti response adalah
75% seluruh acara.
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM
A. FORMAT SAMPUL
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI INDUSTRI
(Judul Acara)
Nama :
NIM :
Kelompok :
Hari/Tanggal :
Jam :
Asisten :
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Praktikum
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
2. Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
IV. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
V. PEMBAHASAN
1. Hasil Praktikum
(Tabel perbandingan, grafik dan lainnya)
2. Pembahasan
(Termasuk hasil diskusi yang dilakukan)
VI. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
ACARA 1
PENGENALAN ALAT, PEMBUATAN MEDIA, DAN STERILISASI
1.1 Tujuan
- Mengetahui peralatan laboratorium mikrobiologi berikut fungsi dan penggunaanya
- Meperkenalkan cara pembuatan beberapa jenis media pertumbuhan mikrobia
- Mengetahui sterilisasi dengan pembakaran, panas kering (oven), panas basah bertekanan
tinggi (autoklaf)
Media
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan (nutrient) yang
berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk menumbuhkan mikrobia, medium dapat
digunakan juga untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat–sifat fisiologi, dan perhitungan
jumlah mikrobia. Syarat-syarat suatu medium harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: mengandung
nutrisi yang diperlukan mikrobia, memiliki tekanan osmosis, pH, tegangan permukaan yang sesuai,
tidak mengandung zat penghambat (inhibitor), dan steril.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen
sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar: air (H2O) sebagai pelarut, agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat
media, agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45 oC;
gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar, gelatin adalah polimer asam amino yang
diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu
menguraikannya dibanding agar; Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat.
Fungsinya juga sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media
bagi mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau zat makanan: media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan
unsur pelikan/trace element: Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa
organik atau anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik; Sumber nitrogen
mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat
menggunakan sumber N anorganik seperti urea; Vitamin-vitamin.
viii
3. Bahan tambahan: bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan
tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media: agar dapat diperoleh dalam bentuk
batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah
sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk
membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya
harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama
dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam; Peptone, peptone adalah produk
hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin
dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.;
Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta dan
daging sapi; Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol.
Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex); Karbohidrat.
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat.
Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa,
manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
Berdasarkan fungsinya, media terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a. Media Pengaya: media yang ditambah zat-zat tertentu (misalnya: serum, darah, ekstrak tanaman)
sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotrof tertentu.
b. Media Khusus: media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk
mengadakan perubahan kimia tertentu.
c. Media Penguji: media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin-vitamin,
asam amino, antibiotik dan sebagainya .
d. Media Selekif: media yang ditambah zat-zat tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah
pertumbuhan mikroba lain. Misal: media yang mengandung kristal violet pada kadar tertentu
dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri
gram negatif.
e. Media Differensial: media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang menyebabkan suatu
mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat
dibedakan tipe-tipenya. Misal: media darah agar dapat membedakan bakteri hemolitik dan
bakteri non hemolitik.
f. Media Perhitungan Mikroba: media yang spesifik untuk perhitungan jumlah mikroba.
Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme
yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Hal-hal yang dilakukan ketika pertama kalinya
melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan
salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Di lain sisi, ada beberapa peralatan dan media yang
umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara
utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan
atau filtrasi (Hadioetomo 1985)
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, mulut botol,
labu ukur, gunting, jarum logam, ose, kawat dan lain-lain yang tidak hancur dengan pemijaran
langsung. Teknik pembakaran langsung merupakan teknik tercepat dan 100% efektif. Sterilisasi
kering digunakan untuk alat gelas, cawan petri, pipet, bahan powder dan minyak. Sedangkan
sterilisasi basah digunakan untuk sterilisasi media, larutan, aquades dan alat-alat gelas.
ix
Prinsip dari pemanasan kering adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami
dehidrasi sampai kering, selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan
mikroba mati. Dalam autoklaf yang mensterilkan adalah panas basah bukan tekanannya, tekanan
akan menaikkan suhu. Oleh karena itu setelah air dalam tangki mendidih dan mulai terbentuk uap
air, maka uap air akan mengalir ke ruang pensteril guna mendesak semua udara di dalamnya. Pada
tekanan uap 2 atmosfer (atm) dimana suhu mencapai 121˚C selama 15 menit (10-20 menit), dengan
demikian baik bentuk vegetatif maupun spora akan mati sehingga mencapai steril sempurna
1.4.3 Sterilisasi
a. Sterilisasi dengan pembakaran (pemijaran langsung)
- Menyalakan bunsen dan mengatur nyala apinya secara maksimal,
- Untuk sterilisasi jarum ose dengan mengambil jarum ose kemudian melakukan pembakaran
dengan api bunsen mulai dari pangkal kawat ose secara perlahan menuju ke ujung kawat
ose.
x
- Pembakaran sampai kawat ose merah membara kemudian didinginkan dan siap digunakan
untuk mengambil biakan,
- Untuk sterilisasi mulut tabung reaksi dengan membuka sumbat kapas kemudian melewatkan
mulut tabung pada api bunsen. Hal ini dilakukan setelah dan sebelum mengambil/
menginokulasi biakan,
- Untuk sterilisasi cawan petri. Sebelum cawan petri dibuka untuk diinokulasi maupun cawan
petri ditutup setelah diinokulasi, tepi cawan petri dilewatkan api bunsen dan memutar.
xi
ACARA 2
ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN
2.1 Tujuan
- Untuk mengetahui total mikroba yang terdapat pada produk makanan kemasan berpengawet
dan tidak berpengawet
- Untuk mengetahui total mikroba yang terdapat pada produk kemasan berpengawet dan tidak
berpengawet.
2.2 Dasar Teori
2.2.2 Isolasi
Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatikan faktorfaktor nutrisi serta kebutuhan akan
oksigen (gas, O2 atau udara). Cara menumbuhkan mikroba yang anaerob sangat berbeda dengan
yang aerob. Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di
alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Untuk isolasi harus
diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat
lain untuk pertumbuhannya (Jutono dkk, 1980).
Mikroba jarang terdapat di alam dalam keadaan murni. Kebanyakan merupakan campuran
bermacam-macam spesies mikroba. Macam-macam cara mengisolasi dan menanam mikrobia adalah
: 1). Spread plate method (cara tebar/sebar), 2). Streak platemethod (cara gores), 3). Pour plate
method (cara tabur).
xiii
Sampel cilok
sampel 5 gr larfis 45 ml
xiv
Sampel sosis
sampel 5 gr larfis 45 ml
xv
2.4.2 Skema Kerja Analisis Minuman
1 ml sampel + 9 ml larfis
untuk pengenceran 101
1 ml sampel + 9 ml larfis
untuk pengenceran 102
xvi
ACARA 3
IDENTIFIKASI MIKROBA
3.1 Tujuan
Untuk mengetahui bentuk sel mikroba dengan pewarnaan gram
xviii
ACARA 4
ANALISA SANITASI PEKERJA, UDARA DAN RUANGAN
4.1 Tujuan
Untuk mengetahui tingkat kebersihan tangan dari pekerja, sehingga dapat dicari alternative
pencegahan kontaminasi pekerja dari tangan.
Bahan
1. PCA (Plate Count Agar)
2. NA (Nutrien Agar)
3. Alkohol
4. Hand Sanitizer Merk A
5. Hand Sanitizer Merk B
6. Tissue Basah
7. Sabun pencuci tangan
xix
4.4 Prosedur Kerja
4.4.1 Uji Kebersihan Tangan
1. Siapkan 2 Buah Cawan Petri
2. Media dimasukkan ke dalam cawan petri dan ditunggu hingga memadat (5 menit)
3. Tempelkan tangan kanan dan kiri ke dalam cawan petri yang berbeda (dilakukan didekat
bunzen)
4. Semua cawan petri diinkubasikan pada suhu 30-32 °C (24-48 jam)
5. Dilakukan Uji kebersihan tangan dengan perlakuan terhadap:
Kelompok 1
Tangan kanan dan kiri sebelum dicuci
Tangan kanan dan kiri setelah disuci menggunakan air
Kelompok 2
Tangan kanan dan kiri setelah dicuci menggunakan sabun
Tangan kanan dan kiri setelah dibersihkan menggunakan tissue basah
Kelompok 3
Tangan kanan dan kiri setelah dibersihakan menggunakan hand sanitizer merk A
Tangan kanan dan kiri setelah dibersihakan menggunakan hand sanitizer merk B
Kelompok 4
Tangan kanan dan kiri setelah dibersihakan menggunakan alkohol 70%
Tangan kanan dan kiri setelah dibersihakan menggunakan alkohol 96%
xx
ACARA 5
TEKNOLOGI FERMENTASI
6.1 Tujuan
Untuk mengetahui proses produksi yoghurt beserta parameter analisanya, baik secara
organoleptik maupun mikrobiologis
xxi
8. Incubator
9. Kapas
10. Peralatan dapur
11. Handuk tebal
12. Termometer
13. Kertas pH indikator
6.3.2 Bahan
1. Susu sapi murni
2. Susu bubuk
3. SKM
4. Aquades
5.4.2 Pengamatan
xxii
ACARA 6
UJI KUALITAS SUSU
6.1 Tujuan
Untuk menentukan kualitas produk susu secara mikrobiologis
Catatan:
1. Susu baik: warna indikator tidak hilang dalam 5,5 jam (mengandung bakteri kurang lebih ½
juta/ ml),
2. Susu sedang: warna indikator hilang sesudah 2 jam tetapi sebelum 5,5 jam (mengandung
bakteri ½ - 4 juta/ ml),
3. Susu jelek: warna indikator hilang sesudah 20 menit tetapi sebelum 2 jam (mengandung
bakteri 4 - 20 juta/ ml),
4. Susu sangat jelek: warna indikator hilang sebelum 20 menit (mengandung bakteri lebih dari
20 juta/ ml)
xxiii
Tabel Pengamatan
2.
3.
4.
5.
6.
Dst.
xxiv