LAPORAN PENDAHULUAN Pneumonia
LAPORAN PENDAHULUAN Pneumonia
PNEUMONIA
Disusun oleh :
NIM : 16033
TAHUN 2017/2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.T
PNEUMONIA
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru. (Mansjoer, 2000 : 465)
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta
menimbulkan kondisi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. (Waspadji,
2001 : 801)
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.(Ngastiyah, 2005 : 57)
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-
macam mikro organisme, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing.
Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
B. ETIOLOGI
Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh bakteri, virus,
mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus) dan protozoa.
a) Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia
lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumoniayang paling umum adalah
Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu
pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera
memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia
akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya
meningkat cepat (Misnadiarly, 2008).
b) Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Virus yang
tersering menyebabkan pneumoniaadalah Respiratory Syncial Virus (RSV).
Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas,
pada balita gangguan ini bisa memicu pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian
besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila
infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang
menyebabkan kematian (Misnadiarly, 2008).
c) Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada
manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri,
meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya
berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia, tetapi
paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah,
bahkan juga pada yang tidak diobati (Misnadiarly, 2008).
d) Protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia pneumosistis.
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Pneumonia
pneumosistis sering ditemukan pada bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya
dapat lambat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat
dalam hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada
jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru (Djojodibroto, 2009)
C. KLASIFIKASI
Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga
klasifikasi pneumonia.
- Berdasarkan klinis dan epidemiologis: Pneumonia komuniti (community-acquired
pneumonia).
1) Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia).
2) Pneumonia aspirasi.
3) Pneumonia pada penderita immunocompromised.
- Berdasarkan Anatominya klasifikasi Peneumonia di bagi :
1) Pneumonia Lobaris
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan besar dari pohon bronkus)
baik kanan maupun kiri.
2) Pneumonia Interstitial
Merupakan pneumonia yang dapat terjadi pada dinding alveolar
3) Bronchopneumonia
Merupakan pneumonia yang dapat terjadi pada ujung bronkhiolus yang dapat
tersumbat eksudat mukopuren untuk membentuk bercak konsolidasi pada lobus.
D. PATOFISIOLOGI
Terjadinya pneumonia tergantung kepada virulensi mikro organisme, tingkat
kemudahan dan luasnya daerah paru yang terkena serta penurunan daya tahan tubuh.
Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas. Faktor
predisposisi antara lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, penyakit jantung
kronik, diabetes mellitus, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur
organ dada dan penurunan kesadaran.
Juga adanya tindakan invasife: infuse, intubasi, trakeostomi, pemasangan
ventilator. Lingkungan tempat tinggal, misalnya dip anti jompo, penggunaan antibiotic,
dan obat suntik IV serta keadaan alkoholik meningkatkan kemungkinan terinfeksi kuman
gram negative.
Pneumonia diharapkan akan sembuh setelah terapi 2-3 minggu. Bila lebih lama
perlu dicurigai adanya infeksi kronik oleh bakteri anaerob atau non bakteri seperti oleh
jamur, mikrobakterium atau parasit.
Bakteri penyebab terisap perifer melalui saluran nafas menyebabkan reaksi jaringan
berupa edema, yang mempermudah poliferasi dan penyebaran kuman. Bagian paru yang
terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya serbukan sel PMN (polimorfonuklear),
febrin, eritrosit, cairan edema dan kuman di alveoli dan proses fagositosis yang cepat.
Dilanjutkan stadium resolusi, dengan peningkatan jumlah sel makrofag di alveoli,
degenerasi sel dan menipisnya fibrin, serta menghilangnya kuman dan debris.
Proses kerusakan yang terjadi dapat dibatasi dengan pemberian antibiotik sedini
mungkin agar sistem bronkopulmonal yang tidak terkena dapat diselamatkan. (Mansjoer,
2000 : 466)
E. PATHWAY
Jamur,virus,
Peningkatan
protozoa
suhu tubuh
terhirup
Metabolisme Kringat keluar
meningkat
Masuk alveoli
Peningkatan Intoleran
asam lambung aktivitas
Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II. Media Aesculapius. Jakarta.
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Balita, Orang Dewasa,
Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer, Jakarta