Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik
benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di
bumi. Meskipun masa bulan jauh lebih kecil dari masa matahari, tetapi karena
jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan
terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik
bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,3 kali lebih besar dari pada
gaya tarik matahari. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (surut)
sangat penting untuk merencanakan bangunan bangunan-bangunan pantai. Sebagai
contoh, muka air pasang menentukan tingginya elevasi puncak bangunan pemecah
gelombang, dermaga, dan sebagainya. Sementara kedalaman alur pelayaran dan
kolam pelabuhan ditentukan oleh muka air surut (Lolong & Masinambow, 2011).
(1)
Dimana:
F : Form-zahl atau konstanta pasang surut
AK1 : Amplitudo dari anak gelombang pasang surut harian tunggal rata-rata
yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan dan matahari
AO1 : Amplitudo dari anak gelombang pasang surut harian tunggal rata-rata
yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari
AM2 : Amplitudo dari anak gelombang pasang surut harian ganda rata-rata
yang dipengaruhi oleh bulan
AS2 : Amplitudo dari anak gelombang pasang surut harian ganda rata-rata
yang dipengaruhi oleh matahari
1. 0 < F < 0,25 maka tipe pasang surut sebagai Harian Ganda murni (semi
diurnal).
2. 0,25 < F < 1,50 maka tipe pasang surut sebagaai campuran (mixed type)
condong ke Harian Ganda.
3. 1,50 < F < 3,00 maka tipe pasang surut sebagai campuran (mixed type)
condong ke Harian Tunggal.
4. F ≥ 3,00 maka tipe pasang surut sebagai Harian Tunggal murni (diurnal
type).
Lokasi Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Simulasi Pasut
Selesai
Prosedur Penelitian
Prosedur pada penelitian berdasarkan Gambar 1.4 adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Mempelajari ilmu pengetahuan mengenai metode Admiralty, pasang surut,
komponen-komponen pasag surut, bagaimana cara menganalisis tipe pasut, dan
bagaimana cara agar dapat menganalisis waktu awal pengamatan yang sesuai pada
lokasi penelitian ini seperti membaca dan mengkutip teori-teori dasar yang
diperlukan dari buku, jurnal, skripsi, tesis, dan lain-lain. Studi literatur yang
dilakukan pada penelitian ini guna untuk menunjang keabsahan dari hasil
penelitian, sehingga hasil yang diperoleh pada penelitian dapat dijadikan acuan
oleh orang lain.
2. Penyusunan Skema Analisis Pasut Metode Admiralty
Skema-skema perhitungan pasut metode admiralty disusun dengan
bantuan spread sheet. Metode ini digunakan untuk memperoleh besaran
amplitudo dan beda fase dari tiap komponen pasut.
3. Simulasi Pasut
Simulasi pasut dengan data pasut sepanjang 15 hari dilakukan dengan
beberapa variasi awal waktu data pengamatan.
4. Perhitungan Elevasi Pasut
Elevasi pasut dan bilangan Formzahl untuk menentukan tipe pasut
dihitung setelah diperoleh amplitudo dan komponen-komponen pasut.
5. Mengitung Tingkat Kesalahan
Menghitung tingkat kesalahan data diperoleh dengan menghitung nilai
Root Mean Square Error (RMSE). Kemudian dipilih tingkat akurasi kecocokan
tertinggi pada lkasi penelitian berdasarkan nilai kesalahan terkecil.
1.6 Penutup
Penelitian ini akan menghasilkan tipe pasang surut di perairan pelabuhan
trisakti, Bajarmasin dengan menggunakan bilangan Formzahl. Selain itu juga akan
dapat mengetahui error terkecil berdasarkan metode analisis tingkat kesalahan
menggunakan metode RMSE. Kemudian penelitian ini juga akan memberikan
informasi mengenai waktu awal pengamatan yang cocok di perairan pelabuhan
trisakti, Banjarmasin berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
1.7 Penutup
Kusumawati, E. D. H., & Hariadi. (2015). Pemetaan Batimetri untuk Mendukung
Alur Pelayaran di Perairan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jurnal
Oseanografi, 4(4), 706–712.
Lolong, M., & Masinambow, J. (2011). Penentuan Karakteristik dan Kinerja
Hidro Oceanografi Pantai (Study Kasus Pantai Inobonto). Jurnal Ilmiah
Media Engineering, 1(2), 127–134.
Supriyono, Pranowo, W. S., Rawi, S., & Herunadi, B. (2015). Jurnal Chart Datum.
Jurnal Chart Datum, 1(1), 1–97.
Triatmodjo, B. (2010). Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Beta Offset
Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA