Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Kebutuhan

1.1 Defenisi

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat


individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak
bisa disamakan satu sama lain (Asmadi, 2008). Nyeri merupakan keadaan
ketika individu mengalami sensasi ketidaknyaman dalam merespons suatu
rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda Juall, 2012).

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan


dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan (PPNI, 2016)
Nyeri Kronis pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari
3 bulan (PPNI, 2016)
1.2 Fisiologi sistem
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer.
Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf dan akhirnya samapai didalam massa berwarna abu – abu
di medula spinalis. Terdapat tesan nyeri dapat berinteraksi dengan inhibitor,
mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa
hambatan kekorteks cerebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks cerebral,
maka otak menginterprestasikan kualitas nyeri dan memproses informasi
tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosoasi kebudayaan
dalam upaya mempersepsikan nyeri.
Semua kerusakan seluler disebabkan oleh stimulus termal, mekanik,
kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang
mengahasilkan nyeri

1.3 Factor- factor yang mempengaruhi perubahan fungsi system

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa


hal, di antaranya adalah:

1) Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan


hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti
membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi
lingkungan dan pengalaman.
2) Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat
subjektif dari seseorang yang merasakan nyeri. Dikarenakan perawat
tidak mampu merasakan nyeri yang dialami oleh pasien.
3) Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas
nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan
nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan
toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gerakan
atau garakan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan
sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain
kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang kunjung tidak hilang,
sakit, dan lain-lain.

Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk


respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas,
menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang
dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat
perspepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial,
kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain
(Muhammad, 2007).

1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system

Menurut PPNI (2016) yang mungkin terjadi adalah:


a. Gangguan rasa nyaman
b. Ketidaknyamanan pasca partum
c. Nausea
d. Nyeri akut
e. Nyeri kronis
f. Nyeri melahirkan

II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan

2.1. Pengkajian
Riwayat keperawatan
1. Informasi Biografi
Informasi biografi adalah data demografi faktual mengenai klien . Informasi
tersebut meliputi usia, alamt, pekerjaan, status pernikahan. Alasan berobat
ke fasilitas kesehatan dan harapan klien
2. Penyakit Saat Ini atau Masalah Kesehatan
Jika klien mengalami penyakit, kumpulkan data yang penting dan relevan
mengenai riwayat perjalanannya dan onset gejala.
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Sosial (status finansial, aktivitas rekreasi, bahasa )
b. Emosi ( konsep diri, citra tubuh, seksualitas, mekanisme koping,
perasaan)
c. Fisik dan Pertumbuhan (Persepsi terhadap status kesehatan, terapi
kesehatan saat ini, faktor resiko, tahap perkembangan, pekerjaan)
d. Intelektual ( Tingkat pendidikan, pola komunikasi, penampilam intelektual,
)
e. Spiritual ( Kepercayaan dan nilai, pengalaman religius, ibadah dan kegiatan
keagamaan )
2 Pemeriksaan fisik : data fokus
Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T yaitu
1) P (Provocate)
Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri,terasa setelah
kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.
2) Q (Quality)
Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul dan
lain-lain.
3) R (Region)
Lokasi nyeri,meliputi byeri abdomen kuadran bawah,luka post
operasi,dan lain-lain.
4) S (Skala)
Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.
5) T (Time)
Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.
g. Respon Nyeri
1) Respon simpatik
a) peningkatan frekuensi pernafasan
b) dilatasi saluran bronkiolus
c) peningkatan frekuensi denyut jantung
d) dilatasi pupil
e) penurunan mobilitas saluran cerna
2) Respon parasimpatik
a) Pucat
b) ketegangan otot
c) penuru nan denyut jantung
d) mual dan muntah
e) kelemahan dan kelelahan
3) Respon perilaku
Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain
perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri
yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan
alis.
2.1.3 Pemeriksaaan penunjang
a. Tanda-tanda vital
b. Pemeriksaan nyeri
menggunakan scala
2.1 Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul
Nyeri akut
1) Defenisi

Pengelaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak

atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.

2) Penyebab

a) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

b) Agen pencedera kimiawi ( mis. Terbakar, bahan kimia iritan)

c) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, trauma, latihan

fisik berlebihan)

3) Gejala dan Tanda Mayor

a) Subjektif,
pasien mengeluh nyeri

b) Objektif

(1) Tampak meringis

(2) bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari

nyeri)

(3) gelisah

(4) frekuensi nadi meningkat

(5) Sulit tidur

4) Gejala dan Tanda Minor


a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
(1) Tekanan darah meningkat

(2) pola nafas berubah

(3) nafsu makan berubah

(4) proses berpikir terganggu

(5) menarik diri

(6) berfokus pada diri sendiri

(7) diaforesis.

5) Kondisi klinis terkait

a) Kondisi pembedahan

b) Cedera traumatis

c) Infeksi
d) Sindrom koroner akut

e) Glaukoma

a. Nyeri Kronis
1) Defenisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak

atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.

2) Penyebab

a) Kondisi dan muskuloskeletal kronis

b) Kerusakan sistem saraf

c) Penekanan saraf

d) Infiltrasi tumor

e) Ketidak seimbangan neurotransmiter, neuromodulator, dan

reseptor

f) Gangguan imunitas (mis. Neuropati terkait HIV, virus varicella-

zoster)

g) Gangguan fungsi metabolik

h) Riwayat posisi kerja statis

i) Peningkatan indeks massa tubuh

j) Kondisi pasca trauma

k) Tekanan emosional

l) Riwayat penganiayaan (mis. Fisik, psikologis seksual)


m) Riwayat penyalahgunaan obat/zat

3) Gejala dan Tanda Mayor

a) Subjektif

(1) Mengeluh nyeri

(2) merasa depresi (tertekan).

b) Objektif

(1) Tampak meringis,

(2) gelisah

(3) tidak mampu menuntaskan aktivitas.

4) Gejala dan Tanda Minor

a) Subjektif

Merasa takut mengalami cedera berulang.

b) Objektif

(1) Bersikap protektif (mis. Posisi menghindari nyeri)

(2) Waspada

(3) pola tidur berubah

(4) anoreksia, fokus menyempit

(5) berfokus pada diri sendiri.

5) Kondisi klinis terkait

a) Kondisi kronis (mis. Arthritis reumatoid)

b) Infeksi

c) Cedera medula spinalis


d) Kondisi paca trauma

e) Tumor

2.3 Perencanaan
Diagnose 1: Nyeri Akut
INTERVENSI RASIONAL
Manajemen Nyeri
a. Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat
ringannya nyeri yang dirasakan.
b. Terapeutik
berikan teknik nonfarmakologis untuk Untuk mengurangi tanda dan gejala
mengurangi rasa nyeri (Terapi Relaksasi) ketidaknyamanan seperti nyeri,
ketegangan otot, atau kecemasan

c. Edukasi
mengajarkan pasien teknik terapi Memahami penjelasan dan dilakukan
relaksasi untuk mengurangi nyeri
dengan benar akan memberikan efek
yang baik.

d. Kolaborasi
Pemberian Analgetik, jika perlu Untuk mengurangi rasa nyeri

Diagnose 2:
Daftar Pustaka
Bulechek, Gloria M. Nursing Interventions Classification (NIC) : Edisi
Bahasa Indonesia. Edisi 6. Dicetak diindonesia : Elsevier. 2016
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
1999
Herdman, T. Hearther dan Kamitsuru, Shigemi. NANDA-I diagnosis
keperawatan : definisi dan klasifikasi, Ed.11. Jakarta : EGC. 2018
Moorhead, Sue. Nursing Outcomes Classification (NOC) : Pengukuran
Outcomes Kesehatan. Edisi 5. Dicetak diindonesia : Elsevier : 2016
PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnosis,
Edisi III (Revisi). Jakarta : DPP PPNI. 2017

Anda mungkin juga menyukai