Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

OBESITAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu tugas Mata Kuliah Metodologi


Keperawatan
Diampu oleh :

Disusun Oleh :

Deva Tasmara 180

Najmi Fajrina Shofani 1807829

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG
2

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Obesitas”,
yang kami sajikan berdasarkan Kasus yang harus kami pecahkan dengan
menggunakan metode critical thinking. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah


Metodologi Keperawatan Dr. Linda Amalia,S.Kp.,M.KM . Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca yang membangun.

Bandung, 09 September 2019

Penulis

2
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembinaan prestasi atlet sering kali tidak selalu berjalan sesuai dengan
harapan, sering terjadi gangguan dan penyakit yang terkait dengan makanan dan gizi.
Hal ini terjadi karena berbagai hal seperti perbedaan kebiasaan makan atlet saat
berada di tempat tinggal dengan asrama tempat atlet dibina, kondisi lingkungan alam
sekitar dan kebiasaan higien pribadi maupun karena cedera pada saat latihan.
Gangguan dan penyakit yang terjadi harus mendapatkan perhatian semua pihak yang
membina atlet, sehingga diharapkan atlet dapat pulih ke kondisi optimal untuk
melanjutkan latihan-latihan pembinaan prestasi.
Gangguan ataupun penyakit-penyakit terkait gizi dan makanan yang sering
dialami oleh atlet antara lain gastritis, diare, anemia, osteoporosis, heat stroke/
dehidrasi berat, hipertensi dan kelebihan berat badan/obesitas serta diabetis melitus.
Pemulihan kondisi atlet perlu mendapat dukungan semua pihak terutama atlet itu
sendiri dan kerjasama dengan ahli gizi dalam pengaturan makanan yang tepat untuk
mengelola menu yang sesuai dengan gangguan yang dialami

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari penyakit obesitas ?
2. Bagaimana obesitas pada atlet ?
3. Bagaimana cara penanganannya ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian tentang obesitas
2. Untuk mengetahui dan mehamami penerapan obesitas pada atlet
3. Untuk mengetahui dan memahami cara penanganan gangguan gizi obesitas

3
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obesitas


Obesitas (obesity) berasal dari bahasa latin yaitu ob yang berarti ‘akibat dari’
dan esum artinya ‘makanan’. Oleh karena itu obesitas dapat didefinisikan sebagai
akibat dari pola makan yang berlebihan (Adams et al.,2002; Syarif, 2003).
Menurut WHO (1998), obesiras adalah suatu keadaan terjadinya penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Sementara itu Syarif (2003)
mendefinisikan bahwa obesitas dan kelebihan berat badan sebagai dua istilah yang
digunakan untuk menyatakan adanya kelebihan berat badan.
Berdasarkan etiologinya, mansjoer (2008) membagi obesitas menjadi:
a. Obesitas Primer
Obesitas primer adalah obesitas yang disebabkan faktor gizi dan berbagai
fakttor yang mempengaruhi masukan makanan. Obesitas jenis ini terjadi
akibat masukan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan
kebutuhan energi yang dibutuh kan oleh tubuh.
b. Obesitas Sekunder
Obesitas sekunder adalah obesitas yang disebabkan oleh adanya penyakit
atau kelainan congenital (meilodisplasia), endokrin (sindrom Cushing,
sindrom Freulich, sindrom Mauriac, dan preudoparatiroidisme), atau
kondisi lain (sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom Down, dan
lain-lain).

2.2 Obesitas pada Atlet


Suatu keadaan kelebihan berat badan di atas 10% atau lebih dari berat
badan ideal atau jumlah (%) lemak melebihi 18% pada pria dan 25% pada
wanita. Apabila kelebihan berat badan lebih besar 25% dari berat badan ideal
disebut obesitas (kegemukan). Penyebab utama kelebihan berat badan adalah
asupan energi melebihi yang dikeluarkan.
Pada beberapa cabang olah raga tertentu, kelebihan berat badan
berdasarkan pengukuran tinggi dan berat badan sering dijumpai. Namun

4
5

sebatas prosentase lemak tubuh masih dalam batas normal, hal ini tidak
menjadi masalah.
Sekarang ada konsep baru mengenai berat badan ideal yaitu berat
badan yang dirasakan paling tepat oleh atlet yang bersangkutan. Yang penting
adalah bahwa tebal lemak tubuh di bawah kulit masih dalam batas yang
normal. Tujuan pengaturan makanan bagi atlet dengan berat badan
berlebihan/obesitas adalah menurunkan berat badan dengan diit rendah kalori
dan zat gizi seimbang sehingga berat badan menjadi normal. Prinsip
penurunan berat badan adalah mengurangi simpanan lemak tubuh pada
jaringan di bawah kulit (adiposa).

3.2 Cara-cara penanggulangan Obesitas


A. Diet
Para ahli mengakui bahwa dengan diet yang benar, berarti kita telah
memenangi separuh pertempuran menurunkan berat badan. Diet yang rendah
kalori dan tinggi serat perlu diupayakan, disamping pembakaran yang teratur
melalui olahraga setiap hari, sehingga tercapai balance yang negatif,
pembakaran kalori lebih banyak daripada pemasukan. Diet ini hanya boleh
diterapkan selama 12 minggu dengan pengawasan dokter. Pemberian diet cara
ini mempunyai efek samping yaitu: terbentuknya batu empedu, diare,
kekurangan protein, tekanan darah rendah.
Ada beberapa tips yang bisa kita pegang dalam berdiet:
1. Jangan makan lebih. Bila perlu makanan kecil, cari snack rendah kalori
sepertiBuah, atau roti gandum.
2. Kurangi, hanya sejumlah kecil, asupan kalori per hari ( kurang lebih 600
kkal).
3. Bila anda memasak, hindari banyak mencicipi; pilih masakan yang
rendah lemak, baca label makanan dengan baik. Sebagai pedoman,
jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak total lebih dari
8 gram dan lemak jenuh lebih dari 3 gram per 100 gram makanan. Lebih
baik masak dengan cara dikukus, dibakar, direbus, atau dalam atau
dalam microwave, daripada digoreng atau dipanggang.

5
6

4. Makan lebih sedikit lemak – 30 % dari keseluruhan jumlah kalori yang


dikonsumsi. Mengurangi lemak akan mengurangi asupan kalori dan
memperbanyak turunnya BB.
5. Hindari alkohol, karena kalorinya tinggi tapi nutrisi lainnya sangat
kurang. Minum kopi atau teh tanpa gula, mungkin pada dua minggu
pertama terasa pahit, akan tetapi kelak anda akan merasakan yang tawar
itu juga sedap.
6. Makan yang seimbang, artinya yang dimakan dan diminum sesuai
dengan kalori yang dibutuhkan.
7. Pilih makanan kaya serat karena lebih cepat mengenyangkan. Batasi
pemakaian garam dalam makanan.
B. Olahraga
Olahraga akan merangsang hipofisis untuk mensekresi hormone
pertumbuhan dan hormone tersebut akan mendorong perubahan komposisi
tubuh menjauhi penyimpanan lemak menuju peningkatan protein otot,
sehingga lemak dalam tubuh bisa direduksi. Berjalan kaki, jogging, dan
bersepeda merupakan salah satu olah raga ringan namun tetap bisa
memberikan dampak yang positif terhadap penurunan berat badan karena
selama berolah raga, tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar
energi. Berolahraga setiap hari, jalan 30 menit tiap hari akan membakar 150
kalori, dan dapat menurunkan berat badan hingga 6-7 kilogram dalam
setahun. Diet yang dikombinasikan dengan olah raga dapat menurunkan
berat badan sekitar 1 kg.

C. Mengkonsumsi Obat
Tiga prinsip mekanisme kerja obat-obatan untuk menurunkan BB atau
mencegah peningkatan BB:
a. .Mengurangi asupan energi
Obat-obatan ini bekerja sebagai penekan nafsu makan, yang
disebut juga preparat, yang mempunyai efek neurotransmitter, seperti
serotonin, yaitu suatu zat di otak yang dapat mempengaruhi persepsi
orang terhadap rasa lapar (appetite suppresant).
Golongan ini mempunyai 2 kelas utama berdasarkan
aktifitasnya, yaitu:

6
7

1. Golongan katekolaminergik, seperti amfetamine, fenilpropanolamin


2.Golongan seretonergik, seperti fenfluramine, dexfenfluramine, dan
‘antidepressant selective reuptake inhibitors (SSRIS)’, seperti fluoxetine
and sertraline.
b. Mengurangi penyerapan makanan
Ditemukan obat-obatan yang menghambat kerja enzim di saluran
cerna – salah satunya adalah menghambat penyerapan lemak, sehingga
total kalori yang diserap tubuh dapat dikurangi. Orlistat (Xenical), adalah
obat pertama dari kelompok obat-obatan penghambat enzim lipase
pankreas dan lambung, yang bekerja lokal di saluran cerna. Dengan cara
demikian, lemak sebesar 30% tidak diserap oleh tubuh, melainkan
dieksresikan melalui feses. Walaupun demikian, orlistat tidak mengganggu
kerja intestinal lainnya dan tidak berinteraksi dengan kebanyakan obat-
obat yang diresepkan untuk pasien yang mengalami masalah dengan berat
badan karena ia bekerja secara selektif sehingga tidak mempengaruhi
susunan saraf pusat seperti obat-obat anti obesitas lainnya. Obat ini juga
hanya menyerap 3% dari dosis oral sehingga tidak terdeteksi adanya efek
sistemik.
c. Meningkatkan pembakaran energi
Energi dapat dibakar dengan melakukan aktifitas fisik atau merubah
Tingkat Metabolik Basal (BMR) dengan melakukan perubahan pada sistem
syaraf simpatik. Obat yang berefek pada BMR dan termogenesis ini, seperti
zat beta agonist, BRL 26830A, masih dalam tahap penelitian
D. Pembedahan
Operasi pada penderita obesitas hanya direkomendasikan
pada mereka yang gagal menjalankan diet, olahraga, dan konsumsi
obat-obatan. Operasi ini dilakukan dengan melakukan pemotongan
sebagian usus si gemuk, atau operasi bariatik dengan memasang
klem pada lambung. Beberapa rumah sakit juga dapat melakukan
penyedotan lemak perut atau liposuction. Adapula yang melakukan
mesoterapi,yaitusuntikan ke bawah kulit untuk memb
akar lemak.

7
8

E. Akupuntur
Terapi akupunktur yang dasar pengobatanya merupakan
suatu terapi yang menjadi pilihan masyarakat untuk mengatasi
obesitas. Akupunktur juga merupakan solusi untuk menurunkan
berat badan bagi orang yang karena kondisi kesehatanya tidak dapat
menggunakan obat-obatan atau tidak dapat manjalani operasi.
Peranan akupunktur dalam menurunkan berat badan diantaranya
melalui mekanisme neurohumoral yang dapat menghambat nafsu
makan, mengurangi fungsi lambung dan usus yang berlebih dalam
pencernaan dan penyerapaan makanan

Adapun pengaturan pola makan pada atlet, yaitu:


a) Pengurangan asupan kalori sebanyak 500-1000 kalori atau 25% dari
kebutuhan kalori.
b) Mengurangi jumlah porsi makanan, sesuai dengan ketentuan dan frekuensi
makan.
c) Mengurangi makanan yang berlemak.
d) Menambah porsi buah, sayuran dan lebih banyakminum air putih.

Berbagai faktor yang perlu diperhatikan:


a) Bagi atlet yang akan menurunkan berat badan sesuai dengan syarat
pertandingan, maka penurunan berat badan harus dilakukan secara
bertahap. Penurunan berat badan secara drastis akan mengurangi
kemampuan fisik.
b) Penurunan berat badan yang diharapkan tiap minggu antara ½ hingga 1 kg
atau maksimal 1,5% dari berat badannya setiap hari.
c) Tindakan penurunan berat badan dengan mengeluarkan panas tubuh seperti
lari memakai jaket tebal agar keluar keringat banyak, dan puasa tidak
dianjurkan. Hal ini karena bersamaan dengan pengeluaran keringat, akan
keluar pula elektrolit, sehingga akan mengganggu keseimbangan cairan
tubuh.

8
9

d) Sejalan dengan pelaksanaan diit rendah kalori perlu dibarengi program olah
raga yang bersifat aerobik minimal 1 (satu) jam dengan frekuensi 5 (lima)
kali seminggu.

9
10

10

Anda mungkin juga menyukai