Anda di halaman 1dari 3

Kanker Serviks

a. Pengertian Kanker Serviks Menrurt Arum, 2015, kanker serviks adalah kanker yang tumbuh
pada bagian sel-sel leher rahim atau mulut rahim yang disebabkan oleh infeksi Human
Papilloma Virus (HPV) dan ditularkan langsung melalui kontak kulit saat melakukan
hubungan seksual pada penderita yang telah terinfeksi virus HPV. Human Papilloma Virus
(HPV) ini merupakan virus yang menyerang kulit dan membran mukosa manusia dan hewan.
b. Penyebab dan Faktor Predisposisi Kanker Serviks
Predisposisi adalah kondisi yang memicu munculnya kanker.
Faktorfaktor yang bisa memicu terjadinya kanker serviks antara lain :
1. Perempuan dengan mitra seksual multiple atau mempunyai suami resiko tinggi yaitu
suami yang mempunyai mitra seksual multiple juga.
2. Aktivitas Seksual Dini Wanita dengan aktivitas seksual dini, misalnya sebelum usia 16
tahun, mempunyai resiko lebih tinggi karena pada usia itu terkadang epitel atau lapisan
dinding vagina dan serviks belum terbentuk sempurna. Hal ini menyebabkan gampangnya
timbul lesi/luka mikro di vagina atau serviks sehingga gampang pula terjadi infeksi, termasuk
infeksi oleh virus HPV penyebab kanker serviks.
3. Smegma Smegma adalah substansi berlemak. Biasanya terdapat pada lekukan dekat
kepala kemaluan/penis dan didapati pada laki-laki yang tidak sunat. Sebenarnya smegma
adalah secret alami yang dihasilkan kelenjar sabeceous pada kulit penis. Namun ternyata hal
ini berkaitan dengan meningkatnya resiko seorang laki-laki sebagai pembawa dan penular
virus HPV.
4. Perempuan Yang Merokok Perempuan perokok mempunyai resiko lebih tinggi untuk
menderita kanker serviks daripada perempuan yang tidak merokok.
5. Frekuensi Persalinan. Perempuan yang sering melahirkan memiliki resiko menderita
kanker serviks lebih tinggi. 6. Tingkat sosial ekonomi yang rendah, hal ini berkaitan dengan
asupan gizi serta status imunitas. 7. Pengguna obat imunosupresan/penekan kekebalan
tubuh. 8. Riwayat terpapar infeksi menular seksual (IMS), hal ini karena Human Papilloma
Virus (HPV) bisa ikut tertularkan bersamaan dengan penyebab penyakit kelamin lainnya saat
terjadi hubungan kelamin (Heru Priyanto Samadi dalam Efrida, 2013).

c. Gejala Kanker Serviks Adapun beberapa gejala yang bisa ditemukan bagi penderita
kanker serviks stadium lanjut menurut Arum, 2015 yaitu:

1. Keputihan yang tidak normal Keputihan yang berulang-ulang, tidak sembuh walapun
sudah diobati. Keputihannya biasa berbau, gatal dan panas karena sudah ditumpangi infeksi
sekunder, artinya cairan yang keluar dari lesi pra kanker atau kanker tersebut ditambah infeksi oleh
kuman, bakteri/parasit, jamur, bahkan infeksi virus HPV.

2. Pendarahan dari vagina Pada tahap lanjut, gejala kanker serviks tidak hanya menimbulkan
keputihan namun sampai pada pendarahan dari vagina. Pendarahan initerjadi diluar masa haid.
Pendarahan ini bisa terjadi setelah melakukan hubungan badan, terlalu memaksa pada saat buang
air besar, dan pendarahan setelah monopause.

3. Sering merasa sakit pada organ reproduksi Orang yang terkena kanker serviks juga akan
sering mengalami rasa sakit di daerah sekitar vagina. Selain di daerah vagina, rasa sakit biasanya juga
akan terasa di bagian perut bawah, paha, dan persendian panggul setiap saat menstruasi, buang air
besar, dan berhubungan badan. Apabila kanker serviks sudah menyebar ke panggul, pasien akan
menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
PATOFISIOLOGI

Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area mulut rahim. Serviks merupakan
bagian terbawah dan ujung dari rahim atau uterus. Serviks menghubungkan antara uterus dan
liang vagina. Serviks memiliki dua bagian yaitu ektoserviks yang merupakan bagian luar
serviks dan endoserviks yang merupakan bagian dalam serviks.
Ektoserviks ditempati oleh sel skuamousa yang pipih dan tipis. Sedangkan bagian
endoserviks yang merupakan bagian dalam serviks, ditempati oleh sel kolumnar. Area tempat
dimana ektoserviks bertemu dengan endoserviks dinamakan area transformasi (T-zone). Area
transformasi ini merupakan tempat pertama kali terjadinya perkembangan sel abnormal atau
lesi pra kanker di serviks. Kanker serviks memiliki dua tipe histopatologi yaitu karsinoma sel
skuamosa (squamous cell carcinoma) dan adenokarsinoma (adenocarcinoma). Jenis kanker
serviks yang terbanyak adalah tipe karsinoma sel skuamosa (squamous cell carcinoma) yaitu
sekitar 80-90% dari semua kasus kanker serviks.[1]
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus Human papiloma Virus (HPV) tipe tertentu
yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dua tipe virus HPV yaitu tipe 16 dan 18
merupakan tipe terbanyak yang menyebabkan lesi pra kanker dan kanker serviks.[2] Virus
HPV 16/18 menyebabkan 70% kasus kanker serviks di dunia dengan rincian 41% - 67%
menyebabkan lesi kanker high-grade dan 16 – 32% menyebabkan lesi kanker low-grade.
Selain virus HPV tipe 16/18, tipe virus HPV lain yang menyebabkan kanker serviks di dunia
diantaranya virus HPV 31, 33, 35, 45, 52 dan 58. Keenam tipe virus HPV ini menjadi
penyebab 20% kasus kanker serviks di dunia.[3]
Infeksi virus HPV dapat terjadi pada sebagian besar wanita yang aktif secara seksual. Tetapi
biasanya sekitar 90% infeksi virus HPV dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa
bulan sampai 2 tahun. Rata-rata sekitar 5% infeksi virus HPV yang persisten dapat
berkembang menjadi lesi pra kanker yang ditandai dengan perubahan histopatologi yaitu lesi
CIN (cervical intraepithelial neoplasia) derajat 2 dan 3 dalam waktu 3 tahun setelah infeksi.
Hanya 20% dari lesi CIN 3 yang berkembang menjadi kanker serviks dalam waktu 5 tahun
dan hanya 40% dari lesi CIN 3 yang berkembang menjadi kanker serviks dalam waktu 30
tahun.[1]
Menikah atau belum menikah sama-sama beresiko

status pernikahan kini bukanlah suatu ukuran yang pas untuk mengklaim seseorang berisiko
terkena kanker serviks atau tidak. Memang, di Indonesia sendiri, hubungan seksual itu biasanya
dilakukan ketika seseorang sudah terikat hubungan pernikahan yang sah. Namun, wanita yang
sudah aktif secara seksual sebelum menikah pun bisa terkena kanker serviks apabila didukung
berbagai faktor.

“Misalnya saja, dia sudah melakukan aktivitas seksual dengan menggunakan mainan seks (sex
toys) atau jari yang berkuman. Itu juga bisa meningkatkan risikonya terhadap penyakit kanker
serviks.” jelas dr. Adeline.

Intinya, bila wanita tersebut sudah pernah memasukkan sesuatu ke vaginanya, maka dia
berisiko untuk terinfeksi virus atau kuman pemicu kanker. Jika demikian, tak ada hubungannya
‘kan antara menikah atau belum menikah dengan kanker serviks?

Selain itu, penggunaan alat kesehatan yang tidak steril dan bersentuhan langsung
dengan vagina juga berpotensi menularkan penyakit kanker serviks. Bahkan, virus HPV tak
mesti ditularkan dari kontak alat kelamin dengan alat kelamin.

Anda mungkin juga menyukai