Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN e-LKS BERBASIS METAKOGNISI MENGGUNAKAN 3D

PAGEFLIP PADA MATERI IKATAN KIMIA DI KELAS X


MIPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

ARTIKEL ILMIAH

OLEH
RISNA KURNIASI
A1C113016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
DESEMBER 2017
PENGEMBANGAN e-LKS BERBASIS METAKOGNISI MENGGUNAKAN 3D
PAGEFLIP PADA MATERI IKATAN KIMIA
DI KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

Oleh:
Risna Kurniasi1, Wilda Syahri 2, Muhaimin3

1
Alumni Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi
2
Staff Pengajar Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi

Program Studi Pendidikan Kimia


Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
Email: risnakurniasi@gmail.com

ABSTRAK
Metakognisi merupakan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif dalam proses
kognitif belajar dalam memecahkan suatu masalah. Metakognisi memiliki empat jenis
ketrampilan yang terdiri dari ketrampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Penelitian ini bertujuan mengembangkan serta
mengetahui respon siswa terhadap e-LKS berbasis metakognisi menggunakan 3D PageFlip
pada materi ikatan kimia di kelas X MIPA SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Penelitian ini
menggunakan kerangka pengembangan ADDIE meliputi 5 tahapan yang terdiri: analisis,
desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Instrumen penelitian yang digunakan
berupa lembar observasi, wawancara dan angket. Produk hasil pengembangan divalidasi oleh
tim ahli media, ahli materi serta penilaian guru selanjutnya diujicobakan pada kelompok
kecil. Teknik analisis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif, yang berupa
persentase dan rerata skor. Hasil dari penelitian ini diperoleh rerata skor hasil validasi ahli
media 4,7 (sangat baik), ahli materi 4,5 (sangat baik), dan tanggapan guru 4,5 (sangat baik),
serta hasil respon siswa diperoleh persentase 90% (sangat baik). Berdasarkan proses
pengembangan dapat disimpulkan bahwa e-LKS berbasis metakognisi ini sangat baik
digunakan dalam pembelajaran materi ikatan kimia.
Kata kunci : Metakognisi, 3D PageFlip, e-LKS Ikatan Kimia
PENDAHULUAN Dalam Kurikulum 2013 menuntut siswa
Pendidikan adalah usaha sadar dan untuk berperan aktif dalam proses
terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran, karena pada kurikulum ini
belajar dan proses pembelajaran agar pembelajaran menitik beratkan pada siswa
peserta didik secara aktif mengembangkan (student centered). Guru berperan sebagai
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan fasilitator atau mediator serta perancang
spiritual keagamaan, pengendalian diri, pembelajaran agar siswa aktif dan kreatif
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, mencari pengetahuan baru.
serta keterampilan yang diperlukan Ilmu kimia memiliki 3 aspek, yaitu
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. aspek mikroskopis, aspek makroskopis,

e-LKS Berbasis Metakognisi Page 1


dan aspek simbolik. Bagian aspek media pembelajaran agar terciptanya
mikroskopis inilah yang biasanya sulit pembelajaran yang aktif dan menarik
dipahami oleh siswa. Oleh karena itu siswa terutama pada materi Ikatan Kimia.
menganggap pelajaran kimia merupakan Kesulitan siswa untuk membayangkan
pelajaran yang sulit untuk dipahami. dengan analogi mereka bagaimana
Sulitnya materi kimia dikarenakan terbentuknya suatu ikatan adalah salah satu
karakteristiknya yang bersifat abstrak. kendala dalam materi ikatan kimia.
Banyaknya kajian dalam kimia sebagai Dari angket tersebut siswa
ilmu dasar secara tidak langsung menuntut membenarkan bahwa yang menyebabkan
siswa untuk berpikir mandiri dimana beberapa siswa tidak mencapai nilai KKM
dijelaskan dalam Kurikulum 2013 yang adalah karena tidak semua siswa memiliki
diterapkan saat ini sama seperti paradigma bahan ajar (LKS) secara pribadi dan
konstruktivisme. Menurut Daryanto (2010) kesulitan siswa untuk membayangkan
materi kimia yang abstrak tidak bisa secara logika atau proses terjadinya ikatan
dijelaskan hanya dengan metode ceramah, kimia kimia. Sehingga siswa kurang
namun akan lebih menarik apabila ada tertarik untuk mengikuti pembelajaran
simbol, animasi maupun gambar terkait kimia. Untuk keterampilan berpikir
materi tersebut. Sejalan dengan hal metakognisi hampir seluruh siswa tidak
tersebut sesuai dengan teori behaviorisme memahami konsep tersebut.
dimana bahwa belajar sebagai perubahan Metakognisi berhubungan erat
yang terjadi pada tingkah laku sebagai dengan konstruktivistik dalam membangun
akibat adanya interaksi antara stimulus dan pengetahuan peserta didik, strategi
respon. Salah satu bahan ajar yang dapat metakognisi dapat menyadarkan peserta
digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa didik dalam belajar dan memahami
(LKS). konteks yang dipelajari. Menurut Tyler
Untuk mengembangakan e-LKS (2003) untuk dapat mengembangkan
dilakukan analisis terhadap LKS yang keterampilan berpikir diperlukan adanya
tersedia disekolah khususnya pada materi strategi untuk melibatkan siswa secara
Ikatan Kimia. Aspek yang dilihat yaitu aktif dalam proses pembelajaran. Untuk
indikator, tujuan pembelajaran dan materi meningkatkan keterampilan berpikir siswa
yang disajikan dalam LKS tersebut dari dapat dilakukan dengan pembelajaran
hasil analisis LKS disimpulkan bahwa yang menekankan pada metakognisi siswa
LKS yang digunakan di sekolah belum dalam proses berpikir agar pembelajaran
mengarahkan siswa untuk berpikir lebih bermakna. Dimana keterampilan
metakognisi. metakognisi terbagi menjadi empat
Berdasakan hasil wawancara keterampilan : 1). Keterampilan
dengan salah satu guru kimia di SMA N 1 pemecahan masalah, 2). Keterampilan
Muaro Jambi yaitu ibu Reni Elsa pada pengambilan keputusan, 3). Keterampilan
tanggal 2 Maret 2017 bahwa saat ini telah berpikir kritis, 4). Keterampilan berpikir
diterapkan kurikulum 2013 namun kreatif. Dalam keterampilan metakognisi
dikarenakan ketersedian bahan ajar di berpikir kreatif adalah tingkat berpikir
sekolah kurang memadai sehingga proses yang paling tinggi. Keterampilan berpikir
pembelajaran kurang menarik dan minat kreatif merupakan kemampuan suatu
belajar siswa kurang pada saat materi individu untuk berfikir kreatif atau
Ikatan Kimia. Padahal jika dilihat dari mencipta dan memodifikasi sesuatu yang
sarana dan prasarana sekolah memadai jika baru dengan berdasarkan pada konsep-
dikembangkan bahan ajar elektronik. konsep, hukum-hukum, logika, dan intuisi
Materi kimia yang abstrak dan sulit yang dimiliki.
dipahami dibutuhkan bahan ajar ataupun

e-LKS Berbasis Metakognisi Page 2


Berdasarkan penelitian yang telah Demikian pula, Preisseisen seperti
dilakukan oleh Ni’mah dan Muchlis dikutip Pannen (2001 : 3-8) menjelaskan
(2014) tentang pengembangan LKS bahwa metakognisi meliputi empat
berorientasi keterampilan berpikir kritis ketrampilan, yaitu :
menunjukkan bahwa sebanyak 10 siswa 1. Ketrampilan pemecahan masalah
memiliki keterampilan berpikir kritis (Problem Solving) yaitu : Ketrampilan
sangat baik dan 5 siswa memiliki individu dalam menggunakan proses
keterampilan berpikir kritis baik. berpikirnya untuk memecahkan
Kemudian penelitian selanjutnya yang masalah melalui pengumpulan fakta-
dilakukan oleh Furqoniyah dan Utiya fakta, analisis informasi, menyusun
(2016) tentang pengembangan LKS berbagai alternatif pemecahan, dan
melalui strategi metakognisi bahwa LKS memilih pemecahan masalah yang
melalui strategi metakognisi dapat melatih paling efektif.
keterampilan berpikir kritis dan 2. Ketrampilan pengambilan keputusan
meningkatkan pengetahuan berpikir siswa (Decision Making) yaitu : Ketrampilan
pada materi termokimia. individu dalam menggunakan proses
Dari permasalahan yang telah berfikirnya untuk memilih suatu
dijelaskan diatas peneliti bermaksud untuk keputusan yang terbaik dari beberapa
dapat mengembangkan e-LKS berbasis pilihan yang ada melalui pengumpulan
metakognisi yang disertai dengan animasi, informasi, perbandingan kebaikan dan
video serta soal-soal latihan. e-Book yang kekurangan dari setiap alternatif,
dikembangan peneliti nantinya analisis informasi, dan pengambilan
menggunakan program 3D PageFlip. keputusan yang terbaik berdasarkan
Berdasarkan dari uraian di atas peneliti alasan-alasan yang rasional.
bermasud melakukan penelitian berjudul 3. Ketrampilan beripkir kritis (Critical
“Pengembangan e-LKS Berbasis Thingking) yaitu : Ketrampilan individu
Metakognisi Menggunakan 3D PageFlip dalam menggunakan proses berpikirnya
Pada Materi Ikatan Kimia di Kelas X untuk menganalisis argumen dan
MIPA SMA N 1 Muaro Jambi”. memberikan interpretasi berdasarkan
persepsi yang sahih melalui logical
KAJIAN PUSTAKA reasoning, analisis asumsi dan bias dari
Metakognisi argumen, dan interpretasi logis.
Istilah metakognisi berarti 4. Ketrampilan berpikir kreatif (Creative
pengetahuan tentang belajar diri sendiri Thingking) yaitu : Ketrampilan individu
atau pengetahuan tentang belajar. Siswa dalam menggunakan proses berpikirnya
dapat diajarkan stategi menilai untuk menghasilkan suatu ide yang
pemahaman mereka sendiri, menghitung baru, konstruktif, dan baik berdasarkan
berapa waktu yang diperlukan untuk konsep-konsep, dan prisnip-prinsip
mempelajari sesuatu, dan memilih rencana yang rasional maupun persepsi, dan
yang efektif untuk belajar memecahkan intuisi individu.
masalah. Sedangkan menurut Hamilton,
metakognisi mengacu pada pengetahuan Lembar Kerja Siswa (LKS)
seseorang tentang proses yang dipikirkan Salah satu jenis bahan ajar cetak
manusia meliputi proses pengaturan diri yang digunakan dalam pembelajaran
yang digunakan siswa selama berusaha adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).
menyelesaikan masalah termasuk Menurut Trianto (2010) lembar kerja siswa
merencanakan, mengecek, memonitor, dan adalah panduan siswa dalam melakukan
mengevaluasi (Lorin & David, 2010). kegiatan penyelidikan atau pemecahan
masalah. Dapat berupa panduan untuk

e-LKS Berbasis Metakognisi Page 3


latihan pengembangan aspek kognitif 2. Bahan
maupun aspek panduan untuk latihan Bahan ajar yang digunkan dalan
dalam bentuk panduan eksperimen penyusunan LKS harus tersusun
maupun demonstrasi. Menurut Darmodjo secara logis dan sistematis,
(1991) LKS dapat membantu guru dalam disesuaikan dengan kemampuan dan
mengarahkan siswa untuk dapat tahap perkembangan siswa. Selain itu
menemukan konsep-konsep melalui bahan ajar tersebut harus dapat
aktivitas sendiri atau dalam kelompok merangsang, memotivasi
kerja. Dari penjelasan beberapa sumber keingintahuan siswa, dan memiliki
mengenai LKS diatas, dapat dipahami kontekstualitas yang tinggi.
bahwa LKS merupakan lembaran-
lembaran kegiatan yang harus Software 3D Pageflip Professional
dilakukan/dikerjakan oleh siswa agar Software 3D PageFlip Professional
siswa dapat menemukan konsep. adalah aplikasi flash flipbook yang dapat
digunakan untuk mengubah file PDF,
Fungsi LKS Word, PowerPoint, dan Excel ke bentuk
Dari beberapa pengertian diatas, dapat flipbooks. Dengan software flash flipbook,
diketahui bahwa LKS memiliki beberapa kita dapat membuat majalah, katalog, e-
fungsi, yaitu : brosur, eBook atau e-surat kabar
1. Sebagai bahan ajar yang bisa menakjubkan berbentuk 3D. Dengan kata
meminimalkan peran pendidik, namun lain dengan software ini kita dapat
lebih mengaktifkan peserta didik membuat majalah online atau epaper
2. Sebagai bahan ajar yang dengan cara menjadikan file flash lalu
mempermudah peserta didik untuk embed ke page html halaman web atau
memahami materi yang diberikan blog.
3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan Menurut official 3D PageFlip
kaya tugas untuk berlatih Professional (2017) merupakan software
4. Mempermudah pelaksanaan aplikasi yang digunakan untuk membuat
pengajaran kepada peserta didik. e-Book, Majalah digital, e-paper dll.3D
PageFlip Professional merupakan jenis
Kriteria Peyusunan LKS perangkat lunak profesi halaman flip untuk
Agar LKS yang dibuat dapat mengkonversi File PDF ke halaman-balik
mencerminkan karakteristik dari mata publikasi. Tiapdigital halaman PDF yang
pelajaran yang dikembangkan dan sesuai di hasilkan bisa di flip (bolak-balik)
dengan kebutuhan siswa, maka seperti buku yang sesungguhnya. Dengan
penyusunan harus sesuai dengan rambu- software 3D PageFlip Professional dapat
rambu penyusunan LKS yang benar, di tambahkanvideo, gambar, audio,
diantaranya : hyperlink dan objek multimedia.
1. Tujuan penyusunan LKS Penggunaan software 3D Pageflip
Tujuan dari penyusunan LKS tidak Professional sangat mudah bagi siapa aja
lain adalah untuk menunjang dan untuk membuat Flash 3D yang realistis
memperkuat tujuan pembelajaran dan membalik halaman buku tanpa
ketercapaian indikator pembelajaran, keterampilan pemrograman. Cukup
kompetensi inti, dan kompetensi dasar dengan 3 langkah mengimpor PDF /
dari suatu materi pembelajaran. Selain gambar / FLV, menyesuaikan gaya dan
itu LKS disusun untuk membnatu penerbitan, kita dapat mengkonversi PDF
siswa untuk mencapai tujuan dari ke Flashpublikasi berbasis digital dengan
pembelajaran. antar muka pengguna yang intuitif.Adapun

e-LKS Berbasis Metakognisi Page 4


kelebihan yang dimiliki oleh 3D PageFlip (pengembangan), Implementation
Profesional : (pelaksanaan) dan Evaluation (evaluasi)
1. Dapat mengkonversi Adobe Acrobat (Tegeh, I, dkk: 2014).
PDF dan Gambar menjadi bentuk Subjek uji coba dalam penelitian
buku dalam ruang 3D. ini adalah siswa kelas X MIPA SMAN 1
2. Tidak harus memiliki keahlian Muroa Jambi.
mendesain 3D. Penentuan klasifikasi validasi oleh
3. Dapat publikasikan di website pribadi ahli media, ahli materi, dan penilaian oleh
atau menanamkan dalam blog. guru berdasarkan rerata skor jawaban.
4. Dapat di kirim kepada orang lain Untuk klasifikasi berdasarkan
dengan menggunakan format Zip rerata skor jawaban : rerata skor minimal =
"HTML". 1, rerata skor maksimal = 5, kelas interval
5. Di dalam 3D PageFlip Profesional = 5, jarak kelas interval = (skor maksimal
telah terdapat flash. – skor minimal) dibagi kelas interval = (5-
(Anonim, 2017) 1)/5 = 0,8.

Ikatan Kimia Tabel 1 Klasifikasi Berdasarkan Rerata Skor


Atom-atom cenderung tidak Jawaban
No Jumlah Skor
ditemukan dalam keadaan bebas kecuali Jawaban
Klasifikasi Validasi
pada temperature tinggi. Namun, dialam 1 Sangat Baik (SB)
˃ 4,2 − 5,0
atom-atom itu ditemukan dalam suatu
kelompok atom atau sebagai molekul. 2 ˃ 3,4 − 4,2 Baik (B)
Artinya setiap atom lebih cenderung 3 ˃ 2,6 − 3,4 Kurang Baik (KB)
berikatan dengan yang lain untuk
4 ˃ 1,8 − 2,6 Tidak Baik (TB)
membentuk suatu molekul. Ikatan yang
terjadi antara atom-atom, baik sejenis 5 1,0 − 1,8 Sangat Tidak Baik (STB)
maupun berlainan, yang membentuk suatu
(Widoyoko, 2012: 111-112)
molekul disebut ikatan kimia (Muchtaridi,
2013:100). Untuk menentukan klasifikasi
Elektron yang berperan pada respon siswa digunakan persentase
pembentukan ikatan kimia adalah elektron kelayakan dengan rumus:
valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
Salah satu petunjuk dalam pembentukan N
ikatan kimia adalah adanya golongan Keterangan:
unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA K = persentase kelayakan
(gas mulia). Oleh sebab itu dalam F = jumlah keseluruhan jawaban
pembentukan ikatan kimia, atom-atom responden
akan membentuk konfigurasi elektron N = skor tertinggi dalam angket
seperti pada unsur gas mulia. I = jumlah pertanyaan dalam angket
R = jumlah responden
METODE PENELITIAN Dengan interpretasi skor sebagai berikut:
Jenis Penelitian yang digunakan
adalah penelitian pengembangan Tabel 2 Kriteria Persentase
No Persentase (%) Kriteria
(Research and Development). Dengan
menggunakan kerangka ADDIE sebagai 1 0 – 20 Sangat Tidak Baik
dasar dalam pengembangan. Prosedur
2 21- 40 Tidak Baik
pengembangan pada penelitian ini terdiri
dari lima tahapan yaitu Analysis (analisis), 3 41 – 60 Kurang Baik
Design (perencanaan), Development

e-LKS Berbasis Metakognisi Page 5


4 61 – 80 Baik (3) Pengembangan (Development)
5 81 – 100 Sangat Baik Pada tahap ini e-LKS berbasis
metakognisi dibuat dengan menggunakan
(Riduwan, 2013: 29)
software 3D PageFlip yang kemudian
divalidasi oleh tim ahli yaitu ahli materi
HASIL PENGEMBANGAN DAN
dan ahli media. Validasi tim ahli dilakukan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pengembangan ini, oleh dosen pendidikan kimia Universitas
menggunakan kerangka ADDIE yang Jambi. Saran, masukan serta komentar
terdiri dari 5 tahap, yaitu: yang diperoleh dari tim ahli kemudian
(1) Analisis (Analysis) digunakan untuk perbaikan e-LKS
Pada tahap ini dapat diketahui dari berbasis metakognisi.
wawancara dengan guru kimia dan Validasi oleh ahli media dilakukan
penyebaran angket siswa. Berdasarkan sebanyak tiga kali, dengan perolehan
hasil wawancara didapatkan informasi rerata skor jawaban akhir 4,7 atau
bahwa di SMA ini terkendala dengan diklasifikasikan sangat baik. Berdasarkan
minimnya ketersediaan bahan ajar, penilaian oleh ahli media terdapat
terdapat beberapa siswa yang tidak beberapa saran yang diberikan tulisan
memiliki bahan ajar. Sesuai dengan
yang digunakan harus konsisten dan warna
karakteristik dari kurikulum 2013 yang
menuntut siswa untuk aktif dalam yang digunakan harus selaras.
pembelajaran, maka dibutuhkannya bahan Validasi oleh ahli materi dilakukan
ajar yang membuat siswa untuk dapat aktif sebanyak dua kali dengan perolehan rerata
dan berfikir pada tahap yang lebih tinggi. skor jawaban akhir 4,5 atau
Hal ini sesuai juga dengan karakteristik diklasifikasikan sangat baik. Beberapa
dari metakognisi. perbaikan yang disarankan oleh ahli materi
Sehingga peneliti merasa perlu diantaranya adalah pada peta konsep harus
dikembangkan suatu media pembelajaran sesaui dengan kurikulum 2013 dan silabus,
yang dapat digunakan siswa yang dapat dan contoh soal metakognisi harus
menggantikan atau berperan sebagai diberikan contoh sebelum soalnya.
buku. Maka dari itu peneliti akan Produk yang telah divalidasi
mengembangkan e-LKS sebagai solusinya.
selanjutnya dinilai oleh guru. Perolehan
SMA Negeri 1 Muaro Jambi juga telah
rerata skor jawaban dari angket penilaian
memiliki sarana dan prasarana pendukung
Information Communication and guru sebesar 4,5 atau berada pada
Technology (ICT) yang memadai seperti klasifikasi sangat baik. Saran dan
laboratorium komputer, serta Liquid komentar dari guru juga digunakan untuk
Crystal Display Projector (LCD projector). perbaikan produk sebelum nantinya
diujicobakan ke siswa.
(2) Tahap Desain (Design)
Pada tahap ini bertujuan menyusun (4) Implementasi (Implementation)
desain awal dengan membuat flowchart Tahap implementasi yaitu tahap
yang kemudian dikembangkan menjadi penyempurnaan terhadap e-LKS yang
storyboard. Pada tahap desain ini, dikembangkan dilakukan dengan
dilakukan evaluasi terhadap desain dan isi memperhatikan catatan, saran, serta
produk dengan tujuan perbaikan terhadap komentar dari validasi oleh ahli media
produk yang dikembangkan. dan ahli materi dan penilaian guru
sehingga didapat produk akhir dan siap
diujicobakan. Uji coba dilakukan hanya

e-LKS Berbasis Metakognisi Page 6


sebatas pada kelompok kecil yang dan termotivasi dalam mempelajari materi
dilakukan pada 10 orang siswa SMA pembelajaran yang dikembangkan. Selain
Negeri 1 Muaro Jambi dengan cara itu diharapkan juga dapat membantu siswa
penyebaran angket respon siswa. menjadi lebih mudah dalam memahami
materi pembelajaran serta dapat melatih
(5) Evaluasi (Evaluation) kemampuan berfikir secara metakognisi.
Evaluasi adalah proses untuk
melihat apakah e-LKS yang sedang dibuat Angket Kebutuhan
dibuat berhasil, sesuai dengan harapan Angket kebutuhan digunakan untuk
awal atau tidak. Evaluasi dapat dilakukan mengumpulkan data analisis kebutuhan,
disetiap tahap pengembangan. Evaluasi karakteristik siswa, analisis tujuan, analisis
pada tahap analisis untuk mengetahui latar materi dan teknologi. Analisis data untuk
belakang serta pendukung untuk dapat angket kebutuhan dilakukan dengan
mengembangkan e-LKS. Dari analisis menggunakan rating scale menggunakan
digunakan sebagai acuan untuk rumus sebagai berikut:
pengembangan e-LKS ini.
Pada tahap desain dilakukan ko en umpulan a a
evaluasi terhadap desain dan isi produk ko o al
sesuai dengan flowchart dan storyboard Keterangan : P = Angka Persentase
yang telah dibuat. Evaluasi pada tahap
pengembangan dilakukan validasi ahli Angket Validasi Media
media dan ahli materi. Saran-saran yang Penentuan klasifikasi validasi oleh
diberikan oleh ahli media dan ahli materi ahli media didasarkan pada rerata skor
ini menjadi acuan peneliti untuk jawaban. Rerata skor diperoleh dengan
memperbaiki bahan ajar yang cara jumlah skor dibagi jumlah butir.
dikembangkan. Berikut ini hasil data validasi oleh ahli
Selanjutnya evaluasi terakhir media:
dilakukan ujicoba pada siswa X MIPA di
SMA Negeri 1 Muaro jambi dan hasil Tabel 3 Analisis Validasi Ahli Media
respon siswa kelas X MIPA didapatkan
data bahwa responnya sangat baik. Validasi Jumlah Rerata Kategori
Kesesuaian e-LKS dalam pembelajaran
serta kemenarikan materi yang disajikan Media 71 4,7 Sangat Baik
mampu membuat siswa tertarik dalam
Berdasarkan tabel diatas
mempelajari materi tersebut sehingga
menunjukkan bahwa penyajian media
kemampuan keterampilan berpikir secara
didalam e-LKS berbasis metakognisi ini
metakaognisinya mudah untuk dilatih.
dikategorikan “san a baik” den an sko
71. Dari jumlah skor dapat juga dicari
Analisis Data
rerata validasi media. Rerata validasi
Data yang dianalisis dalam penelitian
media adalah jumlah skor dibagi dengan
ini adalah data yang diperoleh dari
jumlah soal, maka rerata skornya 4,7
pengisisan angket kebutuhan, angket
den an ka e o i “san a baik” ka ena
validasi ahli media, ahli materi, penilaian
berada pada interval lebih dari 4,2-5,0.
oleh guru, dan respon siswa. Data angket
yang diisi kemudian dianalisis. Skor yang
Angket Validasi Materi
diperoleh kemudian diklasifikasikan
Penentuan klasifikasi validasi oleh
menggunakan rerata untuk melihat
ahli materi didasarkan pada rerata skor
kesesuaian media dalam pembelajaran
jawaban. Rerata skor diperoleh dengan
serta kemenarikan materi yang disajikan
cara jumlah skor dibagi jumlah butir.
sehingga mampu membuat siswa tertarik
e-LKS Berbasis Metakognisi Page 7
Berikut ini hasil data validasi oleh ahli LKS bebarbasis metakognisi
materi: menggunakan 3D Page Flip untuk
materi ikatan kimia yaitu dengan
Tabel 4 Analisis Validasi Ahli Materi menggunakan kerangka ADDIE. Pada
kerangka ADDIE prosedur
Validasi Jumlah Rerata Kategori
pengembangan penelitian ini terdiri
Materi 68 4,5 Sangat Baik dari lima tahapan, yaitu tahap Analisis
(Analysis) pada tahap ini dilakukan
Berdasarkan tabel diatas analisis kebutuhan, karakteristik
menunjukkan bahwa materi yang siswa, materi dan teknologi
dituangkan kedalam e-LKS berbasis pendidikan , Desain (Design),
metakognisi ini dikategorikan “san a Pengembangan (development) pada
baik” den an sko 68. Dari jumlah skor tahap ini dilakukan validasi oleh ahli
dapat juga dicari rerata validasi materi. media dan ahli materi serta penilaian
Rerata validasi materi adalah jumlah skor oleh pengguna (guru), Penerapan
dibagi dengan jumlah soal, maka rerata (implementasi) pada tahap ini
skornya 4,5 den an ka e o i “san a baik” dilakukan uji coba kelompok kecil dan
karena berada pada interval lebih dari 4,2- Evaluasi (Evaluation). Pada tahap
5,0. pengembangan diperoleh rerata skor
hasil penilaian ahli media, ahli materi
Angket Penilaian Guru dan pengguna terhadap e-LKS
Dari hasil penilaian guru didapatkan berturut-turut adalah sko 4, “san a
bahwa e-LKS Ikatan Kimia ini baik”, sko 4, “ san a baik” dan sko
dikategorikan “san a baik” den an 4,5 “ sangat baik”.
diperoleh rata-rata skor 4,5 dengan
ka e o i “san a baik” ka ena be ada pada 2. Setelah produk di validasi oleh ahli
interval lebih dari 4,2-5,0 . media dan materi, telah dinyatakan
Angket Respon Siswa layak untuk diujicobakan, produk
Dari hasil angket respon siswa diujicobakan ke dalam kelompok
diperoleh jumlah skor jawaban seluruh kecil. Berdasarkan hasil responden,
responden (10 orang) untuk seluruh butir dari 10 orang siswa kelas X MIPA
pertanyaan (18 butir) adalah 804. SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Persentase respon siswa: didapatkan hasil bahwa media
pembelajaran ini dikategorikan sangat
positif dengan persentase respon
Apabila nilai 90% siswa-siswi pada SMA Negeri 1
diinterpretasikan, maka termasuk kriteria
Muaro Jambi yaitu 90% (sangat baik)
“ an a Baik” ka ena e masuk dalam
kelas 81%-100%. Tanggapan siswa yang menyatakan bahwa siswa
terhadap e-LKS berbasis metakognisi yang memberikan respon positif terhadap
ditampilkan juga sangat baik dan dapat e-LKS yang dikembangkan.
membantu siswa dalam memahami materi
ikatan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Anonim. Diakses Tanggal 1 Februari
Berdasarkan hasil penelitian dapat 2017. Software 3D PageFlip
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Profesional. http://www.3D-
1. Prosedur pengembangan yang PageFlip.com.
digunakan untuk mengembangkan e-

e-LKS Berbasis Metakognisi Page 8


Asyhar, R., 2012. Kreatif
Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.


Yogyakarta: Gavemedia.
Lorin, W.A & David, R.K., 2010.
Kerangka Landasasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan
asessemen. New York: David Mckey
Company.
Muchtaridi, Milama, B. 2013. KIMIA 1.
Yogyakarta:Yudhistira
Riduwan. 2014. Pengantar Statistika
Sosial. Bandung: Alfabeta.
Tegeh, I., Nyoman, I., Pudjawan, K. 2014.
Model Penelitian Pengembangan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Trianto. 2010. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif Progesif.
Jakarta: Kencana.
Widoyoko, E.P., Teknik
2012.
Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

e-LKS Berbasis Metakognisi Page 9

Anda mungkin juga menyukai