Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER DASAR

“Aplikasi Komplementer pada Ibu Hamil”

Oleh :

A11-A / KELOMPOK 4

Luh Putu Dian Suryaningsih (17.321.2678)

Ni Komang Sri Wahyuni (17.321.2687)

Ni Luh Kade Novita Wahyuningrum (17.321.2691)

Ni Putu Eva Pradnyayanti (17.321.2700)

Pande Eka Sukma Karisma (17.321.2706)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2019

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang

Widhi, atas berkat dan rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah dengan

judul “Aplikasi Komplementer pada Ibu Hamil” sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak dan sumber-

sumber yang telah membantu saya dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari masih ada banyak kekurangan dalam penulisan makalah

ini, maka dari itu saya harap Bapak/Ibu dapat memberikan saran/masukan yang

bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga di penyusunan

makalah berikutnya, kami dapat membuat makalah yang lebih baik sesuai dengan

keinginan Bapak/Ibu.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 17 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Terapi Komplementer ............................................................................. 3


2.2 Aplikasi Komplementer pada Ibu Hamil ................................................ 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 16


3.2 Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis
dan berkesinambungan. (Marmi, 2011:11). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa
kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi,
wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan. Agar kehamilan, persalinan
serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan pelayanan
kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014
tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu
melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka
Kematian Ibu (Bandiyah, 2012). Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Pelayanan atau perawatan kesehatan bagi ibu hamil tidak hanya bisa
dilakukan dengan memberikan terapi farmakologi. Pada era ini, terapi non-
farmakologi sudah banyak diketahui dan diterapkan terutama bagi ibu hamil.
Terapi non-farmakologi atau yang disebut terapi komplementer ialah cara
penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung atau pendamping
kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain
diluar pengobatan medis yang konvensional. Contohnya seperti melakukan
pemijatan pada titik-titik bagian tubuh untuk mengurangi mual dan muntah,
mengurangi kelelahan, dan lain sebagainya. Penerapan komplementer bagi ibu
hamil sangat penting, karena ini dapat membantu pengobatan farmakologis dan
bisa mengatasi masalah-masalah ringan yang dihadapi oleh ibu hamil. (Nur,
2018). Maka dari itu, penulis akan membahas mengenai aplikasi komplementer
pada ibu hamil dalam makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Terapi Komplementer?
2. Bagaimanakah aplikasi komplementer pada ibu hamil?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menyelesaikan tugas keperawatan komplementer dasar
2. Untuk mengetahui terapi komplementer dan penerapannya pada ibu hamil

1.4 Manfaat Penulisan


1. Mampu memahami konsep terapi komplementer
2. Mampu mengetahui dan memahami penerapan terapi komplementer pada ibu
hamil

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Terapi Komplementer


2.1.1 Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha
untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,
perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan
melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek
pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari
macam - macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan
produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non- konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari
zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu
negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai
pengobatan komplementer. Terapi komplementer adalah cara penanggulangan
Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis
Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis
yang Konvensional. Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan
Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah
menjalani pengobatan non- konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran
pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa
diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional
di berbagai media.

3
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan
dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai
terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam
pelayanan kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi
pengobatan komplementer tradisional atau sering disebut dengan CAM
(Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non konvensional
yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik.
Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan
holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu
secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi. Pendapat
lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain
luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan,
modalitas, praktik dan ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara
berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau
budaya yang ada (Complementary and alternative medicine/CAM Research
Methodology Conference).
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai
pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi
modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis,
psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang
telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi
ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai
makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).

2.1.2 Jenis-Jenis Terapi Komplementer


Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat
umum dan menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi,

4
sentuhan ringan, pergerakan, dan lain-lain) untuk membanti individu merasa
lebih baik dan beradaptasi dengan kondisi akut dan akut. Berikut jenis-jenis
terapi komplementer, yaitu:
A. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif,
fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan
stimulasi. Proses relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi
pengiriman impuls neural ke otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas
otak juga sistem tubuh lainnya. Relaksasi membantu individu membangun
keterampilan kognitif untuk mengurangi cara yang negatif dalam merespon
situasi dalam lingkungan mereka. Keterampilan kognitif adalah seperti
sebagai berikut :
1. Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan,
mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan perhatian
pada rangsangan ringan untuk periode yang lama).
2. Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan
tujuan yang tidak berguna).
3. Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima
pengalaman yang tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).

Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor


dirinya secara terus- menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk
membiarkan dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di
berbagai bagian tubuh.
B. Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan
dengan perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap.
Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas dari praktik yang
melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut Benson,
komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu :
1) Ruangan yang tenang,
2) Posisi yang nyaman,
3) Sikap mau menerima, dan

5
4) Fokus perhatian.
Jenis-jenis terapi Komplementer sesuai dengan PERMENKES Nomor
1109/Menkes/Per/IX/2007, antara lain:
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi:
Hipnoterapi, meditasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga.
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif meliputi: akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda.
3. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut.
4. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah.
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro
nutrient, mikro nutrient.
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon,
hiperbarik.

2.2 Aplikasi Komplementer pada Ibu Hamil


Terapi Komplementer pada Ibu Hamil merupakan suatu pengobatan non
konvensional untuk meningkatkan derajat kesehatan, meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ditujukan kepada wanita khususnya pada
masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang
dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Terapi ini dapat membantu
mengatasi masalah-masalah kehamilan seperti mual-muntah, kelelahan dan lain
sebagainya. Berikut ini merupakan jenis terapi komplementer yang dapat
diaplikasikan pada ibu hamil:
1. Hipnoterapi
Hypnotherapy yaitu suatu terapi yang dilakukan dengan cara hipnosis yakni
perubahan status kesadaran saat konsentrasi individu terfokus dan distraksi
minimal, hipnosis juga bisa digunakan untuk mengendalikan nyeri, hipnosis
dapat mencegah stimulus nyeri dalam otak menembus pikiran sadar, hipnosis
bekerja dengan mengaktifkan saraf dalam otak yang menyebabkan pelepasan zat
seperti morfin alamiah yang disebut enkefalin dan endorphin. Indikasi untuk
semua orang termasuk anak anak yang memiliki keluhan ataupun tidak ada

6
keluhan. Dalam bidang kesehatan, khususnya keperawatan maternitas, terapi ini
diindikasikan untuk mengurangi rasa gelisah dan rasa nyeri saat persalinan.
a. Hypnobirthing
Metode hypnobirthing adalah salah satu metode otohipnosis (selfhypnosis)
dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan
sehingga mereka mampu menghadapi proses kehamilan dan persalinan
dengan lancar. Dasar dari Hypnobirthing adalah relaksasi yang mendalam,
lewat pola pernafasan perlahan dan dalam sehingga tubuh secara otomatis
melepaskan endorphin yang bermanfaat untuk mengurangi bahkan bisa
menghilangkan rasa sakit pada saat kontraksi sehingga ibu menikmati proses
persalinan yang aman, lembut, lancar dan nyaman. Manfaat hypnobirthing,
antara lain:
1) Bagi Ibu
- Menghadirkan rasa nyaman, relaks dan aman menjelang
kelahiran
- Mengeliminasi stres dan ketakutan menjelang kelahiran
- Mampu mengontrol rasa sakit saat kontraksi uterus
- Membantu untuk meningkatkan ketenangan diri saat persalinan
- Martin, A.A et al : Hipnobirth mempercepat kala 1 (3 jam pada
primi dan 2 jam pada multi), mengurangi risiko komplikasi,
mempercepat proses penyembuhan pada post partum
- Meningkatan kadar endorpin dalam tubuh untuk mengurangi rasa
nyeri saat kontraksi
- Membantu suplai oksigen pada bayi selama proses persalinan
- Membantu kondisi janin dari terlepasnnya lilitan tali pusat
bahkan bisa memperbaiki posisi janin letak sungsang menjadi
verteks
2) Bagi Bayi
- Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin
- Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan yang sehat akan
memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat
plasenta

7
3) Bagi Suami/Pendamping
- Suami/pendamping perslinan menjadi lebih tenang dan
mendampingi proses persalinan
- Emosi suami menjadi stabil dalam kehidupan sehari-hari
- Membantu memperbaiki dan memperkuat hubungan ikatan istri,
suami dan bayi
- Aura positif dan tenang suami akan mempengaruhi aura ibu
bersalin dan orang-orang disekitarnya
b. Hypnobreastfeeding
Intervensi hypnobreast-feeding merupakan salah satu persiapan ibu dari segi
pikiran (mind) meliputi ketenangan pikiran, sehingga ibu percaya diri bahwa
dirinya mampu memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang bayi. Persiapan dari segi jiwa (soul) meliputi niat yang
tulus ikhlas untuk memberikan yang terbaik bagi bayi. Ketenangan pikiran
dan keikhlasan ibu untuk menyusui bayinya merupakan faktor pendukung
yang tidak kalah pentingnya dengan persiapan fisik seperti gizi seimbang,
minum cukup, pijat payudara, dan manajemen menyusui yang benar.
Hypnobreastfeeding dilakukan dengan cara memasukkan kalimat-kalimat
afirmasi positif yang membantu proses menyusui disaat si ibu dalam
keadaan sangat rileks atau sangat berkonsentrasi pada suatu hal (keadaan
hipnosis). Seperti diketahui, produksi ASI dipengaruhi oleh hormon
prolaktin dan oksitosin. Produksi kedua hormon ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi psikologis ibu dan Hypnobreastfeeding ini mampu memberikan
ketenangan pada ibu nifas. Semakin ibu tenang dan percaya diri, maka
hormon prolaktin dan oksitosin semakin banyak diproduksi.

2. Yoga dan Meditasi


a. Yoga
Yoga merupakan pengendalian aktivitas pikiran dan penyatuan roh pribadi
dengan roh tertinggi. Yoga juga dapat diartikan sebagai salah satu disiplin
terhadap diet makan, tidur, pergaulan, kebiasaan, berkata dan berfikir, serta
satu usaha sistematis untuk mengendalikan pikiran. Yoga dapat membantu ibu

8
hamil meraa rileks dan damai dan menenangkan perasaan dari masalah dan
beban yang dihadapi.
b. Meditasi
Meditasi adalah praktik relaksasi yang melibatkan pengosongan pikiran dari
semua hal yang menarik, membebani maupun mencemaskan dalam hidup
sehari-hari. Meditasi merupakan kegiatan mental terstruktur, dilakukan
selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisa, menarik kesimpulan, dan
mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan
tindakan atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah:
a. Secara fisilogis menjadi anti-stress yang paling baik
b. Mengkoordinasikan irama jantung dengan irama keluar masuknya
nafas
c. Organ-organ dan sel tubuh mengalami keadaan baik dan bekerja lebih
teratur
d. Mampu menerima suka duka, kesulitan, dan kebaikan hidup dengan
baik
e. Pencegahan modifikasi mental
f. Memiliki gambaran yang jelas tentang bagian dari objek
renungannya.

3. Senam
a. Senam hamil
Senam hamil merupakan latihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil,
memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal,
dan mempersiapkan pernafasan, aktifitas otot dan panggul untuk
menghadapi proses persalinan yang aman, lancar dan spontan.
Kontraindikasi: preeklamsia, KPD, perdarahan trimester II dan III,
kemungkinan lahir prematur, incopeten cervik, diabetes, anemia, thyroid,
aritimia, palpitasi, riwayat perdarahan, penurunan / kenaikan BB berlebihan.

9
b. Senam Nifas
Senam nifas adalah suatu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan bagi ibu
pada masa nifas. Senam nifas dapat dilakukan 6 jam setelah melahirkan
normal dan untuk ibu yang melahirkan dengan operasi, senam nifas dapat
dilakukan setelah 24 jam operasi. Tujuan dilakukan senam nifas yaitu
memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami peregangan,
memperlancar sirkulasi darah, mencegah kesulitan buang air kecil,
mengembalikan rahim pada posisi semula (involusi), memperlancar lochea
dan kontraksi uterus, dan membantu kelancaran ASI. Senam nifas akan
mempengaruhi involusiuteri berlangsung secara cepat dan normal karena
dengan dilakukan gerakan senam akan membuat otot-otot uterus berkontraksi
dan beretraksi sehingga membuat uterus cepat mengecil.

4. Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara
menusukkan jarum di titik-titik tertentu pada tubuh pasien. Maksudnya adalah
untuk mengembalikan sistem keseimbangan tubuh sehingga pasien sehat kembali.
Prinsip dasar cara penyembuhan akupunktur, yaitu dengan tusukan jarum (secara
umum dengan menggunakan benda tajam) yang berarti pemberian suatu
rangsangan ke dalam tubuh.

Indikasi akupunktur antara lain :

a. Berbagai keadaan nyeri, seperti: nyeri kepala, migrain, nyeri bahu, nyeri
punggung, nyeri pinggang, nyeri lutut, nyeri haid, nyeri sendi dan lain-lain.
b. Gangguan fungsional, seperti: mual pada kehamilan, darah tinggi
(hipertensi), sembelit (konstipasi), vertigo, infertilitas, gangguan haid.
c. Gangguan saraf: hemiparesis, kesemutan.
d. Keadaan lain, seperti: kegemukan (obesitas), meningkatkan stamina, efek
analgesi pada operasi.

Kontraindikasi tindakan akupunktur adalah keadaan kedaruratan medis


yang membutuhkan penanganan segera, kasus pembedahan, tumor ganas,
gangguan pembekuan darah atau sedang dalam pengobatan anti koagulansia.

10
Pengobatan akupunktur memerlukan kesinambungan untuk mencapai hasil yang
maksimal, dan harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih. Manfaatnya
antara lain:

a. Membuat seluruh otot tubuh relaks, sehingga ibu hamil bisa menjalani
kehamilannya dengan tenang.
b. Mengurangi rasa mual dan muntah.
c. Mengurangi rasa panas di ulu hati.
d. Menstabilkan TD, sehingga ibu hamil terhindar dari tekanan darah
tinggi.
e. Menghindari terjadinya varises.
f. Mengurangi rasa pegal di punggung, pinggang bagian belakang serta
panggul, yang sering muncul seiring besarnya rahim.
g. Membantu janin berada di posisi seharusnya, sesuai dengan usia
kehamilan.
h. Membantu melancarkan proses persalinan, meringankan rasa nyeri,
serta meningkatkan energi yang dibutuhkan ibu yang akan
melahirkan.

5. Akupresur
Dari beberapa hasil literature review terhadap artikel jurnal, dapat
dijelaskan bahwa intervensi keperawatan komplementer akupresur pada titik P6
yang dikombinasikan dengan titik ST36 dapat dikategorikan sebagai intervensi
yang aman dan cukup efektif dalam mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil
yang yang belum memerlukan antiemetik dan dalam kategori mual dan muntah
ringan dan sedang. Akupresur pada titik perikardium 6 (P6) dan ST36 dilakukan
selama 9 sampai 10 hari.
Terapi akupressur, dimana terapi ini dilakukan dengan cara menekan
secara manual pada P6 pada daerah pergelangan tangan yaitu 3 jari dari daerah
distal pergelangan tangan antara dua tendon dan dikombinasikan dengan titik
ST36. Terapi ini menstimulasi sistem regulasi serta mengaktifkan mekanisme
endokrin dan neurologi, yang merupakan mekanisme fisiologi dalam
mempertahankan keseimbangan.

11
Selain pada ibu hamil, terapi akupressur juga dapat dilakukan pada ibu
bersalin, dimana sebagian besar ibu bersalin mengalami rasa nyeri pada waktu
melahirkan, namun intensitas nyeri ini berbeda setiap ibu bersalin. Akupresur
merupakan salah satu teknik nonfarmakologis yang paling efektif dalam
manajemen nyeri persalinan dan merupakan pendekatan pengobatan Timur Kuno
serta teknik untuk melancarkan energi vital yaitu: menekan titik tertentu (yang
dikenal dengan nama acupoint) dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari
untuk menstimulasi aliran energi di meridian. Akupresur dilakukan pada titik L14
dan Sp 6. Titik L14 terletak antara tulang metakarpal pertama dan kedua (antara
ibu jari dan jari telunjuk) pada bagian distal lipatan pada kedua tangan.
Sedangkan titik Sp 6 terletak empat jari diatas mata kaki dalam. Ketika seseorang
diberi akupresur, maka endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di
dalam hipothalamus dan sistem limbik yang berfungsi sebagai zat penghilang
rasa sakit secara alami diproduksi dalam tubuh, yang memicu respons
menenangkan dan membangkitkan semangat di dalam tubuh, memiliki efek
positif pada emosi, dapat menyebabkan relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh .

6. Massage / Masase
Beberapa jenis teknik masase yang dapat digunakan antara lain yaitu:
a. Effluerage Massage
Effleurage merupakan analgesia psikologi yang dilakukan sejak awal bersalin
(inpartu), yang dapat menimbulkan reaksi relaksasi. Massage effleurage adalah
pemberian tindakan stimulasi kuteneus, tindakan ini hampir sama dengan
tindakan pemberian aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga. Adanya
perbedaan tingkat nyeri antara sebelum dan sesudah pemberian massage
effleurage, disebabkan karena gerakan massage effleurage (dimulai dengan
sentuhan telapak tangan pada daerah yang terasa nyeri, manfaat massage
effleurage) dapat menimbulkan rasa nyaman dan relax, sehingga mampu
mengurangi rasa nyeri pada ibu saat bersalin (inpartu). Massage effleurage
atau tindakan tindakan mengusapusap abdomen secara perlahan, seirama
dengan pernafasan saat kontraksi, yang digunakan untuk mengalihkan pikiran

12
ibu, supaya ibu tidak memusatkan perhatiannya pada kontraksi (Maryunani,
2010).
b. Kneading
Salah satu jenis massage yang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan nyeri
persalinan adalah teknik kneading. Kneading adalah memijat menggunakan
tekanan yang sedang dengan sapuan yang panjang, meremas menggunakan
jari-jari tangan diatas lapisan superficial dari jaringan otot. Teknik kneading
membantu mengontrol rasa sakit lokal dan meningkatkan sirkulasi. Teknik
kneading dapat memberikan efek fisiologis berupa peningkatan aliran darah,
aliran limfatik, stimulasi sistem saraf, menghilangkan rasa sakit dengan cara
meningkatkan ambang rasa sakit oleh karena merangsang peningkatan
produksi hormon endorpin, meningkatkan aliran balik vena yang akan
membantu secara efisien pengembalian darah ke jantung, serta membantu
mengalirkan asam laktat yang tertimbun dalam otot sehingga membantu
mempercepat eliminasi asam laktat dalam darah dan otot.

Berikut ini merupakan macam-macam pijat yang biasa dilakukan pada ibu hamil:

A. Pijat Perineum
Pijat ini dilakukan beberapa minggu sebelum melahirkan tujuannya adalah
untuk meningkatkan peredaran darah / meningkatkan elastisitas perenium,
mencegah terjadinya robekan perineum maupun episiotomi. Disamping itu
juga untuk mempersiapkan jaringan perenium dengan baik untuk proses
peregangan pada saat persalinan akan mengurangi robekan perenium dan
mempercepat proses penyembuhan.
Keuntungan masase perineum antara lain:
a. Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu
mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
b. Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina
c. Membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan regangan
perineum di kala kepala bayi akan keluar
d. Menghindari terjadinya episiotomi
e. Melancarkan aliran darah ke daerah perineum dan vagina

13
f. Dengan masase aliran hormon membantu melemaskan otot-otot dasar
panggul sehingga proses persalinan menjadi lebih mudah
g. Membantu ibu mengontrol diri saat mengejan

7. Refleksiologi
Refleksiologi adalah cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah
refleks (zona atau mikrosistem) di kaki, tangan dan telinga yang ada
hubungannya dengan berbagai kelenjar, organ dan bagian tubuh lainnya. Bagi
wanita hamil, refleksiologi bisa membantu mengurangi ketegangan dan
memberikan relaksasi yang diperlukan selama kehamilan. Obyek pijat utamanya
adalah telapak kaki dan tangan, lebih tepatnya titik-titik refleksi (pressure
points). Refleksiologi terbukti meringkankan keluhan ibu hamil di tiap trimester
seperti:
a) Trimester pertama Rasa mual dan muntah ibu hamil di trimester awal
dapat diringankan atau bahkan diatasi dengan melakukan terapi pijat
refleksiologi. Sebab, dapat mengembalikan keseimbangan tubuh,
mengatasi kelelahan dan mencegah morning sickness calon ibu.
b) Trimester kedua Melakukan refleksiologi secara rutin mengoptimalkan
kesehatan ibu hamil. Bahkan, di setiap minggu terapis dapat memberikan
program pijat refleksiologi dengan penekanan yang berbeda. Berikut
manfaatnya untuk setiap minggu kehamilan dibawah ini:
- Minggu ke-13 – 14: relaksasi dan mengatur fungsi kelenjar tiroid.
- Minggu ke-15: mengatasi kelelahan area panggul, melancarkan
sirkulasi darah serta metabolisme tubuh.
- Minggu ke-18: memperkuat saraf tulang belakang dan area
panggul.
- Minggu ke-20: memperkuat imunitas dan memelihara
keseimbangan fungsi-fungsi tubuh ibu secara menyeluruh.
- Minggu ke-24: memperkuat fungsi kelenjar pankreas dan
memelihara keseimbangan hormonal bahkan mencegah diabetes
gestasional (diabetes yang hanya terjadi selama hamil).

14
- Minggu ke-26: memeliihara keseimbangan kerja dan fungsi
kelenjar pankreas, usus dan kelenjar tiroid. (Nur, 2017)

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi komplementer merupakan cara penanggulangan Penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau
sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.
Terapi komplementer pada ibu hamil ialah suatu pengobatan non konvensional
untuk meningkatkan derajat kesehatan, meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang ditujukan kepada wanita khususnya pada masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang
dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Terapi komplementer pada
ibu hamildiantaranya hypnoterapi, yoga dan meditasi, senam hamil dan senam
nifas, akupuntur, akupresur, massage, dan refleksiologi.

3.2 Saran
Terapi komplementer disarankan untuk diterapkan pada ibu hamil untuk
dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi ibu hami. Dengan
diselesaikannya makalah ini, penulis berharap pembaca makalah ini khususnya
dapat menambah ilmu dan wawasan terkait terapi komplementer pada ibu hamil,
sehingga apabila nanti ketika mengalami proses kehamilan atau memiliki kerabat
yang sedang hamil dapat berbagi wawasan terkait terapi ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni, Devi. 2019. Terapi Komplementer Pada Keperawatan Maternitas Tersedia


pada.scribd.com/document/428700831/364484670-Terapi-
Komplementer-Pada-Keperawatan# diakses pada Minggu, 17 November
2019 pukul 12.30 WITA
Larakesi, Fathana. 2016. Konsep Dasar Terapi Komplementer. Tersedia pada
scribd.com/document/323721179/Konsep-Dasar-Terapi-Komplementer
diakses pada Minggu, 17 November 2019 pukul 16.45 WITA
Rufaida Zulfa, Wardini, dkk. 2018. Terapi Komplementer. Mojokerto: STIKes Majapahit
Mojokerto
Utami. 2013. Rumah Lengkap Herbal Tahlukan Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda

17

Anda mungkin juga menyukai