Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFENISI LOW BACK PAIN

Low back pain didefenisikan sebagi nyeri akut pada daerah

ruas lumbalis kelima dan sekralis (L5-S1). Nyeri pada punggung

bawah dirasakan oleh penderita dapat terjadi secara jelas dan

samar serta menyebar atau terlokalisir (defriyan, 2011).

Low back pain juga didefenisikan sebagai nyeri yang

dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal

maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara

sudut tiga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu didaerah

lumbal atau lumbu-sakral dan sering disertai dengan perjalanan

nyeri kearah tungkai dan kaki (Dunn et al 2011).

1. FAKTOR RESIKO

Adapun faktor resiko terjadinya low back pain dapat

dibedakan jadi tiga faktor,antara lain yakni:

a. Faktor individu

1. Usia

Semakin bertambahnya usia seseorang, resiko untuk

menderita low back pain akan semakin meninggkat karena

terjadinya kelainan pada diskus interveterbralis pada usia

tua (WHO, 2013).

7
8

2. Indeks Massa Tubuh

Berdasarkan hasil penelitian Purnamasari (2010)

seseorang yang overweight lebih beresiko 5 kali

menderita low back pain dibandingkan dengan orang

yang memiliki berat badan ideal. Semakin berat badan

bertambah, tulang belakang akan bertambah.

3. Jenis kelamin

Secara fisiologi kemampuan otot wanita lebih

rendah dari pada pria. Pada wanita keluhan ini

sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus

menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat

menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat

penurunan hormon estrogen sehingga

memungkinkan terjadinya nyeri pingang

(Andini,2015).

4. Merokok

Hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan

otot pinggang adalah karena nikotin pada rokok dapat

menyebabkan berkurangnya aliran darah kejaringan.

Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan

berkurangnya kandungan mineral pada tulang

sehingga menyebabkan nyeri akibat terjadinya


9

keretakan atau kerusakan pada tulang (Kantana,

2010).

5. Masa kerja

Semakin lama masa kerja atau semakin lama

seseorang terpajan faktor resiko maka semakin besar

pula resiko untuk mengalami low back pain

dikarenakan nyeri punggung merupakan penyakit

kronis yang membutuhkan waktu lama untuk

berkembang dan menimbulkan manifestasis klinis

(Umami et al, 2013).

b. Faktor pekerjaan

1) Beban kerja

Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh individu atau kelompok, selama

periode waktu tertentu dalam keadaan normal.

Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan tenaga

besar akan memberikan beban mekanik yang besar

terhadap otot,tendon, dan jaringan lainnya

(Harrianto,2007)

2) Lama kerja

Durasi terdiri dari durasi singkat jika < 1 jam per hari,

durasi sedang yaitu 1-2 jam per hari, dan durasi lama

yaitu > 2 jam per hari, selama berkontraksi otot


10

memerlukan oksigen, jika gerakan berulang ulang dari

otot menjadi cepat sehingga oksigen belum mencapai

jaringan maka akan terjadi kelelahan otot (Straker,

2000).

3) Posisi kerja

Bekerja dengan posisi janggal dapat meningkatkan

jumlah energi yang dibutuhkan dalam bekerja. Posisi

janggal adalah posisi tubuh yang tidak sesuai pada

saat melakukan pekerjaan sehingga dapat

menyebabkan kondisi dimana transfer tenaga dari

otot kejaringan rangka tidak efesien sehingga mudah

menimbulkan kelelahan. Yang termasuk dalam posisi

janggal yakni pengulangan atau waktu lama dalam

posisi mengapai, berputar, memiringkan badan,

berlutut, jongkok, memegang dalam posisi statis, dan

menjepit dengan tangan. Posisi ini melibatkan

beberapa area tubuh seperti bahu, punggung, dan

lutut karena daerah inilah yag paling sering

mengalami cedera (Andini,2015).

4) Repetisi

Repetisi merupakan pengulangan gerakan kerja

dengan pola yang sama. Keluhan otot terjadi karena

otot menerima tekanan akibat beban terus menerus


11

tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi (Fauci

et al, 2008).

c. Faktor lingkungan fisik

Faktor resiko lingkungan fisik terhadap low back pain

antara lain gerakan. Gerakan dapat menyebabkan

kontraksi otot meningkat yang menyebabkan peredaran

darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat,

dan akhirnya timbul rasa nyeri. Getaran berpotensi

menimbulkan keluhan low back pain ketika seseorang

menghabiskan waktu lebih banyak dikendaraan atau

lingkungan kerja yang memiliki hazard getaran

(Andini,2015).

B. KLASIFIKASI LOW BACK PAIN

Berdasarkan penelitian Fauzan (2013), klasifikasin low back

pain dibagi menjadi dua berdasarkan kriteria utama yaitu:

a. Low back pain berdasarkan jenis nyeri

Low back pain berdasarkan nyeri terdiri 6 macam jenis

nyeri yaitu:

1) Nyeri punggung lokal

Nyeri punggung lokal merupakan jenis nyeri yang

biasanya terletak di garis tengah dengan radiasi ke

kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasa dari bagian

bagian di bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal,


12

korpus vetebra, sendi dan ligamen. Nyeri biasanya

menetap atau hilang timbul, pada saat berubah posisi

nyeri dapat berkurang ataupun bertambah dan punggung

nyeri apa bila dipegang (Maizura,2015).

2) Iritasi pada radiks

Iritasi pada radiks ini di sebabkan karena terjadinya

proses desak ruang, yang artinya ialah ruang-ruang yang

terdapat diforamen vetebra atau ruang-ruang yang

terletak di dalam kanalis vetebra ini mengalami desakan

antar ruang, sehingga akibat dari desakan tersebut

menyebabkan iritasi pada radiks dan timbullah sensasi

nyeri.

3) Nyeri rujukan somatis

Nyeri rujukan somatis merupakan nyeri yang disebabkan

karena iritasi pada serabut-serabut sensoris di

permukaan yang dapat dirasakan lebih dalam pada

dermatom yang bersangkutan. Dan juga sebaliknya,

iriasi dibagian-bagian dalam dapat dirasakan dibagian

lebih superfisial.

4) Nyeri rujukan viserosomatis

Nyeri rujukan viserosomatis adalah nyeri yang

disebabkan karena adanya gangguan pada alat-alat


13

retroperitoneum, intraabdomen atau dalam ruangan

punggul yang dapat dirasakan di daerah pinggal.

5) Nyeri karena iskemia

Nyeri karena iskemia merupakan nyeri yang dapat

disebabkan karena adanya penyumbatan pada

percabangan aorta ataupun percabangan arteri iliaka

komunis. Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri

pada klaudikasio intermittens yang dapat dirasakan di

pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha.

6) Nyeri psikogen

Nyeri psikogen merupakan nyeri yang memiliki rasa nyeri

yang sakitnya sangat berlebihan dan tidak sesuai

dengan distribusi saraf dan dermatom sehingga

menimbulkan reaksi wajah yang sering berlebihan.

b. Low back pain berdasarkan faktor penyebab

Berdasarkan faktor penyebab low back painn terdiri dari 4

macam jenis nyeri antara lain:

1) Low back pain spondilogenik

Nyeri spondilogenik merupakan suatu sensasi nyeri yang

disebabkan karena adanya kelainan pada vetebra, sendi

dan jaringan lunak,seperti spondilosis, osteoma, dan

nyeri pungung miofasial.


14

2) Low back pain viseronik

Nyeri viseronik merupakan suatu sensasi nyeri yang

disebabkan karena adanya kelainan pada organ dalam,

misalnya kelainan ginjal, kelainan ginekologik dan tumor

retropritoneal.

3) Low back pain vaskulogenik

Nyeri vaskulogenik merupakan suatu sensasi nyeri yang

disebabkan karena adanya kelaianan pembulu darah,

misalnya pada ancurisma dan gangguan peredaran

darah.

4) Low back pain psikogenik

Nyeri psikogenik merupakan suatu nyeri yang timbul

karena adanya gangguan psikis seperti neurosis,

ansietas,ansietas dan depresi (fauzan,2013)

c. Low Back Pain berdasarkan Internasional Association For the

Study of Pain

1) Low Back Pain akut telah dirasakan kurang dari 3 bulan

2) Low Back Pain kronik telah dirasakan sekurangnya 3 bulan

3) Low Back Pain subakut telah dirasakan minimal 5 sampai 7

minggu tetapi tidak lebih dari 12 minggu (Yuliana 2011)


15

C. TANDA DAN GEJALA LOW BACK PAIN

Tanda dan gejala dari low back pain menurut Ratini 2015

antara lain yaitu:

1. Nyeri sepanjang tulang belakang, dan pangkal leher

sampai tulang ekor.

2. Nyeri tajam terlokalisasi di leher, pungung atas punggung

bawah terutama setelang mengangkat benda berat atau

terlibat dalam aktivitas berat lainnya.

3. Sakit kronis di bagian punggung tengah atau bagian

punggung bawah, terutama setelah duduk atau berdiri

dalam waktu yang lama.

4. Nyeri punggung menjalar sampai ke pantat, dibagian

belakang paha, ke betis dan kaki.

5. Ketidakmampuan untuk berdiri tegak tanpa rasa sakit

atau kebagian otot di punggung bawah.

D. PEMERIKSAAN FISIK LOW BACK PAIN

1. Tes laseque

Posisi pasien tidur terlentang dengan paha fleksi dan lutut

ekstensi. Pertama, telapak kaki pasien (dalam posisi 0%) di

dorong kearah muka setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh

40 dan sejauh 90. Hasil positif apa bila pasien merasakan nyeri

yang menjalar dari punggung bawah sampai tungkai bawah

(terutama di betis) dan pengelangan kaki (Fathoni et al.,2009).


16

2. Tes Bragard

Posisi pasien tidur terlentang mengerakkan fleksi paha secara

pasif dengan lutut lurus disertai dorsi fleksi pergelangan kaki

dengan sudut 30 derajat. Hasil positif apa bila pasien

merasakan nyeri pada posterior gluteal yang menjalar ke

tungkai.

3. Tes nyeri

Gerakan sama degan tes laseque hanya ditambahkan dengan

gerakan fleksi kepala secara aktif an biasanya dilakukan pada

40-60 derajat. Hasil di katakan positif apa bila di rasakan nyeri

sepanjang distribusi (Arista,2015).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis low

back pain adalah dengan menggunakan pemeriksaan radiologi (x-

ray, computer tomography, atau magnet resonance imaging). Tes ini

sering menujukkan perubahan tulang belakang (vetebrae) atau ruang

antara ruang belakang (cakram). Tes radiologi sebenarya tidak

dianjurkan karena dapat menyebabkan kanker kecuali pada pasien

yang rasa sakitnya memburuk meskipun perawatan awal atau jika

pasien memiliki tanda tanda kerusakan saraf atau kondisi medis

yang serius. Tanda-tanda tersebut meliputi penurunan berat badan,

demam, refleks normal, hilangnya kekuatan otot atau sensasi di kaki

(Chou et al.,2011)
17

F. Komplikasi Low Back Pain

.1. Depresi

Pada pasien Low Back Pain memiliki kecenderungan mengalami

depresi sehingga akan berdampak pada gangguan pola tidur,

pola makan, aktivitas sehari hari klien. Apa bila depresi yang

dialami pasien berlangsung lama akan dapat menghambat waktu

pemulihan low back pain.

2. Berat Badan

Pasien Low back Pain biasanya akan mengalami nyeri nyeri

yang hebat di bagian punggung bawah yang menyebabkan

aktivitas dan gerakan pasien terhambat. Akibat terhambatnya

aktivitas dan gerakan pasien dapat menyebabkan kenaikan berat

badan dan obesitas. Selain itu, low back pain dapat

mengakibatkan lemahnya otot. Lemahnya otot akibat hanya

berdiam dalam 1 posisi akan mengakibatkan akumulasi lemak

dalam tubuh menjadi banyak.

3. Kerusakan Saraf

Low back Pain dapat menyebabkan kerusakan saraf terutama

masalah pada vesika urinaria sehingga pasien dengan Low Bck

Pain akan menderita inkontinensia.


18

G. LAMA BERDIRI

Sikap kerja berdiri merupakan merupakan salah satu sikap

kerja yang sering dilakukan ketika melakukan sesuatu pekerjaan.

Berat tubuh manusia akan di topang oleh satu ataupun kedua kaki

ketika melakukan posisi berdiri. Aliran berat beban tubuh mengalir

pada kedua kaki menuju tanah. Hal ini disebabkan oleh faktor gaya

gravitasi bumi. Kestabilan tubuh ketika posisi berdiri dipengaruhi

posisi kedua kaki. Kaki yang sejajar lurus dengan jarak sesuai

dengan tulang pinggul akan menjaga tubuh dari tergelincir.selain itu

perlu menjaga kelurusan antara anggota bagian atas dengan

anggota bagian bawah (Astuti,2007).

Menurut Arnita (2006) untuk kasus berdiri dalam jangka

waktu yang lama, sebenarnya tubuh hanya bisa mentolerir tetap

berdiri dengan satu posisi hanya selama 20 menit. Jika lebih dari

batas tersebut, perlahan lahan elastisitas jaringan akan berkurang

dan akhirnya tekanan otot meningkat dan timbul rasa tidak nyaman

pada daerah punggung.

Struktur utama dari tulang punggung adalah vertebrae,

discus invertebralis, ligament antara spina, spina cord, saraf, otot

punggung, organ organ dalam disekitar pelvis, abdomen dan kulit

yang menutupi daerah punggung.


19

Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :

1. Vertebrae cervicales 7 buah

2. Vertebrae thoracalis 12 buah

3. Vertebrae lumbales 5 buah

4. Vetebrae sacrales 5 buah

5.vertebrae coccygeus 4-5 buah

Pada Vertebrae juga terdapat otot-otot yang terdiri atas :

1. Musculus trapezius

2. Muskulus latissimus dorsi

3. Muskulus rhomboideus miyor

4. Muskulus rhomboideus minor

5. Muskulus levator scapulae

6. Muskulus serratus posterior superior

7. Muskulus serratus posterior infeerior

8. Muskulus sacrospinalis

9. Muskulus erector spinae

10. Muskulus transversospinalis

11. Muskulus interpinalis

Otot-otot tersebut yang menghubungkan bagian punggung

kearah ekstremitas maupun yang terdapat pada bagian punggung

itu sendiri. Otot otot pada punggung memiliki fungsi sebagai

pelindung dari columna spinalis, pelvis dan ekstremitas. Otot


20

punggung yang yang mengalami luka mungkin dapat menyebakan

terjadi Low Back Pain

H. Cara Mengatasi Low Back Pain

1. Memberikan Kompres

Saat anda mengalami nyeri punggung bawah, pertama yang

bisa di lakukan adalah mengompres bagian nyeri, itu akan

meredakan saraf dan otot yang menegang hingga menimbulkan

rasa nyeri, pertama, anda bisa mengompres bagian yang sakit

selama 1 sampai 2 hari, selama 20 menit setiap sesinya. Karena

tahap ini merupakan tahap peradangan awal yang butuh di berikan

penanganan sederhana. Setelah rasa nyeri mulai mereda, baru

boleh menggunkan kompresan hangat pada bagian punggung yang

sakit.

2. Tidur di Posisi dan Kasur yang Nyaman

Atur posisi tidur dengan nyaman, tempatkan punggung pada

posisi tegak dan lurus, usahakan leher, punggung, dan tulang ekor

bawah sejajar, atau jangan menggunakan bantal penyangga di

kepala dahulu.ini sangat penting karena tiap jenis orang berbeda, di

sesuaikan dengan struktur tubuh, ukuran tubuh, dan kenyamanan

yang di dapat, sehingga penting dalam masa pemulihan low back

pain tersebut.
21

3. Minum Obat Pereda Rasa Nyeri

Obat jenis ini memeng di perlukan untuk menghilangkan

nyeri saraf pada tubuh. Tapi ingat, obat ii tidak bisa di gunakan terus

menerus. Dan harus memulai membenahi gaya hidup, dengan

melakukan peregangan pada otot otot bagian belakang setelah

selesai berolahraga.

I. Patofisiologi

Pada kasus low back pain mekanik, aktivasi nosiresptor

dsebabkan oleh rangsang mekanik, yaitu penggunaan otot yang

berlebihan dapat terjadi pada saat tubuh di pertahankan dalam posisi

static atau postur yang salah untuk jangka waktu yang lcukup lama

dimana otot-otot di daerah punggung akan berkontraksi untuk

mempertahankan postur tubuh yang normal, atau pada saat aktivitas yang

menimbulkan beban mekanik yang berlebihan pada otot punggung

bawah. Penggunaan otot yang berlebihan ini menimbulkan iskemia dan

inflamasi. Setiap gerakan otot akan menimbulkan nyeri sekaligus akan

menambah spasme otot. Karena terdapat spasme otot, lingkup gerak

punggung bawah menjadi terbatas. Mobilitas lumbal menjadi terbatas,

terutama untuk gerakan membungkuk (fleksi) dan memutar (rotasi).

Nyeri dan spasme otot seringkali membuat individu takut

menggunakan otot-otot punggungnya untuk melakukan gerakan pada

lumbal. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan fisiologis pada otot-


22

otot tersebut, yaitu berkurangnya massa otot dan penurunan kekuatan

otot. Akinatnya individu akan mengalami penurunan tingkat aktivitas

fungsionalnya.

Anda mungkin juga menyukai