Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KE PERUSAHAAN

CV PTB POULTRY FARM


Jalan Kartini No 17
BINJAI

Disusun Oleh:
Elpiana 163307020115
Brahma Tama Unsandy 163307020147
Vincent Kandiawan 163307020036
Meka Lisbet Manurung 163307020038

Pembimbing:
Prof. dr. Nerseri Barus, MPH
dr. Masdalena Nasution, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia-Nya laporan
kegiatan Kunjungan ke Perusahaan ini dapat diselesaikan untuk memenuhi salah satu
tugas Kepanitraan Klinik Senior di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Prima Indonesia. Laporan kegiatan Kunjungan ke Perusahaan
dilaksanakan di CV PTB POULTRY FARM, pada Tanggal 20 Februari 2019.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia dr. Linda Chiuman,


MKM
2. Pembimbing KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia
Prof. dr. Nerseri Barus, MPH; dr. Masdalena Nasution, M.Kes.
3. Kepala perusahaan dan staf di CV PTB POULTRY FARM yang sudah
mengizinkan kami untuk melakukan kunjungan dan wawancara..
Demikianlah laporan kegiatan ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, 20 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................... 2

1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN TEORI .................................................................................. 3


2.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja .................................................. 3

2.2 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja .................................................. 3

2.3 Kecelakaan Kerja ................................................................................................ 5

2.3.1 Penyebab Dasar....................................................................................... 5

2.3.2 Penyebab Langsung ................................................................................ 5

2.4 Ergonomi ............................................................................................................... 6

2.4.1 Pembebanan kerja fisik ...................................................................... 7

2.4.2 Sikap tubuh dalam bekerja ................................................................. 7

2.4.3 Mengangkat dan mengangkut ............................................................ 7

2.4.4 Sistem manusia-mesin ....................................................................... 7

2.4.5 Kebutuhan kalori................................................................................ 8

2.4.6 Pengorganisasian kerja ...................................................................... 8

2.4.7 Lingkungan kerja ............................................................................... 8

2.4.8 Olahraga dan kesegaran jasmani ........................................................ 8

2.4.9 Musik dan dekorasi ............................................................................ 8

2.4.10 Kelelahan ........................................................................................... 9

ii
BAB 3 LAPORAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ............ 10
3.1 Sejarah Pendirian............................................................................................. 10

3.2 Tenaga Kerja ..................................................................................................... 10

3.3 Jam Kerja........................................................................................................... 10

3.4 Pola Penyakit Pada Pekerja ........................................................................... 11

3.5 Kecelakaan Kerja ............................................................................................. 11

3.6 Accident Rate .................................................................................................... 11

3.7 Fasilitas Kesehatan .......................................................................................... 11

3.8 Alat Pelindung Diri .......................................................................................... 12

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 13


4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 13

4.2 Saran ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14


LAMPIRAN ......................................................................................................... 15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi
perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada
negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Secara umum bahwa
kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan
secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga
tak mau ketinggalan dengan melakukan perubahan-perubahan dalam
pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Memasuki Abad
21, Indonesia telah mencanangkan era industrialisasi.Perkembangan di sektor
industri tersebut, menuntut dukungan penggunaan teknologi maju dan
peralatan modern, yang antara lain juga membawa konsekuensi digunakannya
berbagai bahan kimia dalam proses produksi.
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang
dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan
timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang
berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit,
kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan
dengan proses dan sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap
ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Potensi
bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian
kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap
pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan,

1
baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas
produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pola penyakit dan kecelakaan kerja karyawan di CV PTB
POULTRY FARM.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui proses kegiatan input dan output yang mengganggu
kesehatan karyawan di CV PTB POULTRY FARM.
2. Untuk mengetahui bahantoksik yang mengganggukesehatan karyawan di
CV PTB POULTRY FARM.
3. Untuk mengetahui accidance rate di CV PTB POULTRY FARM.
4. Untuk mengetahui pola penyakit pada karyawan di CV PTB POULTRY
FARM.
5. Untuk mengetahui jumlah karyawan, jam kerja/hari, jam kerja/minggu,
dan jam kerja minggu/tahun pada CV PTB POULTRY FARM.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kesehatan kerja adalah spesialisasi alam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/karyawan dapat memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut:
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Mohammad Yani, 2006).
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut:
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya),terdapat
beberapa nama istilah yaitu : ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah
asing dikenal Occupational Safety and Health.

2.2 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif. Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Ramli, 2010):
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam
keadaan sehat dan selamat.
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.

3
Dalam UU No. 1 tahun 1970 dinyatakan bahwa syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e. Memberikan pertolongan pada waktu kecelakaan
f. Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
l. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya
n. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaan menjadi bertambah tinggi.

4
2.3 Kecelakaan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: 03 /MEN/1998 tentang
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan
kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Secara umum,
ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu penyebab langsung (immediate
causes) dan penyebab dasar (basic causes).

2.3.1 Penyebab Dasar


Faktor manusia/pribadi, antara lain karena:
a. Kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis
b. Kurangnya/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian
c. Stress
d. Motivasi yang tidak cukup/salah
Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena:
a. Tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan
b. Tidak cukup rekayasa (engineering)
c. Tidak cukup pembelian/pengadaan barang
d. Tidak cukup perawatan (maintenance)
e. Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan barang-barang
f. Tidak cukup standar-standar kerja

2.3.2 Penyebab Langsung


Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard)
yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng,
2003):
a. Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak
memenuhi syarat.
b. Bahan, alat-alat/peralatan rusak
c. Terlalu sesak/sempit
d. Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai

5
e. Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
f. Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk
g. Lingkungan berbahaya/beracun: gas, debu, asap, uap, dll
h. Bising
i. Paparan radiasi
j. Ventilasi dan penerangan yang kurang
Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard)
adalah tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan
kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003):
a. Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.
b. Gagal untuk memberi peringatan.
c. Gagal untuk mengamankan.
d. Bekerja dengan kecepatan yang salah.
e. Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.
f. Memindahkan alat-alat keselamatan.
g. Menggunakan alat yang rusak.
h. Menggunakan alat dengan cara yang salah.
i. Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar.

2.4 Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan
pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan
tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui
pemanfaatan manusia seoptimal mungkin. Di beberapa negara Ergonomi
diistilahkan Arbeitswissenschaft (Jerman), Biotechnology (Skandinavia), Human
(factor) Engineering atau Personal Research di Amerika Utara. (Budiono,
Sugeng, 2003).
Penerapan ergonomi/ruang lingkup ergonomi meliputi (Harrington JM,
1994);

6
2.4.1 Pembebanan kerja fisik
Beban fisik yang dibenarkan umumnya tidak melebihi 30-40% kemampuan
maksimum seorang pekerja dalam waktu 8 jam sehari. Untuk mengukur
kemampuan kerja maksimum digunakan pengukuran denyut nadi yang
diusahakan tidak melebihi 30-40 kali per menit di atas denyut nadi sebelum
bekerja. Di Indonesia beban fisik untuk mengangkat dan mengangkut yang
dilakukan seorang pekerja dianjurkan agar tidak melebihi dari 40 kg setiap kali
mengangkat atau mengangkut.

2.4.2 Sikap tubuh dalam bekerja


Sikap pekerjaan harus selalu diupayakan agar merupakan sikap ergonomik.
Sikap yang tidak alamiah harus dihindari dan jika hal ini tidak mungkin
dilaksanakan harus diusahakan agar beban statis menjadi sekecil-kecilnya. Untuk
membantu tercapainya sikap tubuh yang ergonomik sering diperlukan pula tempat
duduk dan meja kerja yang kriterianya disesuaikan dengan ukuran anthropometri
pekerja.

2.4.3 Mengangkat dan mengangkut


Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses mengangkat dan
mengangkut adalah beratnya beban, intensitas, jarak yang harus ditempuh,
lingkungan kerja, ketrampilan dan peralatan yang digunakan. Untuk efisiensi dan
kenyamanan kerja perlu dihindari manusia sebagai “alat utama” untuk
mengangkat dan mengangkut.

2.4.4 Sistem manusia-mesin


Penyesuaian manusia-mesin sangat membantu dalam menciptakan
kenyamanan dan efisiensi kerja. Perencanaan sistem ini dimulai sejak tahap awal
dengan memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia dan mesin yang
digunakan interaksi manusia-mesin memerlukan beberapa hal khusus yang
diperhatikan, misalnya:

7
a. Adanya informasi yang komunikatif
b. Tombol dan alat pengendali baik

2.4.5 Kebutuhan kalori


Konsumsi kalori sangat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan. Semakin
berat kegiatan yang dilakukan semakin besar kalori yang diperlukan. Selain itu
pekerjaan pria juga membutuhkan kalori yang berbeda dari pekerja wanita.

2.4.6 Pengorganisasian kerja


Pengorganisasian kerja berhubungan dengan waktu kerja, saat istirahat,
pengaturan waktu kerja gilir (shift) dari periode saat bekerja yang disesuaikan
dengan irama faal tubuh manusia. Waktu kerja dalam 1 hari antara 6-8 jam.
Dengan waktu istirahat ½ jam sesudah 4 jam bekerja. Perlu juga diperhatikan
waktu makan dan beribadah. Termasuk juga di dalamnya terciptanya kerjasama
antar pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan serta pencegahan pekerjaan yang
berulang (repetitive).

2.4.7 Lingkungan kerja


Dalam peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja berbagai faktor
lingkungan kerja sangat berpengaruh. Berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh misalnya suhu yang nyaman untuk bekerja adalah 24-26O C.

2.4.8 Olahraga dan kesegaran jasmani


Kegiatan olahraga dan pembinaan kesegaran jasmani dibutuhkan untuk
meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, tes kesehatan sebelum bekerja/tes
kesegaran jasmani perlu dilakukan sebagai tahap seleksi karyawan.

2.4.9 Musik dan dekorasi


Musik dapat meningkatkan kegairahan dan produktivitas kerja dengan
mempertimbangkan jenis, saat, lama dan sifat pekerjaan. Dekorasi dan pengaturan
warna dapat memberikan kesan jarak, kejiwaan dan suhu.

8
2.4.10 Kelelahan
Kelelahan adalah mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari kerusakan
lebih lanjut dan memerlukan terjadinya proses pemulihan. Sebab-sebab kelelahan
diantaranya adalah monotomi kerja, beban kerja yang berlebihan, lingkungan
kerja jelek, gangguan kesehatan dan gizi kurang.

9
BAB 3
LAPORAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

3.1 Sejarah Pendirian


CV PTB POULTRY FARM merupakan perusahaan swasta yang bergerak di
bidang peternakan ayam petelur dan ayam potong yang berlokasi di jalan Kartini
no 17, kota Binjai. Didirikan oleh Bapak Pontas pada tahun 1995 dengan masa
percobaan proyek selama satu tahun sehingga pada tahun 1996 perusahaan
tersebut mulai berkembang pesat dengan adanya mesin dan peralatan yang
lengkap dan canggih. Produk yang dihasilkan berupa telur yang berkualitas tinggi
serta daging ayam yang empuk. Pada awal didirikannya, CV PTB POULTRY
FARM hanya menghasilkan produk berupa telur saja. Tetapi sejak didatangkan
mesin yang lebih canggih, perusahaan tersebut sekarang juga dapat memeproduksi
pakan ternak sendiri yang di campur dari bahan-bahan tertentu.

3.2 Tenaga Kerja


Jumlah pekerja sejak didirikannya hingga sekarang telah silih berganti.
Untuk saat ini, jumlah tenaga kerja di ditempat tersebut adalah 50 orang, termasuk
di dalamnya pekerja bagian produksi dan non produksi.

3.3 Jam Kerja


Pekerja CV PTB POULTRY FARM bagian produksi telur memiliki jam
kerja dari pukul 07.30 WIB – 16.30 WIB dalam 7 hari masa kerja. Sedangkan
bagian pembuat ternak pakan memiliki jam kerja yang sama dari pukul 07.30 s/d
pukul 16.30 WIB dalam 6 hari massa kerja.
Setiap karyawan memiliki jam istirahat dari pukul 11.30 WIB – 13.00
WIB.

10
3.4 Pola Penyakit Pada Pekerja
Pola penyakit pada pekerja CV PTB POULTRY FARM ditemukan sering
terajadi penyakit ISPA (Infeksi Saluran Napas Atas) dan belakangan ini terdapat
beberapa karyawan yang terkena penyakit DBD.

3.5 Kecelakaan Kerja


Tidak ada kecelakaan kerja yang di laporkan pada tahun 2018.

3.6 Accident Rate


Accident rate = Jumlah kecelakaan x 1.000.000 / jumlah total jam kerja
karyawan
Jumlah kecelakaan = 0
Jumlah total jam kerja = 134.768 jam
Frequency rate = 0 x 1.000.000 /134.768 = 0
Severity rate = 0 x 1000.000/134.768 = 0

3.7 Fasilitas Kesehatan


Usaha ini memiliki fasilitas kesehatan seperti BPJS Kesehatan bagi
pemilik perusahaan tersebut, BPJS Ketenagakerjaan bagi karyawan perusahaan
tersebut, kotak P3K, dan obat-obatan diberikan oleh dokter dari klinik terdekat
yang telah bekerja sama dengan perusahaan.
Kotak P3K terdiri dari:
1. Kasa steril terbungkus 20
2. Perban (lebar 5 cm) 2
3. Perban (lebar 10 cm) 2
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2
5. Plester cepat 10
6. Kapas (25 gram) 1

11
7. Kain segitiga/mittela 2
8. Gunting 1
9. Sarung tangan sekali pakai 2
10. Masker 1 kotak
11. Pinset 1
12. Lampu senter 1
13. Gelas untuk cuci mata 1
14. Kantong plastik bersih 1
15. Aquades (100 ml lar.Saline) 1
16. Povidon Iodin (60 ml) 1
17. Alkohol 70% 1
18. Buku panduan P3K di tempat kerja 1
19. Buku catatan daftar isi kotak 1

Untuk menangani jika terjadi kecelakaan kerja di tempat ini, karyawan


langsung di bawa ke klinik dokter yang berada di perusahaan tersebut dan dr. Gito
yang stand by di klinik tersebut.

3.8 Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri tidak disediakan oleh perusahaan bagi karyawannya.
Umumnya karyawan perusahaan menyediakan sendiri alat pelindung diri
berupa:
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Sepatu Boot
4. Baju Pelindung

12
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
 Perusahaan telah memberikan fasilitas kesehatan untuk karyawan
seperti BPJS Ketenagakerjaan, kotak P3K, dan obat-obatan serta ada
dokter yang stand by di klinik perusahaan tersebut.
 Berdasarkan hasil observasi, alat pelindung diri yang digunakan
karyawan disediakan oleh karyawan sendiri, sehingga tidak semua
karyawan yang menggunakan alat pelindung diri.

4.2 Saran
 Di sarankan agar perusahaan dapat menyediakan alat pelindung diri bagi
karyawannya sehingga seluruh karyawan lebih terjamin kesehatannya
 Di butuhkan hari libur atau hari istirahat minimal 1 hari/minggu terutama
di bagian pengambilan telur, untuk mengurangi kelelahan karyawan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ramli.S. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS


18001. Jakarta: Dian Rakyat ; 2010. Hal 1-14.
Harrington JM. Occupational Health third edition: Blackwell Science:
1994. P. 126-166.
Direktur Pengawas Normal K3. (2013). Himpunan Peraturan
PerundangUndangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Undang-Undang No.13
Tahun 2003 Tentang Keselamatan Kerja. Jakarta: Kemenakertrans RI.
Fauzi, AS. (2009). Job Safety Analysis Sebagai Langkah Awal Dalam
Upaya Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja Di Area Attachment
Fabrication PT. Sanggar Sarana Baja Jakarta Timur. [Tugas Akhir]. Surakarta:
Program Diploma III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.

14
LAMPIRAN

15
16
17
1
1

Anda mungkin juga menyukai