Anda di halaman 1dari 5

Investor Institusional, Investor Asing, dan Kreditur

1. Pengertian dan Peran Investor Institusional dan Investor Asing


1.1.Pengertian Investor Institusional
Investor Institusional adalah investor yang berupa lembaga institusi yang sudah berbadan
hukum seperti reksa dana, asuransi, dana pensiun, bank, dan lain sebagainya.
1.2.Peran Investor Institusional
Cara investor institusional untuk berperan serta dalam mendorong penerapan GCG adalah
dengan investasi yang bertanggung jawab. Yang dimaksud dengan investasi yang bertanggung
jawab adalah dengan membuat kebijakan hanya akan melakukan penempatan investasi pada
perusahaan-perusahaan yang menerapkan GCG, dan tentu secara konsisten menerapkan
kebijakan tersebut dalam melakukan investasi. Dengan cara ini, institusi tersebut bertanggung
jawab terhadap masyarakat karena penempatan yang salah menjadi lebih keccil, dan di lain pihak
perusahaan yang sahamnya menjadi lirikan investor dan masuk dalam dafta saham yang desirable
atau ingin dimiliki oleh investor, lebih jauh hal ini akan menaikan nilai saham yang secara tidak
langsung juga menaikan nilai perusahaan.
Tentu untuk bisa menerapkan investasi yang bertanggung jawab dibutuhkan usaha tambahan
oleh investor institusional, karena harus ada fungsi di dalam institusi tersebut yang bertanggung
jawab melakukan analisis secara berkesinambungan terhadap penerapan GCG perusahaan-
perusahaan target dengan menggunakan acuan yang benar sebagai dasar penerapan GCG. Hal ini
bukan sesuatu yang mustahil jika memang sudah menjadi sebuah itikad dalam melakukan
investasi yang bertanggung jawab, dalam mengelola dana masyarakat.
1.3.Pengertian Investor Asing
Investor yang berasal dari luar negeri dimana instrumen investasi itu dikelola, diterbitkan
dan diperdagangkan. Contohnya : Saham BUMN dikuasai 20% oleh investor Cina, maka investor
asing di sini adalah investor Cina.
1.4.Peran Investor Asing
Sesuai dengan teori stakeholder, semakin banyak dan kuat posisi stakeholder, semakin besar
kecenderungan perusahaan untuk mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholdernya.
Hal tersebut diwujudkan dengan cara melakukan aktivitas pertanggungjaawaban terhadap
sosial dan lingkungan atas aktivitas yang dilakukan perusahaan tersebut. Perusahaan yang
berbasis asing kemungkinan memiliki stakeholder yang lebih banyak dibanding perusahaan
berbasis nasional sehingga permintaan informasi juga lebih besar dan dituntut untuk melakukan
pengungkapan yang lebih besar juga. Sehingga :
a. Investasi asing akan menciptakan perusahaan-perusahaan baru, memperluas pasar atau
merangsang penelitian dan pengembangan teknologi lokal yang baru.
b. Investasi asing akan meningkatkan daya saing industri ekspor, dan merangsang ekonomi lokal
melalui pasar kedua (sektor keuangan) dan ketiga (sektor jasa/pelayanan).
c. Investasi asing akan meningkatkan pajak pendapatan dan menambah pendapatan lokal/nasional,
serta memperkuat nilai mata uang lokal untuk pembiayaan impor.
2. Pengertian dan Peran Kreditur dalam GCG
2.1.Pengertian Kreditur dalam GCG
Kreditur adalah pihak (perorangan, organisasi, perusahaan atau pemerintah) yang
memiliki tagihan kepada pihak lain (pihak kedua) atas properti atau layanan jasa yang
diberikannya (biasanya dalam bentuk kontrak atau perjanjian) di mana diperjanjikan bahwa pihak
kedua tersebut akan mengembalikan properti yang nilainya sama atau jasa. Pihak kedua ini
disebut sebagai peminjam atau yang berhutang.
2.2.Peran Kreditur dalam GCG
Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi
kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Dengan semakin tinggi leverage, yang mana akan
menambah beban untuk program corporate social responsibility menjadi terbatas atau semakin
tinggi leverage, maka semakin rendah program CSR.
3. GCG di Pasar Modal
Pasar modal berkembang baik jika penerapan GCG-nya konsisten. Keberhasilannya sangat
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu struktur kepemilikan, hukum dan enforcement, sistem
ekonomi, sosial, budaya, proses, serta ukuran. GCG merupakan sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder.
Konsep ini menekankan pada dua hal yakni:
1. Pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada
waktunya
2. Kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat, tepat waktu, transparan
terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.

Fungsi dan peran Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) dalam
hal ini adalah memastikan agar semua lembaga penunjang yang terkait dibursa menjalankan tata
kelola lembaga masing-masing secara sehat dan mematuhi peraturan yang berlaku, termasuk
seperangkat peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam LK.

4. Implemetasi GCG pada Emiten Perusahaan Publik


Penerapan GCG dalam perusahaan dapat mendulang berbagai manfaat dan sekaligus dapat
mendorong kinerja keuangan karena pengambilan keputusan yang sehat. Dengan implementasi
GCG, pimpinan perusahaan harus mengambil keputusan yang didasarkan pada keseimbangan dan
akuntabilitas. Perusahaan yang menerapkan GCG akan dinilai lebih menarik oleh perbankan,
sehingga perusahaan bisa mendapatkan kemudahan pembiayaan. Perusahaan yang
mengimplementasikan GCG juga akan lebih dipercaya oleh investor dan sangat menentukan minat
investasi.
5. Kasus Bank Global
Bank Indonesia Mencabut Izin Usaha PT Bank Global Internasional Tbk
Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 7/2/KEP-GBI/2005
tanggal 13 Januari 2005 mencabut izin usaha PT Bank Global Internasional Tbk. Pencabutan izin
usaha ini merupakan langkah terakhir setelah berbagai langkah penyelamatan dilakukan. Dalam
usaha penyelamatan tersebut, pemegang saham dan pengurus bank tidak memperlihatkan upaya yang
sungguh-sungguh untuk melakukan langkah-langkah perbaikan yang diminta oleh Bank Indonesia
sehingga bank tetap mengalami kekurangan modal sebagaimana terlihat dari rasio kecukupan modal
(CAR) bank yang masih negatif 39,11%. Pencabutan izin usaha dimaksudkan untuk menciptakan
sistem perbankan yang sehat, yang lebih siap bersaing di pasar global.
Sebelumnya, berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.6/90/Kep.GBI/2004 tanggal
13 Desember 2004 tentang Pembekuan Kegiatan Usaha PT Bank Global Internasional, Tbk, Bank
Indonesia terhitung sejak tanggal 14 Desember 2004 membekukan kegiatan usaha PT Bank Global
Internasional, Tbk. Keputusan tersebut dikeluarkan mengingat pada masa pengawasan khusus sejak
tanggal 27 Oktober 2004, berbagai upaya pembinaan Bank Indonesia terhadap PT. Bank Global
Internasional, Tbk antara lain meminta pemilik untuk melakukan perbaikan permodalan (capital
restoration plan); menjaga likuiditas bank agar tidak mengalami kesulitan likuiditas dan penghentian
sementara kegiatan-kegiatan tertentu (MSA : Mandatory Supervisory Action) tidak dilakukan. Hal
tersebut terutama disebabkan karena direksi tidak menunjukkan itikad baik untuk mematuhi
ketentuan Bank Indonesia, serta telah melanggar berbagai pernyataan dan komitmen tertulis yang
telah ditanda tangani dihadapan pejabat Bank Indonesia.
Selain itu direksi, pejabat eksekutif dan beberapa karyawan bank diduga telah melakukan tindak
pidana di bidang perbankan berupa merusak dan upaya menghilangkan dokumen/berkas warkat
bank. Hal tersebut mengakibatkan kondisi PT. Bank Global Internasional, Tbk terus memburuk.
MEKANISME PELAKSANAAN PENJAMINAN PEMERINTAH
Bank Indonesia meminta agar nasabah bank serta masyarakat lainnya tetap tenang karena
Program Penjaminan yang diatur dalam Keppres No. 26 Tahun 1998 masih berlaku. Untuk langkah
selanjutnya, Untuk menyelesaikan pembayaran simpanan nasabah dan kreditur sesuai ketentuan
Program Penjaminan, Bank Indonesia berkoordinasi dengan Departemen Keuangan, dalam hal ini
Unit Pelaksana Program Penjaminan (UP3). Sementara itu, penyelesaian permasalahan bank dengan
karyawan akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Adapun pelaksanaan pembayaran
akan dilakukan oleh UP3 sebagai berikut :
1. Pembayaran dilakukan oleh bank pembayar yang ditunjuk UP3 yang dalam pelaksanaannya
dilakukan melalui kantor-kantor cabangnya yang terdekat dengan kantor-kantor PT Bank Global
Internasional, Tbk sehingga memudahkan nasabah/kreditur menerima pembayaran dana
simpanannya.
2. Untuk memudahkan pelaksanaan pembayaran, nasabah penyimpan dan kreditur diwajibkan
membawa dokumen-dokumen atau bukti-bukti kepemilikan dana disertai dengan identitas diri
berupa KTP, SIM atau identitas lainnya.
3. Pembayaran akan mulai dilakukan segera setelah dilakukan verifikasi.
4. Para penyimpan dana dan kreditur diminta menghubungi kantor-kantor PT Bank Global
Internasional, Tbk dimana dana disimpan untuk mendapatkan penjelasan teknis pembayaran
yang akan dilakukan oleh UP3.
Kepada karyawan bank diharapkan dapat tetap membantu proses penanganan nasabah di bank
tersebut yang dilakukan oleh UP3. Hal ini akan mempercepat pula proses pemenuhan atas hak-hak
karyawan bank tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/uploaddocument?archive_doc=347518729&escape=false&metadata=%7B%22cont
ext%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%2
2%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%
7D (diakses pada 14 November 2019 pukul 8.15)

https://www.scribd.com/document/331036144/Makalah-Pasar-Modal-Gcg (diakses pada 14 November 2019


pukul 8.40)

https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp%20070605.aspx (diakses pada 14 November


2019 pukul 9.23)

Anda mungkin juga menyukai