Anda di halaman 1dari 9

MANIFESTASI ORAL PADA PENDERITA HIPERTENSI

Yudisthira Wahyu U1, Dwi Cinthya Financia1,Artha Arum P.1, Salwa Az-Zahra1, Haidy Lailatun Nabila1,
Choirum Minannisa I. M. 1, Intania Kusuma Dewi 1, Novita Dwi Lokasari1, Salsabil Muna Nabilah1,Maulina
Triani2

1Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah


2Bagian Ilmu Penyakit Mulut Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Alamat korespondensi: Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa Tengah, Indonesia, 53122
Email: salwazzahraa@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Pengobatan hipertensi terbukti sangat efektif dan tersedia luas berhasil mengontrol penderita. Pengobatan tersebut menjadi factor
utama timbulnya berbagai manifestasi rongga mulut. Pembahasan: Pengobatan hipertensi dapat menyebabkan berbagai manifestasi di dalam
rongga mulut diantaranya xerostomia, burning mouth syndrome, fissure tongue, reaksi allergi seperti rreaksi likenoid dan angioedema, serta resiko
lain seperti bell’s palsy pada sebagian kasus, perdarahan pasca ekstraksi, serta ekimosis. Kesimpulan: Manifestasi oral pada pasien hipertensi
muncul akibat efek dari pengobatanya (obat anti hipertensi), oleh karena itu sebagai dokter gigi kita harus lebih waspada terkait berbagai
komplikasi yang dapat terjadi pada pasien hipertensi. Pada kasus dengan treatment yang mengharuskan penghentian pengobatan kita dapat
bekerjasama atau berdiskusi dengan dokter umum atau dokter spesialis agar manifestasi oral yang timbul dapat disembuhkan.
Kata kunci: Hipertensi, , Xerostomia, Licenoid Reaction, Angioedema, Fissure Tounge.

PENDAHULUAN
Hipertensi atau yang dikenal dengan biasanya terjadi pada penderita hipertensi adalah sakit
namadarah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi kepala, adanya gangguan visual, tinnitus, angina,
peningkatan tekanan darah di atas ambang batas pusing, perubahan retina, hipertrofi ventrikel kiri,
normal yaitu 120/80 mmHg.1Tekanan darah proteinuria, dan haematuria.2
dipengaruhi oleh hasil dari cardiac output dan resistensi Menurut laporan Kemenkes (2013), bahwa
perifer serta bergantung dengan jantung dan pembuluh hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3
darah, sistem saraf autonom, sistem endokrin dan setelah stroke dan tuberkulosis, dimana proporsi
ginjal. Secara umum naiknya tekanan darah kematiannya mencapai 6,7% dari populasi kematian
dipengaruhi oleh usia.2Faktor pemicu hipertensi dapat pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan
dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2013
keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional
dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, mencapai 25,8%. Penderita hipertensi di Indonesia
merokok, serta konsumsi alkohol dan garam)2. diperkirakan sebesar 15 juta tetapi hanya 4% yang
Kebanyakan dari penderita hipertensi tidak hipertensi terkendali. Hipertensi terkendali adalah
menunjukkan gejala atau hanya memiliki komplikasi mereka yang menderita hipertensi dan mereka tahu
ringan seperti epistaksis, namun hipertensi juga dapat sedang berobat untuk itu. Sebaliknya sebesar 50%
mempengaruhi otak, jantung, mata, ginjal dengan penderita tidak menyadari diri sebagai penderita
komplikasi dengan penyakit arteri koroner, infraksi hipertensi, sehingga mereka cenderung untuk
myocardial, dan gagal jantung.2Gejala klinis yang menderita hipertensi yang lebih berat.1

1
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan seringkali menyebabkan keluhan seperti xerostomia,
jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat burning mouth syndrome,fissure tounge, reaksi
seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah pada likenoid, angioedema, bell’s palsy, pendarahan pasca
2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia ekstraksi dan eskimosis.3
terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi
berkembang memiliki penderita hipertensi sebesar 40% PEMBAHASAN
sedangkan negara maju hanya 35%, kawasan Afrika Hipertensi atau yang dikenal dengan
memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu namadarah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi
sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan peningkatan tekanan darah di atas ambang batas
Asia Tenggara 36%. Kawasan Asia penyakit ini telah normal1.Etiologi hipertensi primer adalah tidak
membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini diketahui, namun bisa saja disebabkan oleh adanya
menandakan satu dari tiga orang menderita hipertensi. pengaruh genetik, konsumsi alkohol yang tinggi,
Sedangkan di Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai konsumsi garam yang tinggi, indek metabolik basal
32% dari total jumlah penduduk.1 (BMI) yang tinggi, adanya resistensi insulin, adanya
Menurut Joint National Committee yang ke-8 aktivitas berlebih pada simpatik karena 40% pasien
pada orang dewasa ≥18 tahun dikatakan prehipertensi hipertensi mengalami peningkatan katekolamin
dengan tekanan darah 120-139/80-89, stage 1 dengan (adrenalin/epinephrine dan norephinephrine).2
140-159/90-99, dan stage 2 dengan ≥ 160/ ≥1002. Mekanisme pengaturan tekanan darah
Hipertensi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, melibatkan baroreseptor di berbagai organ yang
yaitu hipertensi primer atau esensial (90% kasus mendeteksi perubahan tekanan darah dan
hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui dan menyesuaikannya dengan mengubah detak jantung,
hipertensi sekunder (10%) yang disebabkan oleh kekuatan kontraksi dan resistensi perifer. Faktor lain
penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung dan yang mengatur tekanan darah adalah sistem renin-
gangguan ginjal. Diagnosis hipertensi ditegakkan angiotensin pada ginjal yang merepon penurunan
apabila didapatkan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 tekanan darah dengan mengaktifkan vasokonstriksi
mmHg dan atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 90 angiotensin II dan pelepasan aldosteron adrenokortikal
mmHg pada dua kali pengukuran dalam waktu yang sebagai respon terhadap angiotensin II. Sehingga
berbeda.1 menyebabkan retensi cairan melalui ginjal dengan
Pengobatan hipertensi yang terbukti sangat meningkatkan retensi Na dan eskresi K.
efektif dan tersedia luas berhasil mengontrol penderita Vasokonstriktor yang paling poten adalah endotelin-1
hipertensi sehingga mengurangi morbiditas dan yang dilepaskan oleh endotelium pembuluh darah
mortalitas akibat hipertensi. Konsumsi obat sebagai respon terhadap ekspansi volume plasma,
antihipertensi tidak dapat diabaikan penderita, namun hipoksia, faktor pertumbuhan dan mengatur tonus
beberapa efek samping akibat obat hipertensi tidak pembuluh darah. Nitic Oxide (NO) juga memodulasi
dapat dihindari.3 nada vasodilator untuk kontrol tekanan darah. Tekanan
Keluhan di rongga mulut pada penderita Darah rendah saat malam hari dan tinggi saat pagi hari.
hipertensi tidak diketahui, tapi obat-obat antihipertensi Tekanan darah dipengaruhi oleh kegelisahan pasien.2

2
Manifestasi oral pada penderita hipertensi (sponge). Metode spitting adalah metode yang paling
secara langsung akibat hipertensi ini tidak ada. sering dilakukan. Pada metode ini, pasien
Manifestasi oral muncul pada penderita hipertensi diinstruksikan untuk mengumpulkan saliva dalam mulut
sendiri muncul akibat pengobatan dari hipertensi ini kemudian diludahkan ke dalam tabung setiap 60 detik
yang harus berjalan secara terus menerus untuk selama 5-15 menit. Metode ini dapat dilakukan melalui
menjaga stabilitas tekanan darah penderita. Selain itu saliva stimulated dan unstimulated. Nilai
manifestasi juga bisa muncul akibat alergi dari obat unstimulatedwhole salivayang kurang dari 0,1
hipertensi dan juga ada beberapa manifestasi oral yang mL/menit dan stimulated whole saliva yang kurang dari
terjadi sebagai salah satu. 0,7 mL/menit merupakan penanda terjadinya hipofungsi
kelenjar saliva yang dihubungkan dengan xerostomia.4
Manifestasi Akibat Obat-Obatan Hipertensi Xerostomia karena efek obat antihipertensi,
Xerostomia amlodipine yang sering terjadi pada penderita
Xerostomia atau yang disebut sindroma mulut hipertensi. Mekanisme kerja amlodipine adalah
kering merupakan efek dari penurunan atau tidak menghambat masuknya (influks) ion kalsium ke dalam
adanya flow saliva sehingga menyebabkan mukosa sel otot jantung dan otot polos pembuluh darah.
kering4. Xerostomia dapat meningkatkan resiko karies, Dengan demikian amlodipine memiliki efek relaksasi
kesulitan mengunyah, menelan dan berbicara serta otot polos sehingga mengakibatkan penurunan tekanan
kandidiasis4. Tanda dan gejala xerostomia adalah bibir darah.Pada kelenjar saliva, obat ini menekan sekresi
terasa kering, pecah pecah dan mengalami atrofi, air dengan menutup channel Ca2+ sehingga pintu Cl
mukosa bukal terasa pucat, dorsal lidah terlihat halus, tidak dapat terbuka. Pintu Cl- yang tidak terbuka
eritomatous karena hilangnya papilla, dan fissure pada menyebabkan Cl dari intraseluler tidak dapat keluar
lidah.4 melewati membran apikal sel asinar dan air juga tidak
Etiologi xerostomia terjadi karena berbagai dapat masuk menuju lumen asinar. Mekanisme
macam faktor, seperti gangguan sistem saraf, usia, tersebut mempengaruhi whole saliva yang terdiri 99%
gangguan pada kelenjar ludah, efek terapi radiasi dan air sehingga akhirnya menyebabkan xerostomia.4
paling sering disebabkan karena efek dari penggunaan Treatment xerostomia antara lain stimulasi
obat-obatan seperti antidepresan, antikolinergik, saliva dengan menghisap permen tanpa gula,
antipasmodik, antihistamin, sedatif, diuretik, menyarankan memperbanyak konsumsi air putih,
bronkodilator dan antihipertensi seperti amlodipine, mengurangi konsumsi kopi, hindari pemakaian obat
golongan Calcium Channel Blockers (CCBs).4,5 kumur yang mengandung alkohol, menggunakan
Diagnosis xerostomia dapat menggunakan topikal aplikasi flour untuk mengurangi resiko
salivary flow rate dengan teknik pengukuran saliva atau kariesatau menggunakan obat kumur chlorine dioxide
sialometri. Caranya dengan mengumpulkan saliva lemon mint. Obat kumur ini dapat meningkatkan oral
kedalam tabung atau diambil langsung dari kelenjar hygiene, mengandung Oxygen® untuk metabolisme sel
saliva mayor yang sering disebut whole saliva. serta dapat mencegah infeksi pada luka. Kombinasi
Terdapat beberapa metode pengumpulan whole saliva Oxygen® dengan Zinc dapat mengangkat berbagai
yaitu dengan draining, sucttion, spitting and absorbent molekul yang dapat menyebabkan bau mulut.

3
Kandungan aloevera bermanfaat untuk mengurangi dilaporkan mengalami gejala-gejala burning mouth
iritasi, nyeri, atau inflamasi pada mulut. Campuran ini syndrome.6
dimasukkan rasa lemon mint yang berfungsi Etiologi burning mouth syndrome dapat
menstimulasi flow saliva dan membuat rongga mulut dikelompokkan menjadi faktor lokal, sistemik, dan
menjadi bersih dan segar. Aroma lemon-mint dapat psikogenik. Xerostomia merupakan salah satu contoh
merangsang kelenjar saliva terstimulasi melalui faktor lokal yang dapat menyebabkan burning mouth
rangsangan kimiawi.5 syndrome, sedangkan penggunaan obat-obatan
Dry mouth gelmerupakan pengganti saliva antihipertensi merupakan salah satu faktor sistemik
sintetik yang berfungsi melindungi gigi serta jaringan yang dapat menyebabkan burning mouth syndrome.
rongga mulut. Gel ini memiliki pH netral sehingga tidak Golongan obat anti hipertensi yang paling berperan
menyebabkan demineralisasi pada email dan dentin. mengakibatkan burning mouth syndrome adalah
Gel ini mengandung carboxymethyl cellulose yang golongan angiotensin converting enzyme inhibitors
memiliki viskositas menyerupai saliva, (ACE inhibitors).7,8Angiotensin converting enzymes
mucopolysaccharide, base polimer gliseat atau musin inhibitor bekerja secara langsung menghambat
yang dapat menyebabkan mukosa menjadi lembab.4 pembentukan Angiotensin II di ginjal dan pada saat
Permen karet yang mengandung xilitol yang bersamaan meningkatkan jumlah bradikinin.
merupakan gula non fermentasi oleh sebab itu tidak Hasilnya berupa peningkatan vasodilatasi karena
dapat dikonversi menjadi asam oleh bakteri mulut meningkatnya bradikinin dan berkurangnya natrium
sehingga dapat membantu mengembalikan serta retensi air yang menyebabkan terjadinya
keseimbangan asam/basa dalam mulut. Xilitol dapat kekeringan pada mukosa mulut.9 Gejala utama burning
menghambat pembentukan plak dan juga memilki mouth syndrome adalah timbulnya rasa terbakar pada
kemampuan untuk meningkatkan mineralisasi email. 2/3 anterior lidah, diikuti oleh dorsum lidah, lateral lidah,
Penelitian membuktikan bahwa xilitol dapat anterior palatum keras, dan mukosa labial, terjadi
meningkatkan faktor proteksi pada saliva, merangsang perubahan persepsi rasa atau disgeusia10. Gejala lain
flowsaliva melalui proses mastikasi dari mengunyah dari burning mouth syndrome antara lain timbulnya
permen karet tersebut serta aromanya yang segar rasa haus, sakit kepala, serta nyeri pada sendi
merangsang kelenjar saliva terstimulasi secara kimiawi, temporomandibular (TMJ), leher, bahu, dan otot
dan membantu menjaga mineral saliva.4 suprahioid.8
Penatalaksanaan pada burning mouth
Burning Mouth Syndrome syndrome ini bisa dilakukan dalam berbagai cara
Burning mouth syndrome menurut seperti, melakukan edukasi kepada pasien dengan
International Association for the Study of Pain diberi penjelasan mengenai kondisi yang diderita dan
didefinisikan sebagai kelainan khusus dengan meyakinkan bahwa burning mouth syndrome bukanlah
karakteristik rasa terbakar kronis di rongga mulut atau suatu kelainan pada rongga mulut yang ganas.11
rasa nyeri tanpa adanya perubahan mukosa6. Sebagian
pasien penderita hipertensi dengan xerostomia Fissure Tongue

4
Fissure tongue merupakan celah yang antigenitas permukaan selnya. Penyebab rusaknya sel
memanjang di sepanjang bagian lateral dan dorsal basal yang diperantarai immun ini tidak diketahui.
lidah dengan derajat kedalaman yang bervariasi pada Karena itu, tidak diketahui apakah reaksi likenoid
setiap individu28. Berdasarkan gejala dibedakan mewakili suatu proses penyakit tunggal atau berkaitan
menjadi adanya sensasi terbakar atau tidak adanya dengan penyakit yang memiliki penampilan klinis yang
sensasi terbakar dari debris makanan yang terjebak di sama19. Secara patogenesis ORL terjadi oleh karena
dalam celah dapat juga memicu infalamasi ringan.6 diperantarai sel disregulasi imun.19
Etiologi dari fissure tongue kebanyakan Ada data terbaru yang menunjukkan bahwa
herediter , terlihat saat lahir atau mungkin lebih jelas likenoid adalah penyakit autoimun dimediasi oleh sel T
ketika usia lanjut. Beberapa literatur menyebutkan yang auto-sitotoksik CD8+ sel T merangsang apoptosis
bahwa fissured tongue merupakan lesi oral sering sel. Pada likenoid, ekspresi antigen keratinosit mungkin
terlihat pada pasien dengan riwayat sistemik dan / disebabkan oleh obat sistemik (erupsi obat lichenoid),
syndrome seperti diabetes miitus, hipertensi, pernicious alergen kontak dalam bahan restorasi gigi (reaksi
anaemia, psoriasis, acromegaly, Melkersson Rosenthal hipersensitivitas kontak), trauma mekanis (Koebner
syndrome (lidah berfissura, bibir bengkak, paralisis fenomena), infeksi bakteri atau virus atau agen tak
wajah), Down syndrome, Sogren’s syndrome.13 dikenal. Sel-sel T CD8+ sitotoksik dapat memicu
Pada orang dewasa, umumnya berhubungan apoptosis keratinosit melalui aktivasi sel-sel oleh
dengan xerostomia. Beberapa obat terapeutik terutama antigen yang terkait dengan major histocompatibility
agen antidepresi, antihistamin, anti hipertensi dan obat complex (MHC) kelas I di basal keratinocytes. Tampak
jantung dekongestan, obat penenang juga dapat adanya autoantibodi dan sel plasma. Jika ada efek
menimbulkan xerostomia dan lidah berfisura.17 langsung pada limfosit B, ini juga terjadi dalam darah
Fissure tongue tidak memerlukan perawatan perifer dan getah bening regional nodes. Banyak obat
khusus namun disarankan untuk menyikat lidah yang menyebabkan degranulasi sel mast. TNF-α dan
menggunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi sitokin lain menyebabkan perkembangan lesi dan
untuk menghilangkan debris yang dapat memicu menetap. Proses ini menunjukkan eksaserbasi reaksi
halitosis atau infeksi6. Bisa juga diberikan obat kumur likenoid.20
Tantum Verde untuk aktivitas antiinflamasi, penghilang Angioedema
rasa sakit, dan antibakteri.18 Angioedema adalah pembengkakan pada
lapisan dermis, jaringan subkutaneus atau submukosa
Manifestasi Akibat Alergi Obat Hipertensi yang mempengaruhi setiap bagian tubuh terutama
Reaksi Likenoid kelopak mata, bibir, lidah, dan bahkan jaringan dari
Reasksi likenoid umunnya dikaitkan dengan penyakit dasar mulut yang dapat menyebabkan terbentuknya
sistemik dan penggunaan obat – obattan terntentu, edema laryngeal. Terdapat perbedaan warna antara
seperti anti hipertensi golongan ACE Inhibitor Etiologi jaringan yang terlibat dengan jaringan sekitarnya atau
likenoid diyakini berasal dari respon immune abnormal seperti eritematus. Karena sering terjadi pada leher
yang diperantarai sel-T dalam sel-sel epitel basal yang dan kepala, maka pasien sering terlihat dengan wajah,
dikenali sebagai benda-benda asing karena adanya bibir, dan kelopak mata yang bengkak.14

5
Obat obatan hipertensi golongan ACE inhibitor Kemudian dilakukan identifikasi faktor pencetus, pasien
misalnya ramipril, perindopril dan lisinopril dan dengan angioedema dapat diberikan antihistamin
golongan ARB misalnya valsartan, losartan dan seperti cetirizin, dan kortikosteroid seperti
irbesartan. Obat – obat tersebut mengandung dexametason. Setelah ditemukan faktor pencetus,
Angiotensin II Receptor Blocker hipotensi simtomatik lakukan perawatan sesuai dengan stadium
termasuk pusing dapat terjadi pada pasien dengan penyakitnya.16
kekurangan cairan intravaskular, oleh karena itu Pada pasien angiodema dengan gejala
angioedema bisa terjadi.15 anafilaktik dapat diberikan epinefrin intramuskuler dan
Angiodema dimediasi oleh beberapa diobservasi selama 24 jam untuk mencegah kejadian
mekanisme, termasuk histamin dan bradikidin. berulang, untuk pasien yang sedang menjalankan
Diagnosis tipe spesifik angiodema sangat penting untuk terapi betabloker mungkin tidak mendapatkan respon
mendapatkan perawatan yang tepat. Diagnosis yang diharapkan, pemberian glukagon dapat menjadi
angiodema diawali dengan anamnesis untuk menggali alternatif apabila tidak terjadi respon yang
informasi dari pasien. Urtikaria biasanya muncul pada diharapkan.16
angiodema yang dimediasi oleh histamin. Angiodema
yang disebabkan oleh histamin bereaksi lebih cepat Risiko Lain Karena Hipertensi
dibanding dengan angiodema yang dimediasi oleh Bell’s Palsy
bradikisin. Pemeriksaan klinis berupa palpasi area Bell’s palsy merupakan kelemahan atau
pembengkakan serta tes alergi perlu dilakukan. Tes kelumpuhan saraf fasialis perifer, bersifat akut, dan
darah juga juga dapat dilakukan untuk melihat kadar penyebabnya belum diketahui secara pasti (idiopatik).
protein dalam darah.12 Faktor yang diduga berperan menyebabkan bell’s palsy
Diagnosis banding dari penyakit ini adalah antara lain sesudah bepergian jauh dengan kendaraan,
urtika dangranulomatous cheilitis7.Ciri khas pada tidur ditempat terbuka, tidur di lantai, hipertensi, stres,
pasien hipertensiangioedema dapat terjadi karena hiperkolesterolemi, diabetes mellitus, penyakit vaskuler,
konsumsi obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor gangguan imunologik dan faktor genetik.15
(Angiostensin Converted Enzyme Inhibitor) misalnya Banyak kasus yang melibatkan hipertensi
ramipril, perindopril, dan lisinopril. ACE Inhibitor sebagai penyebab bell’s palsy diterbitkan sebelum
merupakan inhibitor pembentukan angiotensin II dan 1965. Insiden kelumpuhan wajah pada pasien dengan
menghambat inaktivasi bradikinin dan substansi P yang hipertensi berat telah dilaporkan 4-20%. Hipertensi
dapat menimbulkan efek angioedema8. Obat berat diidentifikasi sebagai penyebab bell’s palsy
antihipertensi aliskiren yang merupakan direct renin dengan presentase sebesar 8% pada pasien anak
inhibitor juga dapat menyebabkan angioedema karena dengan tekanan darah diastol ≥ 120 mmHg21. Bell’s
obat ini menghambat konversi angiotensinogen palsy dengan eksaserbasi hipertensi juga telah
menjadi angiotensin I.8 dilaporkan oleh Lavin dan Weissman yaitu adanya dua
Hal yang dilakukan pertama kali dalam kejadian terpisah dari bell’s palsy pada seorang wanita
penatalaksanaan pasien angioedema adalah 42 tahun dengan sejarah 15 tahun hipertensi. Episode
mengevaluasi dan mengamankan jalan nafas. pertama terjadi ketika tekanan darahnya 190/130

6
mmHg. Paralisis saraf di sisi kanan wajahnya secara saat tidur dan eye patch untuk mencegah pengeringan
bertahap dapat teratasi setelah tekanan darah kornea.23
dikontrol. Pasien yang sama datang 8 tahun kemudian Pencegahan Bell’s Palsy pada penderita
dengan paralisis saraf sisi kiri wajah saat tekanan hipertensi dapat dilakukan dengan cara pengobatan
darahnya 200/115 mmHg. Paralisis saraf wajah dini terhadap pasien hipertensi. Pasien juga perlu
tersebut berangsur-angsur sembuh setelah tekanan diedukasi agar menjaga gaya hidup serta menghindari
darahnya dikontrol.21 faktor-faktor yang memperparah hipertensi.21
Meskipun mekanisme patogen yang Perdarahan Pasca Ekstraksi dan Ekimosis
mendasari kelumpuhan wajah yang diinduksi hipertensi Dalam praktiknya, pasien hipertensi dengan
masih belum jelas, penyebabnya telah dihipotesiskan indikasi ekstraksi sering mengalami komplikasi. Hal ini
terletak pada karakteristik cedera arteriol yang meluas dapat terjadi karena beberapa faktor seperti stress,
dari hipertensi. Secara khusus, saraf wajah dianggap stimulasi nyeri, serta anastesi yang yang kemudian
sangat rentan terhadap cedera yang diinduksi menyebabkan vasokonstriksi dan menaikan tekanan
hipertensi (karena perdarahan, edema atau iskemia sistolik, sehingga tekanan darah meningkat.24
fokal) di ruang tertutup kanal wajah. Efek tekanan yang Komplikasi pasca ekstraksi pada pasien
serupa juga dapat terjadi karena dinding pembuluh hipertensi disebabkan oleh pembuluh darah yang
yang menebal atau pembentukan edema peri-neural, terputus dan aliran darah tidak dapat berhenti karena
seperti yang telah dipostulatkan terjadi pada bell's palsy adanya tekanan pada pembuluh darah yang memaksa
yang diinduksi eklampsia.22 darah untuk terus mengalir deras.24 Pencabutan gigi
Diagnosis bell’s palsy diawali dengan pada pasien hipertensi memerlukan penanganan yang
anamnesis terkait perkembangan gejala dan perjalanan khusus, oleh karena itu, evaluasi sebelum melakukan
penyakit tersebut. Riwayat penyakit seperti stoke, segala bentuk tindakan invasif adalah penting,
trauma, serta hipertensi harus ditanyakan dengan jelas. setidaknya mencakup riwayat penyakit kardiovaskular
Pemeriksaan terhadap nervus fasialis dilakukan dan penyakit terkait lainnya pada keluarga, riwayat
dengan inspeksi dari pergerakan motorik sudut mulut, hipertensi, obat-obatan, durasi dan riwayat perawatan
kerutan dahi, pejaman mata, dan lipatan nasolabial.22 antihipertensi, keparahan penyakit, dan
Oral kortikosteroid sering diberikan untuk komplikasinya.25
mencegah terjadinya inflamasi saraf pada penderita Penanggulangan tindakan pada pasien
dengan bell’s palsy. Analgesik diberikan untuk hipertensi dapat bersifat preventif dan kuratif.
meredakan nyeri, dan methylcellulose eye drops untuk Penanggulangan preventif meliputi tindakan
mencegah kekeringan pada kornea. Fisikal terapi mengontrol tekanan darah pasien selama periode
seperti facial massage dan latihan otot sebagai terpai perawatan dan semua tindakan preventif dalam bidang
non medikamentosa dapat mencegah terjadinya kedokteran gigi sendiri seperti kontrol plak, fluoridasi,
kontraktur pada otot yang lemah. Pemberian suhu dan lain-lain. Perawatn invasif hanya dapat dilakukan
panas di area yang terpengaruh dapat mengurangi dengan syarat pasien memiliki tekanan darah terkontrol
nyeri. Penggunaan selotip untuk menutup kelopak mata yaitu minimal tekanan darah telah mencapai stage 1.
Prosedur dental yang lama dan stressful sebaiknya

7
dihindarkan. Pemberian sedatif peroral PUSTAKA
(Benzodiazepine 5 mg malam sebelum tidur dan 1 jam 1. Tarigan AR, Lubis Z, Syarifah. Pengaruh
sebelum tindakan perawatan cukup membantu Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Keluarga
mengurangi stress, penggunaan sedasi dengan nitrou Terhadap Diet Hipertensi di Desa Hulu Kecamatan
oxide (N2O) dapat menurunkan tekanan darah sistole Pancur Batu Tahun 2016.Jurnal Kesehatan. 2018;
dan diastole sampai 10-15 mmHg kira-kira 10 menit 11(1): 9-17.
setelah pemberian dan selanjutnya dapat dilakukan 2. Scully C., Medical Problem in Dentistry, Ed. 6,
anestesi lokal dengan atau tanpa vasokonstriktor. Elsevier, Toronto, 2010.
Anestesi lokal merupakan peilihan terbaik untuk pasien 3. Tambuwun PGJ, Suling PL, Mintjelungan CN.
dengan hipertensi dibanding anestesi umum, Gambaran Keluhan di Rongga Mulut Pada
pemberian anestesi harus pelan dan penyuntikan Pengguna Obat Antihipertensi di Poliklinik Penyakit
intravaskuler harus dihindari.26 Dalam Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter
Pasien dengan hipertensi juga memiliki risiko Mongisidi Manado. Jurnal e-GiGi (eG). 2015; 3(2):
ekimosis pada intraoral. Hal ini disebabkan oleh 241-245.
pecahnya pembuluh darah yang telah mengalami 4. Usman, N.A., dan Hernawan, I., 2017, Tata
kondisi patologis pada dindingnya berupa degenerasi Laksana Xerostomia Oleh Karena Efek
lipohialosis, nekrosis fibrinoid, dan timbulnya Penggunaan Amlodipine: Laporan Kasus, Insisiva
aneurisma.27 Dental Journal, 6 (2) : 15-23

5. Alamsyah, R.M., dan Nagara, C.C., 2015,


SIMPULAN
Xerostomia pada pasien hipertensi di Puskesmas
Obat antihipertensi merupkan faktor penyebab utama
Sering dan Sentosa Baru Medan, Jurnal PDGI, 64
timbulnya berbagai manifestasi di dalam rongga mulut
(2) : 110-115
pada pasien hipertensi. Manifestasi oral yang dapat
6. Scully C. Oral and Maxillofacial Medicine 2nd
timbul diantaranya xerostomia, burning mouth
Edition. Toronto, Elsevier, 2008.
syndrome, fissure tongue, reaksi likenoid, angioedema,
7. Tseikhin, A.M., Moricca, P., dan Niv, D. Burning
dan dapat menimbulkan resiko seperty bell’s palsy,
mouth syndrome: will better understanding yield
perdarahan pasca ekstraksi serta ekimosis. Oleh
better management. Pain practice, 2007; 7(2): 151-
karena itu, sebagai dokter gigi kita harus lebih waspada
62.
terkait berbagai komplikasi yang dapat terjadi pada
8. Coculescu, E.C., Tovaru, S., dan Coculescu, B.I.,
pasien hipertensi. Pada kasus dengan treatment yang
Epidemiological and etiological aspects of burning
mengharuskan penghentian pengobatan kita dapat
mouth syndrome,Journal Of Medicine And Life
bekerjasama atau berdiskusi dengan dokter umum atau
2014; 7(3): 305-9.
dokter spesialis baik itu dalam bentuk konsultasi atau
9. Zuliasih, A.S. dan Restadiamawati, Pengaruh
rujukan guna penatalaksanaan perawatan, sehingga
pengguna kaptopril pada penderita hipertensi
manifestasi oral yang timbul dapat disembuhkan.
terhadap laju aliran saliva dan pembesaran
gingiva, Media Medika Muda, 2015;4(4):346.

8
10. Aravindhan R, Vidyalakshmi S, Kumar MS, 21. Lavin, PJM, Weissman BM, ‘Bell’s Palsy’ in
Satheesh C, Balasubramanium AM, dan Prasad accelerated hypertension, Postgrad Med, 1985, 77:
VS. Burning mouth syndrome: a review on its 165-168.
diagnostic and therapeutic approach. J Pharm 22. Llyod, AVC, et al, Facial paralysis in children with
Bioall Sci, 2014; 6: 521-5. hypertension, Arch. Dis. Childh, 1966, 41: 292-294.
11. Blasberg B, Eliav E, dan Greenberg MS.,Orofacial 23. Goroll, Allan H and Mulley AG, Primary Care
pain. In: Greenberg M, Glick M, Ship JA. eds. Oral Medicine: Office Evaluation And Management of
Medicine, 11th ed. India: BC Decker Inc, 2008: The Adult Patient. 6th Ed., Wolters Kluwert,
284-5. Philadelphia, 2009.
12. Scully, Oral and Maxillofacial Medicine The Basis 24. Greco, A, dkk., Bell’s palsy and autoimmunity,
of Diagnosis and Treatment, London, 2004. Autoimmun Rev, 2016, 12(2): 323–338.
13. Rathee M, Hooda A, Kumar A. Fissure tongue: a 25. Rahman, K.M., Amir, D., Noer, M., Efek
case report and review of literature. The internet Pencabutan Gigi terhadap Peningkatan Tekanan
Journal of Nutrition and Wellness, 2009, 10(1). Darah pada Pasien Hipertensi, Jurnal Kesehatan
14. Wilkerson R.G., Angioedema In: The Andalas, 2017, 6 (1): 61-64
Emergency Department: An Evidence-Based 26. Kumar S, Bhargav P, Patel A, Bhati M,
Review. Emergency Medicine Practice Balasubramanyam G, Duraiswamy P, dkk., Does
2012 November;2012; 14(11) : 1-21. dental anxiety influences oral health-related quality
15. Adam, O.M., Bell’s Palsy, Jurnal Ilmiah Kedokteran of life ? Observation from a cross-sectional study
Wijaya Kusuma, 2019; 8 (1): 137-149. among adults in Udaipur district, India. Journal of
16. Ciobra, A., dkk., Facial nerve paralysis in children, Oral Science, 2009 ; 51 (2) : 245-254
World Journal of Clinical Cases, 2015; 3(12): 973- 27. Suhanda, T., Mutiara, H., dan Bagus R., Anak
979. perempuan berusia 13 tahun dengan ekimosis
17. Langlais RP, Miller CS, Nieldgehrig JS.. Atlas ec immune thrombocytopenic purpura dan
Berwarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan. Edisi anemia, J. Medula Unila., 2017, 7 (2):150-155
IV.Jakarta : EGC, 2013. 28. Goswami, M., Verma, A., dan Verma M., Benign
18. Gurvits GE dan Tan A. Black Hairy tongue migratory glossitis with fissured tongue, J Indian
syndrome. World J Gastroentero, 2014, 20(31) Soc Pedod Prev Dent, 2012, 30(2): 173-175
19. Abdollahi, M., Radfar, M, A., , A Review of drug –
induced oral reaction, Comtemp Dent Pract, 2003,
1: 10-31.
20. Apriasari, M, L., Oral Lichenoid Reaction Pada
Pasien Pengonsumsi Obat Hipertensi Angiotensin
Receptor Blocker, Jurnal PDGI, 2012, 61(3): 88-
91.

Anda mungkin juga menyukai