Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA”

DISUSUN OLEH:

ANA MUAWWANAH

1020183057

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN 1. B

UNIVERSITAS MUHAMMAIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN

2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb

Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan saya kemudahan shingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesakan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan safaatnya
diakhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada allah swt atas limpahan nikmatnya serta sehatnya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Pancasila dengan judul “PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA”.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta
saran untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang
sebesar besarnya.

Saya juga mengucapkan termakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata
kuliah Pancasila kami yag telah membimbing dalam penulisan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Kudus,17 Juli 2019

Ana Muawwanah
DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………………....………………...

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………............


............

Daftar Isi ……………………………………………………………………….........….................

I Pendahuluan
.........………………………………………………………..…...........…..……………..

Latar Belakang. ……………………………………………….…........……………......

Rumusan Masalah... ……………………………………........…………………………

Tujuan . . . . . . . . . . . .......................................................................................................

II. Pembahasan
............………………………………………………………………………………..…..

II.I Makna Ideologi Terbuka.……. .............................................................................

II.II Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka……………………..…………………………..

II.III Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.........................................................................

II. IV Ciri-ciri Pancasila sebagai Ideologi Terbuka........................................................................

II. V Faktor Pendorong Pemikiran Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka ..............................

II. VI Perbandingan Ideologi Liberalisme, Komunisme, dan Pancasila . . ............................

III. Penutup ……………………………………………………………………………………….

Kesimpulan ……………………………………………………...…….......…….……………….

Daftar Pustaka . .............................................................................................................. ..............


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memahami latar belakang historis dan konseptual Pancasila dan UUD 1945 merupakan suatu
bentuk kewajiban bagi setiap warga negara sebelum melaksanakan nilai-nilainya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kewajiban tersebut merupakan konsekuensi
formal dan konsekuensi logis dalam kedudukan kita sebagai warga negara. Karena ledudukan
Pancasila sebagai dasar negara (filsafat negara), maka setiap warga negara wajib loyal kepada
dasar negaranya

1.2 Rumusan Masalah

Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektivitas penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar dalam mengatur penyelenggaraan negara di
segala bidang, baik bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun hankam.
Era global menuntut kesiapan segenap komponen bangsa untuk mengambil peranan sehingga
dampak negatif yang muncul dapat segera diantisipasi.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui makna sebenarnya dan bisa memahami Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.
BAB II

PEMBAHASAN

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

A. Makna Ideologi Terbuka


Ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti perkembangan jaman dan
bersifat dinamis atau merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang merupakan hasil
konsensus dari masyarakat itu sendiri, nilai-nilai dari cita-citanya tidak dipaksakan dari luar
melainkan digali dan diambil dari suatu kekayaan, rohani, moral dan budaya masyarakat itu
sendiri.
B. Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam
menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka, luwes dan fleksibel tidak
tertutup dan kaku melainkan harus mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa harus
mengubah nilai-nilai dasarnya. Pancasila memberikan orientasi ke depan dan selalu menyadari
situasi kehidupan yang sedang dihadapi dan akan dihadapi di era keterbukaan/globalisasi dalam
segala bidang.

C. Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


- Ideologi Pancasila memiliki 3 dimensi penting yaitu sebagai berikut...
1. Dimensi Realitas adalah mencerminkan kemampuan ideologi untuk mengadaptasika nilai-nilai
hidup dan berkembang dalam masyarakat
2. Dimensi Idealisme adalah idealisme yang ada dalam ideologi mampu menggugah harapan
para pendukugnya
3. Dimensi Pendukung adalah mencerminkan atau menggambarkan kemampuan suatu ideologi
untuk memengaruhi dan menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

D. Ciri-Ciri Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


- Dalam fungsinya sebagai Ideologi, pancasila menjadi dasar seluruh aktivitas bangsa Indonesia.
Sehingga pancasila tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ciri-ciri pancasila
sebagai Ideologi terbuka adalah sebagai berikut...
 Pancasila mempunyai pandangan hidup, tujuan dan cita-cita masyarakat Indonesia yang
berasal dari kepribadian masyarakat Indonesia sendiri.
 Pancasila memiliki tekat dalam mengembangkan kreatifitas dan dinamis untuk mencapai
tujuan nasional
 Pengalaman sejarah bangsa Indonesia
 Terjadi atas dasar keinginan bangsa (masyarakat) Indonesia sendiri tanpa dengan campur
tangan atau paksaan dari sekelompok orang.
 Isinya tidak operasional
 Dapat menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab sesuai nilai-nilai Pancasila
 Menghargai pluralitas, sehingga diterima oleh semua masyarakat yang berlatakng
belakang dan budaya yang berbeda.

E. Faktor Pendorong Pemikiran Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


-Menurut Moerdiono bahwa terdapat faktor-faktor atau bukti yang mendorong pemikiran
Pancasila sebagai ideologi terbuka antara lain sebagai berikut...
 Proses pembagunan nasional berencana, dinamika mayarakat indonesia yang berkembang
sangat cepat. Sehingga tidak semua permasalahan kehidupan dapat ditemukan
jawabannya secara ideologis.
 Runtuhnya Ideologi tertutup, seperti marxisme-leninisme/komunisme.
 Pengalaman sejarah politik terhadap pengaruh komunisme sangat penting, karena dari
pengaruh ideologi komunisme yang bersifat tertutup, Pancasila pernah merosot dan kaku.
Pancasila tidak tampil sebagai pedoman, tetapi sebagai senjata konseptual untuk
menyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah disaat itu menjadi absolute.
Akibatnya, perbedaan-perbedaan menjadi alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti
Pancasila.
 Tekad untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Arus globalisasi tidak hanya ditandai dengan adanya pasar bebas, mesin pengeruk uang,
serta adanya kecendrungan strata sosial yang kurang merata. Tetapi lebih dari itu, arus
globalisasi juga mampu menanamkan benih-benih ideologi yang kurang pantas diserap
berdasarkan konteks masyarakat yang ada diberbagai wilayah tertentu. Proses ini bisa terjadi
melalui difusi kebudayaan, perebutan hegemoni perekomian baik secara penguatan geopolitik
maupun transformasi kebudayaan yang pada akhirnya suatu bangsa akan mengalami kehilangan
identitas jati diri bangsanya. Layaknya Indonesia dengan kondisi masyarakat yang pluralitas
ternyata mampu mengakomodir kepentingan semua golongan, hal ini berdasarkan adanya
konsensus dalam membangun ideologi negara, ideologi itu disebut Pancasila. Pancasila sendiri
terlahir adanya semangat nasionalisme yang merupakan cikal bakal adanya semangat untuk
membangun bangsa yang satu. Pada dasarnya ideologi pancasila yang kita anut selama ini
berdasrkan Demokrasi yang ber-tipologi teosentris bukan pada aspek antroposentrisnya. Tipologi
itu berdasarkan azaz-azaz yang termaktub dalam substansi pancasila yakni “Ketuhana yang maha
Esa”.
Namun pada akhirnya seiring arus globalisasi yang kian tak terbendung maka benih-benih
liberalisasi dan komunisme merambah pada tatanan masyarakat Indonesia baik secara sistemik
maupun sistematis. Produk hukum yang dijadikan sebagai sandaran atas kebijakan umum tidak
terlepas dari kepentingan asing yang sengaja menancapkan benih-benih ideologisasi pihak asing,
sebagai contoh kebijakan privatisasi BUMN, hal ini bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945
(Ekonomi kerakyatan) yang konsisten dengan sila ke-5 “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” sebagai respon atas jawaban secara tersurat maupun tersirat penolakan terhadap
sistem ekonomi Liberal. Tidak hanya gerak ekonomi pola ideologisasi pun merambah pada
tingkah laku masyarakat Indonesia seperti budaya hedonisme, konsumerisme, dan materialisme.
Budaya seperti ini jelas sekali bertentangan dengan falsafah pancasila yang dibangun berdasrkan
pendekatan teosentris (sila ke-1), sedangkan budaya-budaya konsumerisme, materialisme,
hedonisme, atheisme merupakan budaya barat yang diekspor ke berbagai negara-negara dengan
memandang kebebasan berekspresi tanpa melalui krtik religi-etik (Antroposentrisme).
Dengan adanya gejala tersebut diatas semakin diperlukan sebuah kajian krtis terhadap pancasila
sebagai sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Masyarakat kita diharapkan semakin
krtis dalam menentukan pilihan-pilhan pandangan hidup, sikap dan gaya hidupnya (Life
style) yang selaras dengan nilai-nilai pancasila sebagai prinsip hidup yang kokoh, orientasi
hidup yang jelas dalam bersikap dan berprilaku sehingga tidak terombang-ambing mengikuti
arus global.

F. Perbandingan Ideologi Liberalisme, Komunisme, dan Pancasila


1. Liberalisme
Jhon Locke (1632-1704) merupakan orang pertama yang meletakan dasar-dasa ideologi liberal.
Liberalisme muncul sebagai reaksi terhadap filsafat Filmer yang mengatakan bahwa setiap
kekuasaan bersifat monarki mutlak dan tidak ada yang lahir bebas (Magnis suseno,1994).
Dengan kata lain, ciri liberalisme adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kecenderungan untuk mendukung perubahan
2. Mempunyai kepercyaan terhadap nalar manusiawi
3. Bersedia menggunakan pemerintah untuk meningkatkan kondisi manusiawi
4. Mendukung kebebasan individu
5. Bersikap ambivalen terhadap sifat manusia (Lyman Tower sargent,1986:96)
Walaupun di atas telah disebutkan ciri-ciri liberalisme, kecuali sifat ambivalennya terhadap sifat
manusia, namun liberalisme mempunyai kelemahan-kelemahan yakni Liberalisme buta terhadap
kenyataan, bahwa tidak semua orang kuat kedudukannya dan tidak semua orang sama cita-
citanya. Oleh karena itu, kebebasan yang hampir tanpa batas itu dengan sendirinya dipergunakan
oleh individu-individu dan kelompok-kelompok yang kuat untuk semakin memperluas
pengaruhnya. Akibatnya tanggung jawab sosial seluruh masyarakat ditolak oleh liberalisme
sehingga melahirkan istilah binatang ekonomis. Artinya manusia hanya mementingkan
keuntungan ekonomisnya sendiri.
Maka dapat diartikan bahwa hal-hal yang terdapat dalam liberalisme terdapat dalam pasal-pasal
UUD 1945, teetapi pancasila menolak liberalisme sebagai ideologi bersifat absolutisasi dan
determinasi. Absolutisasi diartikan sebagai adanya proses pemutlakan hal-hal yang pada
hakikatnya tidak mutlak. Sedangkan determinasi adalah ajaran bahwa sesuatu itu secara mutlak
telah ditentukan dan dibatasi oleh faktor-faktor tertentu.
2. Komunisme
3 ciri negara komunis adalah.
1. Berdasarkan ideologi Marxisme-Leninisme, artinya bersifat materialistis, atheis dan
kolektivistik,
2. Merupakan sistem kekuasaan satu partai seluruh masyarakat
3. Ekonomi komunis bersifat etatisme[4]
Ideologi komunisme bersifat absolutisasai dan determinis, karena memberi perhatian yang sangat
besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu , hak milik pribadi tidak diberi
tempat dalam negara komunis. Manusia dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.[5]
Pancasila sebagai ideologi memberi kedudukan yang seimbang kepada manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Pancasila bertitik tolok dari pandangan bahwa manusia
secara kodrati bersifat monopluralis[6], manusia secara kodrati terdiri dari susunan kodrat, sifat
kodrat dan kedudukan kodrat yang harus diwujudkan secara seimbang
3. Pancasila
Soeryanto poespo wardojo, mengemukakan bahwa pancasila sebagai orientasi kemanusiaaan ,
bila dirumuskan negatif antara lain:
a. Pancasila bukan Materialisme
Erik Fromm mengatakan bahwa dalam masyarakat modern, manusia telah teralienasi (terasing)
dari diri sendiri dan lingkungannya. Manusia tidak bebas, karena harus tunduk pada irama
kehidupan.
b. Pancasila bukan pragmatisme
Pragmatisme merupakan faham yang menitikberatkan atau meletakan kriteria tindakan manusia
pada pemanfaatan atau kegunaan. Pandangan ini jika ditarik lebih jauh akan bermuara pada
tindakan yang inhuman. Pancasila mengakui manusia sebagai pribadi yang bernilai pada dirinya
sendiri (intrinsik) dan tidak boleh direduksikan ke bawah kriteria manfaat atau kegunaan saja.
c. Pancasila bukan spiritualisme
Faham ini ternyata dalam telah dipakai untuk untuk melegitimasi tindakan otoriter dan tidak
demokratis dari penguasa.
Sedangkan jika dirumuskan positif pancasila mempunyai ciri-ciri
d. Integral
Dalam arti Pancasila mengajarkan ajaran kemanusiaan yang integral. Manusia adalah
individualitas dan sekaligus sosialitas yang dimana manusia itu memiliki masing-masing otonom
dan korelatif.
e. Religius
Merupakan hal berkaitan dengan yang adikodrati[9], yang bersifat supranatural dan
transendental. Dengan demikian faham kemanusiaan yang humanisme-religius. Mengingkari
Tuhan sebagai pencipta berarti mengingkari eksistensi dirinya sendiri. Pancasila dengan
sendirinya menolak ateisme dan buka pula negara agama (teotokrasi) sekaligus bukan pula
negara sekuler.
f. Etis
Yaitu filsafat yang berkaitan dengan tindakan manusia yang dapat dikenal ukuran baik
buruknya.

Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Besar Lainnya di dunia.


Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu
adat istiadat ,serta dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh
karena itu, nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah diyakini
kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan
kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara. Oleh karena itu, ideologi Pancasila, ada pada
kehidupan bangsa dan terlekat pada kelangsungan hidup bangsa dalam rangka
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Sebelum era reformasi di tanah air kita ,dalam proses perjuangan MELAWAN kolonialisme
terjadi penyerapan berbagai wawasan ideologi lain yang tidak sejalan dengan nilai-nilai
Pancasila yang telah disepakati para pemimpin gerakan kebangsaan Indonesia. Berbagai ideologi
yang ada sebelum Orde Baru, antara lain sebagai berikut:

1. Ideologi Sosialis sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang lalu.
Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Jadi sosialis merujuk kepada
pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal, produksi dan kekayaan oleh kelompok.
Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Perancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel tanpa
judul oleh Alexander Vinet. Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk pembedaan dengan
indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Perancis.
Saint-Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan
harmoni pada masyarakat

2. Ideologi Komunis -Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia. Komunisme sebagai anti
kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai Prinsip semua
adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.yang
paling utama pula Komunis sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya sehingga Komunis juga
disebut anti liberalisme.Parahnya Komunis sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan
prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya
dari pemikiran yang rasional dan nyata. Ideologi Komunis bersifat absolutisasi dan
determinisme, karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat,
kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam Negara Komunis. Manusia
dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.

3. Ideologi Liberal Ajaran liberal bertitik tolak dari paham individualisme (perorangan) yang
mendasarkan hak dan kebebasan individu, yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak
dapat di ganggu siapapuun. Paham liberalisme tidak sesuai dengan pancasila yang memandang
manusia sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan
bermasyarakat wajib menyelaraskan kepentingan pribadinya dengan kewajibannnya terhadap
masyarakat. Pancasila adalah paham integralistik atau kekeluargaan sehingga menolak
individualisme.

4. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki berbagai perbedaan dengan sistem
ideologi liberal dan komunis. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak individu maupun
masyarakat baik dibidang ekonomi maupun dibidang politik. Dengan demikian ideologi kita
mengakui secara selaras baik kolektif maupun individualisme. Demokrasi yang dikembangkan
bukan semata politik seperti ideologi komunis tapi juga ekonomi dalam sistem liberal dasar
perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan namun kebebasan individu untuk
berusaha sedangkan dalam sistem komunis negara yang mendominasi bukan warga negara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata ideology berasal dari bahasa latin yaitu idea yang berati daya cipta sebagagai hasil
keseadaran manusia dan logos yang berarti ilmu. Bahwa suatu ideology pada umumnya
menunjukan pandangan khas tentang pentingnya kerja sama antar manusia dalam kerja,
hubungan manusian dengan kekuasaan dan tingkat kesederajatan antar manusia.
Suatu ideology pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas kemampuanya
mengadakan distansi ( menjaga jarak ) dengan dunia kehidupannya. Dan pancasila merupakan
dasar negara Indonesia dan juga merupakan ideologi bangsa indonesia.
Sebagai ideologi nasional, pancasila telah tumbuh dan berkembang dari sosial – budaya
masyarakat Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka, pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara
dinamis. Nilai – nilai pancasila tidak boleh diubah , namun pelaksanaannya kita sesuaikan
dengan tantngan nyata yang kita hadapi.
Pancasila dalam dimensi ideologinya telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbukayang
didalamnya mengandung dimensi realita, dimensi idealisme, dimensi fleksibelitas. Sedangkan
dalam perujudannya sebagai ideologi terbuka, pancasila mengandung nilai dasar, nilai
instrumental, nilai praksis.

3.2 Daftar Pustaka


Budianto. “ pendidikan Kewarga Negaraan Untuk SMA Kelas XII” Jakarta, Penerbit Erlannga”,
2011.

Anonimous. “Pancasila Sebagai Ideologi Negara.”


http://ahmadrocklee.academia.com/2010/08/pancasila-sebagai-ideologi-negara.html (diakses
tanggal 17 Juli 2019)

Anonimous. “Pancasila Sebagai Ideologi.”


http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab4-
pancasila_sebagai_ideologi.pdf (diakses tanggal 17 Juli 2019)

Anda mungkin juga menyukai