PENDAHULUAN
Peradaban manusia saat ini telah masuk kedalam era globalisai, dimana
mobilitas kehidupan manusia sangat tinggi. Hal tersebut berjalan lurus sebanding
sumber bahan bakar terbesar yang digunakan dalam kehidupan rakyat Indonesia
sehari-hari.
dikembangkan) adalah sebesar 3,59 miliar barel diprediksi akan habis dalam 11
tahun kedepan. Karena tingginya tingkat konsumsi bahan bakar yang dipengaruhi
sebesar 900 ribu barel per hari (Asumsi RAPBN 2013) dan tidak ditemukan
cadangan baru. Data cadangan minyak Indonesia sebesar 3,59 miliar barel ini
berasal dari data resmi Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK
sebesar Rp 403 triliun, terdiri dari subsidi energi Rp 350,3 triliun yaitu subsidi
BBM Rp 246,5 triliun dan subsidi listrik Rp 103,8 triliun, serta subsidi non energi
Rp 52,7 triliun.
1
Selain itu, kuota APBN untuk bahan bakar minyak subsidi yang setiap
gas cair untuk kendaraan atau LGV (Liquefied Gas for Vehicle), khususnya bagi
merupakan bahan bakar gas yang diformulasikan untuk kendaraan bermotor yang
menggunakan spark ignition engine terdiri dari campuran propane (C3) dan
Pada mulanya konversi BBM ke gas diluncurkan pertama kali pada 1986
SPBG ataupun SPBU yang menyediakan LGV. Kemudian ditahun 2003 pasar
Indonesia menempati posisi urutan Negara ke-41 dalam pemanfaatan LGV dari
sisi produksi gas serta kendaraan yang menggunakan LGV (BP Statistical Review,
2009).
Lingkungan Hidup No.15 Tahun 1996 tentang Program Langit Biru (Blue Sky
Program). Isi dari program pemerintah tersebut salah satunya adalah Program
2
Langit Biru yang didalamnya menjelaskan kebijakan diversifikasi energi dengan
menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
disamping penghematan cadangan minyak bumi serta dana APBN. Selain itu
dipercaya untuk mengolah dan mendistribusikan bahan bakar minyak dan gas.
Keputusan Menteri Kelestarian Lingkungan Hidup No. 141 Tahun 2003 tentang
pemberlakuan batas emisi gas buang kendaraan bermotor, serta In-Pres Republik
No. 0031 Tahun 2005 tentang tata cara pelaksanaan penghematan energi terutama
pasal 5 ayat 2 yaitu memacu pemakaian bahan bakar gas pada kendaraan umum,
(Persero) Unit Bisnis LPG Industri Domestic Gas Region III dalam memasarkan
produk Vi-Gas.
bakar minyak juga menjadi salah satu komoditas penting. Dalam kaitannya,
untuk mendapatkan keuntungan dari investasi asing yang terdapat dalam Undang-
3
liberalisasi tersebut dapat mempengaruhi kondisi pasar distribusi bahan bakar
minyak yang juga diramaikan oleh perusahaan bahan bakar minyak swasta asing.
Kondisi pasar yang semula hanya dimonopoli oleh PT. PERTAMINA kini telah
perusahaan besar dalam sebuah industri yang menawarkan produk yang sama
ataupun yang terdiferensiasi (Baye, Michael R, 2010). Dalam industri minyak dan
gas bumi seperti diketahui sangat membutuhkan modal yang sangat besar,
sehingga akan sangat sulit bagi perusahaan baru untuk dapat masuk kedalam
alternatif bahan bakar jenis LGV (Liquefied Gas for Vehicle). Dari hal tersebut,
(Liquefied Gas for Vehicle), Produk Vi-Gas dan ENVOGAS dari PT.
BUMN, maka hal ini merupakan sebuah keuntungan yang dapat dimanfaatkan.
4
Untuk menjadi pelopor dan pemimpin bisnis, bahkan sesuai dengan tujuan
perusahaan yaitu untuk menjadi salah satu perusahaan energi kelas dunia, PT.
PERTAMINA (Persero) Unit Bisnis LPG Industri Domestic Gas Region III perlu
secara optimal, efektif dan efisien. Dengan demikian perusahaan dapat memiliki
Unit Bisnis LPG Industri Domestic Gas Region III merupakan salah satu
fungsi dari PT. PERTAMINA (Persero) yang secara khusus mengelola produk gas
diantaranya gas LPG Bottled and Bulk (3Kg, 12Kg, 50Kg, Bright Gas LPG Bulk
sebesar 3,59 miliar barel diprediksi akan habis dalam 11 tahun kedepan
berdasarkan data dari SKK Migas dengan asumsi tingkat produksi 900 ribu barel
per hari. Oleh karena itu, perusahaan perlu mencari strategi agar minyak bumi
masih dapat dinikmati oleh generasi berikutnya serta solusi melalui energi
5
Selain itu permasalahan lainnya adalah dampak dari emisi karbon yang
udara sebagai hasil dari gas pembuangan kendaraan bermotor yang menggunakan
Region III memasarkan produk Vigas saat ini fokus kepada konsep B2B dengan
menjual nilai efisiensi bagi konsumen. Konsep direct selling (B2C) masih
Sehingga perusahaan perlu mengkaji strategi apa yang tepat serta konsep apa yang
Kondisi turunnya harga minyak dunia juga merupakan salah satu faktor
Konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas. Dengan demikian, perusahaan
perlu mencari formula dan pembenahan strategi untuk mencapai tujuan serta
memiliki pengaruh dan dampak baik langsung ataupun tidak langsung bagi
terhadap produk Vi-Gas Unit Bisnis LPG Industri PT. PERTAMINA (Persero)
6
Penulis beranggapan bahwa strategi dari manajemen PT. PERTAMINA
melalui produk Vi-Gas telah melakukan sebuah proses Strategic Innovation dalam
kegiatan bisnisnya.
2. Strategi dan kebijakan apa saja yang dapat mendukung PT. PERTAMINA
produk Vi-Gas?
bawah ini:
7
2. Mengidentifikasi Strategi dan kebijakan apa saja yang dapat mendukung
bukan dari aspek persaingan bisnis bahan bakar minyak (BBM), namun lebih
cenderung pada Strategi Inovasi dari produk Vi-Gas pada PT. PERTAMINA
(Persero) Unit Bisnis LPG Industri Domestic Gas Region III yang meliputi
wilayah DKI Jakarta, Jawa Bagian Barat. Ruang lingkup kajian hanya terbatas
sifatnya yang rahasia, penulis tidak dapat menyajikan data internal biaya produksi
Diharapkan dari hasil maupun saran pada penelitian ini, dapat menjadi
PERTAMINA (Persero) Unit Bisnis LPG Industri Gas Domestik Region III dalam
8
Selain itu, hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi
berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,
penulisan.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep teori yang relevan
PERUSAHAAN
Pada bab ini akan dibahas tentang metoda penelitian seperti sumber data,
data. Dan juga pembahasan mengenai gambaran umum PT. Pertamina (Persero)
Unit Bisnis LPG Industri Domestic Gas Region III yang merupakan perusahaan
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pengambilan data, bagaimana
data tersebut diolah, dan pembahsan lainnya yang terkait dengan proses
penelitian.
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian
beserta saran-saran untuk perusahaan PT. Pertamina (Persero) Unit Bisnis LPG
10