Anda di halaman 1dari 10

Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi

Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP


KARAKTERISTIK KARBON AKTIF AMPAS TEBU DAN FUNGSINYA
SEBAGAI ADSORBEN PADA LIMBAH CAIR LABORATORIUM
1)
Indah Nurhayati, 2)Joko Sutrisno, 3)Mochamad Sofyan Zainudin
1,2,3
Teknik Lingkungan, FTSP UNIPA Surabaya
Email : Indahtekling@yahoo.Com

Abstrak
Ampas tebu berpotensi sebagai bahan baku karbon aktif karena mempunyai kadar
karbon yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh konsentrasi
natrium klorida, dan waktu aktivasi terhadap kualitas karbon aktif ampas tebu dan
mengkaji efektifitas karbon aktif ampas tebu sebagai adsorben perak, krom, dan total
dissolved solid air limbah laboratorium Teknik Lingkungan Universitas PGRI Adibuana
Surabaya. Variabel penelitian adalah konsentrasi natrium klorida 10%, 12,5% dan 15 %,
lama perendaman 12 jam, 18 jam dan 24 jam. Proses adsobsi dilakukan secara kontinyu
dengan debit 140 ml/menit selama 120 menit, analisis sampel dilakukan setiap 15 menit.
Hasil dari penelitian ini adalah aktivasi karbon aktif ampas tebu menggunakan larutan
natrium klorida 10% selama 12 jam menghasilkan karbon aktif dengan karakteristik daya
serap I2 sebesar 46%, kadar air 1%, dan kadar abu 7%, dan sudah sesuai SNI 06-3730-
1995, sedangkan untuk kadar zat yang menguap belum sesuai SNI 06-3730-1995. Selama
waktu adsobsi 2 jam karbon aktif ampas tebu, efisiensi penurunan terbaik krom pada
menit ke 15 sebesar 8% dan total dissolved solid sebesar 31% sedangkan penurunan
perak paling tinggi pada menit ke 75 sebesar 24%. Karakteristik air limbah laboratorium
setelah diadsobsi menggunakan karbon aktif ampas tebu, adalah kadar perak 0,71 mg/L,
krom 1,12 mg/L, total dissolved solid 15.400 mg/L dan pH 1,52, sehingga air limbah
belum memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia No. 5 Tahun 2014.

Kata Kunci : Ampas tebu, limbah cair laboratorium, karbon aktif

Abstract
Bagasse as raw material for activated carbon because it has high carbon content. The
purpose of this research is to study the effect of sodium chloride concentration and
activation time on the quality of activated carbon of bagasse and to study the
effectiveness of activated carbon of bagasse as silver, chromium, and total dissolved solid
waste water of laboratory of Environmental Engineering Universitas PGRI Adibuana
Surabaya. The research variables were 10%, 12.5% and 15% sodium chloride
concentration, 12 hours, 18 hours and 24 hours immersion time. The absorption was
carried out continuously with 140 ml/min discharge for 120 min, sample analysis was
done every 15 min. The result of this research is activation of activated carbon of bagasse
using 10% sodium chloride solution for 12 hours to produce activated carbon with
characteristic absorption I2 of 46%, moisture content 1% and ash content 7%, and
according to SNI 06-3730- 1995, while for the levels of substances that do not evaporate
SNI 06-3730-1995. During the 2-hour adsorption period the activated carbon of bagasse,
the best chromium reduction efficiency in the 15th minute by 8% and the total dissolved
solids by 31% while the silver decline was highest at 75 minutes by 24%. Characteristics
of laboratory wastewater after adsorption using activated carbon of bagasse is silver
content 0,71 mg/L, chromium 1,12 mg/L, total dissolved solid 15.400 mg/L and pH 1,52,

62 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 14121867


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi
Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

so wastewater not yet fulfill quality standard according to the Minister of Environment
Regulation of the Republic of Indonesia No. 5 The year 2014.

Keywords: bagasse, laboratory wastewater, activated carbon

PENDAHULUAN yang besifat asam yaitu asam sulfat


Laboratorium Teknik Lingkungan (H2SO4), asam klorida (HCl), asam
Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) asetat (CH3COOH), asam nitrat (HNO3),
Surabaya merupakan salah satu sarana dan lain-lain. Senyawa yang bersifat
yang penting sebagai penunjang basa diantaranya natrium hidroksida
perkuliahan, penelitian mahasiswa dan (NaOH), kalium hidroksida (KOH),
dosen. Dalam setiap kegiatan praktikum amoniak (NH3). Senyawa anorganik
dan penelitian pasti menghasilkan diantaranya perak nitrat (AgNO3),
limbah. Limbah yang dihasilkan dilihat kalium permanganat (KMnO4), kalium
dari kuantitasnya relatif kecil tetapi kromat (KCrO4), kalium bikromat
dilihat dari karakteristiknya termasuk (K2Cr2O7), tembaga sulfat (CuSO4),
limbah berbahaya dan beracun (B3) timbal nitrat (Pb(NO3)2, natrium
karena mengandung logam berat. klorida (NaCl)
Karakteristik limbah laboratorium Karbon aktif adalah karbon yang
sangat beragam, tergantung jenis diaktifkan secara fisika, kimia atau fisik-
praktikum dan penelitian yang dilakukan kimia. Karbon aktif dapat berbentuk
di laboratorium tersebut. granul atau serbuk, serta mempunyai
Laboratorium Teknik Lingkungan kemampuan daya jerap yang baik.
UNIPA Surabaya belum pernah Karbon aktif digunakan sebagai bahan
dilakukan uji karakteristik limbah pemucat (penghilang zat warna),
cairnya. Air limbah dari kegiatan penyerap gas, penyerap logam, dan
praktikum dan penelitian di sebagainya. (Asbahani, 2013)
laboratorium Teknk Lingkungan UNIPA Karakteristik bahan baku dan
Surabaya langsung dibuang ke wastafel metode aktivasi sangat mempengaruhi
tanpa dilakukan pengolahan terlebih kualitas karbon aktif yang dihasilkan.
dahulu. Dikhawatirkan limbah cair Aktivasi secara kimia sering
laboratorium tersebut mencemari menggunakan aktivator KOH, NaOH,
lingkungan sekitar kampus terutama ZnCl2, NaCl, Na2CO3, HCl, H2SO4,
terhadap badan air dan air tanah. H3PO4, dan lain-lain (Patil dan
Limbah laboratorium sangat Kulkarni, 2012).
komplek sifatnya, mengandung senyawa NaCl merupakan aktivator yang
organik dan anorganik, ada yang bersifat efektif karena mudah didapat, harganya
asam atau basa, reaktif, iritatif dan lebih ekonomis, tidak berbahaya dan
mengandung logam yang bersifat racun. tidak beracun. Mirwan (2005) pada
Limbah laboratorium termasuk kategori pembuatan karbon aktif dari ampas tebu
golongan limbah B3. (Hartini, 2011). dengan aktivator NaCl 15% dan lama
Limbah laboratorium dapat berasal dari perendaman 10 jam menghasilkan
bahan baku yang sudah kadaluarsa, karbon aktif yang sifatnya serupa
bahan habis pakai, produk proses di dengan karbon aktif yang diaktivasi
laboratorium, produk upaya penanganan dengan larutan H3PO4. Aktivasi kimia
limbah, sisa bahan kimia yang selesai menggunakan larutan NaCl yang
digunakan, air bekas cucian peralatan, dilanjutkan dengan aktivasi fisik pada
dan sisa sampel yang diuji. suhu 700ºC terbukti efektif
Bahan yang sering digunakan di menghasilkan karbon aktif dari limbah
laboratorium Teknik Lingkungan serutan rotan dengan karakteristik fisik-
UNIPA Surabaya antara lain, bahan

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 63


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi
Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

kimia yang memenuhi SNI 06-3730-95 rendah dan industri dengan keterbatasan
(Mizwar, 2014) biaya (Yuan dan Liu, 2013).
Ampas tebu adalah limbah yang Tujuan dari penelitian ini adalah :
dihasilkan dari industri gula maupun (1) Menentukan konsentrasi aktivator
pembuatan minuman dari air tebu. Es NaCl dan waktu aktivasi yang
tebu saat ini banyak digemari oleh menghasilkan karbon aktif ampas tebu
masyarakat karena harganya terjangkau paling berkualitas. Kualitas karbon aktif
dan rasanya yang nikmat. Ampas tebu mengacu pada SNI 06-3730-1995. (2)
belum dimanfaatkan secara optimal Mengkaji efektifitas karbon aktif ampas
sehingga membawa masalah bagi tebu sebagai adsorben Cr, Ag, dan Total
industri gula dan lingkungan karena Dissolved Solid (TDS pada limbah cair
dianggap sebagai limbah (Nurhayati, laboratorium Teknik Lingkungan
2014). Industri gula rata-rata UNIPA Surabaya.
menghasilkan ampas tebu sebesar 32%
dari bobot tebu yang digiling. Ampas METODE
tebu sebagian besar digunakan sebagai Langkah penelitian yang dilakukan
bahan bakar boiler dan sekitar 1,6% dari adalah:
bobot ampas tebu tidak dimanfaatkan Persiapan Alat dan Bahan
Ampas tebu mengandung bahan organik Proses adsopsi dilakukan
sekitar 90%, sehingga berpotensi untuk menggunakan pipa paralon diameter 3''
dijadikan bahan baku karbon aktif dan panjang 100 cm, dengan media
(Nurhayati, 2015) adsopsi tambahan kerikil dan pasir.
Ampas tebu dapat berfungsi Sebelum digunakan media dicuci
sebagai adsorben logam berat seperti dengan aquadest sampai bersih dan
yang dikemukakan oleh Nurhayati dikeringkan sampai benar-benar kering
(2014) bahwa ampas tebu dapat dengan sinar matahari.
mengadsobsi logam Cu(II) sebesar
94,3% pada pH 6,5. Menurut Nurhayati Pembuatan Karbon Ampas Tebu
(2015) bahwa karbon aktif dari ampas Ampas tebu yang berasal dari
tebu dengan suhu pembakaran 350ºC penjual es tebu dipotong dengan ukuran
dan diaktivasi menggunakan CaCO3 sekitas (10 – 15 mm) supaya homogeny
5,5.10-5 M menghasilkan karbon aktif ukuranya, lalu dicuci dengan aquadest
yang kualitasnya sesuai SNI 06-3730- dan dikeringkan dengan sinar matahari
1995 terutama untuk parameter kadar air sampai kering. Kemudian dibakar dalam
dan daya serap iodium (I2). Karbon aktif furnance selama 45 menit pada suhu
sebagai media filtrasi dapat menurunkan 3500C. Proses aktivasi karbon ampas
Fe sebesar 88% dan kesadahan 60%. tebu dilakukan dengan cara direndam
Beberapa metode untuk dalam larutan NaCl yang divariasikan
menghilangkan logam berat dari air (10 %, 12.5%, dan 15%) pada suhu 800C
limbah telah dilakukan dengan proses selama 4 jam dan perendaman
secara fisika dan kimia yang meliputi dilanjutkan pada suhu kamar selama
presipitasi, koagulasi, dan pertukaran waktu yang divariasikan (12 jam, 18
ion, ekstraksi pelarut, ekstraksi jam, dan 24 jam). Karbon disaring
elektrolisis, penguapan, osmosis, dengan kertas saring, dan dicuci dengan
pertukaran ion dan adsorpsi (Priadi, aquadest hingga pH 7. Karbon aktif
2014), tetapi metode-metode tesebut dikeringkan dalam oven dari suhu kamar
relatif mahal. Proses adsorpsi sampai suhu 200oC selama 2 jam.
merupakan teknik pemurnian dan
pemisahan yang efektif dipakai karena Analisis Karakteristik Karbon Aktif
lebih ekonomis dalam pengolahan air Kualitas karbon aktif yang
dan limbah. Proses adsorbsi cocok untuk dianalisis adalah bagian yang hilang
air limbah dengan konsentrasi logam pada pemanasan 9500C, kadar air, kadar

64 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 14121867


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi
Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

abu, dan daya serap I2. menit. Parameter yang dianalisis adalah
Ag, Cr, pH dan TDS. Analisi Ag dan Cr
Adsopsi Limbah Cair menggunakan AAS, TDS menggunakan
Proses adsopsi dilakukan dalam gravimetri dan pH menggunakan pH
skala laboratorium dengan sistem meter
kontinyu selama 120 menit dan
pengambilan sampel dilakukan setiap 15

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengaruh Lama Aktivasi dan Konsentrasi NaCl Terhadap Karakteristk Karbon
Aktif
Kualitas karbon aktif ampas tebu yang diaktivasi dengan NaCl dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu
waktu ket Kadar ket Ket daya Ket
Kadar air Kadar zat yg
Aktivator aktivasi abu serap
(%) menguap (%)
(jam) (%) I2 (%)
12 1 M 7 M 71 TM 46 M
NaCl M M TM M
18 1 10 83 45
10 %
24 2 M 11 M 93 TM 43 M
12 2 M 10 M 66 TM 44 M
NaCl M TM TM M
18 2 13 72 44
12.5 %
24 3 M 16 TM 80 TM 43 M
12 2 M 23 TM 65 TM 43 M
NaCl M TM TM M
18 3 26 71 41
15 %
24 4 M 27 TM 73 TM 38 M
Rerata 2.2 15.9 74.9 43
Ket :
M : Memenuhi SNI 06-3730-1995
TM : Tidak memenuhi SNI 06-3730-1995

Daya Serap Terhadap Iodium (I2) kecilnya nilai daya serap terhadap I2
Daya serap karbon aktif terhadap karbon aktif menunjukan kemampuan
I2 adalah jumlah miligram iodium yang adsorben dalam mengadsorpsi logam,
diadsorpsi oleh satu gram karbon aktif penghilangan bau, rasa dll. Hasil analisa
(Nurhayati, 2015). Daya serap I2 pengaruh waktu aktivasi dan konsentrasi
menunjukan indikator relatif porositas NaCl terhadap daya serap I2 dapat
karbon aktif (Collin et al., 2006). Besar dilihat pada Gambar 1.
Daya Serap I2 (%)

waktu Aktivasi (jam)


NaCl 10 % NaCl 12.5 %

Gambar 1. Pengaruh Waktu Aktivasi dan Konsentrasi NaCl Terhadap Daya Serap I2

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 65


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi
Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

Berdasarkan Gambar 1 dapat permukaan karbon aktif sehingga


dilihat bahwa waktu aktivasi dan bahaya oksidasi karbon menjadi
konsentrasi NaCl berbanding terbalik tertekan (Widayanti, 2012). Hasil
terhadap terhadap daya serap I2. penelitian ini sejalan dengan hasil
Semakin lama dari waktu aktivasi dari penelitian Mizwar (2014) bahwa waktu
12 jam – 24 jam dan semakin pekat aktivasi dan konsentrasi aktivator
konsentrasi NaCl dari 10% - 15%, berbanding terbalik dengan daya serap
semakin kecil daya serap I2. Hal ini I2.
terjadi karena pada waktu aktivasi yang Daya serap karbon aktif yang
cepat pada konsentrasi rendah, dihasilkan berkisar antara 43% - 46%.
menyebabkan NaCl terdistribusi secara Daya serap I2 paling besar adalah 46 %
merata dengan dispersi tinggi di seluruh diperoleh pada aktivasi NaCl 10%
bagian dalam partikel sehingga selama 12 jam. Menurut standart
menghasilkan pori yang seragam (Verla kualitas karbon aktif SNI 06-3730-1995
et al., 2012). Semakin pekat konsentrasi daya serap I2 adalah minimal 20 %,
NaCl semakin banyak mineral yang dengan demikian karbon aktif ampas
teradsorpsi sehingga menyebabkan tebu dengan aktivasi NaCl 10%, 12.5%,
volume pori karbon aktif cenderung dan 15% dan selama 12 jam, 18 jam,
bertambah besar karena garam dapat dan 24 jam sudah memenuhi kualitas
berfungsi sebagai dehydrating agent sesuai SNI 06-3730-1995 untuk
dan membantu menghilangkan endapan parameter daya serap I2. Dari hasil
hidrokarbon yang dihasilkan pada penelitian ini menunjukan bahwa proses
proses karbonisasi. Angka I2 cenderung karbonasi dan aktivasi dapat
bertambah besar dan penambahan meningkatkan porositas karbon aktif.
bahan – bahan mineral akan melindungi

Kadar Air
Kadar air karbon aktif ampas tebu dengan aktivator NaCl disajikan dalam Gambar
2.
Kadar air (%)

Waktu aktivasi (jam)


NaCl 10% NaCl 12.5%

Gambar 2. Pengaruh Waktu Aktivasi dan Konsentrasi NaCl Terhadap Kadar Air
Pada Gambar 2 menunjukkan semakin banyak kandungan air yang
peningkatan kadar air pada karbon aktif teserap karbon aktif (Surest, 2010).
berbanding lurus dengan peningkatan Dari hasil penelitian ini diperoleh
konsentrasi NaCl dan lama waktu karbon aktif dengan kadar air berkisar
perendaman. Semakin lama waktu 1% - 4%. Kadar air terbaik diperoleh
aktivasi, kadar air yang terkandung di pada aktivasi dengan NaCl 10% selama
dalam karbon aktif meningkat. Hal ini 12 jam. Sesuai dengan SNI 06-3730-
dikarenakan semakin lama aktivasi 1995 kadar air untuk karbon aktif serbuk
maksimal 15%. dengan demikian karbon

66 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 14121867


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi
Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

aktif ampas tebu dengan konsentrasi terkandung dalam karbon aktif (Surest,
NaCl 10%, 12.5%, dan 15% dan aktivasi 2010).
selama 12 jam, 18 jam, dan 24 jam Hasil analisa dari uji kadar abu
dihasilkan karbon aktif yang memenuhi dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil
kualitas kadar air. penelitian ini menunjukkan bahwa
Pada Gambar 2 dapat dilihat semakin tinggi konsentrasi NaCl dari
bahwa semakin tinggi konsenrasi NaCl 10% - 15% dan semakin lama waktu
juga menyebabkan semakin kadar air aktivasi dari 12 jam - 24 jam maka kadar
dari karbon aktif, hal ini dimungkinkan abu karbon aktif semakin meningkat.
masih terdapat NaCl di luar pori karbon Hal ini disebabkan karena semakin besar
sehingga menyebabkan meningkatnya konsentrasi NaCl dan semakin lama
kadar air karbon aktif tersebut karena waktu aktivasi maka semakin besar pula
NaCl bersifat higroskopis. Hasil mineral tertinggal dalam karbon aktif.
penelitian ini sejalan dengan hasil Pada proses pencucian tidak dapat
penelitian Mizwar (2014), peningkatan memastikan hilangnya mineral secara
kadar air pada karbon aktif berbanding keseluruhan. Makin tinggi mineral yang
lurus dengan peningkatan konsentrasi tertangkap dalam pori-pori karbon aktif
NaCl dan lama waktu perendaman menyebabkan semakin tinggi pula kadar
oksidanya sehingga kadar abu juga
Kadar Abu semakin tinggi (Surest, 2010).
Kadar abu merupakan persentase Kadar abu karbon aktif yang
abu yang dihasilkan dari pembakaran dihasilkan sekitar antara 7% - 27 %.
sempurna dari suatu bahan organik. Aktivasi menggunakan NaCl 10%
Kandungan abu berupa bahan organik dengan waktu aktivasi 12 jam – 24 jam
maupun mineral yang tidak dapat menghasilkan karbon aktif yang sesuai
dibakar atau sisa yang tetap tertinggal SNI 06-3730-1995. Sedangkan aktivasi
setelah pembakaran, misalnya silika dan menggunakan NaCl dengan konsentrasi
oksida. Penentuan kadar abu bertujuan diatas 10% kadar abunya tidak sesuai
untuk mengetahui jumlah oksida yang SNI 06-3730-1995.
Kadar Abu (%)

Waktu Aktivasi (jam)


NaCl 10%

Gambar 3. Pengaruh Lama Aktivasi dan Konsentrasi NaCl Terhadap Kadar Abu

Bagian Yang Hilang Pada Pemanasan keseleruhan karbon aktif yang dihasilkan
9500C belum memenuhi SNI 06-3730-1995.
Sesuai dengan SNI 06-3730-1995 Hal ini kemungkinan karbon aktif dari
bahwa karbon aktif kadar bagian yang ampas tebu memiliki struktur yang
hilang pada pemanasan 9500C maksimal lunak sehingga pada pemanasan 950 0C
25%. Karbon aktif yang dihasilkan mudah terbakar. Menurut Nurhayati
dalam penelitian ini mempunya kadar (2015) bahwa karbon aktif yang belum
bagian yang hilang pada pemanasan memenuhi standar karbon aktif sesuai
9500C antara 71% - 73%. Secara SNI 06-3730-1995 disebabkan tidak

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 67


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi
Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

sempurnanya penguraian senyawa non hilang pada pemanasan 9500C dapat


karbon seperti CO2 , CO dan H2. dilihat pada Gambar 4.
Hasil analisa dari uji bagian yang

Kadar Zat yg Menguap (%)

waktu Aktivasi (jam)


NaCl 10% NaCL 12.5% NaCl 15%

Gambar 4. Pengaruh Lama Aktivasi dan Konsentrasi NaCl Terhadap


Kadar Bagian Yang Hilang Pada Pemanasan 9500C

Pada Gambar 4 menunjukan Adsopsi Limbah Cair Laboratorium


bahwa semakin lama waktu aktivasi dan Menggunakan Karbon Aktif Ampas
semakin tinggi konsentrasi NaCl, Tebu
semakin tinggi pula kadar bagian yang Air limbah laboratorium Teknik
hilang pada pemanasan 9500C. keadaan Lingkungan UNIPA Surabaya sebelum
ini dikarenakan pada semakin lama ditreatment secara fisik berwarna hijau,
waktu perendaman dan semakin tinggi keruh, dan berbau. Karakteristik limbah
konsentrasi NaCl menyebabkan tidak cair laboratorium Teknik Lingkungan
sempurnanya penguraian senyawa non UNIPA Surabaya adalah sebagai
karbon yang ada di dalam ampas tebu. berikut, Ag = 0,94 ppm, Cr = 1,22 ppm,
Pada penelitian ini karbon aktif TDS 22.400 ppm dan PH = 0,4. Dilihat
yang terbaik diperoelh pada aktivasi dari karakteristiknya limbah cair
menggunakan NaCl 10% selama 12 jam laboratorium Teknik Lingkungan
dengan karakteristik karbon aktif adalah UNIPA Surabaya termasuk limbah B3
kadar air 1%., kadar abu 7% daya serap dan belum memenuhi baku mutu air
I2 46%. limbah sesuai dengan Peraturan Menteri
Karbon aktif ampas tebu dengan Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014.
aktivasi NaCl 10% selama 12 jam Setelah diadsobsi menggunakan
selanjutnay digunakan untuk karbon aktif ampas tebu yang diaktivasi
mengadsorpsi logam berat Ag, Cr, dan menggunaka NaCl 10% selama 12 jam
TDS yang ada pada limbah cair menghasilkan air limbah yang jernih,
laboratorium Teknik Lingkungan berwarna hijau dan baunya sedikit
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. berkurang. Efisiensi penurunan TDS,
Ag dan Cr air limbah disajikan dalam
Gambar 5.

68 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 14121867


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi
Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

Penurunan (%)
Efisiensi
Waktu (Menit)

Ag Cr TDS

Gambar 5. Efisiensi Penurunan TDS, Ag dan Cr


Dari Gambar 5 dapat dilihat permukaan adsorben, gaya ini disebut
bahwa efisiensi penurunan Ag paling gaya Van der Waals sehingga adsorbat
baik sebesar 24% dengan kadar akhir dapat bergerak dari satu bagian
0.71 ppm, terjadi pada menit ke 75. Di permukaan lain dari adsorben (Sari,
atas menit ke 75 efisiensi penurunan Ag 2010).
mengalami penurunan. Efisiensi Dengan proses adsobsi
penurunan kadar Cr dan TDS tertinggi menggunakan karbon aktif ampas tebu
terjadi pada menit ke-15 sebsar 8% hanya dapat menaikan pH pada 15
dengan kadar 8.2 ppm dan TDS 31% menit pertama dan kenaikan pHnya
dengan kadar 15.400 ppm pada menit hanya 28%. Kualitas air limbah
ke-15. Di atas menit ke-15 efisiensi Laboratorium Teknik Lingkungan
penurunan Cr cenderung konstan UNIPA Surabaya setelah diadsopsi
sedangkan efisiensi penurunan TDS menggunakan karbon aktif ampas tebu
mengalami penurunan. Terjadinya yang diaktivasi dengan NaCl 10%
penurunan efisiensi karena adsorben selama 12 jam, adalah kadar Ag sebesar
sudah jenuh, sehingga kapasitas 0,71 mg/L, Cr seesar 1,12 mg/L, TDS
adsorpsi menurun. Pada saat mengalami sebesar 15.400 mg/L dan pH 1,52. Dari
penurunan efisiensi berarti adsorben parameter tersebut menunjukan air
harus diregenerasi. Hal ini dikarenakan limbah belum memenuhi baku mutu
pada mulanya sisi adsorben banyak sesuai dengan Peraturan Menteri
yang kosong, sehingga kecenderungan Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014
adsorbat untuk terserap ke adsorben tentang baku mutu air limbah bagi usaha
semakin besar. Dengan semakin dan/atau kegiatan yang belum memiliki
lamanya waktu kontak, jumlah adsorbat baku mutu air limbah yang ditetapkan.
yang terserap permukaan adsorben Proses adsopsi menggunakan
semakin meningkat sehingga tercapai karbon aktif ampas tebu efisiensinya
titik setimbang (Sari, 2010). Pada saat rendah dan karakteristik limbahnya
titik kesetimbangan tercapai maka belum memenuhi baku mutu, hal ini
permukaan adsorben sudah dipenuhi dkarenakan pH limbah sangat asam
oleh adsorbat, jika larutan terlalu tinggi sehingga proses adsopsi tidak dapat
mengandung adsorbat maka adsorben optimal. Menurut Handayani (2012)
mengalami titik jenuh sehingga bahwa kemampuan adsobsi ion logam
adsorben tidak mampu mengadsorpsi juga dipengaruhi oleh pH karena
lagi. adanya protonasi gugus anionik. Pada
Pada penilitian ini adsorpsi yang pH rendah konsentrasi ion H+ menjadi
terjadi adalah adsorpsi fisik dimana sangat tinggi sehingga terjadi tolak
tidak terjadi transfer elektron. Adsorpsi menolak atau kompetisi antara ion H+
fisika terjadi bila gaya intermolekular dengan ion logam terhadap situs
lebih besar dari gaya tarik antar molekul petukaran kation yang bermuatan
atau gaya tarik menarik yang relatif positif, sehingga adsobsi menjadi kecil.
lemah antara adsorbat dengan Adsobsi logam akan mengalami

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 69


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi
Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

peningkatan dengan naiknya pH dan pada menit ke-15 sebesar 8% dan TDS
pada pH tertentu yang lebih tinggi sebesar 31% sedangkan penurunan Ag
justru mengalami penurunan akibat paling tinggi pada menit ke-75 sebesar
terbentuknya endapan logam 24%, (3) Kualitas limbah cair setelah
hidroksida. diadsopsi mempunyai kadar Ag 0,71
mg/L, Cr 1,12 mg/L, TDS 15.400 mg/L
KESIMPULAN dan pH 1,52 dan air limbah belum
Dari penelitian tentang pengaruh memenuhi baku mutu sesuai Peraturan
konsenrtrasi NaCl dan waktu aktivasi Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun
terhadap kualitas karbon aktif dan 2014
fungsinya sebagai adsorben limbah cair
laboratorium Teknik Lingkungan
UNIPA Surabaya disimpulkan bahwa: UCAPAN TERIMA KASIH
(1) aktivasi karbon aktif ampas tebu Peneliti ucapkan terima kasih
menggunakan NaCl 10% selama 12 jam kepada UNIPA Surabaya melalui
menghasilkan karbon aktif ampas tebu Lembaga Penelitian dan Pengabdian
dengan kualitas yang paling baik yaitu Masyarakat yang telah membiayai
daya serap I2 sebesar 46%, kadar air 1%, penelitian ini melalui Penelitian
dan kadar abu 7%, sehingga sesuai SNI Unggulan Hibah Adi Buana tahun
06-3730-1995, (2) selama 2 jam proses anggaran 2016.
adsobsi, efisiensi penurunan terbaik Cr

DAFTAR PUSTAKA
Asbahani. (2013). Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Sebagai Karbon Aktif Untuk
Menurunkan Kadar Besi Pada Air Sumur. Jurnal Teknik Sipil Untan, 13 (1),
105-114.
Collin G.J., Fauziah A.A., Hasnul F.M.Z. dan Siti F.D. 2006. Treatment of ldanfill
leachate in Kayu Madang, Sabah: Porosity dan adsorption studies (Part 2). Asian
Chemistry Letters, 10 (3-4), 89-94
Handayani, D.S., dkk. (2012). Adsobsi Ion logam Pb(II), Cd(II) dan Cr(III) oleh Poli 5
Allil Kaliks(4) Arena Tetraester. J Manusia dan Lingkungan, 3(19), 218-225.
Hartini, Eko dan Yuantari, MG.C. (2011). Pengolahan Air Limbah Laboratorium Dengan
Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poly alum Chlorida Di laboratorium
Kesehatan Universitas Dian Nuswanoto Semarang. Jurnal Dian, 11(2), 150-159.
Mirwan, M. (2005). Daur ulang limbah hasil industri gula (ampas tebu/bagasse) dengan
proses karbonisasi sebagai arang aktif. Jurnal Rekayasa Perencanaan, 1 (3).
Mizwar, A. dan Haryati. (2014). Aktivasi Kimia-Fisik Limbah Serutan Rotan Menjadi
Karbon Aktif. Jurnal Purifikasi, 14(1), 82-89
Nurhayati, I., dan Sutrisno, J. (2014). Pemanfaatan limbah ampas tebu Sebagai Penyerap
Logam Berat Cu. Wahana, 63(2), 27- 32.
Nurhayati, I., dkk. (2015). Arang Aktif Ampas Tebu Sebagai Media Filtrasi Untuk
Meningkatkan Kualitas Air Sumur Gali. Waktu, 13(2), 9-18.
Patil, B.S. dan Kulkarni, K.S. (2012). Development of high surface area activated carbon
from waste material. International Journal of Advanced Engineering Research
dan Studies, 1 (2), 109-113
Priadi, C.R., Anita, Sari, P.N., dan Moersidik, S.S. (2016). Adsorpsi Logam Seng Dan
Timbal Pada Limbah Cair Industri Keramik Oleh Limbah Tanah Liat. Reaktor,
15(1), 10-19
Sari, I.P. dan Widiastuti, N. (2010). Adsorpsi Methylen Blue Dengan Abu Dasar PT.
IPMOMI Proboliinggo Jawa Timur Dan Zeolit Berkarbon. Prosiding Kimia
FMIPA ITS

70 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 14121867


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, & Mochamad Sofyan Zainudin : Pengaruh Konsentrasi
Dan Waktu Aktivasi Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Ampas Tebu Dan
Fungsinya Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Laboratorium

Surest, A.H., Permana I., Wibisono, R.G. (2010). Pembuatan Karbon Aktif Dari
Cangkang Biji Ketapang. Jurnal Teknik Kimia Universitas Sriwijaya, 17(4).
Verla, A.W., Horsfall, M., Verla, E.N., Spiff, A.I. dan Ekpete, O.A. (2012). Preparation
dan characterization of activated carbon from fluted pumpkin (Telfairia
occidentalis hook.f) seed shell. Asian Journal of Natural dan Applied Sciences, 1
(3), 39-50.
Widayanti, Isa I., Aman, L.O. (2012). Studi Daya Aktivasi Arang Sekama Padi Pada
Proses Adsorpsi Logam Cd. Jurnal Sainstek, 6(5), 488-494
Yuan, L. and Liu, Y., (2013), Removal of Pb (II) and Zn (II) from Aqueous Solution by
Ceramisite Prepared by Sintering Bentonite, Iron Powder and Activated Carbon.
Chemical Engineering Journal, 215-216, pp.432-439.

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 71

Anda mungkin juga menyukai