Anda di halaman 1dari 3

BAHAN1

1 Pendahuluan Penglihatan pada mata manusia dewasa ini masih dianggap sebagai alat yang paling
sempurna unuk mendeteksi dan menyeleksi informasi berbagai macam benda dalam suatu lingkungan
tertentu. Object tracking pada umumnya digunakan untuk pengamatan yang tidak terjangkau oleh
penglihatan manusia, baik itu karena jarak objek yang jauh maupun karena objek tersebut dalam
lingkungan yang membahayakan. Aplikasinya dewasa ini digunakan pada objek follower robot, satelit
mata-mata dll. Namun tidak menutup kemungkinan object tracking ini juga dapat digunakan untuk
meneliti objek yang dekat tetapi membutuhkan intensitas pengamatan yang tinggi. Aplikasi sederhana
yang dilakukan menggunakan object tracking ini adalah penentuan konstanta pegas yang pada
umumnya menggunakan pengamatan secara mekanik dengan menghitung langsung dengan
pengamatan mata seperti yang sekarang ini dilakukan di laboratorium Fisika Dasar ITB. Untuk
mempermudah pengamatan dalam praktikum fisika dasar, penelitian ini mengembangkan pengolahan
citra untuk menentukan konstanta pegas.

2 Pegas dan Gerak Harmonik Sederhana Gerak harmonik sederhana (GHS) pada pegas merupakan
contoh sederhana dari sebuah gerak periodik, gerak benda yang berulang sendiri dalam interval waktu
yang sama. GHS pada pegas diakibatkan oleh adanya gaya pemulih ketika pegas diberi beban. GHS ini
J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 4 (2), 2012 ISSN : 2085-2517 66 bekerja berdasarkan hukum Hooke.
Ekspresi hukum Hooke secara matematis dituliskan sebagai berikut F  ky (1) Persamaan GHS dapat
ditentukan dengan mengaplikasikan Hukum II Newton yaitu 2 2 dt d y  ky  m (2) 0 2 2  y  m k dt d y
(3) Solusi dari persamaan ini dapat diasumsikan sebagai fungsi sinusoidal karena gerak periodiknya. i t y
t Ae  ( )  (4) i t y t Ae   2 ( )   (5) Sehingga persamaan geraknya menjadi ( ) ( ) 0 ( ) ( ) 1 2 2  
  y t y t y t y t     (6) Dengan membandingkan persamaan gerak pegas terhadap formulasi
matematis hukum Hooke, ( ) ( ) 0 ( ) ( ) 0 2     y t y t my t ky t    (7) Maka didapatkan m k 
2  dimana T   2  dimana  adalah frekuensi sudut.

7 Daftar Pustaka [1] D. Halliday dan R. Resnick. 1981. Fundamental of Physics, 2nd edition Extended
Version, 218.

BAHAN2

Abstrak Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan tetapan pegas secara statis dan dinamis, serta
menggunakan analisis grafik. Metode percobaan yang dilakukan pada cara statis adalah dengan
menimbang terlebih dahulu massa beban menggunakan neraca. Kemudian mengukur panjang pegas
mula-mula menggunakan penggaris dan memasang pegas pada statif, kemudian menggantungkan
beban pada ujung pegas. Mengukuru panjang pegas setelah diberi beban, dan kemudian dihitung
pertambahan panjang pegas dari panjang mula-mula. Percobaan dilakukan sebanyak 6 kali, dengan
massa beban yang berbeda. Sedangkan pada cara dinamis dilakukan metode yang sama seperti pada
cara statis, kemudian diberi sedikit usikan sehingga terjadi getaran selaras. Selanjutnya menguukur
waktu getar untuk sepuluh kali getaran. Percobaan dilakukan sebanyak 6 kali dengan massa yang
berbeda, dan pengulangan sebanyak 3 kali dengan massa beban yang sama. Adapun variabel-variabel
yang digunakan pada percoban ini adalah jenis pegas sebagai variabel kontrol, dengan memanipulasi
massa beban, untuk mendapatkan respon pada cara statis yaitu pertambahan panjang pegas dan pada
cara dinamis yaitu waktu 10 getaran. Pada percobaan ini didapatkan nilai konstanta pegas pada cara
statis sebesar (6,35 ± 0,73) N/m dengan taraf ketelitian 88,5% dan nilai tetapan pegas dengan analisis
grafik sebesar 3,4 N/m. Sedangkan pada cara dinamis didapat nilai tetapan pegas sebesar (3,15 ± 0,06)
N/m dengan taraf ketelitian 98,1% dan nilai tetapan pegas dengan analisis grafik sebesar 2,45 N/m. Dari
percobaab ini diketahui bahwa hubungan antara massa beban dengan pertambahan panjang pegas dan
dengan kuadrat periode adalah berbanding lurus. Kata kunci : Pegas, konstanta pegas, cara statis, cara
dinamis, pertambahan panjang, periode.

PENDAHULUAN Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban dinamis. Pegas
memiliki sifat kelastisitasan. Elastisitas adalah sifat dari benda yang cenderung kembali kekeadaan
semula setelah mengalami perubahan bentuk karena mendapat karena mendapat gaya dari luar berupa
tarikan,tekanan, dan dorongan. Dalam kehidupan sehari-hari pegas sudah umum digunakan, seperti
dalam springbed, jam tangan, dan sepeda motor. Pada umumnya pegas terbuat 2 dari baja. Pegas akan
bertambah panjang atau bertambah pendek jika diberi gaya, dari sini dapat dicari konstanta pegas
secara statis. Dalam hal lain, ketika pegas diberi usikan, maka sistem akan mengalami getaran. Dari
waktu getaran dapat dihitung periode dan dari periode dapat dihitung konstanta pegas secara dinamis.
Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus diberikan sehingga terjadi
perubahan panjang sebesar satu satuan panjang. Satuan SI untuk konstanta pegas adalah N/m atau
𝑘𝑔.𝑚/𝑠2 𝑚 . Sebuah gaya pemulih yang ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke.
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi karena sifat
elastisitas suatu pegas. Hubungan antara gaya (F) yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang
pegas (∆x) di daerah yang ada dalam batas kelenturan adalah, F = k ∆x (1) Yang dimana ini merupakan
suatu perbandingan yang disebut tetapan pegas. Gerak benda yang terjadi secara berulang dan dalam
selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur, maka gerak ini di
sebut juga sebagai gerak harmonik. Periode (T) suatu gerak harmonik adalah waktu yang dibutuhkan
untuk menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya, yaitu satu getaran penuh atau satu putaran
sehingga dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut. T = 𝑡 𝑛 (2) Dimana : T = Periode (s) t = waktu (s) n =
Jumlah getaran Untuk mencari konstanta pegas dapat dicari menggunakan cara statis dan dengan cara
dinamis. Suatau pegas yang digantungkan mempunyai nilai konstanta pegas k, yang merupakan besar
gaya tiap pertambahan panjang (∆x) sebesar satu satuan panjang. Maka jika pegas kita tarik dengan
gaya F tangan, maka pada pegas akan terjadi gaya pegas (Fp) yang arahnya berlawanan dengan arah
gaya (∑F). Hal ini sesuai dengan Hukum Hooke, dimana : Fp = -k ∆x (3) Sehingga untuk mencari nilai k
dapat dicari dengan persamaan, k = 𝐹 ∆x = 𝑚𝑔 ∆x (4) Dimana : k = Konstanta pegas (N/m), F = Gaya pada
pegas (N/m), ∆x = Pertambahan Panjang Pegas (m) Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam
keadaan setimbang, kemudian diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau menekannya
keatas kemudian melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran. Getaran ini akan
menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan yang arahnya selalu menuju ketitik
setimbang yang dapat diungkapkan dalam persamaan, x = A cos ωt (5) 3 v = 𝑑𝑥 𝑑𝑡 = d(A cos ωt) 𝑑𝑡 v = -
Aω sinωt (6) a = 𝑑𝑣 𝑑𝑡 = d( −Aω sinωt) 𝑑𝑡 a = -Aω2 cosωt a = - ω2 x (7) Dimana : (x) adalah jarak, (v)
kecepatan, dan (a) dalah percepatan. Jika suatu pegas mengalami percepatan maka akan berlaku Hukum
2 Newton dengan persamaan, ∑F = Fp (8) ma = -k ∆x m(- ω 2 x) = -k ∆x - ω 2m x = -k ∆x - ω 2m = -k ω 2 =
𝑘 𝑚 ω = √ 𝑘 𝑚 2𝜋 𝑇 = √ 𝑘 𝑚 T = 2π√ 𝑚 𝑘 T 2 = 4π2 𝑚 𝑘 K = 4π2 𝑚 𝑇2 (9) Dari penurunan rumus diatas
dapat digunakan untuk mencari tetapan pegas dengan cara dinamis.

Anda mungkin juga menyukai