Nama Kelompok
1. Kadek Ita Oktapiani (171200173)
2. Made Ayu Megantini (171200175)
3. Made Dio Lokantara (171200176)
4. Ni Kadek Evy Suhartaty (171200177)
Dosen Pengampu : I Gusti Ngurah Agung Windra W.P, S.Farm., M.Sc., Apt.
I TUJUAN
Agar mahasiswa mengetahui formulasi dan cara pembuatan krim beserta cara
uji kualitasnya
II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Krim
Menurut Farmakope Edisi III. Krim adalah bentuk sediaan setangah
padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan
dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Menurut FI.IV,Krim adalah bentuk sediaan setengah padat,
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan
setengah padat yang mempunyai konsistensi relatifcair diformulasi sebagai
emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air.Krim terdiri dati emulsi
minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemakatau alkohol
berantai panjang dalam air, yang dapat di cuci dengan air dan lebih
ditujukanuntuk pemakaian kosmetika dan estetika. Krim dapat juga
digunakan untuk pemberian obatmelalui vaginal.
Krim merupakan sediaan yang digunakan secara topical. Yang
diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak seperti penyegar kulit dan
minyak dalam air seperti susu pembersih. Krim merupakan salah satu
kosmetik yang paling banyak digunakan. Sediaan ini sangat mudah
diaplikasikan pada kulit dan mudah menyerap ke dalam kulit. Penggunakan
krim disini dimaksudkan untuk obat luar dengan cara dioleskan pada kulit.
Sediaan krim yang tidak stabil akan menimbulkan terjadinya kriming,
pemisahan fase, serta terjadinya inversi fase (Anief, 1999).
Sifat umum sediaan semi padat terutama krim ini adalah mampu
melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama
sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Krim yang digunakan sebagai
obat umumnya digunakan untuk mengatasi penyakit kulit seperti jamur,
infeksi ataupun sebagai anti radang yang disebabkan oleh berbagai jenis
penyakit (Ansel. 2016).
Formula dasar krim, antara lain terdiri dari fase minyak dan fase air yaitu
(Sumardjo, Damin, 2006):
Fase minyak : bahan obat yang larut dalam minyak, besifat asam. Contoh: as
am stearate, adeps lanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak,
cera, cetaceu, vaselin, setil alcohol, stearil alcohol dan sebagainya.
Fase air : bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa. Contohnya : Na tetr
aborat, Trietanolamin/TEA, NaOH, KOH, Gliserin, propilenglikol, Surfaktan
(Na lauril sulfat, Na setostearil alcohol)
1.5. Kelebihan sediaan krim
1. Mudah menyebar rata
2. Praktis
3. Mudah dibersihkan atau dicuci
4. Cara kerja berlangsung secara setempat
5. Tidak lengket terutama tipe m/a
6. Memberikan rasa dingin (cold krim) tipe a/m
7. Digunakan sebagai kosmetik
(Lachman dkk, 2017)
1.6. Kekurangan Krim
1.Susah dalam pembuatanya harus dalam keadaan panas
2.Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas
3.Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu system
campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan
komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan
(Lachman dkk, 2017)
3.1. Alat
1. Cawan porselen
2. Blender
3. Sudip
4. Mortir dan Stamper
5. Gelas ukur
6. Beaker glass
7. Batang pengaduk
3.2. Bahan
1. Minyak ikan
2. Air
3. Sirup simplex
4. Aquadest
V. CARA KERJA
Dimasukan PGA dan air untuk PGA ke dalam blender, lalu nyalakan
blender sampai terbentuk mucilago
Formulasi
R/ Kloramfenikol 400 mg
Vaseline 80 gram
Adeps lanae 10 gram
Nipagin 20 mg
Aquadest 11g/11mL
Uji Organoleptis
Miconazole cream
Bau : Tidak berbau
Warna : Putih
Krim
Bau : Berbau khas
Warna : Kuning
R/ Kloramfenikol 400 mg
Vaseline 80 gram
Adeps lanae 10 gram
Nipagin 20 mg
Aquadest 11g/11mL
Krim Miconazole