Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

PADA Ny. N DI RT 02 RW 08 DUSUN MEDURAN

DI SUSUN OLEH :

AYU APRY MULIYANTY (1501070385)


RAFIKA SARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Harga


diri rendah di Rt 02 Rw 08 Dusun Meduran yang dilakukan
oleh :
Nama :
NIM :

Sebagai salah satu syarat praktek Profesi yang dilaksanakan


pada 12 Agustus – 05 Oktober 2019 telah di setujui dan
dilaksanakan pada :
Hari :
Tanggal :
Malang, …. September 2019

Ayu Apry Muliyanty


1501070385

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

( ) ( )

Kepala Ruangan

( )
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
HARGA DIRI RENDAH

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Harga Diri Rendah

II. TINJAUAN TEORI


A. Pengertian
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. (Eko, 2014).
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa
perubahan dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi
kehidupan baik positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan
fisik, mental, dan psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami
sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang
berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa (Keliat, 2011).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang
buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat
lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman.
(Keliat, 2011).

B. Faktor Predisposisi Dan Presipitasi


 Faktor Predisposisi
Di kutip dari Eko Prabowo 2014 faktor predisposisi terjadinya
harga diri rendah kronis menurut Herman (2011) adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidak realistis. Faktor predisposisi citra tubuh adalah:
1) Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh
2) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit
3) Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
4) Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor
predisposisi harga diri rendah adalah:
a. Penolakan
b. Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif,otoriter, tidak
konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut
c. Persaingan antar saudara
d. Kesalahan dan kegagalan berulang
e. Tidak mampu mencapai standar. Faktor predisposisi gangguan
peran adalah :
- Ketidak percayaan orang tua
- Tuntutan peran seks
- Harapan peran kultural. Factor predisposisi gangguan identitas
adalah :.
a. Ketidak percayaan Orang tua
b. Tekanan dari peer gruup
c. Perubahan struktur Sosial (Eko Prabowo 2014)
 Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunya produktivitas.Harga diri kronis
ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
1) Trauma : Masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang
mebuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi
seperti penganiayan seksual dan phisikologis pada masa anak-anak
atau merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang mengancam
kehidupannya.
2) Ketengangan peran : rasa frustasi saat indivisu merasa tidak mampu
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak
merasa sesuai dengan melakukan perannya. Ketengangan peran ini
sering dijumpai saat terjadi konflik peran terjadi saat indivisu
menghadapi dua harapan yang bertentangan dan tidak dapat
dipenuhi. Keraguan peran terjadi bila indivisu tidak mengetahui
harapan peran yang spesifik atau bngung tentang peran sesuai.
a).Trauma peran perkembangan
b).Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
c).Transisi sehat sakit
d).Pergeseran kondisi pasien yang menyebabkan kehilangan bagian
tubuh
e).Transisi peran situasi
f). Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau
berkurang

C. Rentang Respon

a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri
yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang
sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya. (Eko, 2014)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu
krtika dia tidakmampu lagi menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
1. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk
menilai dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari
orang lain.
2. Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak
jelas sehingga tidak memberikan kehidupan dalam
mencapai tujuan.
3. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri
yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak
mampu berhubungan dengan orang lain secara intim.
Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina
hubungan baik dengan orang lain.
(Eko, 2014)
Pohon Masalah

Kerusakan interaksi sosial

Isolasi sosial : menarik diri

Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

D. Penentuan Diagnosa
 Batasan Karakteristik
1) Bergantung pada orang lain
2) Secara berlebihan mencari penguatan
3) Rasa bersalah
4) Enggan mencoba hal baru
5) Perilaku bimbang
6) Pasif
7) Kontak mata kurang
8) Menolak umpan balik positif
9) Kegagalan hidup berulang
10) Rasa malu
11) Meremehkan kemampuan mengatasi situasi
 Tanda Mayor
Mengkritik diri sendiri atau orang lain perasaan tidak mampu,
pandangan hidup yang pemsimis, perasaan lemah dan takut, penolakan
terhadap kemampuan diri sendiri, pengurangan diri/ mengejek diri
sendiri, hidup yang berpolarisasi, ketidak mapuan menentukan tujuan
mengungkapkan kegagalan pribadi, merasionalkan penolakan.
 Tanda Minor
Produktivitas menurun, perilaku destruktiv pada diri sendiri dan orang
lain penyalahgunaan zat, menarik diri dari hubungan social, ekspresi
wajah malu dan rasa bermasalah, menunjukkan tanda depresi (sukarr
tidur sukar makan), tampak mudah tersinggung/mudah marah.

III. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Diagnosa Keperawatan Tunggal
a. Harga Diri Rendah
b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi sosial
d. Kerusakan interaksi social

b. Diagnosa Keperawatan Ganda


a. Isolasi sosial berhubungan dengan harga diri rendah situasional
b. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
(Iskandar, 2014)

IV. RENCANA TINDAK LANJUT


TUM :
- Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
TUK :
- Ekspresi wajah klien bersahabat
- Menunjukan rasa tenang dan ada kontak mata
- Mau berjabat tangan dan mau menyebutkan nama
- Mau menjawab salam dan mau duduk berdampingan dengan perawat
- Mau mengutamakan masalah yang dihadapi
DAFTAR PUSTAKA

Herman, A. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika

Iskandar. D. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama.

Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN(basic


course). Buku Kedokteran. Jakarta: EGC

Prabowo, Eko. (2014). Konsep & Aplikasi ASUHAN Keperawatan


Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai