(SYSTEMA MUSCULARE)
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu
dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi
untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang
bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem
saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang
berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin
(Awik, 2004).
Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang
mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu, banyak jenis
otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot lurik, otot jantung,
dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda pula.
Otot dapat bergerak karena adanya sel otot. Otot bekerja dengan cara
berkontraksi dan relaksasi. Selain itu otot juga menyebabkan pergerakan pada
organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. selanjutnya otot
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu Otot Lurik, Otot Polos dan Otot Jantung.
Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu
berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar
dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat
kecil yang tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat
berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari
mitokondriadi sekitar miofibil.
Terdapat pula macam – macam otot yang berbeda pada vertebrata. Yang
pertama ialah otot jantung, yaitu otot yang menyusun dinding jantung. Otot polos
terdapat pada dinding semua organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung). Kontraksi
otot polos yang umumnya tidak terkendali, memperkecil ukuran struktur-struktur yang
berlubang ini. Pembuluh darah, usus, kandung kemih dan rahim merupakan beberapa
contoh dari struktur yang dindingnya sebagian besar terdiri atas otot polos.
Sehingga kontraksi otot polos melaksanakan bermacam-macam tugas seperti
meneruskan makanan kita dari mulut ke saluran pencernaan, mengeluarkan urin, dan
mengirimkan bayi ke dunia. Otot kerangka, seperti namanya, adalah otot yang
melengkat pada kerangka. Otot ini dikendalikan dengan sengaja. Kontraksinya
memungkinkan adanya aksi yang disengaja seperti berlari, berenang, mengerjakan alat-
alat, dan bermain bola. Akan tetapi, apabila otot jantung, otot polos, ataupun otot
kerangka atau lurik memberikan suatu ciri, maka otot tersebut merupakan alat yang
menggunakan energi kimia dan makanan untuk melakukan kerja mekanisme.
1. Tendon
Tendon adalah penghubung otot dangan tulang. Tendon mempunyai serabut berwarna
putih dan tidak elastis. Aponeuroses adalah lembaran-lembaran datar atau simpai dari
jaringan fibrus dengan maksud untuk nenuat kelompok-kelompok otot dan adakalanya
menggandengkan sebuah oto dengan bagian yang menggerakkannya.
2. Fascia
Fascia merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar dapat
membungkus dan menghimpun otot menjadi satu. Pada tiap-tiap fasciculus dapat di
pisahkan dengan jaringan ikat perimysium. Di antara endomysium dan berkas serat otot
tersebar sel satelit yang berfungsi dalam perbaikan jaringan otot yang rusak. Dalam
bagian-bagian tertentu, seperti dalam telapak tangan, fascia ini sangat padat dan kuat.
Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia plantaris.
3. Sarcolemma
Sarcolemma adalah unit structural jaringan otot berdiameter 0,01 – 0,1 mm dan panjang
1-40 mm melapisi suatu sel otot.jaringan ini dapat berfungsi pelindung otot. Besarnya
dan jumlah jaringan terutama pada jaringan elastic, akan meningkat sejalan dengan
penambahan usia. Setial 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic tipis yang disebut
sarcolemma. Protoplasma serat otot yang berisi materi semicair disebut sarkoplasma. Di
dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yang
disebut myofibril.
4. Miofibril
Myofibril adalah jaringan serat-serat yang terdapat dalam otot. Jika di lihat dengan
mikroskop, miofibril akan terlihat seperti pita gelap & terang yang bersilangan. Pita
gelap (thick filament) dibentuk oleh myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh
aktin, troponin & tropomiosin)
5. Miofilamen
6. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah jaringan yang berupa cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat
dimana myofibril dan miofilamen berada.
C. Jenis-Jenis Otot
Dalam garis besarnya sel otot dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu:
1. Otot Polos
Otot polos (otot halus), otot ini terdapat pada organ-organ bagian dalam tubuh,
seperti saluran pencernaan, kandung kemih, pembuluh nadi, dan pembuluh balik. Otot
polos tersusun dari sel-sel tipis memanjang (tidak bergaris lintang/polos), masing-
masing dengan sebuah inti sel yang terletak di tengah. Sifat gerakan otot polos tidak
menurut kehendak kita dan tahan kelelahan.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan
bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari, memiliki satu nukleus yang terletak di
tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti lambung dan
usus. Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos
berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.
Ciri otot polos, yaitu:
- Selnya berbentuk gelondong
- Gerakan ototnya lambat dan tidak cepat lelah.
- Bekerja diluar kesadaran
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi
pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang, makreaksi
terhadap berasal dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh karena itu otot polos
tidak berada di bawah kehendak. Jadi bekerja di luar kesadaran kita.
Hubungan ini berperan memperlancar transmisi impuls untuk kontraksi dari satu otot ke
otot yang lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa tenaga yang terjadi pada waktu
kontaksi dapat di pindahkan ke lain alat tubuh melalui serabut kolagen atau elastis.
3. Inti
Berbentuk lonjong memanjang dengan ujung tumpul, bergelombang pada saat terjadi
kontraksi.
Jaringan otot polos mempunyai serbut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.
2. Otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak,
letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik
ujungnya selnya tidak menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen
akibatnya tampak serat-serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu: otot
rangka, otot lurik, dan otot lingkar. Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan
tulang dan berfungsi menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop,
maka tampak susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel,
dan tampak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang melintang (Ville,1984).
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik
berada di bawah kehendak kita. Perlekatannya pda tulang dan kulit, tetapi ada juga
terdapat dalam kulit seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot
lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata
Otot lurik (otot rangka), otot ini terdapat dan melekat pada rangka. Otot ini
menggerakkan tulang-tulang anggota tubuh dengan kontraksi yang kuat dan cepat.
Dalam satu serabut otot lurik terdapat banyak inti yang terletak di bagian pinggir.
Miofibril otot ini memiliki garis-garis gelap dan garis-garis terang. Sifat gerakan otot
lurik menurut kehendak kita atau perintah otak dan tidak tahan kelelahan. Otot rangka
merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai
kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak
yang terletak di tepi sel. Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian
besar jenis otot ini melekat pada kerangka
Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap
dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama
lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Contoh otot pada lengan. Kontraksi
otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan
kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan
tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
Ciri otot lurik, yaitu:
a) Selnya berbentuk silindris dengan garis gelap terang,
b) Bekerja secara sadar
c) gerakannya cepat dan mudah lelah serta melekat pada rangka.
Gambar 2: Otot lurik (rangka)
Komponen penyusun utama filamen tipis ialah Aktin. Aktin merupakan protein
eukariotik yang umum, banyak jumlahnya, dan mudah didapati. Aktin didapati dalam
wujud monomer-monomer bilobal globular yang disebut G-aktin yang secara normal
mengikat satu molekul ATP untuk tiap-tiap monomer. G-aktin itu nantinya akan
berpolimerisasi untuk membentuk fiber-fiber yang disebut F-aktin. Polimerisasi ini
merupakan suatu proses yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dengan ADP yang
nantinya terikat pada unit monomer F-aktin. Sebagai hasilnya, F-aktin akan membentuk
sumbu rantai utama dari filamen tipis.
Tiap-tiap unit monomer F-aktin mampu mengikat sebuah kepala miosin (S1) yang
ada pada filamen tebal. Mikrograf elektron juga menunjukkan bahwa F-aktin
merupakan deretan monomer terkait dengan urutan kepala ekor-kepala. Maka dari itu,
F-aktin memiliki wujud yang polar. Semua unit monomer F-aktin memiliki orientasi
yang sama dilihat dari sumbu fiber. Filamen-filamen tipis itu juga memiliki arah yang
menjauhi disk Z. Sehingga kumpulan-kumpulan filamen tipis yang menjulur pada kedua
sisi disk Z itu memiliki orientasi yang berlawanan.
Komposisi miosin dan aktin masing-masing sebesar 60-70% dan 20- 25% dari
protein total pada otot. Sisa protein lainnya berkaitan dengan filamen tipis yakni
Tropomiosin dan Troponin. Troponin terdiri dari tiga subunit yaitu TnC (protein
pengikat ion Ca), TnI (protein yang mengikat aktin), dan TnT (protein yang mengikat
tropomiosin). Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kompleks tropomiosin – Troponin
mangatur kontraksi otot dengan cara mengontrol akses cross-bridges S1 pada
posisiposisi pengikat aktin.(Anonim, 2010)
3. Otot jantung
Bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi
bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lurik memiliki satu atau dua nukleus yang
terletak di tengah/tepi sel.
Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang
disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam
hal cara kerjanya yakni tidak disadari. Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan
tengah dinding jantung, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta
reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke
luar jantung.
Ciri otot jantung, yaitu:
a) Selnya berbentuk silindris dengan percabangan (sinsitium),
b) Nukleus satu dan terletak di tengah,
c) Bekerja secara tidak sadar (involunteer),
d) Tidak mudah lelah dan
e) Terdapat pada organ jantung.
Otot merupakan sekelompok serabut-serabut otot yang tersusun rapi. Dan setiap
serabut otot terdiri atas dua jenis miofilamen yaitu:
- Miofilamen tebal, yang di bentuk oleh prote
- Miofilamen tipis, yang di bentuk oleh protein aktin.
Menurut letaknya otot dapat dibagi 2 yaitu otot somatik dan otot
visceral. Otot somatik meliputi otot axial, otot lidah, otot hypobranchiale, otot
bola mata dan otot-otot pada lengan tubuh (otot apendicular). Sedang otot viceral
meliputi otot penyusun organ-organ dalam termasuk pembuluh darah.
Otot dibentuk dari lapis benih mesoderm. Pada masa embrional mesoderm
mengalami deferensiasi menjadi epimere, mesomere dan hypomere. Epimere
selanjutnya berdiferensiasi menjadi dermatom, myotom dan sclerotom. Sedangkan
hypomere membentuk lapisan splanchnic dan lapisan somatic. Lapisan splanchnic
akan membentuk lapisan otot pada organ-organ visceral, sementara itu lapisan
somatic hipomere bersama-sama myotom dengan akan membentuk otot dinding tubuh
(otot skeletal).
Selanjutnya otot dinding tubuh dapat dibedakan menjadi 2 yaitu otot
axial, yang tersusun sepanjang sumbu tubuh dan otot apendiculare, yang tersusun
pada membrum liberi.
a. Musculus axialis (otot axial)
Pada ikan, otot axial tersusun segmental terdiri dari myotom-myotom atau
vomere yang satu sama lain dipisahkan oleh myocoma atau myosepta. Myomere
ini terdiri dari bagian dorsal dan ventral yang dipisahkan oleh septum
horisontale.
Bagian dorsal disebut musculus epaxiales dan bagian ventral disebut
musculus hypaxiales. sisi ventral terdapat ligamentum longitudinales yang
mengikat ujung ventral kedua sisi musculus hypaxiales.
Pada Tetrapoda musculus epaxiales dan hypaxiales sama seperti pada ikan
yaitu dipisahkan oleh processus transversus vertebrae. Sedangkan segmentasinya,
sekalipun masih tetap nampak pada semua Tetrapoda, namun modifikasi-
modifikasi tertentu dan pola dasar itu dapat terjadi, sehingga berkembang sebagai
berikut.
Musculus hypaxiales terbagi menjadi 3 lapis : musculus obliqus extemus,
m.obliquus intemus dan m. obliquus tranversus. Perluasan musculus hypaxiales
menyebabkan kecenderungan hilangnya susunan segmental.
Demikian pula pada musculus epaxiales. Otot ini yang terbentang di
bagian dorsal mulai dari tengkorak sampai ke ekor menunjukkan perubahan-
perubahan dari pola dasar yang segmental. Pada urodela, otot ini masih
menunjukkan susunan segmental, sedangkan pada Amniota, mesenchym dan
myotom yang berurutan mengadakan agregasi untuk membentuk otot yang
memanjang yang melibatkan beberapa atau banyak segmen tubuh. Berkas-berkas
otot yang memanjang tersebut adalah musculus longisimus dorsi, m. iliocostalis
dan m. transversospinalis. Sedangkan berkas otot yang pendek adalah m.
intervertebralis yang menghubungkan vertebra dengan vertebrata.
a. Gerak ameboid adalah suatu bentuk gerak yang merupakan ciri khas amoeba dan
protozoa lain. Sel-sel ameboid mengubah bentuknya dengan menonjolkan dan
menarik pseudopodia (kaki semu) dari titik mana saja pada permukaan sel. Sel-
sel seperti itu diselubungi oleh suatu membrane lembut dan sangat fleksibel,
disebut plasmalema. Dibawah plasmalema terbentuk lapisan tak-berbutir (non
granular), suatu ektoplasma yang seperti gel, yang menyelubungi endoplasma
yang lebih encer. Selama gerak ameboid, beberapa pseudopodia dapat mulai
terbentuk di beberapa bagian sel tetapi biasanya hanyansatu yang dominan dan
sel begerak ke arah itu.
Perlu ditegaskan bahwa sebenarnya tidak ada bagian depan (anterior) yang permanen,
karena kaki semu yang dominan dapat terbentuk dipermukaan sel mana saja. Seperti
yang sudah disebut diatas, sitoplasma amoeba dapat dibagi menjadi ektoplasma yang
setengah keras/ kaku di bawah membrane sel dan endoplasma yang lebih encer yang
terletak lebih dalam.
Perbedaan utama antara kelijak dengan flagel terletak pada pola geraknya. Suatu flagel
bergerak simetris dengan undulasi mirip pada ular sehingga air didorong sejajar dengan
sumbu memanjang flagel. Sebaliknya, kelijak bergerak tidak semetris; gerak kearah
yang satu berlangsung dengan kelijak dalam keadaan tegang/ kaku disertai tenaga kuat
dan cepat (kayuhan efektif); ini diikuti oleh gerak balik yang lambat dengan kelijak
melengkung berawal dari pangkalnya (kayuhan balik), sehingga kembali pada posisi
semula. Air didorong sejajar dengan permukaan yang berkelijak itu. Gerak dasar kelijak
terdiri atas tiga gerak yaitu gerak pendulum (gerak yang paling sederhana), gerak
fleksural dan gerak undulasi.
System Gerak Hewan Vertebrata
Hewan vertebratra membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh.
Hal tersebut diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam) yang dapat tumbuh
seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton terususun dari tulang, dan otot
berkerja sama dengan tulang untuk membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan
memiliki bentuk khas. Bentuk khas inilah yang member bentuk tubuh pada masing-
masing jenis hewan.
Sistem gerak hewan vertebrata sama seperti pada manusia. Otot sebagai alat
gerak aktif dan tulang sebagai gerak pasif. Hewan yang hidup di darat memiliki struktur
tulang dan otot yang tidak jauh berbeda dengan manusia. Namun, hewan yang hidup di
udara dan di air memiliki struktur yang khas. Selain itu, hewan-hewan tersebut juga
memiliki struktur tambahan pada tubuhnya untuk mendukung pergerakan.
System Otot:
a. Pisces
Sistem otot (urat daging): penggerak tubuh, sirip-sirip, insang-organ listrik (Sonic,
2008). Contoh:
- Belut laut
Sistem Otot:
Tubuh berupa lingkaran-lingkaran otot yang tersusun sebagai huru W. Corong bukal
digerakan oleh otot-otot radial. Lidah digerakan oleh otot retraktor dan protraktor.
- Ikan Hiu
Sistem otot:
Otot-otot di seluruh tubuh secara teratur bersegemen (materik) disebut miotom. Otot-
otot itu bermodifikasi kepala dan di apendiks.
- Ikan perak
Sistem otot:
Otot tubuh dan ekor terutama terdiri dari miomer-miomer (otot-otot bersegmen) yang
berselang-seling/berganti-ganti tempat dengan vertebra ketika mengadakan gerakan
berenang dan berbalik arah. Miomer-miomer itu secara kasar berbentuk seperti hurup W
dan dirakit menjadi 4 sabuk miomer, yang di sepanjang punggung merupakan rakitan
yang terberat. Antara miomer-miomer itu terdapat jaringan ikatan yang jika direbus,
sabuk-sabuk miomer itu terpisah-pisah menjadi lapisan-lapisan daging (Sonic, 2008).
b. Amphibi
c. Reptilia
Sistem Gerak Reptilia
Ular dan buaya adalah contoh dari reptilia. Reptil memiliki rangka dalam, contoh
pada gambar di bawah, gambar rangka ular). Rangka ular tesusun dari tualang
tengkorak, tulang badan dan tulang ekor. Tulang badan ular terdiri dari ruas-ruas tulang
belakang yang jumlahnya paling sedikit seratus ruas. Hal ini, akan memudahkan ular
bergerak. Tulang rusuk ular tidak melekat pada tulang dada dan tulang belakang seperti
manusia. Akan tetapi, akan dihubungkan dengan tulang belakang dengan tulang otot
yang elastis. Hal ini memungkin ular untuk mengembangkan rongga dadanya misalnya
pada saat menelan mangsa yang besar.
Bagaimana ular bergerak? Ular bergerak dengan merayap, caranya ular
membentuk tubuhnya berkelok-kelok mengelilingi batu atau dengan benda-benda
ditanah kemudian ular menekan batu-batuan atau tanahdan menyebabkan ular
dapatbergerak maju atau ke samping.
System otot : Dibandingkan dengan katak, sistem otot buaya itu lebih rumit,
karena gerakannya lebih kompleks. Otot-otot kepala, leher, dan kaki tumbuh baik,
walaupun kurang jika dibandingkan pada mammalia. Segmentasi otot jelas pada
kolumna vertebralis dan rusuk (Sonic, 2008) .
d. Aves
System Gerak:
Burung merupakan contoh hewan yang beradaptasi dengan baik untuk bergerak di
udara. Burung memiliki :
1) Sayap dan bulu-bulu yang berfungsi untuk mengangkat tubuh burung di udara;
2) Rangka yang ringan dan ramping atau ipih;
3) Sistem tulang dan otot yang kuat untuk menggerakkan sayap.
Bulu burung, selain berfungsi untuk terbang juga berfungsi untuk menahan panas
sehingga menjaga tubuh burung tetap hangat. Sedangkan tulang burung memiliki
struktur yang teradaptasi untuk terbang :
1) Burung memiliki paruh yang lebih ringan dari pada rahang pada hewan
mamalia;
2) Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai
tempat peletakan otot terbang yang luas;
3) Tulang-tulang burung beronga dan ringan. Tulang-tulang tersebut sangat kuat
karena memiliki struktur bersilang;
4) Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang
pada tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung
terbang;
5) Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat, terutama
ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Teknik Terbang Pada Burung :
Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu menggerakkan sayap ke atas
dan ke bawah untuk menimbulkan gerakan mengangkat dan mendorong tubuhnya di
udara. Gerakan mendorong dan mengangkat sayap memerlukan kekuatan yang paling
besar. Sementara pada saat mengangkat sayap,memerlukan kekuatan yang lebih kecil.
Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk
memulai gerakan mendorong dan mengangkat kembali.
System Otot :
Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular dorsal. Semua tulang
pelvis bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah tekik (celah) posterior.
Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum, dan menarik tulang humerus
kebawah (berarti menarik sayap ke bawah). Sebaliknya, otot pektoralis minor menarik
sayap ke atas (Sonic, 2008).
G. Sistem Otot Pada Hewan
Pada ikan dan hewan-hewan vertebrata lain, hewan-hewan ini mempunyai otot,
seperti otot-otot pada kepala dan badan.
1. Otot badan pada ikan
Sistem otot pada ikan yakni penggerak tubuh, berupa sirip-sirip, Otot-otot di seluruh
tubuh secara teratur bersegemen, bergerak ketika mengadakan gerakan berenang.
Sistem perototan atau muscularis pada ikan adalah sama seperti pada sistem perototan
vertebrata lainnya yang terdiri dari otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Sistem
muscularis yang paling sederhana ditemukan pada kelompok Cyclostomata karena
posisi evolusinya dan tidak adanya spesialisasi pada ototnya.
Berdasarkan bentuknya, otot pada ikan terbagi atas Cyclostomine yang dimiliki oleh
kelompok Agnatha dan Piscine yang dimiliki oleh kelompok Osteichthyes dan
Condrichthyes. Pada kelompok Cyclostomine, bentuk myomere terdiri dari satu lekukan
kedalam dan dua lekukan keluar dimana ujungnya tumpul. Sedangkan pada myomere
penyusun otot piscine memiliki lekukan yang ujungnya tajam. Penyebutan otot rangka
pada ikan tergantung dari sistem gerak yang dilakukan, lokasi otot, struktur otot dan
pergerakannya.
Gambar: Otot Badan Pada Ikan
2. Amphibi
Otot-otot segmental mencolok pada tubuh. Segmen kaki teratas berotot besar. Dan otot
fleksor.
3. Reptilia
Dibandingkan dengan katak, sistem otot buaya itu lebih rumit, karena gerakannya lebih
kompleks. Otot-otot kepala, leher, dan kaki tumbuh baik, walaupun kurang jika
dibandingkan pada mammalia. Segmentasi otot jelas pada kolumna vertebralis dan
rusuk.
Sistem otot pada hewan avertebrata atau Alat gerak hewan pada umumnya
merupakan kontraksi sel-sel khusus (otot) material kontraksi yang disebut sebagai
aktomiosin .pada dasar nya sama baik otot polos lurik maupun otot jantung vertebrata
maupun avertebrata
1. Sistem otot pada cacing pipih (platyhelminthes)
Serabut otot terbagi atas Sirkular, Longitudinal, Serong atau vertical yang mana Sirkular
terdapat di bawah epidermis dan berkontraksi memanjang kan tubuh nya, longitudinal
yang berfungsi memperpendek tubuh nya ,dan otot serong atau vertical yang berfungsi
untuk bergerak seperti membalik,melipat dan merentangkan diri nya keseluruh arah.
2. Sistem otot pada molusca
Sebagian otot besar otot berupa otot halus yang berkontraksi lambat namun yang dapat
aktif berenag menggerakkan cangkang nya terdapat otot halus atau lurik. Otot halus
yang berfungsi untuk menutup cangkang pada saat istirahat dan otot lurik yang
berfungsi untuk menimbulkan gerakan berenang.
3. System otot pada arthropoda
Pada mosculer sangat kompleks ukuran maupun otot-otot tubuh yang banyak jumlah
nya dan bersendi dan otot melekat pada permukaan dalam rangka luar.
Dibalik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik
itu. Terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi
otot. Hampir semua jenis makhluk hidup memilki kemampuan untuk melakukan
pergerakan. Fenomena pergerakan ini dapat berupa transport aktif melalui membran,
translokasi polimerase DNA sepanjang rantai DNA, dan lain-lain termasuk kontraksi
otot.
DAFTAR PUSTAKA
Sonic, 2008. Sistem Gerak Vertebrata. www.blogspot.com. Diakses pada tanggal 7 Mei 2010.