Anda di halaman 1dari 2

ANDA TERSESAT..?

Selama dalam pendakian, ada baiknya memperhatikan keadaan alam sekitar yang bisa dijadikan
tanda yang tidak mudah dilupakan, seperti tumpukan batu raksasa, pohon besar dan tinggi, pohon
tumbang, dan aliran sungai. Tanda-tanda alam tersebut bisa digunakan sebagai rambu pemandu
kejalur semula bila kebetulan tersesat. Bila berada pada suatu ketinggian, tiba-tiba mendengar
suara musik, suara azan, suara deru motor, atau melihat cahaya lampu yang seolah-olah jaraknya
tidak jauh, apalagi pada malam hari, sebenarnya kondisi seperti itu hanya tipuan pada
pendengaran dan penglihatan, ketika kondisi fisik sudah melemah dan mental menurun. Oleh
karena itu, timbul keinginan untuk secepatnya menuju kearah datangnya suara atau sinar tadi.
Tanpa disadari kita sudah keluar dari jalur yang mengakibatkan terjebak pada situasi medan yang
menyesatkan. Jangan coba-coba melakukan jalan pintas atau potong kompas kalau tidak tahu
tehniknya, apalagi bila tidak membawa peta dan kompas.

Perjalanan yang menyesatkan bisa juga karena mengikuti aliran sungai. Memang betul aliran
sungai dari gunung aka mengalir kedataran rendah, mungkin juga melintasi sebuah
perkampungan penduduk. Tapi harus diingat bahwa aliran sungai umumnya memiliki jeram atau
air terjun yang dapat menyulitakan bahkan menyesatkan.

Bila kita sudah menyadari telah salah jalur atau tersesat, yang pertama harus kita lakukan adalah
jangan panik!! lebih baik berhenti dan istirahat dulu (minum air, makan sepotong coklat) Sambil
memberi tanda lokasi istirahat dengan tanda yang mencolok/mudah diingat, seperti: mengikat
batang/ranting perdu, mematahkan beberapa ranting pohon/perdu, mengikat serumpun alang-
alang, dan lakukan pengamatan medan sekitar.

Dari lokasi istirahat yang telah diberi tanda jejak tadi, cobalah berjalan kearah empat penjuru
mata angin selama 15-20 menit. Bila belum ditemukan jalur resmi pada satu arah mata aingin
setelah berjalan 15-20 menit, berilah tanda jejak pada lokasi tersebut. Kemudian kembali
kelokasi semula yang telah diberi tanda jejak (lokasi istirahat). Demikian selanjutnya, pada arah
mata angin yang lain bila jalur resmi belum ditemukan. Jarak dan waktu tempuh mencari jalur
resmi bisa diperpanjang asalkan tidak lupa memberikan tanda-tanda jejak pada kawasan yang
pernah dilewati. Bila tidak cukup waktu atau hari sudah menjelang sore, sebaiknya mulai
mendirikan tenda kalau tidak ada dirikanlah shelter alam (bivak), jangan memaksakan diri
melakukan pencarian jalur resmi dimalam hari, lebih baik digunakan untuk istirahat dan
menambah kalori dengan makan dan minum. Baru keesokan harinya bisa dilanjutkan pencarian
jalurnya.

Terkadang ada jalur yang tertutup semak belukar, alang-alang, dan pohon tumbang, karena
jarang dilewati pendaki. Bila pencarian jalur resmi dilakukan dengan sabar dan tidak panik,
percaya diri serta akal sehat, cepat atau lambat akan dapat ditemukan.
Kalau tersesatsebaiknya kita tenang dan ingat rumus : STOP

S = Stop/Seating:Berhentilah dan beristirahat dengan santai, dan berusahalah untuk tidak panik,
segera hilangkan kepanikan (kalau emang sudah panik). Kalo perlu makan coklat dulu biar
tenang......

T = Thinking:Berpikir secara jernih (logik) dalam situasi yang sedang dihadapi.

O = Observation:Lakukan pengamatan/observasi medan disekitar kita, kemudian tentukan arah


dan tanda-tanda alam yang dapat kita mamfaatkan atau yang harus kita hindari.

P = Planning:Buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila kita sudah memutuskan sesuatu
yang akan kita lakukan.

Anda mungkin juga menyukai