Askep Gerontik
Askep Gerontik
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia yang diberikan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lupa untuk mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari
teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar kami dapat memperbaikinya.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
(Kelompok 8)
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya imulai dari waktu
ke waktu tertentu, tidak hanya dimulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. WHO dan UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia pada
Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua
bukanlah sebuah penyakit, tetapi merupakan proses yang beraangsur-angsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi Martono
(1994) mengatakan bahwa “menua” adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Proses menua bersifat individual :dimana proses menua pada setiap orang terjadi
dengan usia yang berbeda, tiap lanjut usia mempunyai kebiasaan atau life style yang
berbeda dan tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua. Harus
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering dialami oleh lansia misalnya, Hipertensi,
Diabetes Militus, Rematik, Asam urat.
1. Teori biologis
Yang merupakan teori biologis adalah :
Teori jam genetik
2
Menurut Hay ick 1965, secara genetik sudah terprogram bahwa material didalam
inti sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan frekuensi
mitosis.
Teori sosiokultural
Yang merupakan teori sosiokultural adalah :
Teori pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang berangsur-angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan disekitarnya, yang melibatkan kehilangan ganda seperti :
Kehilangan peran
Hambatan kontak sosial
Berkurangnya komitmen
3
Teori aktifitas
Penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana seorang usia lanjut
merasakan kepuasan dalam beraktifitas dan mempertahankan aktifitas
tersebut selama mungkin.
Teori konsekuensi fungsional
Yang merupakan teori konsekuensi fungsional adalah :
Konsekuensi fungsional usia lanjut yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan karena usia dan faktor resiko tambahan.
Tanpa adanya intervensi maka beberapa konsekuensi fungsional akan negatif, dan
dengan adanya intervensi menjadi positif.
Menjadi tua ( menua) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melewati tahap-tahap
kehidupannya. Memasuki usia tua banyak mengalami penurunan fisik yang ditandai dengan
kulit menjadi keriput karena kurangnya bantalan lemak, gigi mulai ompng, rambut memutih,
pendengaran berkurang, penglihatan memburuk dan nafsu makan berkurang.
Menurut Budi Ana Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut :
4
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54) tahun , keadaan ini dikatakan sebagai
masa virilitas
b. Kelompok usia lanjut (55 – 64 tahun) sebagai masa presenium
c. Kelompok – kelompok usia lanjut (>65 tahun) yang dikatakan sebagai masa
senium.
Orang tua yang tinggal di rumah sendiri biasanya mempunyai penyesuaian diri yang
baik daripada tinggal bersama anaknya. Orang tua yang pindah ke rumah anaknya biasanya
lansia dengan penurunan kesehatan atau ekonomi sehingga tidak punya pilihan lain. Hal ini
merupakan bukti pengaturan diri yang kurang memuaskan lansia.pengaturan hidup secara
mandiri merupakan prediktor kesejahteraanyang ampuh bagi lansia. Perpindahan
tempat,merupakanpengalaman traumatik , karena berarti meninggalkanpertalian tetangga
dan persahabatan yang memberi kenyamanan dan keamanan. Akan tetapi, jika hal ini herus
terjadi maka menciptakan lingkungan seperti lingkungan lama merupakan hal yang penting
bagi lansia. (Andormoyo,2012)
Lansia lebih banyak menghabiskan uang untuk perawatan kesehatan sehingga perlu
menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatannya. Program asuransi atau bantuan orang
lain terutama dari generasinya mungkin sangat dibutuhkanpada saat ini. (Andormoyo,2012)
Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang
berlangsung bagi kedua pasangan . kegiatan seksual mungkin pada masa ini sudah dialihkan
ke hal lain yang bisa saling memuaskan. (Andormoyo,2012)
5
daripada pria. Hal ini akibat hilangnya rasa saling ketergantungan dan membagi kegiatan
secara bersama. Namun demikian, biasanya wanita mampu bertahan hidup daripada pria.
Bagi pria kehilangan pasangan berarti kehilangan teman, hubungan sanak family/keluarga,
dan dunia sosial secara umum. Duda lansia umumnya tidak punya minat untuk
melaksanakan peran ibu sehingga sering membutuhkan bantuan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan perwatannya. (Andormoyo,2012)
Secara umum, lansia akan mengalami penurunan hubungan sosial. Hal ini bukan
berarti lansia akan menarik diri dari dunia sosial sekitarnya. Interaksi dari pasangan,
generasinya dan saudaranya merupakan dukungan sosial terpenting bagi lansia.
(Andormoyo,2012)
Penelahaan hidup atau life review merupakan aktivitas kongnitif yang vital dan
umum dilakukan lansia . aktivitas ini menggambarkan suatau penelahaan sentral terhadap
arti kehidupan dan memberikan fungsi untuk memudahkan penyesuaian diri terhadap situasi
yang sulit dan memberikan pandangan terhadap kejadian pada masa lalu . lansia sangat
peduli dengan kualitas hidup mereka dan berharap dapat hidup terhormat dan penuh
arti.pendekatan diri kepada tuhan secara serius merupakan tidakan yang dapat meningkatkan
kehormatan bagi lansia dengan ditunjang life review yang baik. (Andormoyo,2012).
Saat ini, diseluruh dunia jumlah lanjut orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta
dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Permasalahan pada lansia dalam pemeliharaan kesehatan : hanya 5% yang hanya diurus oleh
institusi, 25% dari semua resep obat-obatan adalah lanjut usia , akibat dari ketidakmampuan
akan lebih terjadi apabila lanjut usia itu jatuh sakit, respon terhadap pengobatan berkurang.
Ketakutan-ketakutan yang dialami oleh lanjut usia meliputi :ketergantungan fisik dan
ekonomi,sakit-sakitan yang kronis (mis, hipertensi, kurangnya pendengaran dan penyakit
jantung).
6
Permasalahan yang berkaitan dengan lanjut usia antara lain :
Asuhan keperawatan gerontik diberikan berupa bantuan kepada klien lanjut usia
karena adanya: kelemahan fisik, mental, sosial, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya
kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri.
Tujuan asuhan keperawatan lanjut usia (lansia) adalah:
a) Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan kesehatan, sehingga
memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hayatnya.
7
b) Mempertahankan kesehatan serta kemampuan mereka yang usianya telah lanjut
dengan perawatan dan pencegahan.
c) Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup
klien lanjut usia.
d) Menolong dan merawat klien lanjut usia yang m/’enderita penyakit atau mengalami
gangguan tertentu (baik kronis maupun akut).
e) Merangsang perugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosis
yang tepat dan dini bila mereka menemukan kelaian tertentu.
f) Mencari upaya semaksimal mungkin, agar klien lansia yang menderita suatu
penyakit/gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa
perlu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
2.2.1 Pengkajian
Tujuan Pengkajian:
1. Fisik
a. Wawancara:
Pandangan lansia mengenai kesehatannya
Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
Kekuatan fisik lansia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran
Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar dan buang air kecil
Kebiasaan gerak bdan/olahraga/senam usia lanjut
Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dalam minum obat
8
Masalah seksual yang dirasakan
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi,
untuk mengetahui perubahan fungsi sistem tubuh
Pendekatan yang digunkan dalam pemeriksaan fisik adalah head to toe (dari
ujung kepala sampai ujung kaki) dan sistem tubuh
2. Psikologis
a. Apakah mengenal maslaah utamanya.
b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
c. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak.
d. Apakah memandang kehidupan dengan optimis.
e. Bagaimana mengatasi stress yang dialami.
f. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g. Apakah lansia sering mengalami kegagalan
h. Apakah harapn pada saat ini dan akan dating
i. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses piker, alam perasaan,
orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah
3. Sosoal-ekonomi
a. Sumber keuangan lansia
b. Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang
c. Dengan siapa ia tinggal
d. Kegiatan organisasi yang diikuti lansia
e. Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya
f. Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain di luar rumah
g. Siapa saja yang biasa mengunjungi
h. Seberapa besar ketergantungannya
i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada
4. Spritual
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan
c. Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d. Apakah lansia terlihat sabar dan tawakal
9
2.2.2 Pengkajian Dasar
1. Temperatur/suhu tubuh
a. Mungkin (hipotermia) kurang lebih 35oC
b. Lebih teliti diperiksa di sublingual
2. Denyut nadi
a. Kecepatan, irama, volume
b. Apical, radial, pedal
3. Respirasi (pernafasan)
a. Kecepatan, irama, dan kedalaman
b. Pernafasan tidak teratur
4. Tekanan darah
a. Saat baring, duduk, berdiri
b. Hipotensi akibat posisis tubuh
5. BB perlahan hilang pada beberapa tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
7. Memori (ingatan)
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
10. Sistem Persarafan
Kesimetrisan raut wajah
Tingkat kesadaran, adanya perubahan dari otak
Mata: pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
Pupil: kesamaan, dilatasi
Ketajaman penglihatan menurun karena menua:
a. Jangan di uji didepan jendela
b. Gunakan tangan atau gambar
c. Cek kondisi kacamata
Gangguan sensori
Ketajaman pendengaran
a. Apakah menggunakan alat bantu dengar
b. Tin itus
c. Serumen telinga bagian luar, jangan di bersihkan
Adanya rasa sakit atau nyeri
10
11. Sistem Kardiovaskular
Sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan
Auskultasi denyut nadi apikal
Periksa adanya pembengkakan vena jugularis
Pusing
Sakit/nyeri
Edema
12. Sistem Gastrointestinal
Status gizi
Asupan diet
Anoreksia, tidak dapat mencerna, mual, muntah
Mengunyah, menelan
Keadaan gigi, rahang, dan rongga mulut
Auskultasi bising usus
Palpasi, apakah perut kembung, ada pelebaran kolon
Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, inkontinesia alvi
13. Sistem Genitourinaria
Urine (warna dan bau)
Distensi kandung kemih, inkontinesia (tidak dapat menahan untuk buang air
kecil)
Frekuensi, tekanan, atau desakan
Pemasukan dan pengeluaran cairan
Disuria
Seksualitas
a. Kurangnya minat melakukan hubungan seks
b. Adanya disfungsi seksual
c. Gangguan ereksi
d. Dorongan/daya seks menurun
e. Hilangnya kekuatan dan gairah seksualitas
f. Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual
14. Sistem Kulit
Kulit
a. Temperatur, tingkat kelembapan
b. Keutuhan kulit: luka, luka terbuka, robekan
11
c. Turgor (kekenyalan kulit)
d. Perubahan pigmen
Adanya jaringan parut
Keadaan kuku
Keadaan rambut
Adanya gangguan umum
15. Sistem Muskuloskletal
Kontraktur
a. Atrofi otot
b. Tendon mengecil
c. Ketidakadekuatan gerakan sendi
Tingkat mobilisasi
a. Ambulansi dengan atau tanpa bantuan peralatan
b. Keterbatasan gerak
c. Kekuatan otot
d. Kemampuan melangkah atau berjalan
Gerkan sendi
Paralis
Kifosis
16. Psikosial
Menunjukkan tanda meningkatnya ketergantungan
Fokus pada diri bertambah
Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
Membutuhkan bukti nyata rasa kasih sayang yang berlebihan
12
(Berdasarkan Buku Fundamental Keperawatan. 2009)
a) Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
faktor biologis
c) Konstipasi berhubungan dengan faktor fungsional (kelemahan otot abdomen)
d) Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan
e) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan adanya hambatan penerimaan dan
pengiriman rangsangan
2.2.4 Intervensi
NOC: Setelah dilakukan intervensi 3x24 jam nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria
hasil:
1. Tentukan jumlah kalori dan jenis zat yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
gizi
2. Atur diet yang diperlukan
3. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan (misalnya:
bersih, berventilasi, santai, dan bebas dari baru yang menyengat)
4. Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan
5. Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak di kursi, jika memungkinkan
6. Pastikan makanan yang disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu yang
paling cocok untuk dikonsumsi secara optimal
7. Pastikan diet mencakup makanan tinggi kandungan serat untuk mencegah konstipasi
8. Monitor kalori dan asupan makanan
13
DAFTAR PUSTAKA
14