Contoh PTK Komplit
Contoh PTK Komplit
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkualitas, begitu pula dalam masyarakat yang maju dan berkualitas pasti
bangsa Indonesia sendiri yang telah diatur dalam UUD 1945 dan diperjelas
mendukung satu sama lain. Norma-norma tersebut tersirat dan tersurat dalam
ini mengatur segala hal yang berkaitan dengan pendidikan, mulai dari
1
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
terdiri atas program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program
2012: 3). Dengan demikian, sekolah dasar merupakan salah satu bentuk satuan
kemampuan yang paling mendasar setiap siswa, di mana setiap siswa belajar
2
secara aktif karena adanya dorongan dalam diri dan adanya suasana yang
kebutuhan dan pelepas dahaga akan hausnya rasa ingin tahu mereka akan hal-
berlangsung dari usia 6 – 12 tahun. Jadi, pada masa anak berusia 6 – 12 tahun,
12 tahun, karakteristik anak pada anak tersebut menurut Susanto (2015: 86),
yaitu suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh
3
waktu sebelum ia menerima pengetahuan tersebut sesudah ia menerima
pengetahuan tersebut.
Bentuk nyata dari kegiatan belajar ini adalah hasil belajar. “Hasil belajar
(Susanto, 2014: 1). Hasil belajar inilah yang dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kemajuan peserta didiknya dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan belajarnya.
yang ada di sekolah dasar. Cakupan kajian IPS sangatlah luas, namun sesuai
adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada
negara” (Susanto, 2015: 139). Luasnya kajian tentang IPS, maka dibutuhkan
4
generalisasi serta mampu merefleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa,
(2015:149), pemerintah telah memberikan arah yang jelas pada tujuan dan
kemampuan dasar berpikir logis dan kritis, serta memiliki keterampilan sosial.
yang perlu dipelajari dan dikuasai atau dimiliki oleh peserta didik, karena
5
Dengan demikian, pengembangan keterampilan sosial yang terdapat di
mata pelajaran IPS sangatlah penting diajarkan di sekolah dasar sebagai salah
penting bagi peserta didik, karena berfungsi sebagai acuan bertingkah laku
hubungan yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain, misalnya melakukan
pembelajaran itu sendiri. Melihat fakta yang ada di kelas, masih banyak yang
pada ingatan dan penghafalan, pembelajaran yang hanya di lakukan satu arah,
tidak ada umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung, dan hanya
pelajaran, siswa tidak diajak berpikir logis dan kritis. Pembelajaran juga kurang
pelajaran tersebut dan hal itu membuat siswa tidak menemukan dan
6
membangun sendiri pengetahuan yang diterimanya, akibatnya
masing, sehingga komunikasi dan interaksi serta kerja sama kurang terjalin.
Meskipun dengan ego yang tinggi, terlihat kompetisi satu sama lain untuk
membuktikan siapa yang lebih baik., namun masih belum diarahkan dengan
baik.
Berdasarkan hal di atas, siswa yang seharusnya memiliki rasa ingin tahu
baik. Tingkat rasa ingin tahu akan sesuatu pada diri siswa masih rendah meski
ada beberapa siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu,
disajikan menjadi sulit untuk diatasi, dan semua ini dikarenakan pembelajaran
7
siswa di dalam kelas memang telah menerapkan pendekatan scientific, namun
pada jumlah siswa yang aktif hanya sekitar 28% dari jumlah siswa yang ada di
Banjarmasin, ibu Fitri Noormawati, S.Pd., sebagian siswa yang aktif tersebut
penuturan beliau, guru masih merasa belum mahir dan menguasai dalam
banyak perhatian.
Hal ini didukung dengan perolehan hasil belajar siswa pada muatan IPS,
yang menunjukkan bahwa sekitar 65% siswa belum menguasai konsep secara
mendalam. Hal ini terlihat dari hasil ulangan tiap subtema yang di dalamnya
perolehan nilai ulangan tema 7 pada tahun ajaran 2014/2015, hasil belajar siswa
yaitu nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 60 dan diperoleh presentasi
8
sebesar 77,41% yang tidak memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) pada tiap tema yang seharusnya KKMnya adalah 75 dan hanya 22.59%
dalam kelas hanya bersifat satu arah, sehingga siswa kesulitan memahami
dengan masyarkat dan lingkungan sekitar tidak tertanam dalam diri siswa,
Siswa hanya diberikan materi lalu dibiarkan begitu saja. Siswa belum diajak
untuk berpikir logis dan kritis selama pembelajaran. Siswa yang tidak terlatih
sejak dini untuk berpikir secara logis dan kritis akan mengalami kesulitan dalam
kehidupannya juga hanya akan menerima dan tidak mau mencari sendiri akan
sesuatu hal. Hal ini tentu berdampak buruk jika tidak dilatih secara
berkesinambungan.
menerima pelajaran apa adanya. Tidak ada proses konstruksi ilmu yang
9
kemanusiaan yang tidak ditanamkan sejak dini juga akan berdampak untuk
mana hal ini akan berdampak pada tingkah laku anak dan cara pandangnya di
mengerjakan tugas secara berkelompok, yang mana hal ini akan meningkatkan
ego siswa masing-masing, sehingga kurang tertanam hasrat untuk bekerja sama
satu sama lain. Dalam kehidupan bermasyarakat juga sangat penting untuk
berkomunikasi dan bekerja sama, namun jika ini tidak dilatih dan ditanamkan
di diri anak, akan membuat anak menjadi sulit berbicara atau bergaul dengan
masyarakat dan memiliki ego yang tinggi untuk tidak bekerja sama dengan
orang lain.
kurang maksimal dan juga akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang
kian menurun. Hal ini juga berdampak kepada siswa ke depannya yang belum
Mengingat dalam setiap situasi selalu ada jalan keluar berupa solusi
yang bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang sedang kita hadapi seperti di
10
atas. Caranya adalah menggunakan metode, model, dan strategi pembelajaran
yang dapat memacu siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung
Problem Based Learning (PBL), yang mana model ini mengajak siswa
sendiri solusi untuk masalah tersebut. Model pembelajaran PBL ini melatih
siswa untuk berpikir kritis dan logis, karena dalam setiap pemecahan masalah
serta menarik kesimpulan atas apa yang telah ditemukannya. Dengan begitu,
terjadinya konstruksi ilmu pengetahuan dalam diri anak, yang mana anak
11
berkompetisi. Model ini melatih kerjasama siswa melalui permainan dan
keaktifan siswa.
model ini dapat mengatasi siswa yang malu dan tidak mau mengemukakan
pendapatnya. Salah satu dari keterampilan sosial yang ingin diterapkan peneliti,
beberapa siswa saja yang aktif menyampaikan pendapat. Maka dari itu, model
upaya mengatasi masalah pembelajaran yang ada di kelas VB, SDN-SN .........
Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token pada
B. Rumusan Masalah
12
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dapat
Based Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token
Based Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token
kelas yang bersifat konvensional dalam artian siswa hanya menghafal dan
tinggi, sebagian besar hanya bersifat pasif, walaupun ada beberapa siswa yang
13
aktif. Hal ini menyebabkan siswa kurang diajak untuk berpikir logis dan kritis.
Selama pembelajaran juga belum terlihat siswa diarahkan untuk bekerja secara
yang telah dinyatakan, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini akan
berbasis masalah berdasarkan tujuan mata pelajaran IPS yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang sehari-
sosial dapat disajikan dengan cara yang menarik. Hal ini sesuai dengan
13) yang menyatakan bahwa “PBL lebih dari sekedar lingkungan yang efektif
14
kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim,
dan berkomunikasi”.
sebelumnya. TGT ini juga dipilih karena mengandung unsur permainan yang
dikombinasikan dengan model PBL. Hal ini dikarenakan agar partisipasi siswa
15
secara merata, sehingga tidak ada siswa yang aktif sekali atau mendominasi
memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa (Shoimin,
2014: 67).
Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token adalah
sebagai berikut:
pembelajaran PBL)
siswa untuk melontarkan pertanyaan dari gambar yang diamati, kegiatan ini
16
4. Merumuskan masalah, membawa siswa pada suatu persoalan yang
pembelajaran PBL)
dari permasalahan yang dikaji. Siswa juga diberikan kupon berbicara yang
depan kelas. Namun, hanya beberapa siswa yang masing mempunyai kupon
17
10. Kompetisi, dilaksanakan dengan mempertemukan setiap perwakilan
D. Tujuan Penelitian
(TGT), dan Time Token pada siswa kelas VB SDN-SN ......... 7 Banjarmasin.
Based Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token
18
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
yang inovatif.
3. Bagi Peneliti
19
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas
tahun”.
dini, terutama di kelas awal. Pada masa ini merupakan masa yang sangat
penting bagi anak. Anak perlu mendapat dorongan agar dapat berkembang
21
ingin tahu, ingin belajar; 3) menjelang akhir masa ini telah ada minat
kepada hal-hal dan mata pelajaran-mata pelajaran khusus; 4) sampai
kira-kira 11 tahun, anak membutuhkan seorang guru atau orang-
orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi
keinginannya, setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak
menghadapi tugas-tugasnya dengan bebeas dan berusaha
menyelesaikannya sendiri; 5) pada masa ini anak memandang nilai
(angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai
prestasi sekolah; dan 6) anak-anak pada masa ini gemar membentuk
kelompok sebagai sarana untuk dapat bermain bersama-sama.
memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan senang bermain berkelompok.
yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan
dengan karakteristik siswa itu sendiri. Ada empat hal dominan dari
karateristik siswa menurut Danim (2010: 4), yaitu (1) kemampuan dasar,
22
minat, dan lain-lain; dan (4) cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri,
a. Konsep Belajar
bahwa, “belajar dapat didefinisi kan sebagai suatu proses di mana suatu
2015: 3).
23
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2010: 2).
2015: 3-4).
diubah melalui latiahn atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar tersebut terjadi dalam
252).
24
Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas yang dilakuakan seseorang dengan sengaja dalam
Berdasarkan teori belajar ini, diharapkan suatu proses belajar akan dapat lebih
pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara
tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Bila tidak dilakukan
25
sudah dimiliki siswa, maka pengetahuan baru tersebut cendrung akan dipelajari
secara hafalan.
Maka dari itu, belajar akan lebih bermaknsa jika anak mengalami apa
b. Konsep Pembelajaran
belajar dan mengajar. Dengan kata lain, menurut Susanto (2015: 18-19),
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”.
berasal dari kata dasar “ajar”, yang berarti petunjuk yang diberikan kepada
dapat dipandang dari dua aspek, yaitu mengajar secara tradisional dan modern.
26
Sejalan dengan pendapat di atas, Slameto (2003) juga menyatakan
masyarakat kepada generasi berikutnya” (Susanto, 2015: 20). Dengan kata lain,
menciptakan kondisi belajar bagi siswa (Susanto, 2015: 20). Hal ini sejalan
2015: 20).
memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Di mana guru harus
27
c. Konsep Aktivitas Guru
Dosen tertulis bahwa, “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
bahwa, “guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam
of Minnesota) menyatakan bahwa, “ada dua tugas dan perilaku guru yang
tinggi terhadap siswa, dan (2) mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
Susanto (2015: 18) menyatakan bahwa, “guru yang profesional adalah guru
yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan
yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat,
28
Sejalan dengan guru yang profesional seperti yang diuraikan di atas,
Indra Jati Sidi (2001) mengungkapkan bahwa, “guru masa depan tidak hanya
tampil sebagai pengajar (teacher) seperti fungsinya selama ini yang menonjol,
Sebagai pelatih, guru mendorong peserta didik untuk bekerja keras dan
mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, membantu menghargai nilai
belajar dan pengetahuan. Sebagai konselor, guru berperan sebagai
sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengandung rasa
hormat dan keakraban dari siswa. Sebagai manajer belajar, guru
membimbing peserta didik untuk selalu belajar, mengambil prakarsa
dan mengeluarkan ide-ide yang baik yang dimilikinya.
Dengan demikian, di zaman yang semakin maju ini, peran guru tidak
Siswa sebagai peserta didik adalah sebagai subjek didik, bukan objek
yang siap diisi dengan ilmu pengetahuan dari otak guru (Suriansyah dkk, 2014:
7). Dalam kehidupannya sebagai subjek didik, anak memiliki kekuasaan atas
dirinya sendiri yang merasa ingin diakui keberadaannya. Hal ini sejalan dengan
yang tertulis bahwa, “peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
29
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
selalu dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam profesi keguruan
tersebut”.
30
Dipandang dari sisi proses belajar, pembelajaran berbasis aktivitas siswa
menekankan pada aktivitas siswa yang optimal, seimbang antara aktivitas fisik,
berbasis aktivitas siswa menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu
dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
instruksional inilah yang menjadi acuan siswa berhasil atau tidaknya dalam
belajar.
Skor juga bukan menjadi patokan mutlak siswa berhasil dalam belajar
atau penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Seperti
31
yang dinyatakan oleh Susanto (2015: 5), “berdasarkan konsep belajar, dapat
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau
belum, berharga atau tida, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi
atau tindak lanjut, atau bahkan cara mengukur tingkat penguasaan siswa.
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingat penguasaan ilmu
belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu
siswa dari proses dan pengenalan yang berulang-berulang, baik dari segi
kognitif, afektif, dan psikomotor, serta akan tersimpan dalam jangka waktu
lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya, karena hasil belajar tutr
serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang
lebih baik lagi, sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan
32
3. Konsep Kurikulum 2013
asli bahasa Indonesia …. Istilah kurikulum itu sendiri diambil dari bahasa
Yunani, yaitu curriculum, yang pada zaman Yunani dulu istilah ini dipakai
untuk dunia olahraga, yaitu berupa jarak yang harus ditempuh oleh seorang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 19,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
tertentu”.
dapat bersifat stagnan karena kurikulum itu sendiri terkait erat dengan
Sejalan dengan yang dikemukakan Kurinasih & Berlin (2014: 3), yaitu
mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah,
dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa depan
33
Indonesia sudah beberapa kali berganti kurikulum. Kurikulum yang
scientific atau ilmiah. Upaya penerapan pendekatan scientific atau ilmiah dalam
proses pembelajaran ini menjadi ciri khas dari keberadaan Kurikulum 2013.
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja,
34
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
karakter siswa.
yaitu:
a. Mengamati (Observasi)
35
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis
b. Menanya
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing siswa belajar dengan baik. Pertanyaan guru yang baik dan
36
penguatan; 6) memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang; 7)
potensi interaksi.
c. Mengumpulkan informasi
d. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar
informasi tersebut.
proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat
e. Menarik Kesimpulan
37
pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu
bimbingan guru.
f. Mengkomunikasikan
kelas dan nilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik ataupun
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu
38
Menurut Zuraik dalam Susanto (2015: 137-138) menyatakan bahwa,
“hakikat IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang
sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya
diciptakan nilai-nilai”.
ilmu sosial untuk membentuk subjek didik menjadi warga negara yang baik.
masyarakat harus dimulai dari tingkat sekolah dasar bahkan sebelum SD.
39
memecahkan masalah sosial dan memiliki keyakinan akan kehidupan masa
berbagai aspek kehidupan sosial, dalam usaha mencari jalan keluar dari
masalah-masalah tersebut.
melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa
dan negaranya.
pribadi warga negara yang baik (good citizenship)”. Oleh karena itu,
40
pengalaman manusia dalam bermasyarakat pada masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang; 2) mengembangkan
keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi; 3)
mengembangkan nilai sikap demokrasi dalam bermasyarakat; 4)
menyediakan kesempatan siswa untuk berperan serta dalam
kehidupan sosial; 5) ditujukan pada pembekalan pengetahuan,
pengembangan berpikir dan kemampuan berpikir kritis, melatih
kebebasan keterampilan dan kebiasaan; dan 6) ditujukan kepada
peserta didik untuk mampu memahami hal yang bersifat
konkret, realistis dalam kehidupan sosial (Susanto, 2014: 10).
41
Bidang studi IPS memiliki karakteristik sebagai berikut: a)
menggunakan pendekatan lingkungan yang luas; b)
menggunakan pendekatan terpadu antarmata pelajaran yang
sejenis; c) berisi materi konsep, nilai-nilai sosial, kemandirian,
dan kerja sama; d) mampu memotivasi peserta didik untuk aktif,
kreatif, dan inovatif dan sesuai dengan perkembangan anak; e)
mampu meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berpikir
dan memperluas cakrawala budaya.
antarteman di sekolah”.
42
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif
43
2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
2) Merumuskan masalah;
3) Menganalisis masalah;
dalam;
6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi
kelompok); dan
44
c. Kelebihan Model Pembelajaran PBL
1) PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian
guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk
45
pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
David de Vries & Keath Edward (1995). Pada model ini siswa
46
Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam
penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran
langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru.
Pada saat penyajian kelas, siswa harus benar-benar
memerhatikan dan memahami yang disampaikan guru
karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat
kerja kelompok dan game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
2) Kelompok (Team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 – 5 orang siswa yang
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis
kelamin, dan rasa tau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk
lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar
bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3) Games
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari
penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor.
Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang
menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini nantinya
dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4) Turnament
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada
setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan
kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen
pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja
turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan
pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II, dan
seterusnya.
5) Team Recognize
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,
masing-masing tim akan mendapatkan sertifikat atau hadiah
apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
47
1) Penyajian Kelas (Class Presentations), guru menyampaikan materi
kepada kelompok.
1) Model TGT ini tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas
48
lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan penting dalam
kelompoknya.
208).
atau lomba, dan guru harus tahu urutan akademis peserta didik dari
49
Eliyana (2009) menyatakan bahwa
2014: 216).
50
2) Guru mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi dengan
lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh berbicara lagi.
siswa.
berbicara);
51
7) Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain;
berikut:
Belajar Siswa pada Materi Pengaruh Gaya Terhadap Gerak dan Bentuk
Astambul”.
52
Model Problem Based Learning (PBL) di Kelas V SDN Anjir Serapat
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
diteliti adalah sub kelompok yang memiliki kelainan atau perbedaan dengan
kelompok besarnya, kelas yang lambat, mata pelajaran yang tidak disukai siswa
kualitatif hanya berlaku bagi wilayah yang diteliti itu saja (Aqib, 2009: 15).
2. Jenis Penelitian
54
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu banyak
menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat mengganggu tugas
utama guru sebagai pengajar dan pendidik. Kemmis & Mc Taggart (Arikunto
dkk, 2010: 137) mengemukakan adanya empat langkah yang disajikan dalam
55
Ada 4 tahapan yang lazim dilalui di dalam model penelitian tindakan kelas
yaitu :
kolaborasi ini sangat disarankan kepada para guru yang belum pernah atau
perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat
dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi
56
waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu
yang sama.
yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika
Jika hasil tindakan pada siklus pertama belum mencapai indikator keberhasilan
melanjutkan ke siklus berikutnya dan mengulang PTK sampai pada hasil yang
diinginkan.
orang yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan.
wali kelas VB, ibu Fitri Noormawati, S.Pd yang menyatakan bahwa
57
cukup baik. Di samping itu, berdasarkan hasil observasi peneliti aktivitas siswa
sebagian besar siswa untuk terlibat aktif dala mengikut proses pembelajaran,
sebagian siswa yang aktif tersebut memang mempunyai antusias yang tinggi
perkembangan potensi siswa yang telah memiliki kemampuan lebih dan kreatif
1. Aktivitas Guru
(PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token yang diterapkan
58
a. Aktivitas guru menunjukkan gambar yang berhubungan dengan materi
dari gambar yang diamati, kegiatan ini merupakan tanya jawab rebutan
yang dikaji. Siswa juga diberikan kupon berbicara yang akan digunakan
kelompok.
59
h. Aktivitas guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan dan
mempresentasikannya.
pertanyaan.
2. Aktivitas Siswa
dalam kerja kelompok ataupun kinerja siswa secara individual pada saat
Time Token apakah terjadi peningkatan atau tidak. Aktivitas siswa yang
60
a. Aktivitas siswa mengamati gambar yang ditayangkan guru dengan
seksama.
berbicaranya.
mempresentasikannya.
61
Sehubungan dengan hasil belajar, yaitu mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa pada tema Lingkungan Sahabat Kita dengan Muatan IPS
Team Games Tournament (TGT), dan Time Token pada tiap pertemuannya.
D. Skenario Tindakan
Pada proses penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, yaitu
1. Siklus 1
a. Perencanaan
62
4) Menyiapkan lembar penilaian hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
(PBL), Team Game Tournament (TGT), dan Time Token dalam proses
1) Siklus I
Kegiatan Awal
siswa.
dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti
63
(1) Guru menunjukkan gambar yang berhubungan dengan materi yang akan
pembelajaran PBL)
64
Scientific dan langkah Menguji Hipotesis – model pembelajaran
PBL)
Token)
pembelajaran TGT)
pembelajaran TGT)
Kegiatan Akhir
65
(2) Melakukan kegiatan evaluasi akhir pembelajaran.
dilaksanakan.
dan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar.
Kegiatan Awal
pembelajaran.
Kegiatan Inti
(1) Guru menunjukkan gambar yang berhubungan dengan materi yang akan
66
(Menanya – Pendekatan Scientific dan langkah Orientasi dalam
pembelajaran PBL)
PBL)
67
Pendekatan Scientific dan langkah model pembelajaran Time
Token)
pembelajaran TGT)
pembelajaran TGT)
Kegiatan Akhir
dilaksanakan.
dan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar.
2) Siklus 2
68
a) Pertemuan Pertama (7 x 35 menit)
Kegiatan Awal
pembelajaran.
Kegiatan Inti
(1) Guru menunjukkan gambar yang berhubungan dengan materi yang akan
pembelajaran PBL)
69
berbicara yang akan digunakan dalam menyampaikan hipotesisnya.
PBL)
Token)
pembelajaran TGT)
70
yang terlebih dahulu mengangkat tangan, dialah yang berhak
pembelajaran TGT)
Kegiatan Akhir
dilaksanakan.
dan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar.
Kegiatan Awal
pembelajaran.
Kegiatan Inti
71
(1) Guru menunjukkan gambar yang berhubungan dengan materi yang akan
pembelajaran PBL)
72
Scientific dan langkah Menguji Hipotesis – model pembelajaran
PBL)
Token)
pembelajaran TGT)
pembelajaran TGT)
Kegiatan Akhir
73
(3) Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
dan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar.
d. Refleksi
74
Kegiatan refleksi ini dilakukan pada setiap akhir pertemuan
1. Sumber Data
Sumber data penelitian ini diperoleh dari guru wali kelas VB SDN-
2. Jenis Data
Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif,
a. Data Kualitatif, adalah data tentang aktivitas guru dan siswa dalam
Token pada tema Lingkungan Sahabat Kita. Data kualitatif diambil dari
75
2) Observasi untuk data aktivitas siswa pada saat pembelajaran
maupun individu.
b. Data Kuantitatif, adalah data tentang hasil belajar siswa kelas VB SDN-
melalui nilai hasil belajar siswa. Jenis data kuantitatif berupa data hasil
76
yaitu Kurang Baik, Cukup Baik, Baik, dan Sangat Baik,
yang termuat dalam kegiatan inti pada lembar observasi aktivitas guru
c. Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian tugas evaluasi pada
analisis data dengan tujuan agar dapat menarik kesimpulan ada atau
77
tidaknya peningkatan pada hasil belajar siswa menggunakan kombinasi
78
Rentang Skor Kategori
27 – 36 Sangat Aktif
21 - 26 Aktif
15 - 20 Cukup Aktif
9 – 14 Kurang Aktif
Σ𝑥
𝑃= × 100%
𝑁
Keterangan:
P = Ketuntasan Klasikal
79
F. Indikator Keberhasilan
1. Indikator Kualitatif
a. Aktivitas Guru
b. Aktivitas Siswa
aktif, yakni apabila 80% dari jumlah seluruh siswa mencapai skor
2. Indikator Kuantitatif
a. Ketuntasan Individual
Kita dianggap selesai secara menyeluruh jika mencapai nilai > 80 yang
b. Ketuntasan Klasikal
80
Penyelesaian daya serap klasikal yang dilihat dari hasil semua siswa
Sahabat Kita yang mencapai 80% dari seluruh jumlah siswa yang
psikomotorik (keterampilan).
81
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN
sekolah ini berada di Jalan Akasia Blok B2 No. 25 RT. 15, Kelurahan .........,
terdiri dari 12 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang
multimedia dan bahasa, 1 ruang peralatan seni dan olahraga, 1 ruang UKS,
terdiri dari 17 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Keadaan siswa yang
menarik bagi guru karena dengan jumlah siswa seperti itu akan memberikan
82
Kemudian, di dalam kelas terdapat 35 meja dan kursi siswa yang
ditata sedemikian rupa, 1 meja dan kursi guru, papa tulis, daftar keadaan
siswa, 1 buah lemari buku dan alat tulis, dan 1 buah meja untuk meletakkan
Di depan setiap kelas terdapat keran air, tempat sampah, dan rak sepatu.
pertanyaan, hanya terpaku pada materi yang ada di buku dan hanya
informasi.
yang diterimanya.
pada buku guru dan buku siswa dan jarang menggunakan literature
tambahan.
83
pembelajaran, yang berdampak pada jumlah siswa yang aktif lebih
sedikit dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas, sedangkan sisanya
secara maksimal.
B. Persiapan Penelitian
1. Izin Penelitian
kepada Dosen Pembimbing I, Dr. Hj. ........., M.Pd., Ph.D., dan Dosen
diajukan kepada:
84
Pendidikan Kota Banjarmasin dengan nomor 070/987-Sekr/Dipendik
......... 7 Banjarmasin
422/042/018/SDN.SM7/Dipendik/V/2016.
2. Penunjukkan Observer
85
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan ini
terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap
selesai siklus diadakan tes akhir siklus yang materinya merupakan gabungan
Pertemuan Alokasi
No Hari/Tanggal Materi Penilaian
Ke- Waktu
Tema Tes tertulis
Lingkungan (Essay),
Sahabat Kita unjuk kerja
Senin, 7 × 35
1. 1 Subtema 1 – (performance),
18 April 2016 menit
Manusia dan keterampilan
Lingkungan per orangan,
Pembelajaran 4 dan sikap
Tema Tes tertulis
Lingkungan (Essay),
Sahabat Kita unjuk kerja
Kamis, 7 × 35
2. 2 Subtema 1 – (performance),
21 April 2016 menit
Manusia dan keterampilan
Lingkungan per orangan,
Pembelajaran 6 dan sikap
Tes tertulis
Kamis, 7 × 35 Tes Akhir berupa pilihan
3. 2
21 April 2016 menit Siklus I ganda dan
essay
a. Siklus I Pertemuan 1
sebagai berikut:
1) Skenario Kegiatan
86
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan pembelajaran
Games Tournament (TGT), dan Time Token dengan pokok bahasan tema
4.
(c) Menyiapkan alat evaluasi untuk melihat dan mengukur hasil belajar siswa
dalam pembelajaran, antara lain LKK (Lembar Kerja Kelompok) dan LKS
(Lembar Kerja Siswa) yang berupa soal-soal evaluasi untuk seluruh siswa
(d) Menyiapkan dan membuat media yang akan digunakan pada saat
pembelajaran.
pembelajaran.
kegiatan awal guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis, yaitu dengan
87
Selanjutnya pada kegiatan inti, Guru menunjukkan gambar yang
skor tertinggi.
2) Pelaksanaan Tindakan
Hernadi yang pada saat itu mengajukan diri untuk memimpin doa.
88
“Bagaimana keadaan kalian hari ini?, apakah ada yang tidak hadir?”. Siswa
mengenai seputar kejadian yang sering mereka dengar atau baca di berbagai
penjelasan awal tentang gambar apa yang dipasang di papan tulis. Guru
yang akan dicapai hari ini, yaitu siswa mampu menggali informasi tentang
89
untuk mengajukan pertanyaan untuk menggali lebih banyak lagi informasi
dari gambar tersebut. Kegiatan tanya jawab ini merupakan kegiatan awal
dan mengajukan pertanyaan dan memberi inspirasi bagi siswa untuk terus
menggali informasi dari gambar. Dengan begitu, siswa telah termotivasi dan
secara acak, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum terlihat
anggota 5 – 6 orang, sesuai dengan kriteria ideal, yaitu heterogen baik secara
jenis kelamin dan prestasinya, namun dalam jumlah anggota yang rata.
saat pembagian dan tempat duduk kelompok, guru masih belum sepenuhnya
yang ada di buku siswa dengan judul “Manusia dan Lingkungan”. Semua
90
yang mengarah kepada permasalahan yang ada pada teks bacaan tersebut.
dibacanya.
permasalahan yang sedang dikaji. Dari peta konsep yang telah disediakan
Kegiatan berlanjut pada saat guru mengajarkan salah satu cara dalam
sedetail mungkin. Siswa bebas menanyai siapa saja, boleh teman satu
wawancara tersebut.
91
Selanjutnya, yaitu menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dengan lingkungan.
kelas, namun hanya siswa yang belum menggunakan kuponnya saja yang
10 untuk setiap pertanyaan. Dalam games ini yang unggul adalah kelompok
92
akan diberikan pertanyaan untuk menguji pengetahuan seputar
kelompok diberikan buku dan alat tulis, jadi saat guru memberikan
pertanyaan, bagi peserta yang sudah tahu jawabannya bisa menulis jawaban
benar maka akan mendapatkan poin 10, dan jika belum tepat, maka akan
penghargaan.
salam.
3) Hasil Observasi
93
Hasil observasi merupakan uraian dari temuan-temuan yang didapatkan
setelah kegiatan pembelajaran dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir, yang
yang lebih baik lagi. Berikut hasil observasi yang didapatkan dari siklus I
pertemuan 1.
sebagai berikut:
94
berupa tanya jawab rebutan sebelum memasuki materi
pelajaran.
Aktivitas guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan
3. 3
jumlah 5–6 orang.
Aktivitas guru membimbing siswa merumuskan masalah,
4. membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka- 3
teki.
Aktivitas guru membimbing siswa merumuskan hipotesis.
5. Siswa juga diberikan kupon berbicara yang akan digunakan 2
dalam menyampaikan hipotesisnya.
6. Aktivitas guru membimbing siswa mengumpulkan data. 3
7. Aktivitas guru membimbing siswa menguji hipotesis. 3
Aktivitas guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan
dan presentasi, mendeskripsikan solusi yang diperoleh
8. berdasarkan pengujian hipotesis dan mempresentasikannya di 3
depan kelas. Namun, hanya siswa yang masih mempunyai
kupon yang harus mempresentasikannya.
9. Aktivitas guru mengadakan permainan (games). 4
10. Aktivitas guru mengadakan kompetisi (tournament). 4
Aktivitas guru memberikan penghargaan kepada kelompok
11. 3
dengan skor tertinggi.
Total Skor 34
Kriteria: Baik
yang dilaksanakan guru pada proses pembelajaran sesuai tabel 4.2 dapat dilihat
bahwa nilai yang diperoleh adalah 34. Skor aktivitas guru dalam proses
Lingkungan Sahabat Kita subtema Manusia dan Lingkungan yang telah dilakukan
oleh guru dapat diketahui bahwa masih belum maksimal dan masih perlu adanya
hanya memperoleh skor 4 (skor maksimal setiap aspek) sebanyak 3 kali, sedangkan
95
Ada beberapa aspek yang sudah mendapat skor maksimal, di antaranya
aktivitas guru pada saat melakukan kegiatan orientasi dalam membina iklim
Aspek ini telah mendapat skor maksimal, karena empat aspek yang telah dimuat
dalam rubrik aktivitas guru telah terlaksana semuanya. Pada aspek ini, guru telah
memotivasi siswa dalam mengajukan pertanyaan dari gambar, dan juga sambutan
yang hangat atas pertanyaan siswa jugadilakukan guru, tanpa kritik negatif dari
guru, serta guru terus memberikan inspirasi siswa untuk terus menggali informasi
Kemudian, aspek berikut yang memperoleh nilai maksimal adalah pada saat
pertanyaan kuis secara urut kepada setiap kelompok secara bergantian dan
secara jelas dan mudah dimengerti. Tidak lupa guru memberikan motivasi kepada
untuk aktivitas guru, yaitu aspek aktivitas guru dalam mengadakan kompetisi
(tournament). Pada aspek ini, juga telah melaksanakan segala aktivitas yang relevan
dengan aktivitas ini, dimana telah memberikan arahan sebelum kompetisi diadakan
dengan menyampaikan aturan-aturan kepada semua siswa, yang mana kompetisi ini
96
merupakan babak lanjutan dari permainan yang telah dilakukan sebelumnya. Guru
juga telah memberikan pertanyaan secara jelas kepada semua siswa, dan terus
memberikan semangat kepada siswa, meskipun jawaban siswa belum benar, serta
Dari pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini, untuk aktivitas guru ada
juga beberapa aspek yang masih belum memperoleh skor maksimal. Aspek yang
masih belum memperoleh skor maksimal pertama adalah pada aktivitas guru
menunjukkan gambar yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Pada
keadaan yang ada di dalam gambar, menyebar pandangan dan mendekati siswa
untuk memancing siswa agar mereka memperhatikan gambar dengan detail, dan
ditampilkan cukup kecil, sehingga sulit dilihat dari belakang, dan guru juga tidak
memberikan ilustrasi dengan bercerita tentang keadaan yang ada di dalam gambar.
kelompok secara heterogen, membagi kelompok dengan jumlah yang pas dan
merata, membagi kelompok dengan tertib agar tidak membuang-buang waktu, dan
guru dengan cepat menyusun posisi kelompok dengan sigap. Namun, pada kegiatan
97
ini, guru masih terlihat bingung dan belum bisa dengan sigap mengondisikan posisi
Aspek yang masih belum memperoleh skor maksimal lainnya adalah pada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Seharusnya dalam kegiatan ini, guru
memberikan cerita berupa suatu kasus yang berkaitan dengan materi, memberikan
menjuruskan siswa pada jawaban yang diinginkan serta memancing para siswa
untuk memberikan rumusan masalah berdasarkan cerita dan arahan yang diberikan.
dikaji dan siswa juga diberikan kupon berbicara yang akan digunakan untuk
pancingan melalui gambar ilustrasi khayalan apa yang seharusnya dilakukan untuk
siswa memahami apa yang seharusnya dilakukan, dan menggunakan bahasa yang
jelas dan tidak berbelit-belit. Namun, pada aspek ini guru tidak melakukan kegiatan
98
memotivasi siswa utnuk mengungkapkan pendapat dalam bentuk hipotesis tentang
permasalahan yang sedang dibahas karena dguru memberikan fokus perhatian pada
penjelasan mengenai apa itu hipotesis dan memberikan gambaran kasus agar siswa
dapat memberikan hipotesis yang diharapkan, dan juga guru masih menggunakan
hipotesis yang diajukan berdasarkan lembar kerja kelompok yang tersedia. Pada
dan terus berperan aktif di dalam kelompok, mendekati siswa dengan melakukan
bimbingan secara pribadi dan mandiri dan memberi penjelasan kepada setiap
kelompok apabila siswa masih belum mengerti dengan materi yang dibahas
sekaligus mengecek pekerjaan siswa, serta menggunakan bahasa yang jelas dan
tidak berbelit-belit sehingga siswa mengerti dengan penjelasan guru. Namun, ada
satu komponen yang tidak dilaksanakan oleh guru, yaitu memotivasi siswa untuk
permasalahan yang sedang dibahas. Hal ini dikarenakan, guru lebih menekankan
bimbingan siswa secara pribadi agar tujuan kerja kelompok tercapai, sehingga hal
ini terlupakan.
aktivitas guru membimbing siswa menguji hipotesis, menelaah data dan sekaligus
99
membahasnya untuk melihat hubungan dengan masalah yang dikaji, serta
dituangkan ke dalam lembar kerja siswa. Seharusnya, dalam kegiatan ini guru
diskusi atau pencarian informasi yang telah dilakukan, memberi bimbingan kepada
saran apabila masih terdapat kekurangan dalam jawaban siswa secara berkelompok,
kelompok. Tetapi, pada kegiatan memotivasi siswa untuk bekerjasama dan lebih
aktif di dalam kelompok tidak terlaksana, dikarenakan guru melihat sebagian besar
siswa sudah melakukan kerjasama dengan baik, sehingga guru lebih menekankan
Pada aspek ini juga belum mendapat skor maksimal, yaitu aktivitas guru
di depan kelas, dengan menggunakan kupon bicara yang masih tersisa. Seharusnya,
pada kegiatan ini guru memberikan arahan dan gambaran kepada seluruh siswa
mengenai apa yang sudah dilakukan di dalam kelompok dari awal hingga sekarang
semuanya mampu menyimpulkan hasil kegiatan diskusi dan memperbaiki jika ada
100
kelompok satu persatu, dan memberikan respon positif terhadap hasil kerja
kekurangan atau kekeliruan. Namun, yang terjadi guru terlewat dalam melakukan
mampu menyimpulkan hasil kegiatan diskusi dan memperbaikinya jika ada terdapat
kekeliruan. Hal ini dikarenakan guru terfokus pada siswa yang harus
Aspek yang terakhir yang belum mendapat skor maksimal adalah kegiatan
teratur, memberikan motivasi kepada kelompok yang mendapat skor rendah dan
memberikan pesan-pesan tentang apa yang sudah dilakukan selama kegiatan tadi.
Namun, dalam kegiatan ini guru terlewat tidak menyampaikan pesan-pesan tentang
apa yang sudah dilakukan selama kegiatan tadi dikarenakan guru terbawa suasana
Kategori
Aspek Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
No
f % f % f % F %
101
Mengamati gambar yang
1 35 100% - 0% - 0% - 0%
ditayangkan guru dengan seksama
Mengajukan pertanyaan dari gambar
2 15 42,9% 6 17,1% - 0% 14 40%
yang telah diamati
Memberi masukan dalam
3 9 25,7% 11 31,4% 10 28,6% 5 14,3%
merumuskan masalah
Merumuskan hipotesis dengan
4 18 51,4% 17 48,6% - 0% - 0%
menggunakan kupon berbicara
Berdiskusi dalam mengumpulkan
data, melakukan aktivitas menjaring
5 35 100% - 0% - 0% - 0%
data yang relevan berdasarkan lembar
kerja kelompok
Menguji hipotesis, menelaah data,
6 dan melihat hubungan dengan 9 25,7% 16 45,7% 10 28,6% - 0%
masalah yang dikaji
Merumuskan kesimpulan dan
7 presentasi dengan menggunakan 20 57,1% 14 40% 1 2,9% - 0%
kupon berbicara
Bekerjasama dalam menjawab
8 pertanyaan dalam games yang 35 100% - 0% - 0% - 0%
diberikan
9 Mengikuti kompetisi (tournament) 35 100% - 0% - 0% - 0%
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase yang diperoleh siswa pada
setiap aspek masih banyak yang berada pada kategiori kurang aktif dan cukup aktif.
Memang untuk skor akhir yang diperoleh siswa adalah aktif dan sangat aktit, tetapi
masih banyak aspek yang perlu perhatian agar siswa dapat melakukannya sampai
pada kategori sangat aktif. Hal tersebut sesuai dengan indikator hasil penelitian
Dari sembilan aspek yang diamati dalam aktivitas siswa, sudah ada empat
aspek yang semua siswa memperoleh kategori sangat aktif. Meskipun tidak semua
aspek mendapat siswa memperoleh kategori sangat aktif, namun untuk pertemuan
pertama di siklus I ini, hal ini sudah menunjukkan sesuatu yang bagus, karena
antusias siswa dalam beberapa kegiatan dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu
aspek yang mendapati seluruh siswa mendapat kategori sangat aktif, yaitu aktivitas
102
siswa mengamati gambar yang disajikan oleh guru. Dalam aspek ini seluruh siswa
mengamati gambar dengan teliti dan dengan arahan dan pancingan-pancingan dari
data yang relevan yang dituangkan dalam lembar kerja kelompok yang telah
diberikan. Dalam aspek ini, siswa dibantu dengan bimbingan dari guru, telah
mengumpulkan data dan memberikan masukan tanpa diminta, dan juga guru
siswa rasa bertanggung jawab mengerjakan tugas yang telah diberikan hingga
selesai.
pertanyaan dari permainan yang diberikan. Sangat terlihat siswa terlihat antusias
dalam kegiatan ini, sehingga semua siswa turut berpartisipasi aktif mengikuti
kegiatan. Dengan bimbingan dan arahan dari guru, kegiatan permainan dapat
berjalan dengan tertib dan tetap terjaga kondusif, yang membuat siswa jadi semakin
diberikan, dan tidak lupa karena ini permainan menjawab pertanyaan secara
103
langsung bersemangat, dan tentunya siswa di sini berlomba-lomba untuk meraih
mengajukan pertanyaan dari gambar yang telah diamati, memberi masukan dalam
berbicara, menguji hipotesis dan menelaah data serta melihat hubungan dengan
masalah yang sedang dikaji, dan merumuskan kesimpulan dan presentasi dengan
Aspek mengajukan pertanyaan dari gambar yang telah diamati hanya 42,9%
dari jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat aktif. Artinya, hanya beberapa
siswa saja yang telah menyiapkan dan bersedia mengajukan pertanyaan dengan
mengangkat tangan terlebih dahulu tanpa ditunjuk oleh guru dan tanpa menunggu
teman. Masih ada beberapa siswa yang masih menunggu temannya dulu sebelum
mengajukan pertanyaan dan menunggu ditunjuk oleh guru dahulu, bahkan ada
beberapa siswa yang masih belum terlihat menyiapkan pertanyaan. Hal ini dikarena
kunci yang membuka pikiran siswa tentang pertanyaan seputar gambar yang
disajikan.
jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat aktif. Artinya, sedikit siswa yang
104
diharapkan guru, tanpa ditunjuk oleh guru. Juga ada beberapa siswa yang mau
siswa yang tidak melibatkan diri dalam memberikan masukan dan melakukan
kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan. Ini dikarenakan perhatian
yang diberikan oleh guru masih belum menyeluruh, dan siswa masih terlihat takut
disalahkan oleh guru, meskipun guru telah memberikan arahan untuk berani
presentase 51,4% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat aktif.
Artinya, hanya setengah dari jumlah siswa yang memberikan masukan tentang
Meskipun ada beberapa siswa yang masih belum mengerti apa itu hipotesis, dengan
penjelasan guru, siswa sudah mulai mengerti. Setelah mengerti apa itu hipotesis,
siswa sudah mulai berani mengajukan pendapatnya, namun siswa masih menunggu
dengan masalah yang dikaji hanya diperoleh persentase sebesar 25,7% dari jumlah
siswa yang memperoleh kategori sangat aktif. Artinya, kurang dari setengah jumlah
siswa yang memiliki rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya dalam
menguji hipotesis, menelaah data, dan melihat hubungan dengan masalah yang
sedang dikaji. Sisanya yang lain, masih ada siswa yang masih mengharapkan
105
ada beberapa yang belum fokus terhadap tugas yang diberikan dengan berbicara hal
yang tidak perlu, yang tidak berhubungan dengan masalah yang bersangkutan. Hal
dengan menggunakan kupon berbicara dengan persentase 57,1% dari jumlah siswa
yang memperoleh kategori sangat aktif. Artinya, setengah dari jumlah siswa telah
dengan maksimal. Bahkan ada seorang siswa yang terlihat enggan menyampaikan
kesimpulan ke depan kelas. Hal ini, menjadi perhatian guru, karena masih ada siswa
perhatian lebih agar setiap aspeknya mampu mencapai kategori sangat aktif,
walaupun secara klasikal sebagian siswa memang sudah mendapat kategori sangat
aktif. Berikut gambaran hasil analisis observasi aktivitas siswa secara klasikal:
No Kriteria f %
1. Sangat Aktif 9 25,7%
2. Aktif 26 74,3%
3. Cukup Aktif - 0%
4. Kurang Aktif - 0%
Jumlah Siswa dengan Kategori Sangat Aktif 9
Persentase Keaktifan Klasikal 25,7%
106
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa siswa yang aktif lebih banyak dari siswa
dengan kategori sangat aktif. Tentu hasil tersebut perlu ditingkatkan lagi pada
60.0%
40.0%
25.70%
20.0%
0.0% 0%
0%
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Siswa yang berada pada kategori aktif tercatat ada 26 orang dan yang sangat
aktif ada 9 orang. Kondisi ini sebetulnya merupakan kondisi yang bagus, namun
kriteria yang ditetapkan guru adalah ≥ 80% siswa mendapat kategori sangat aktif.
Hasil ini belum tercapai karena sebagian besar siswa masih memiliki kendala untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Seperti halnya pada aspek mengajukan
pertanyaan dari gambar yang diamati, hanya 15 orang siswa yang memiliki skor 4.
hanya 9 orang siswa yang berperan sangat aktif dan yang lainnya meski ada
beberapa yang mengemukakan pendapatnya, namun hanya sekali dan baru mau
107
kupon berbicara, siswa yang terlihat sangat aktif berjumlah 18 orang, dan sisanya
berkategori aktif ada 17 orang siswa. Namun, pada aspek berdiskusi dalam
terlihat sangat fokus dalam berdiskusi, sehingga masuk dalam kategori sangat aktif.
Dalam aspek menguji hipotesis, menelaah data, dan melihat hubungan dengan
masalah yang sedang dikaji, siswa yang sangat aktif dalam menguji hipotesis hanya
9 orang, sisanya menyampaikan hasilnya, namun masih harus ditunjuk dahulu, yang
mana siswa yang aktif berjumlah 16 orang dan siswa yang masuk kategori cukup
presentasi dengan menggunakan kupon berbicara, siswa yang tanpa perlu ditunjuk
orang, sisanya yang masuk kategori aktif, yaitu harus ditunjuk terlebih dahulu ada
14 orang, dan ada 1 orang yang terlihat sedang tidak fokus, melakukan hal-hal
dalam permainan dan kompetisi (tournament), semua siswa terlihat sangat aktif dan
Data hasil belajar siswa meliputi nilai yang didapat pada pengerjaan
tugas dalam kelompok dan nilai pada evaluasi akhir pertemuan. Hasil belajar
No Kelompok Nilai
1. I 100
108
2. II 60
3. III 80
4. IV 100
5. V 100
6. VI 100
7. VII 70
yaitu 60. Hal ini dikarenakan, kelompok ini masih memiliki kendala pada tahap
mengamati gambar untuk menggali informasi lebih dalam, dan pada tahap
masalah, kelompok ini belum dapat menentukan adakah hubungan antara manusia
nilai 70. Kelompok ini mengalami kendala pada tahap merumuskan masalah, dan
juga ini menyebabkan kelompok VII kesulitan dalam menentukan adakah kaitan
antara manusia dengan lingkungan. Selanjutnya, kelompok III yang mendapat skor
80. Kelompok ini mengalami kendala pada tahap pemecahan masalah, sehingga
kelompok ini kesulitan dalam memahmi soal dan sedikit kesulitan dalam
kelompok sudah baik dalam mengerjakan tugas yang lainnya dan menunjukkan
109
Hasil Belajar Kelompok Siklus I Pertemuan 1
100 100 100 100
100
90 80
80 70
70 60
Frekuensi
60
50
40 Kelompok
30
20
10
0
I II III IV V VI VII
Kelompok
Gambar 4.2 Grafik Nilai Hasil Kerja Kelompok Siswa Siklus I Pertemuan 1
mendapat nilai 60, 70, dan 80. Hasil ini tentunya belum menunjukkan hasil yang
memuaskan karena guru menetapkan standar nilai untuk ketuntasan adalah ≥ 80,
jadi hanya lima kelompok saja yang dinyatakan tuntas, sedangkan yang lainnya
belum mencapai skor yang telah ditetapkan. Perolehan nilai kelompok pada siklus
I pertemuan 1 ini tentu masih perlu ditingkatkan, agar pada pertemuan selanjutnya
110
5. 66 – 70 2,34 – 2,66 - - 7 20 9 25,7
6. 61 – 65 2,01 – 2,33 5 14,3 2 5,7 4 11,4
7. 56 – 60 1,67 – 2,00 - - 1 3 2 5,7
8. 51 – 55 1,34 – 1,66 2 5,7 - - 4 11,4
9. 46 – 50 1,01 – 1,33 3 8,3 - - - -
10. 41 – 45 0,67 – 1,00 1 3 - - - -
Jumlah 35 100 35 100 35 100
Ketuntasan Individu 13 orang 9 orang 13 orang
Ketuntasan Klasikal 37,1% 25,7% 37,1 %
Rata-rata Nilai 76,34
Keterangan: K = Kognitif, A = Afektif, P = Psikomotorik, % = Persentase
Hasil tes tertulis yang dilakukan pada akhir pertemuan 1 siklus I ini masih
sangat rendah. Siswa yang memperoleh nilai antara 41 – 45 ada 1 orang (3%), siswa
yang memperoleh nilai antara 46 – 50 ada 3 orang (8,3%), siswa yang memperoleh
nilai antara 51 – 55 ada 2 orang (5,7%), siswa yang memperoleh nilai antara 61 –
65 ada 5 orang (14,3%), siswa yang memperoleh nilai antara 71 – 75 ada 11 orang
(31,4%), siswa yang memperoleh nilai antara 76 – 80 ada 1 orang (3%), siswa yang
memperoleh nilai antara 81 – 85 ada 2 orang (5,7%), dan siswa yang memperoleh
nilai antara 86 – 100 ada 10 orang (28,6%). Jadi, hanya 13 orang siswa saja yang
dinyatakan tuntas. Hal ini dikarenakan, guru belum ada memberikan penekanan
tentang materi-materi atau poin-poin penting yang akan keluar di soal tes akhir di
setiap pembelajaran.
patokan penilaian pada aspek sosial, yaitu Gotong Royong, Jujur, Disiplin, dan
Percaya Diri, dengan skor patokan Belum Terlihat (skor 1), Mulai Terlihat (skor 2),
Mulai Berkembang (skor 3), dan Sudah Membudaya (skor 4). Siswa yang
memperoleh nilai gabungan antara 76 – 100 dengan rentang skor gabungan 3,01 –
4,00 berada pada kategori Sudah Membudaya ada 9 orang, sedangkan siswa yang
111
memperoleh gabungan antara 61 – 75 dengan rentang skor gabungan 2,01 – 3,00
berada pada kategori Mulai Berkembang ada 25 orang, dan ada 1 orang yang
termasuk dalam kategori Mulai Terlihat pada rentang skor ≤ 2,00. Hal ini
dikarenakan, dalam aspek gotong royong, siswa masih banyak yang masih belum
aktif membantu dalam kerja kelompok ataupun melakukan diskusi. Untuk aspek
jujur, masih ada beberapa siswa yang tidak menyampaikan hasil temuan atau data
dengan apa adanya. Dalam aspek disiplin, siswa masih ada beberapa belum patuh
sesuai waktu yang telah ditentukan. Sedangkan aspek percaya diri, kebanyakan
terlebih dahulu.
di buku guru, yaitu rubrik wawancara dan dengan skor patokan Perlu Bimbingan
(skor 1), Cukup Baik (skor 2), Baik (skor 3), dan Baik Sekali (skor 4). Siswa yang
memperoleh nilai gabungan antara 76 – 100 dengan rentang skor gabungan 3,01 –
4,00 berada pada kategori Sudah Membudaya ada 13 orang, sedangkan siswa yang
berada pada kategori Baik ada 16 orang, dan ada 6 orang yang termasuk dalam
kategori Cukup Baik dengan skor gabungan 46 – 60 dan rentang skor 1,01 – 2,00.
Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum menguasai sikap, teknik dan
112
Dari data di atas, maka dapat diakumulasikan jumlah siswa yang tuntas pada
No Kriteria Ketuntasan K % A % P %
1. Tuntas (≥ 80) 13 37,1% 9 25,7% 13 37,1%
2. Tidak Tuntas (≤ 80) 22 62,9% 26 74,3% 22 62,9%
Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%
Keterangan: K = Kognitif, A = Afektif, P = Psikomotorik, % = Persentase
Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1, dalam aspek kognitif ada 13
orang siswa atau 37,1% yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal,
sedangakan 22 orang lainnya atau sebanyak 62,9% masih berada di bawah kriteria
ketuntasan minimal. Sedangkan untuk aspek afektif, hanya 9 orang siswa atau
sebanyak 25,7% sudah memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal atau
memperoleh kriteria sudah membudaya, dan 26 orang lainnya atau sebanyak 74,3%
masih berada pada kategori mulai berkembang dan mulai terlihat. Penilian ini
diperoleh berdasarkan akumulasi nilai antara 76 – 100 atau skor 3,01 – 4,00 pada
rentang skor penilaian kurikulum 2013. Untuk aspek psikomotorik, dari data
tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 13 orang siswa atau 37,1% telah
Hasil belajar siswa secara individu dapat dilihat pada lampiran. Untuk
memperjelas hasil belajar siswa secara individu pada siklus I pertemuan 1, dapat
113
Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1
16
14
12
10
Frekuensi
0
100 - 85 - 80 - 75 - 70 - 65 - 60 - 55 - 50 - 45 -
86 81 76 71 66 61 56 51 46 41
Kognitif 10 2 1 11 0 5 0 2 3 1
Afektif 3 2 4 16 7 2 1 0 0 0
Psikomotorik 2 5 6 4 9 6 2 1 0 0
yaitu antara 80 – 100 sebanyak 13 orang siswa atau sebesar 37,1% telah dinyatakan
siswa atau sebesar 25,7% memperoleh kriteria Sudah Membudaya yang tergambar
dalam nilai gabungan antara 76 – 100 atau pada rentang skor ketetapan kurikulum
114
2013 antara 3,01 – 4,00, dan 26 siswa lainnya masih berada pada kategori Mulai
orang siswa atau sebesar 37,1% telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal, yaitu
pembelajaran yang mengambil tes pada ranah kognitif untuk mengetahui sejauh
mana siswa menyertap materi yang diberikan pada hari itu. Tes diberikan
kata kerja ranah kognitif yang diberikan. Analisis soal ini digambarkan untuk
berhasil terjawab oleh siswa sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian tes
di pertemuan berikutnya.
Untuk memperjelas hasil yang diraih oleh siswa dalam setiap soal tes
akhir pertemuan 1 pada siklus I ini, dapat dilihat pada tabel berikut:
Kategori
No. Bobot Frekuensi Siswa Persentase
Ranah Keterangan
Soal Skor Menjawab Benar (%)
Kognitif
1 C2 25 23 65,7% Menggali
2 C4 25 33 94,3% Menyimpulkan
3 C4 25 18 51,4% Mendiagramkan
4 C2 25 30 85,7% Menghitung
115
Dari data di atas, diketahui bahwa dari 4 soal yang ada, hanya setengahnya
yang berhasil mencapai indikator keberhasilan, yaitu ≥ 80. Siswa menjawab dengan
benar pada soal nomor 2 dan 4 dengan kategori menyimpulkan dan menghitung.
Untuk soal nomor 1 dan 3 dengan kategori menggali dan mendiagramkan masih
Dari data tersebut dapat diketahui pula bahwa para siswa masih memiliki
kendala dalam menjawab soal dengan tingkat kesulitan berbeda, yaitu pada soal
nomor 1. Soal ini menggali informasi yang telah disajikan sebelumnya tentang
fungsi lingkungan bagi manusia dan arti pentingnya lingkungan bagi manusia.
Pada soal nomor 3, siswa diminta menghitung data yang telah disajikan,
membaca data tersebut, yang kemudian dihitung dan hasilnya diubah ke bentuk
diagram.
gambar berupa tanya jawab rebutan. Kemudian aspek yang mendapat skor
116
Sedangkan pada aspek lainnya guru masih memperoleh skor 3 dan skor 2.
hipotesis.
Team Games Tournament (TGT), dan Time Token adalah karena guru
belajar siswa.
yang berhubungan denga materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan ini guru
tidak memberikan ilustrasi atau cerita yang berkaitan tentang gambar yang
disajikan. Hal ini disebabkan karena guru terfokus pada jawaban akhir siswa
tentang informasi apa saja yang terdapat dari gambar. Juga pada kegiatan
ini guru hanya menunjukkan satu gambar saja dan gambar tersebut relatif
kecil, sehingga tidak terlalu jelas jika dilihat dari belakang. Maka, langkah
perbaikan yang akan dilakukan guru adalah menggunakan media yang bisa
diakses oleh semua siswa, dan juga lebih memberikan banyak ilustrasi
tentang gambar, sehingga siswa bisa lebih menggali lebih dalam lagi
117
Selanjutnya, pada aspek membagi siswa ke dalam kelompok dengan
peletakkan posisi kelompok, dan guru juga hanya terfokus pada pembagian
yang digunakan. Maka, langkah perbaikan yang akan dilakukan guru adalah
masalah. Dalam kegiatan ini guru telah melakukan kegiatan yang relevan
jawaban dari siswa tentang masalah yang tengah dihadapi. Hal ini
disebabkan guru terfokus pada rumusan masalah akhir yang harus diberikan
kegiatan dari setiap aspek yang diteliti, sehingga setiap aspek dapat
118
terlaksana dengan optimal. Khususnya dalam memberikan teka-teki agar
masalah yang telah ditentukan. Namun, aspek ini belum mendapat skor
pendapat dalam bentuk hipotesis dan juga karena guru terfokus pada
depan, dan terus memberikan pengertian dan sambutan yang hangat kepada
siswa, agar siswa tidak merasa malu dan merasa takut disalahkan atas apa
yang ia sampaikan.
guru memang sudah melakukan kegiatan yang relevan dengan aspek ini,
Namun, pada kegiatan ini guru tidak memotivasi siswa untuk mencari
tercapai, sehingga hal ini terlupakan. Maka, perbaikan yang akan dilakukan
119
dan bimbingan secara klasikal, sehingga dapat dilakukan secara menyeluruh
hipotesis. Pada aspek ini guru tidak melaksanakan memotivasi siswa untuk
bekerjasama dan lebih aktif di dalam kelompok. Hal ini dikarenakan guru
dengan baik, sehingga guru melupakan siswa yang masih belum melakukan
tugasnya dengan baik, maka dari itu, guru akan lebih menyebar pandangan
setiap kegiatan.
presentasi, guru sudah melakukan berbagai hal yang relevan dengan aspek
ini. Tetapi, dalam hal ini guru terlewat dalam melakukan kegiatan
kekeliruan. Hal ini disebabkan karena guru terfokus pada siswa yang harus
120
dari itu, guru akan lebih memantau dengan cara berjalan ke tiap-tiap
tertinggi. Pada aspek ini guru telah melakukan berbagai hal yang relevan
dengan aspek ini. Namun, dalam kegiatan ini guru tidak menyampaikan
games dan tournament sebelumnya. Maka dari itu, guru akan lebih
terlihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa yang menunjukkan bahwa siswa
yang mendapat kategori sangat aktif hanya berjumlah 9 orang atau keaktifan
klasikal sebesar 25,7% saja. Hal tersebut dikarenakan siswa belum terlalu
Games Tournament (TGT), dan Time Token yang diajarkan oleh peneliti.
diamati, hanya ada 15 orang siswa saja yang sangat aktif atau 42,9%, walaupun
121
rumusan masalah siswa masih mencapai 25,7% atau sebanyak 9 orang. Dalam
merumuskan hipotesis juga belum maksimal, karena hanya 18 orang saja yang
berperan sangat aktif atau sebesar 51,4%. Namun, dalam kegiatan berdiskusi
keaktifannya secara keseluruhan, yang mana hanya 9 orang saja yang masuk
kategori sangat aktif atau sekitar 25,7% saja. Dalam merumuskan kesimpulan
dan presentasi juga sama, hanya 20 orang saja atau sebesar 57,1% yang turut
serta aktif selama pembelajaran. Namun, hal berbeda ditunjukkan pada saat
penilaian di lapangan keaktifan siswa mencapai 100%. Jadi, aspek yang masih
diamati mendapat skor rendah dikarenakan sebagian besar siswa masih belum
berinisiatif dalam mengajukan pertanyaan dari gambar yang diamati. Maka dari
masalah juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan
122
karena dalam merumuskan masalah, sebagian besar siswa masih menunggu
arahan dari guru, belum sepenuhnya mau memberikan aspirasi dan berinisiatif
dalam mengemukakan pendapatnya. Hal ini di indikasi pula banyak siswa yang
pendapatnya. Untuk mengatasi hal ini, guru akan lebih memotivasi siswa dan
depan kelas.
pengertian tentang apa itu hipotesis di pertemuan pertama ini, siswa telah
mengerti apa itu hipotesis, sehingga guru akan terus mengulang dan
cendrung saling menunjuk temannya. Hal ini juga terlihat saat merumuskan
menyampaikan hasil diskusi, dan sebagian besar menunggu ditunjuk oleh guru,
hanya sebagian yang mau mengajukan diri secara aktif. Maka dari itu, di
bagi siswa yang masih malu dan menunjuk temannya. Guru juga akan terus
123
membimbing siswa yang masih merasa belum bisa tentang apa yang dia
Dari paparan di atas, terlihat bahwa kurangnya motivasi dari guru dan
dan takut untuk menyampaikan pendapatnya di depan. Jadi, guru akan terus
memotivasi siswa dan juga mengajak semua siswa untuk terus memberikan
apresiasi kepada teman-temannya yang berani maju, agar mereka tidak merasa
Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1, dalam aspek kognitif ada
13 orang atau 37,1% yang memenuhi kriterian ketuntasan minimal dan 22 orang
Hal ini disebabkan karena kurang fokus terhadap materi yang diajarkan
dan belum begitu memahami materi pada tema Lingkungan Sahabat Kita
memahami materi, tetapi karena guru juga tidak mengingatkan bahwa ada
evaluasi akhir sehingga siswa kurang siap dalam menjawab soal tes evaluasi.
Oleh karena itu, solusi yang diperlukan adalah guru akan lebih
mengontrol penyerapan materi siswa dan mengawal mereka agar terfokus serta
mengingat-ingat materi yang sudah di berikan guru pada saat sesi penjelasan
124
materi, dan memberi penekanan pada materi-materi penting dari pembelajaran
tersebut. Guru juga akan membuat pembelajaran lebih berkesan lagi agar siswa
Keberhasilan pada ranah kognitif ini dapat diuraikan lagi dalam setiap
butir soal. Dari 4 soal yang diberikan siswa, hanya setengahnya yang berhasil
keberhasilan.
Hal ini disebabkan siswa masih memiliki kendala dalam menjawab soal
nomor 1 dengan kategori menggali. Dalam soal ini siswa diminta untuk
menggali apa-apa saja fungsi lingkungan bagi manusia dan arti pentingnya
menggali materi tersebut, namun hanya beberapa siswa saja yang ikut serta
dalam menggali materi tersebut. Tentunya hal ini menjadi bahan pertimbangan
bagi guru di pertemuan selanjutnya untuk lebih mengajak siswa dalam menggali
informasi sedetail-detailnya.
siswa diminta menghitung data yang telah disajikan, kemudian diubah ke dalam
bentuk diagram lingkaran. Kesulitan terletak pada membaca data tersebut, yang
kemudian dihitung dan hasilnya diubah ke bentuk diagram. Hal ini juga berasal
dari guru yang belum mengarahkan siswa secara bertahap dalam proses
125
pembacaan data, penghitungan data sampai dengan pengolahan data tersebut ke
bentuk diagram.
mungkin. Penggalian informasi ini juga akan dikemas dengan tanya jawab
akan lebih membimbing siswa secara perlahan dan bertahap dari proses awal
hingga proses akhirnya, dan akan memberikan kesempatan kepada peserta didik
akumulasi nilai antara 76 – 100 atau skor 3,01 – 4,00 pada rentang skor
disiplin, dan percaya diri. Dalam aspek gotong royong, hanya ada 6 orang siswa
mulai berkembang, dan 15 orang lainnya masih berada pada kategori mulai
terlihat. Pada aspek jujur, ada 7 orang yang sudah memperoleh kategori sudah
126
lainnya masih berada dalam kategori mulai terlihat. Untuk aspek disiplin, hanya
masuk kategori mulai berkembang dan 4 orang sisanya masih berada pada
kategori mulai terlihat. Aspek yang terakhir, yaitu percaya diri, masih belum
ada siswa yang masuk pada kategori sudah membudaya, hampir semua siswa,
sisanya, 4 orang berada pada kategori mulai terlihat dan 2 orang berada pada
Hal ini disebabkan siswa masih belum bekerja sama dengan baik dalam
cenderung masih kaku dalam berkomunikasi satu sama lain, bahkan ada salah
masalah yang ada di lembar kerja kelompok. Hal serupa juga ditunjukkan pada
daripada memilih untuk bekerjasama. Dan teman yang bisa ini juga tidak terlalu
Karena hal tersebut, akhirnya mereka semua belum memiliki kriteria yang
sangat memuaskan dalam aspek teliti. Hal ini dikarenakan mereka tidak saling
mengoreksi dan mengingatkan satu sama lain. Dalam aspek jujur, sebagian
masih menyontek dengan temannya dan masih ada yang melaporkan data atau
informasi tidak sesuai dengan apa yang mereka temukan. Untuk aspek disiplin,
127
pembelajaran berlangsung, masih banyak siswa yang melanggar peraturan yang
telah ditetapkan. Untuk aspek percaya diri, masih banyak dan hampir semua
menjawab pertanyaan.
Maka dari itu, guru akan melakukan upaya pemberian motivasi dan
semangat bagi seluruh siswa untuk terus mengingkatkan mereka ketika berada
baik, dan untuk penyampaian data selama diskusi juga harus apa adanya.
sama dengan siswa, sehingga dengan peraturan yang telah mereka buat sendiri,
untuk aspek kepercayaan diri, guru akan berusaha meningkatkan motivasi dan
percaya diri siswa dengan memberikan suasana belajar yang kondusif tanpa
adanya paksaan, sehingga siswa akan lebih percaya diri dalam mengajukan
setiap pendapatnya.
lingkungan.
karena hasil wawancara siswa sebagian besar memang sudah sesuai dengan
128
topik dan tujuan yang diberikan, namun masih belum menunjukkan penguasaan
dan pemahaman atas materi yang diberikan. Teknik yang digunakan dalam
dan menguasai keterampilan wawancara dengan baik. Namun, dari segi bahasa
b. Siklus I Pertemuan 2
berikut:
1) Skenario Kegiatan
(PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token dengan pokok
129
bahasan tema Lingkungan Sahabat Kita subtema Manusia dan
Lingkungan, pembelajaran 4.
dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berupa soal-soal evaluasi untuk
pembelajaran.
pembelajaran.
kegiatan awal guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis yaitu dengan
dilaksanakan.
130
kupon berbicara, mengumpulkan data, menguji hipotesis, presentasi,
2) Pelaksanaan Tindakan
sebagai berikut:
Hernadi yang pada saat itu mengajukan diri untuk memimpin doa.
“Bagaimana keadaan kalian hari ini ? “Baik Pak!” “Apakah ada yang tidak
131
Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi lagu
diharapkan dari pembelajaran hari ini, yaitu siswa mampu menghafal lagu
daerah dengan baik dan benar, siswa mampu menerapkan teknik bernyanyi
yang diajarkan oleh guru dengan baik dan benar, siswa mampu
geografisnya.
dari gambar tersebut. Kegiatan tanya jawab ini merupakan kegiatan awal
dan mengajukan pertanyaan dan memberi inspirasi bagi siswa untuk terus
menggali informasi dari gambar. Dengan begitu, siswa telah termotivasi dan
132
memiliki gambaran tentang pertanyaan yang akan diajukan, sehingga
secara acak.
anggota 5 – 6 orang, sesuai dengan kriteria ideal, yaitu heterogen baik secara
jenis kelamin dan prestasinya, namun dalam jumlah anggota yang rata.
saat pembagian dan tempat duduk kelompok, guru masih belum sepenuhnya
permasalahan yang sedang dikaji. Dari peta konsep yang telah disediakan
133
untuk menggunakan kupon yang telah diberikan sebelumnya sebagai media
Kegiatan berlanjut pada saat guru mengajarkan salah satu cara dalam
lingkungannya.
kelas, namun hanya siswa yang belum menggunakan kuponnya saja yang
134
menyamakan persepsi terhadap jawaban siswa apabila terdapat hal-hal yang
10 untuk setiap pertanyaan. Dalam games ini yang unggul adalah kelompok
2 dengan skor 400 poin, selanjutnya kelompok 5 mendapat skor 200, dan
masih nol.
kelompok diberikan buku dan alat tulis, jadi saat guru memberikan
pertanyaan, bagi peserta yang sudah tahu jawabannya bisa menulis jawaban
benar maka akan mendapatkan poin 10, dan jika belum tepat, maka akan
adalah kelompok 2 keluar sebagai pemenang dengan skor 500, juara ke dua
135
adalah kelompok 5 dengan skor 300. Kelompok pemenang ini diberikan
evaluasi secara individu berupa soal essay sebanyak 7 buah (soal evaluasi
lanjut.
dipelajari, yaitu masih dalam tema yang sama yaitu Lingkungan Sahabat
3) Hasil Observasi
setelah kegiatan pembelajaran dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir yang
pembelajaran yang lebih baik lagi. Berikut hasil observasi yang didapatkan dari
siklus I pertemuan 2.
136
Hasil pengamatan aktivitas guru dari observer dalam kegiatan
berikut:
yang dilaksanakan guru pada proses pembelajaran sesuai tabel 4.9 dapat dilihat
bahwa nilai yang diperoleh adalah 41. Skor aktivitas guru dalam proses
Lingkungan Sahabat Kita, subtema Manusia dan Lingkungan yang telah dilakukan
oleh guru dapat diketahui bahwa sudah sangat meningkat dari pertemuan
sebelumnya.
137
Pada pertemuan kedua di siklus I ini, telah menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Terutama dari aspek yang sebelumnya masih belum memperoleh
skor maksimal. Dari pertemuan pertama yang hanya ada empat aspek yang
memperoleh skor maksimal, namun pada pertemuan kedua ini meningkat menjadi
pembelajaran yang aktif dan kondusif, sehingga pada aspek ini, guru telah
meningkat dari pertemuan sebelumnya yang hanya memperoleh skor 3. Hal ini
dikarenakan guru telah memberikan motivasi kepada siswa dan juga memberikan
bimbingan agar siswa menggunakan segala maca bentuk cara agar mendapatkan
informasi, baik itu dari buku-buku, artikel, wawancara, dan juga dari internet.
menyeluruh dan masing-masing kelompok yang dilakukan oleh guru, serta terus
memberikan motivasi kepada siswa, pada akhirnya guru dapat membimbing siswa
138
Untuk aspek aktivitas guru membimbing siswa presentasi dan merumuskan
kesimpulan juga memperoleh skor maksimal. Hal ini dikarenakan guru telah
dipertahankan dengan memperoleh skor maksimal. Hal ini dikarenakan guru telah
melakukan kegiatan yang relevan dengan aspek yang diteliti dengan baik.
kondisi pembelajaran tetap terkontrol dan terkondisi dengan baik dan peraturan-
Selanjutnya aspek guru dalam melakukan kompetisi. Aspek ini juga dapat
dipertahankan dengan mendapatkan skor 4 lagi di pertemuan kedua ini. Hal ini
dikarenakan guru telah melakukan kegiatan yang relevan dengan aspek yang
kompetisi dimulai, sehingga suasana belajar tetap terkondisi dengan baik tanpa
juga dikarenakan guru dapat memotivasi siswa untuk saling berkompetisi meraih
yang terbaik.
pertemuan sebelumnya yang hanya memperoleh skor 3. Hal ini dikarenakan pada
aspek ini guru telah memberikan pesan-pesan dari tentang apa yang sudah
139
dilakukan selama permainan tadi. Guru telah menyiapkan pesan-pesan yang akan
Namun, masih ada beberapa aspek yang harus menjadi sorotan, yaitu
aktivitas guru dalam menunjukkan gambar. Aspek ini tidak mendapat skor
maksimal karena guru hanya menunjukkan satu gambar saja, walaupun sudah
memberikan ilustrasi dari gambar tersebut, yang merupakan salah satu kekurangan
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki, dan aktivitas
guru membimbing siswa merumuskan hipotesis yang hanya mendapat skor 3. Hal
arahan kepada siswa untuk memberikan jawaban yang menjurus kepada jawaban
yang diinginkan.
Pada aspek ini, guru masih menggunakan bahasa yang berbelit-belit, walaupun guru
Tournament (TGT), dan Time Token sudah berjalan dengan optimal, walaupun ada
beberapa aspek yang masih mendapat skor 3, maka dalam pelaksanaan langkah-
140
pembelajaran berlangsung lebih efektif dan efisien, serta hasil yang dicapai bisa
seoptimal mungkin. Hal ini akan diperbaiki dengan lebih berfokus pada aspek yang
Kategori
Aspek Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
No
f % f % f % F %
Mengamati gambar yang
1 35 100% - 0% - 0% - 0%
ditayangkan guru dengan seksama
Mengajukan pertanyaan dari gambar
2 35 100% - 0% - 0% - 0%
yang telah diamati
Memberi masukan dalam
3 20 57,1% 15 42,9% - 0% - 0%
merumuskan masalah
Merumuskan hipotesis dengan
4 18 51,4% 17 48,6% - 0% - 0%
menggunakan kupon berbicara
Berdiskusi dalam mengumpulkan
data, melakukan aktivitas menjaring
5 35 100% - 0% - 0% - 0%
data yang relevan berdasarkan lembar
kerja kelompok
141
Menguji hipotesis, menelaah data,
6 dan melihat hubungan dengan 21 60% 14 40% - 0% - 0%
masalah yang dikaji
Merumuskan kesimpulan dan
7 presentasi dengan menggunakan 35 100% - 0% - 0% - 0%
kupon berbicara
Bekerjasama dalam menjawab
8 pertanyaan dalam games yang 35 100% - 0% - 0% - 0%
diberikan
9 Mengikuti kompetisi (tournament) 35 100% - 0% - 0% - 0%
Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa skor yang diperoleh siswa pada setiap
aspek sudah banyak yang mencapai nilai 3 dan 4 yang berada pada kategori aktif
dan sangat aktif. Sementara itu, untuk skor akhir yang diperoleh siswa adalah sangat
aktif.
aspek aktivitas siswa yang diamati, ada enam aspek yang semua siswa memperoleh
kategori sangat aktif. Hal ini merupakan peningkatan dari pertemuan sebelumnya
yang hanya ada empat aspek yang semua siswa memperoleh kategori sangat aktif.
Aspek pertama yang mendapati semua siswa mendapat kategori sangat aktif
adalah aktivitas siswa mengamati gambar yang disajikan oleh guru. Aspek ini juga
memperoleh persentase 100% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat
aktif. Hal ini dikarenakan dengan penyajian gambar yang diselingi ilustasi dari
guru, dapat meningkatkan fokus siswa untuk lebih menggali informasi dari gambar
gambar yang telah diamati. Aspek ini meningkat dari pertemuan sebelumnya. Pada
pertemuan kedua ini, jumlah siswa yang mendapat kategori sangat aktif adalah
100% atau seluruh siswa mendapat kategori sangat aktif. Hal ini dikarenakan
142
pancingan-pancingan yang dilakukan guru telah membuat siswa menjadi lebih
itu, aktivitas siswa mengajukan pertanyaan dari gambar yang mereka amati, dapat
memperoleh persentase 100% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat
aktif.
yang relevan yang dituangkan dalam lembar kerja kelompok. Dalam aspek ini dapat
dipertahankan siswa yang memperoleh kategori sangat aktif adalah 100% atau
seluruh siswa memperoleh kategori sangat aktif. Di aspek ini juga dengan
bimbingan dari guru siswa dapat melaksanakan pengumpulan data dengan baik,
tidak dari satu sumber buku, melainkan dari banyak sumber, dan juga siswa tetap
selesai.
presentasi yang memperoleh persentase 100% siswa dengan kategori sangat aktif.
Perbaikan yang dilakukan oleh guru dalam memberikan motivasi dan bimbingan
pertanyaan dari permainan yang diberikan dapat dipertahankan dengan baik. Sangat
terlihat siswa terlihat antusias dalam kegiatan ini, sehingga semua siswa turut
berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan. Dengan bimbingan dan arahan dari guru,
143
kegiatan permainan dapat berjalan dengan tertib dan tetap terjaga kondusif, yang
membuat siswa jadi semakin semangat dalam bekerja sama menjawab pertanyaan,
pertanyaan yang diberikan, dan tidak lupa karena ini permainan menjawab
kompetisi. Aspek ini juga dapat dipertahankan dari pertemuan sebelumnya. Siswa
terlihat sangat antusias dan sangat bersemangat mengikuti kompetisi. Dengan fokus
yang sangat bagus, siswa mendengarkan pertanyaan yang dibacakan, dan berlomba
Namun, berdasarkan dari tabel di atas juga, ada beberapa aspek yang masih
jumlah siswa atau 20 orang sudah memperoleh kategori sangat aktif. Untuk aspek
memperoleh kategori sangat aktif. Untuk aspek berikutnya, yaitu pada kegiatan
menguji hipotesis, sebesar 60% atau sebanyak 21 orang siswa memperoleh kategori
sangat aktif. Hal tersebut dikarenakan siswa yang bersangkutan masih mengalami
kesulitan dalam berinteraksi dan menggali pengetahuan, namun skor yang rendah
tersebut tertutupi dengan perolehan skor di aspek lain yang sebagian besar banyak
144
memperoleh nilai sempurna. Berikut gambaran hasil analisis observasi aktivitas
siswa:
No Kriteria f %
1. Sangat Aktif 27 77,1%
2. Aktif 8 22,9%
3. Cukup Aktif - 0%
4. Kurang Aktif - 0%
Jumlah Siswa dengan Kategori Sangat Aktif 27
Persentase Keaktifan Klasikal 77,1%
Dari tabel 4.11 terlihat ada 27 orang siswa yang mendapat kategori sangat
aktif. Tentunya hasil tersebut merupakan peningkatan dari hasil yang sebelumnya,
namun masih ada 8 orang yang masih berada pada kategori aktif, maka persentase
keaktifan klasikal masih sebesar 77,1%. Hasil ini dapat digambarkan dengan grafik
berikut:
145
Persentase Aktivitas Siswa
Siklus I Pertemuan 2
77.10%
80.0%
60.0%
40.0%
22.90%
20.0%
0.0% 0%
0%
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Siswa yang berada pada kategori sangat aktif tercatat ada 27 orang. Kondisi
keberhasilan yang ditetapkan guru, yaitu ≥ 80% siswa mendapat kategori sangat
aktif. Hasil ini memang belum tercapai, tetapi hasil ini sudah menunjukkan
ada 8 orang siswa yang masih berada pada kategori aktif. Hasil ini tentunya akan
Data hasil belajar siswa meliputi nilai yang didapat pada pengerjaan
tugas dalam kelompok dan nilai pada evaluasi akhir pertemuan. Hasil belajar
146
Tabel 4.12 : Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan 2
No Kelompok Nilai
1. I 100
2. II 100
3. III 100
4. IV 100
5. V 100
6. VI 100
7. VII 100
50
Kelompok
0
I II III IV V VI VII
Kelompok
Gambar 4.5 Grafik Nilai Hasil Kerja Kelompok Siswa Siklus I Pertemuan 2
memperoleh nilai tertinggi. Hal ini menjunjukkan bahwa hasil yang mereka
tunjukkan sudah berada pada skor nilai yang sangat memuaskan karena sudah lebih
dari standar nilai yang ditetapkan guru yakni ≥ 80. Perolehan nilai kelompok pada
147
siklus I pertemuan 2 ini harus dipertahankan agar tetap memperoleh hasil yang
maksimal.
Hasil tes tertulis yang dilakukan pada siklus I pertemuan 2 ini tergolong
sangat baik, hal ini dikarenakan siswa yang memperoleh nilai antara 56 – 60
ada 2 orang (5,7%), siswa yang memperoleh nilai antara 66 – 70 ada 7 orang
(20%), siswa yang memperoleh nilai antara 76 – 80 ada 4 orang (11,4%), dan
siswa yang memperoleh nilai antara 86 – 100 ada 22 orang (62,9%). Jadi, pada
patokan penilaian pada aspek sosial, yaitu Gotong Royong, Jujur, Disiplin, dan
Percaya Diri, dengan skor patokan Belum Terlihat (skor 1), Mulai Terlihat (skor
2), Mulai Berkembang (skor 3), dan Sudah Membudaya (skor 4). Siswa yang
148
memperoleh nilai gabungan antara 76 – 100 dengan rentang skor gabungan 3,01
– 4,00 berada pada kategori Sudah Membudaya ada 27 orang, sedangkan siswa
– 3,00 berada pada kategori Mulai Berkembang ada 8 orang. Pencapaian ini
sebagian kecil masih ada siswa yang belum bekerjasama dengan baik, masih
belum bisa fokus terhadap tugas. Oleh karena itu, langkah perbaikan yang akan
guru lakukan adalah terus meningkatkan kinerja, motivasi terhadap siswa, serta
meningkat.
Bungong Jeumpa, dengan skor patorkan Perlu Bimbingan (skor 1), Cukup Baik
(skor 2), Baik (skor 3), dan Baik Sekali (skor 4). Siswa yang memperoleh nilai
gabungan antara 76 – 100 dengan rentang skor gabungan 3,01 – 4,00 berada
pada kategori Baik Sekali ada 28 siswa (80%). Sedangkan siswa yang
– 3,00 kategori Baik, ada sebanyak 7 orang. Siswa telah mencapai indikator
keberhasil, yaitu ≥80%. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa di kelas VB
adalah paduan suara yang sering mengisi pada saat upacara bendera setiap hari
149
Senin, sehingga menyanyi bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Dan karena,
sesuai aspek yang diinginkan pada rubrik penilaian, agar tercapai hasil yang
maksimal.
Dari data di atas, maka dapat diakumulasikan jumlah siswa yang tuntas
No Kriteria Ketuntasan K % A % P %
1. Tuntas (≥ 80) 26 74,3% 27 77,1% 28 80%
2. Tidak Tuntas (≤ 80) 9 25,7% 8 22,9% 7 20%
Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%
Keterangan: K = Kognitif, A = Afektif, P = Psikomotorik, % = Persentase
Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2, dalam aspek kognitif ada 26
orang siswa atau 74,3% yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal,
sedangkan 9 orang lainnya atau 25,7% masih belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal. Untuk aspek afektif, 27 orang siswa atau 77,1% sudah memperoleh
kriteria sudah membudaya, dan 8 orang lainnya atau 22,9% masih berada pada
antara 76 – 100 atau skor 3,01 – 4,00 pada rentang skor penilaian kurikulum
2013.Sedangkan aspek psikomotorik, ada 28 orang siswa atau sebesar 80% yang
memenuhi kriteria ketuntasan minimal, dan ada 7 orang lagi atau 20% yang masih
Untuk hasil belajar siswa secara individu dapat diperjelas dengan grafik
sebagai berikut:
150
Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2
25
20
15
Frekuensi
10
0
100 - 85 - 80 - 75 - 70 - 65 - 60 - 55 - 50 - 45 -
86 81 76 71 66 61 56 51 46 41
Kognitif 24 2 0 6 0 0 0 0 2 1
Afektif 19 5 3 2 4 2 0 0 0 0
Psikomotorik 25 3 7 0 0 0 0 1 0 0
Dari gambar 4.6 menunjukkan bahwa pada aspek penilaian kognitif, siswa
memperoleh nilai di atas KKM yaitu 80 – 100 sebanyak 26 orang atau 74,3% telah
sebesar 77,1% sudah memiliki klasifikasi sudah membudaya, dalam nilai gabungan
76 – 100 atau pada rentang skor 3,01 – 4,00 pada ketetapan kurikulum 2013.
sebanyak 28 orang siswa atau sebeser 80% telah memenuhi kriteria ketuntasan
151
4) Analisis Soal Tes Akhir Siklus I Pertemuan 2
akhir pembelajaran yang mengambil tes pada ranah kognitif untuk mengetahui
sejauh mana siswa menyerap materi yang diberikan pada hari itu. Tes diberikan
kata kerja ranah kognitif yang diberikan. Analisis soal ini digambarkan untuk
berhasil terjawab oleh siswa sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian tes
di pertemuan berikutnya.
Untuk memperjelas hasil yang diraih oleh siswa dalam setiap soal tes
Frekuensi
Kategori
No. Bobot Siswa Persentase
Ranah Keterangan
Soal Skor Menjawab (%)
Kognitif
Benar
1 C1 10 35 100 Menyebutkan
2 C1 10 35 100 Menghafal
3 C1 10 25 71,4 Menghafal
4 C1 10 35 100 Menyebutkan
5. C1 10 31 88,5 Menyebutkan
6. C4 20 35 100 Menemukan
7. C4 30 26 74,2 Menganalisis
152
Dari data di atas, diketahui bahwa dari 7 soal, 5 soal telah berhasil mencapai
menemukan, dan menganalisis, yakni pada soal nomor 1, 2, 4, 5, dan 6. Ada 2 soal
yang masih belum mencapai indikator keberhasilan, yaitu pada soal nomor 3 dan 7
Dari data tersebut juga diketahui pula masih ada beberapa siswa yang
memiliki kendala dalam menghafal lagu daerah dari Aceh tersebut dikarenakan
bahasa yang digunakan merupakan bahasa daerah tersebut. Sedangkan pada nomor
7, siswa pada dasarnya semuanya tahu, hanya saja mereka kurang teliti.
7×35 menit sudah optimal. Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi
siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki, dan pada aspek
153
Maka dari itu, guru akan melakukan perbaikan pada pertemuan selanjutnya
hipotesis. Pada aspek ini, guru masih menggunakan bahasa yang berbelit-
karena itu, solusi untuk menangani hal ini adalah peneliti akan berupaya
optimal. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa yang
154
sebelumnya yang hanya 9 orang saja memperoleh kategori sangat aktif atau
Games Tournament (TGT), dan Time Token yang diajarkan oleh peneliti.
Dari semua aspek yang dilaksanakan, masih ada beberapa aspek yang perlu
kriteria sangat aktif, sebanyak 20 orang atau 57,1%. Hal ini dikarenakan
masalah, sebagian siswa masih saja menunggu arahan dari guru, belum
pendapatnya. Hal ini diindikasi pula masih ada siswa yang masih malu dan
langkah perbaikan yang akan dilakukan oleh guru adalah terus memberikan
motivasi, dan juga akan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
155
ceria, dengan bernyanyi atau yel-yel, sehingga tidak ada siswa yang malu-
malu lagi.
setengah dari jumlah siswa atau 17 siswa masih memperoleh kriteria aktif
atau sebesar 48,6% dan 18 orang lainnya sudah memperoleh kriteria sangat
depan.
atau 40%, dan yang mendapat kriteria sangat aktif sebanyak 21 orang atau
60%. Pada saat menguji hipotesis, siswa terlihat masih saling dorong
yang dihadapi. Oleh sebab itu, solusi yang akan dilaksanakan guru adalah
pancingan dan apresisasi bagi siswa yang belum ter libat dalam kegiatan
merumuskan masalah dan hipotesis. Selain itu, guru akan kembali berusaha
156
pendapatnya, dengan pancingan-pancingan yang dikemas dengan tanya-
jawab berebut.
kognitif siswa yang mencapai kategori tuntas sebanyak 26 orang siswa dan
lagu daerah dari Aceh, Bungong Jeumpa yang merupakan materi pada hari
itu, dan juga merupakan soal yang berkaitan pada tes akhir pertemuan 2 di
siklus I tersebut. Hal ini dikarenakan sebagian dari mereka masih belum
lagu ini, ditambah lagi lirik lagu yang menggunakan bahasa daerah yang
yang belum mencapai kategori tuntas. Guru akan lebih mengawal siswa
157
sifatnya lebih penting, sehingga memudahkan siswa dalam menjawab soal
dalam setiap butir soal yang disajikan oleh guru. Dari 7 soal yang diberikan,
6 soal dijawab dengan benar dan tiap-tiap soal telah mencapai indikator
Meskipun ada satu soal yang belum mencapai indikator keberhasilan, yaitu
Soal nomor 3 ini berisi tentang melengkapi lirik lagu daerah Aceh,
Bungong Jeumpa, dari akhir bait pertama ke awal bait kedua. Siswa masih
kesulitan menghafal lirik tersebut, sehingga soal nomor 3 ini masih banyak
80%.
soal dengan ranah kognitif soal menghafal adalah guru akan lebih
mencapai kriteria sudah membudaya, dan sisanya masih dalam tahap mulai
158
berkembang. Penilaian ini diperoleh berdasarkan akumulasi nilai antara 76
– 100 atau skor 3,01 – 4,00 pada rentang skor penilaian kurikulum 2013.
aspek sosial, yaitu gotong royong, jujur, disiplin, dan percaya diri. Dalam
orang telah memiliki kriteria sering membudaya dan hanya ada 4 orang yang
masih berada pada kriteria mulai berkembang. Untuk aspek percaya diri, 21
ada sebagian yang kaku dalam berkomunikasi, dan terlihat tidak ada lagi
masalah. Dalam aspek jujur, sejalan dengan aspek disiplin, di mana siswa
dan terlihat rasa percaya diri dari masing-masing siswa, walaupun masih
159
ada sebagian kecil siswa yang masih malu-malu dan berbisik kepada
Maka dari itu, guru akan melakukan upaya pemberian motivasi dan
sama dengan baik, dan untuk penyampaian data selama diskusi juga harus
apa adanya. Dapat dilihat dari pertemuan 2 di siklus I ini, dengan peraturan
yang siswa buat sendiri, siswa lebih menaatinya karena hal tersebut dibuat
untuk mereka sendiri dan oleh mereka sendiri. Tentunya hal ini akan
percaya diri siswa dengan memberikan suasana belajar yang kondusif tanpa
adanya paksaan, sehingga siswa akan lebih percaya diri dalam mengajukan
setiap pendapatnya.
mereka sebagian besar berasal dari orang-orang pilihan dari paduan suara di
160
sebagian besar sudah mereka pahami dan kuasai, sehingga memudahkan
agar meningkatkan keaktifan dan antusias siswa dalam belajar. Guru juga
tinggi.
Hasil belajar siswa dari tes akhir siklus I berupa tes secara tertulis dan
Berdasarkan data di atas dapat diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah antara 96 – 100 sebanyak 6 orang dengan persentase 17,1%. Sedangkan nilai
untuk nilai antara 81 – 85 sebanyak 4 orang (11,4%), , sedangkan untuk nilai antara
161
71 – 75 ada 7 orang (20%), untuk nilai antara 66 – 70 ada 4 orang (11,4%), dan
nilai antara 61 – 65 ada 2 orang (5,7%), serta nilai antara 51 – 55 ada 1 orang (3%).
Dari perolehan nilai di atas dapat diketahui bahwa dari 35 siswa, yang
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 14 orang yang masih belum mencapai
KKM. Ketuntasan belajar individu pada tes akhir siklus I ini belum mencapai
pembelajaran dikatakan berhasil jika 80% siswa memperoleh nilai ≥ 80. Ketuntasan
klasikal tes akhir siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Dari hasil belajar tes akhir siklus I ini disajikan dalam bentuk grafik berikut
ini:
40.00%
60.00% Tuntas
Tidak Tuntas
162
Gambar 4.7: Grafik Hasil Tes Akhir Siklus I
1) Aktivitas Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Skor 34 41
Kategori Baik Sangat Baik
Team Games Tournament (TGT), dan Time Token pada pertemuan 1 sudah
terlaksana dan mendapat kategori Baik dengan skor 34, kemudian pada pertemuan
Hal ini disebabkan pada pertemuan 1, hanya 3 langkah yang mendapat skor
pembelajaran yang mendapat skor 4 ada 9 langkah, dan 2 langkah lainnya mendapat
skor 3.
Oleh karena itu, langkah perbaikan yang akan dilakukan guru adalah
163
terlaksana dengan optimal. Khususnya pada aspek-aspek penilaian aktivitas guru
berikutnya guru dapat memperoleh nilai sempurna pada setiap aspek penilaian
aktivitas guru.
Data hasil aktivitas guru pada siklus I ini dapat digambarkan dengan grafik
sebagai berikut:
60 41
34
40 Pertemuan 1
Pertemuan 2
20
0
Pertemuan 1 Pertemuan 2
2) Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama dan kedua dapat dilihat
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa pada pertemuan 1 siswa yang aktif ada 26
orang (74,3%) dan siswa dengan kriteria sangat aktif ada 9 orang (25,7%).
164
Kemudian, pada pertemuan 2 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, di
mana ada 27 siswa yang memperoleh kriteria sangat aktif dengan persentase 77,1%
Hal ini disebabkan karena pada pertemuan 1, para siswa masih memiliki
pertemuan ini, seluruh aspek tersebut tidak ada yang memenuhi indikator
keberhasilan. Akan tetapi, aktivitas siswa ini meningkat pada pertemuan 2, terlihat
dari beberapa aspek yang sudah meningkat dari sebelumnya. Sehingga aspek yang
lebih pada aspek-aspek yang masih belum memenuhi indikator ketuntasan, agar
kriteria yang diperoleh siswa dapat lebih ditingkatkan. Guru akan berupaya
apresiasi serta penjelasan sedetail mungkin dan bimbingan, agar pada setiap
pelaksanaan aspek tersebut terlaksana lebih efektif, efisien, dan mendapat hasil
yang optimal.
Data hasil aktivitas siswa pada siklus I ini dapat digambarkan dengan grafik
sebagai berikut:
165
Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa
pada Siklus I
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
77.10%
74.30%
25.70% 22.90%
0% 0% 0% 0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2
3) Hasil Belajar
penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak. Jika hasil yang
disetiap akhir dari pertemuan pada siklus I pertemuan pertama dan kedua maka
Kriteria
No Pertemuan K % A % P %
Ketuntasan
Tuntas (≥ 80) 13 37,1% 9 25,7% 13 37,1%
1. Pertama
Tidak Tuntas (≤ 80) 22 62,9% 26 74,3% 22 62,9%
Tuntas (≥ 80) 26 74,3% 27 77,1% 28 80%
2. Kedua
Tidak Tuntas (≤ 80) 9 25,7% 8 22,9% 7 20%
Tes Akhir Tuntas (≥ 80) 26 74,3%
3.
Siklus Tidak Tuntas (≤ 80) 9 25,7%
166
Tabel 4.20 menunjukkan bahwa pada hasil belajar siswa pada pertemuan 1
dalam aspek kognitif terdapat 13 orang (37,1%) siswa yang memperoleh nilai di
atas KKM dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 26 orang (74,3%) siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM. Untuk aspek afektif, pada pertemuan 1 terdapat 9
yang kemudian pada pertemuan 2 hasil ini meningkat secara signifikan menjadi 27
13 orang (37,1%) siswa yang memeoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal,
hasil ini juga meningkat di pertemuan 2 menjadi 28 orang (80%) siswa yang
memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Namun, pada tes akhir siklus I, ketuntasan
memperoleh nilai di atas KKM, yang mana hanya 74,3% dari jumlah seluruh siswa.
Ini berarti pada siklus I, hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan secara
klasikal.
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dinyatakan belum berhasil sepenuhnya,
namun sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk itu, perlu perbaikan
pada siklus II dengan menitik beratkan pada berbagai aspek dalam aktivitas siswa
serta perbaikan pada hasil belajar siswa agar benar-benar meningkat sesuai dengan
167
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus II ini akan
Pertemuan Alokasi
No Hari/Tanggal Materi Penilaian
Ke- Waktu
Tema Tes tertulis
Lingkungan (Essay),
Sahabat Kita unjuk kerja
Senin, 7 × 35
1. 1 Subtema 2 – (performance),
25 April 2016 menit
Perubahan keterampilan
Lingkungan per orangan,
Pembelajaran 4 dan sikap
Tema Tes tertulis
Lingkungan (Essay),
Sahabat Kita unjuk kerja
Kamis, 7 × 35
2. 2 Subtema 2 – (performance),
28 April 2016 menit
Perubahan keterampilan
Lingkungan per orangan,
Pembelajaran 6 dan sikap
Tes tertulis
Kamis, 7 × 35 Tes Akhir berupa pilihan
3. 2
28 April 2016 menit Siklus II ganda dan
essay
a. Siklus II Pertemuan 1
berikut:
1) Skenario Kegiatan
168
(PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token dengan pokok
Lingkungan, pembelajaran 4.
dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berupa soal-soal evaluasi untuk
pembelajaran.
pembelajaran.
kegiatan awal guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis, yaitu dengan
dilaksanakan.
169
orang, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis dengan menggunakan
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Kegiatan Awal
Hernadi lagi, yang pada saat itu mengajukan diri untuk memimpin doa.
“Bagaimana keadaan kalian hari ini?, apakah ada yang tidak hadir?”. Siswa
170
Guru melakukan apersepsi dengan mengantar siswa ke dalam cerita
mengenai seputar kejadian yang sering mereka dengar atau baca di berbagai
macam media tentang perubahan apa saja yang terjadi pada zaman dahulu
sekitar 10 – 15 tahun yang lalu, dengan saat ini, baik itu di bidang ekonomi,
penjelasan awal tentang gambar apa yang dipasang di papan tulis. Guru
Pak!”. Kemudian, guru bertanya, “Apakah ada lagi?”, dan siswa menjawab,
yang akan dicapai hari ini, yaitu siswa mampu menemukan informasi
penting dari bacaan tersebut dengan tepat, siswa juga mampu menemukan
perubahan bentuk dan sifat sosial dan budaya yang terjadi pada masyarakat
Indonesia saat ini dibandingkan 10 – 15 tahun yang lalu dengan tepat, serta
siswa mampu mengubah data ke dalam tabel frekuensi relatif dengan tepat.
b) Kegiatan Inti
171
lagi informasi dari gambar tersebut. Kegiatan tanya jawab ini merupakan
gambar dan mengajukan pertanyaan dan memberi inspirasi bagi siswa untuk
ditunjuk secara acak, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum
anggota 5 – 6 orang, sesuai dengan kriteria ideal, yaitu heterogen baik secara
jenis kelamin dan prestasinya, namun dalam jumlah anggota yang rata.
yang ada di buku siswa dengan judul “Desa Unik di Bali” dan mengamati
gambar setiap desa yang ada di teks tersebut. Semua siswa membaca teks
172
permasalahan yang ada pada teks bacaan tersebut. Guru membimbing
permasalahan yang sedang dikaji. Dari peta konsep yang telah disediakan
perubahan yang terjadi pada bentuk dan sifat sosial dan budaya yang
lalu”.
dari berbagai sumber, baik dari buku maupun melalui kegiatan wawancara,
baik itu dengan teman kelompok lain dan juga guru. Hasil diskusi tersebut
wawancara tersebut.
173
Selanjutnya, yaitu menguji hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya, kalau “ada perubahan yang terjadi pada bentuk dan sifat
sosial dan budaya yang terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini
memang benar ada perubahan yang terjadi pada bentuk dan sifat sosial dan
kelas, namun hanya siswa yang belum menggunakan kuponnya saja yang
174
akan diberikan pertanyaan untuk menguji pengetahuan seputar
kelompok diberikan buku dan alat tulis, jadi saat guru memberikan
pertanyaan, bagi peserta yang sudah tahu jawabannya bisa menulis jawaban
benar maka akan mendapatkan poin 10, dan jika belum tepat, maka akan
c) Kegiatan Akhir
yang telah dipelajari, khususnya tentang perubahan bentuk dan sifat sosial
dan budaya masyarakat Indonesia saat ini dan beberapa tahun yang lalu.
175
Perubahan Lingkungan, dalam pembelajaran 6. Kemudian ditutup dengan
salam.
3) Hasil Observasi
setelah kegiatan pembelajaran dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir yang
pembelajaran yang lebih baik lagi. Berikut hasil observasi yang didapatkan dari
siklus II pertemuan 1.
176
6. Aktivitas guru membimbing siswa mengumpulkan data. 4
7. Aktivitas guru membimbing siswa menguji hipotesis. 4
Aktivitas guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan dan
presentasi, mendeskripsikan solusi yang diperoleh berdasarkan
8. pengujian hipotesis dan mempresentasikannya di depan kelas. 4
Namun, hanya siswa yang masih mempunyai kupon yang harus
mempresentasikannya.
9. Aktivitas guru mengadakan permainan (games). 4
10. Aktivitas guru mengadakan kompetisi (tournament). 4
Aktivitas guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan
11. 4
skor tertinggi.
Total Skor 44
Kriteria: Sangat Baik
yang dilaksanakan guru pada proses pembelajaran sesuai tabel 4.22, dapat dilihat
bahwa nilai yang diperoleh adalah 44. Skor aktivitas guru dalam proses
Lingkungan Sahabat Kita dan subtema Perubahan Lingkungan yang telah dilakukan
oleh guru dapat diketahui bahwa sudah meningkat dari pertemuan sebelumnya.
Seluruh aspek telah mendapatkan skor maksimal, yaitu 4. Hal ini menunjukkan
sempurna.
guru telah melakukan perhatian penuh dan melaksanakan solusi yang direncanakan
sehingga pada pertemuan ini seluruh aspek yang sebelumnya belum maksimal
dapat diperbaiki dan terlaksana dengan sempurna, begitu pula dengan aspek-aspek
177
Untuk aspek pertama aktivitas guru menunjukkan gambar yang berhubungan
dengan materi. Pada pertemuan sebelumnya, aspek ini hanya mendapat skor 3
karena guru hanya menunjukkan atau memberikan satu gambar untuk diamati,
namun pada pertemuan pertama di siklus II ini, guru telah menunjukkan beberapa
gambar di dalam pembelajaran, serta tetap memberikan ilustrasi dari setiap gambar
untuk merangsang pemikiran siswa agar menggali lebih dalam informasi yang
dilihatnya dari gambar. Hal itulah yang membuat aspek ini mendapat skor
maksimal.
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Pada pertemuan
sebelumnya, guru tidak memberikan arahan yang menjuruskan siswa pada jawaban
yang diinginkan, sehingga guru hanya menunggu jawaban dari siswa sampai siswa
memberikan jawaban yang diinginkan. Namun, hal ini telah dilakukan pada
pertemuan pertama di siklus II ini, jadi pada kegiatan ini dengan bimbingan dan
arahan dari guru, sehingga siswa jadi lebih cepat dalam memberikan jawaban yang
diinginkan.
kurang jelas. Namun, pada pertemuan kali ini, guru telah memperbaiki hal tersebut,
178
Untuk aspek seperti orientasi (meminta siswa melontarkan pertanyaan dari
dipertahankan oleh guru. Hal ini dikarenakan, guru terus melatih penyampaian dan
Tournament (TGT), dan Time Token sudah berjalan dengan optimal, dan tentunya
Kategori
Aspek Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
No
f % F % f % F %
Mengamati gambar yang
1 35 100% - 0% - 0% - 0%
ditayangkan guru dengan seksama
Mengajukan pertanyaan dari gambar
2 35 100% - 0% - 0% - 0%
yang telah diamati
Memberi masukan dalam
3 28 80% 7 20% - 0% - 0%
merumuskan masalah
179
Merumuskan hipotesis dengan
4 25 71,4% 10 28,6% - 0% - 0%
menggunakan kupon berbicara
Berdiskusi dalam mengumpulkan
data, melakukan aktivitas menjaring
5 35 100% - 0% - 0% - 0%
data yang relevan berdasarkan lembar
kerja kelompok
Menguji hipotesis, menelaah data,
6 dan melihat hubungan dengan 27 77,1% 8 22,9% - 0% - 0%
masalah yang dikaji
Merumuskan kesimpulan dan
7 presentasi dengan menggunakan 35 100% - 0% - 0% - 0%
kupon berbicara
Bekerjasama dalam menjawab
8 pertanyaan dalam games yang 35 100% - 0% - 0% - 0%
diberikan
9 Mengikuti kompetisi (tournament) 35 100% - 0% - 0% - 0%
Pada tabel 4.23 dapat dilihat bahwa skor yang diperoleh siswa pada setiap
aspek sudah sudah seluruhnya yang mencapai kategori aktif dan sangat aktif.
Sementara itu, untuk skor akhir yang diperoleh masing-masing siswa adalah sangat
aktif. Hal ini dikarenakan siswa lebih bersemangat dalam proses pembelajaran,
walaupun dalam beberapa aspek ada siswa yang masih memperoleh skor 3, tetapi
dikarenakan siswa yang bersangkutan telah berupaya memperbaiki gaya belajar dan
ingin menjadi yang terbaik dibantu dengan motivasi dan arahan dari guru. Oleh
karena itu, hampir seluruh siswa telah memperoleh kategori sangat aktif.
bekerjasama dalam games dan tournament, pada pertemuan ini terlihat aktivitas
siswa dalam keaktifan dapat dipertahankan dari pertemuan sebelumnya yang juga
mendapat persentase 100% siswa aktif selama pembelajaran. Seperti yang telah
dilakukan pada pertemuan sebelumnya, guru terus melakukan perbaikan dalam hal
180
pembelajaran, dengan terus mempersiapkan dengan matang, mengulang dan
maksimal.
Sementara itu, masih ada 2 aspek yang masih belum memenuhi indikator
maksimal. Hal ini dikarenakan, siswa masih belum terlalu menggali informasi dari
hal yang harusnya diamati, sehingga dalam penyampaian hipotesis, siswa masih
maksimal.
Selanjutnya, yaitu aspek menguji hipotesis, hal ini sama dengan aspek
sebelumnya, hanya 77,1% yang mendapat kategori sangat aktif, dan ini belum
menunjukkan hasil yang diinginkan. Hal ini dikarenakan, sebagian siswa masih
belum bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, terutama terhadap tenggat
waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Namun, skor yang
belum maksimal tersebut, tertututpi dengan perolehan skor di aspek lain yang
sebagian besar banyak memperoleh nilai sempurna. Berikut gambaran hasil analisis
No Kriteria f %
1. Sangat Aktif 29 82,9%
2. Aktif 6 17,1%
181
3. Cukup Aktif - 0%
4. Kurang Aktif - 0%
Jumlah Siswa dengan Kategori Sangat Aktif 29
Persentase Keaktifan Klasikal 82,9%
Dari tabel 4.24 terlihat bahwa hampir seluruh siswa mendapat kriteria
sangat aktif. Hasil ini meripakan peningkatan dari keaktifan siswa dari pertemuan
sebelumnya. Kondisi ini merupakan target yang diharapkan bisa tercapai, yaitu ≥
80% siswa mendapat kategori sangat aktif. Data di atas bisa digambarkan sebagai
berikut:
60.0%
40.0%
20.0% 17.10%
0.0% 0%
0%
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
untuk menjadi yang terbaik. Hasil ini memang sudah sangat memuaskan, tetapi
182
didapatkan, serta meningkatkan lagi pada beberapa aspek yang belum seluruhnya
Data hasil belajar siswa meliputi nilai yang didapat pada pengerjaan
tugas dalam kelompok dan nilai pada evaluasi akhir pertemuan. Hasil belajar
No Kelompok Nilai
1. I 100
2. II 100
3. III 100
4. IV 100
5. V 100
6. VI 100
7. VII 100
100 atau nilai sempurna. Seluruh kelompok telah menyelesaikan lembar kerja
kelompok sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Hal ini dipengaruhi pula karena
183
Hasil Belajar Kelompok Siklus II Pertemuan 1
100 100 100 100 100 100 100
100
90
80
70
Frekuensi
60
50
40 Kelompok
30
20
10
0
I II III IV V VI VII
Kelompok
memperoleh nilai tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang mereka
tunjuukan sudah berada pada skor nilai yang sangat memuaskan, karena sudah lebih
dari standar nilai yang ditetapkan guru, yakni ≥ 80. Perolehan nilai kelompok pada
siklus II pertemuan 1 ini harus dipertahankan agar tetap memperoleh hasil yang
maksimal.
184
8. 51 – 55 1,34 – 1,66 - - - - - -
9. 46 – 50 1,01 – 1,33 - - - - - -
10. 41 – 45 0,67 – 1,00 - - - - - -
Jumlah 35 100 35 100 35 100
Ketuntasan Individu 30 orang 32 orang 31 orang
Ketuntasan Klasikal 85,7% 91,4% 88,6%
Rata-rata Nilai
Keterangan: K = Kognitif, A = Afektif, P = Psikomotorik, % = Persentase
Dari hasil tertulis pada akhir pertemuan pertama di siklus II ini, tergolong
sangat baik, hal ini dikarenakan pada aspek kognitif siswa yang memperoleh nilai
ada 3 orang (8,6%), siswa yang memperoleh nilai antara 81 – 85 ada 2 orang (5,7%),
dan siswa yang memperoleh nilai antara 86 – 100 ada 25 orang (71,4%). Jadi, pada
pertemuan pertama di siklus II ini, terdapat 30 orang siswa yang dinyatakan tuntas.
Hal ini dikarenakan, guru telah melakukan bimbingan dan penekanan pada materi-
materi atau poin-poin yang penting, sehingga pada saat instrumen tes diberikan,
pada aspek sosial, yaitu gotong royong, juju, disiplin, dan tanggung jawab. Skor
patokan yang digunakan adalah Belum Terlihat (skor 1), Mulai Terlihat (skor 2),
Mulai Berkembang (skor 3) dan Sudah Membudaya (skor 4). Siswa yang
memperoleh nilai gabungan antara 76 – 100 dengan rentang skor gabungan 3,01 –
4,00 yang berada pada kategori sudah membudaya ada sebanyak 32 orang (91,4%),
yang mana hampir seluruh siswa memiliki kualifikasi afektif sudah membudaya
pada saat proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa yang telah sangat aktif
telah mencapai lebih dari setengahnya, sehingga siswa-siswa yang lain merasa
185
tertantang untuk lebih aktif, sembari guru terus memberikan motivasi agar mereka
instrumen penilaian menyelesaikan soal matematika, yang mana soal ini merupakan
soal cerita, jadi siswa harus menjawab sesuai data yang disajikan. Dengan skor
patorkan Perlu Bimbingan (skor 1), Cukup Baik (skor 2), Baik (skor 3), dan Baik
Sekali (skor 4). Siswa yang memperoleh nilai gabungan antara 76 – 100 dengan
rentang skor gabungan 3,01 – 4,00 berada pada kategori Baik Sekali ada 31 siswa
rentang skor gabungan 2,01 – 3,00 kategori Baik, ada sebanyak 4 orang. Pada aspek
ini juga menunjukkan peningkatan yang bagus. Hal ini dikarenakan guru
menyelesaikan tugas yang diberikan, sesuai dengan rubrik penilaian yang telah
tersedia, sehingga guru bisa memberikan arahan yang tidak lepas dari patokan
Dari data di atas, maka dapat diakumulasikan jumlah siswa yang tuntas pada
No Kriteria Ketuntasan K % A % P %
1. Tuntas (≥ 80) 30 85,7% 32 91,4% 31 88,6%
2. Tidak Tuntas (≤ 80) 5 14,3% 3 8,6% 4 11,4%
Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%
Keterangan: K = Kognitif, A = Afektif, P = Psikomotorik, % = Persentase
Hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1, dalam aspek kognitif ada 30
orang siswa atau 85,7% yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal,
186
sedangkan 5 orang atau 14,3% masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal.
Untuk aspek afektif, 32 orang siswa atau 91,4% sudah memperoleh nilai di atas
3 orang masih berada pada kategori mulai berkembang. Penilaian ini diperoleh
berdasarkan akumulasi nilai antara 76 – 100 atau skor 3,01 – 4,00 pada rentang skor
penilaian kurikulum 2013. Pada aspek psikomotorik ada 31 orang siswa atau 88,6%
berdasarkan rentang skor penilaian kurikulum 2013, yaitu 76 – 100 atau skor 3,01
– 4,00, sedangkan 4 orang lainnya atau 11,4% masih berada di bawah kriteria
ketuntasan minimal.
187
Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1
30 28
25
25
20
20
Frekuensi
15
10
7
5 5
4
5 3 3
2 2
1
0
100 - 86 85 - 81 80 - 76 75 - 71
Kognitif 25 2 3 5
Afektif 20 7 5 3
Psikomotorik 28 2 1 4
memperoleh nilai di atas KKM, yaitu 80 – 100 sebanyak 30 orang (85,7%) dan telah
100 atau pada rentang skor 3,01 – 4,00 yang sesuai dengan ketetapan penilaian
kurikulum 2013. Sedangkan sebanyak 3 orang masih berada pada kategori mulai
berkembang.
188
Pada aspek psikomotorik, dari data tersebut menunjukkan bahwa sebanyak
31 orang siswa atau 88,6% telah memenuhi kriteria baik sekali, yaitu pada rentang
nilai antara 76 – 100 atau 3,01 – 4,00. Sedangkan 4 orang lainnya masih berada di
akhir pembelajaran yang mengambil tes pada ranah kognitif untuk mengetahui
sejauh mana siswa menyerap materi yang diberikan pada hari itu. Tes diberikan
variasi kata kerja pada ranah kognitif. Analisis soal ini untuk menginformasikan
ranah kognitif mana yang telah dan belum sepenuhnya berhasil terjawab oleh
siswa, dan juga sebagai bahan acuan apakah tujuan pembelajaran pada hari ini
Untuk memperjelas hasil yang diraih siswa dalam setiap soal tes akhir
pada pembelajaran di siklus II pertemuan 1 ini, dapat dilihat pada tabel berikut:
Kategori
No. Bobot Frekuensi Persentase
Ranah Keterangan
Soal Skor Siswa (%)
Kognitif
189
Menjawab
Benar
1. C2 10 35 100 Mencirikan
2. C1 10 31 88,5 Menjelaskan
3. C2 10 35 100 Mencirikan
4. C2 10 35 100 Menjelaskan
5. C2 10 25 71,4 Menjelaskan
6. C4 10 35 100 Menemukan
7. C4 10 35 100 Menemukan
8. C4 10 35 100 Menemukan
9. C2 10 29 82,8 Menghitung
10. C2 10 24 68,5 Menghitung
Dari data di atas, diketahui bahwa dari 10 soal yang telah diberikan, ada 8
soal yang telah berhasil mencapai indikator keberhasilan, yakni ≥ 80% siswa
belum berhasil dijawab sesuai indikator keberhasilan adalah soal nomor 5 dan 10,
Dari data tersebut dapat diketahui pula bahwa siswa masih kesulitan dalam
Pada soal yang berikutnya, yaitu soal nomor 10. Pada soal ini siswa diminta
menghitung rata-rata dari data yang telah diberikan. Kesulitan siswa terletak pada
pembacaan data tersebut, siswa cendrung terburu-buru, dan terlihat enggan untuk
190
a) Aktivitas Guru
7×35 menit sudah berlangsung dengan optimal. Hal ini dapat dilihari dari
b) Aktivitas Siswa
lancar dan sesuai rencana. Hal tersebut terlihat pada hasil pengamatan
aktvitas siswa yang menunjukkan bahwa siswa yang sangat aktif berjumlah
29 orang atau dalam persentase klasikal sebesar 82,8%. Skor yang diperoleh
kategori sangat aktif. Perolehan skor ini juga dikarenakan siswa sudah mulai
191
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Team Games Tournament
Namun, masih ada 2 aspek yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu
kategori sangat aktif, dan 10 orang lainnya (28,6%) mendapat kategori aktif.
kategori sangat aktif, dan 8 orang atau sebesar 229% masih berada pada
kategori aktif.
terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Maka dari itu, guru akan
Begitu pula pada saat menguji hipotesis, para siswa masih terlihat
besar siswa masih kurang percaya diri dan disertai rasa khawatir apabila
dalam hasil diskusi mereka terdapat kekeliruan. Oleh karena itu, pada
siswa untuk lebih semangat dan percaya pada diri sendiri dalam
192
mengemukakan pendapat dan memberi masukan solusi terhadap masalah
yang dihadapi.
Hasil belajar siswa pada pertemuan pertama di siklus II ini, dalam aspek
kognitif yang mencapai kategori tuntas sebanyak 30 orang atau 85,7% dari
ketuntasan klasikal, sedangkan siswa yang belum dinyatakan tuntas masih ada
5 orang atau sekitar 14,3%. Ketuntasan klasikal sudah memenuhi indikator yang
kepada materi yang disampaikan serta penggalian informasi lebih dalam saat
yang diajarkan.
Keberhasilan siswa pada ranah kognitif ini dapat diuraikan lagi dalam
setiap butir soal. Dari 10 soal yang diberikan, 8 soal yang telah berhasil
sesuai indikator keberhasilan adalah soal nomor 5 dan 10, dengan kategori
193
Dari data tersebut dapat diketahui pula bahwa siswa masih kesulitan
soal nomor 5, siswa diminta untuk menjelaskan apa saja tujuan dari ngaben.
Pada soal yang berikutnya, yaitu soal nomor 10. Pada soal ini siswa
diminta menghitung rata-rata dari data yang telah diberikan. Kesulitan siswa
Untuk itu, solusi yang akan dilakukan guru adalah membimbing siswa
menjelaskan kepada temannya yang belum bisa. Dengan begitu, semua siswa
100 atau skor 3,01 – 4,00 pada rentang skor penilaian kurikulum 2013.
sosial, khususnya gotong royong, jujur, disiplin, dan percaya diri. Dalam aspek
gotong royong, ada 28 orang yang memiliki kriteria sudah membudaya dan 7
orang berada pada kategori mulai berkembang. Untuk aspek jujur, seluruh siswa
kategori mulai berkembang. Untuk aspek percaya diri, 29 orang sudah berada
194
pada kriteria sudah membudaya sedangkan 6 orang lainnya berada pada kriteria
mulai berkembang.
kerjasama, maka dari itulah, berkaca dari pertemuan sebelumnya, para siswa
Sebagian besar dari mereka sudah melakukan komunikasi dengan baik, tetapi
masih ada siswa yang terkesan masih kaku dalam berkomunikasi satu sama lain,
dan tidak ada lagi kelompok yang hanya mengandalkan 1 orang siswa untuk
menyelesaikan masalah yang ada di lembar kerja kelompok. Hal serupa juga
kerjasama, namun sebagian lagi masih ada yang masih canggung dalam
satu sama lain. Dalam aspek percaya diri juga siswa terlihat tidak malu-malu
pendapatnya, karena siswa juga sudah tumbuh rasa menghargai satu sama lain.
dan semangat bagi seluruh siswa dan terus mengingatkan mereka ketika berada
KKM, sedangkan 4 orang lainnya atau 11,4% belum mencapai KKM. Penilaian
195
yang mana siswa ditugaskan untuk membaca data dari diagram yang telah
disajikan.
baik itu dari tabel maupun dari diagram, meskipun ada beberapa yang masih
tematik agar hasil yang sudah diperlihatkan siswa ini dapat dipertahankan
b. Siklus II Pertemuan 2
berikut:
196
1) Skenario Kegiatan
(PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token dengan pokok
Lingkungan, pembelajaran 6.
dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berupa soal-soal evaluasi untuk
pembelajaran.
pembelajaran.
kegiatan awal guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis, yaitu dengan
197
garis besar materi dan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
2) Pelaksaaan Tindakan
a) Kegiatan Awal
salam yang dijawab serentak oleh siswa. Selanjutnya guru mengajak siswa
198
untuk berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh M. Nashir Hernadi lagi,
yang pada saat itu mengajukan diri untuk memimpin doa. Selanjutnya guru
keadaan kalian hari ini?, apakah ada yang tidak hadir?”. Siswa secara
tempat tinggal mereka, dan juga dari gambar yang ada di buku siswa tentang
gambar apa ini?”. Siswa menjawab, “Gambar orang yang tinggal di pesisir
pegunungan”.
yang akan dicapai pada hari ini, yaitu siswa mampu menganalisis kegiatan
b) Kegiatan Inti
199
Pada kegiatan inti, siswa kembali diajak untuk mengamati kedua
pertanyaan untuk menggali lebih banyak lagi informasi dari gambar tersebut.
Kegiatan tanya jawab ini merupakan kegiatan awal sebelum memasuki materi
pertanyaan dan memberi inspirasi bagi siswa untuk terus menggali informasi
dari gambar. Dengan begitu, siswa telah termotivasi dan memiliki gambaran
tentang pertanyaan yang akan diajukan, sehingga sebagian besar siswa antusias
dalam mengajukan pertanyaan yang ditunjuk secara acak, meskipun masih ada
pertanyaan.
anggota 5 – 6 orang, sesuai dengan kriteria ideal, yaitu heterogen baik secara
jenis kelamin dan prestasinya, namun dalam jumlah anggota yang rata.
tempat duduk.
200
Kegiatan dilanjutkan dengan mengajak siswa menulis artikel sederhana
siswa memahami dan menggali lebih dalam tentang tugas yang diberikan.
sedang dikaji. Dari peta konsep yang telah disediakan di buku siswa, guru
sedetail mungkin. Siswa bebas mencari informasi dari berbagai sumber, baik
dari buku maupun melalui kegiatan wawancara, baik itu dengan teman
kelompok lain dan juga guru. Hasil diskusi tersebut ditulis sedemikian rupa dan
201
Selanjutnya, yaitu menguji hipotesis yang telah dirumuskan
bahwa memang benar ada keselarasan hubungan antara manusia dengan daerah
tempat tinggalnya/lingkungannya.
persepsi terhadap jawaban siswa apabila terdapat hal-hal yang masih kurang
tepat.
tingkat kecerdasan yang sama, secara bergantian dan akan diberikan pertanyaan
202
untuk menguji pengetahuan seputar pembelajaran yang telah diajarkan
sebelumnya. Peraturannya, anggota kelompok diberikan buku dan alat tulis, jadi
saat guru memberikan pertanyaan, bagi peserta yang sudah tahu jawabannya
diangkat. Jika jawaban benar maka akan mendapatkan poin 10, dan jika belum
nomor dua tercepat setelah yang pertama. Kegiatan ini merupakan kelanjutan
siswa, guru memberikan soal evaluasi secara individu berupa soal essay
3) Hasil Observasi
setelah kegiatan pembelajaran dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir yang
203
pembelajaran yang lebih baik. Berikut hasil observasi yang didapatkan dari
siklus II pertemuan 2:
yang dilaksanakan guru pada proses pembelajaran sesuai dengan tabel 4.29
Hasil observasi oleh observer pada kegiatan pembelajaran 6 ini dengan tema
204
guru diketahui dapat dipertahankan. Hal ini menunjukkan aktivitas guru dalam
pelaksanaannya. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan skor akhir yang kembali
Tournament (TGT), dan Time Token sudah berjalan dengan optimal dan
Kategori
Aspek Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
No
F % F % f % F %
Mengamati gambar yang
1 35 100% - 0% - 0% - 0%
ditayangkan guru dengan seksama
Mengajukan pertanyaan dari gambar
2 35 100% - 0% - 0% - 0%
yang telah diamati
205
Memberi masukan dalam
3 33 94,3% 2 5,7% - 0% - 0%
merumuskan masalah
Merumuskan hipotesis dengan
4 29 82,9% 6 17,1% - 0% - 0%
menggunakan kupon berbicara
Berdiskusi dalam mengumpulkan
data, melakukan aktivitas menjaring
5 35 100% - 0% - 0% - 0%
data yang relevan berdasarkan lembar
kerja kelompok
Menguji hipotesis, menelaah data,
6 dan melihat hubungan dengan 30 85,7% 5 14,3% - 0% - 0%
masalah yang dikaji
Merumuskan kesimpulan dan
7 presentasi dengan menggunakan 35 100% - 0% - 0% - 0%
kupon berbicara
Bekerjasama dalam menjawab
8 pertanyaan dalam games yang 35 100% - 0% - 0% - 0%
diberikan
9 Mengikuti kompetisi (tournament) 35 100% - 0% - 0% - 0%
Pada tabel 4.30 dapat dilihat bahwa skor yang diperoleh siswa pada setiap
aspek sudah seluruhnya mencapai kategori aktif dan sangat aktif. Sementara itu,
untuk skor akhir yang diperoleh masing-masing siswa adalah sangat aktif. Hal ini
aspek ada siswa yang masih memperoleh kriteria aktif tetapi sudah sangat
siswa yang bersangkutan telah berupaya memperbaiki giat lagi dalam proses
pembelajaran dan ingin menjadi yang terbaik dibantu dengan motivasi dan arahan
dari guru. Oleh karena itu, seluruh siswa telah memperoleh kategori sangat aktif.
No Kriteria f %
1. Sangat Aktif 35 100%
2. Aktif - 0%
3. Cukup Aktif - 0%
4. Kurang Aktif - 0%
206
Jumlah Siswa dengan Kategori Sangat Aktif 35
Persentase Keaktifan Klasikal 100%
Dari tabel 4.31terlihat bahwa seluruh siswa mendapat kriteria sangat aktif.
Tentu hasil tersebut merupakan hasil yang sangat memuaskan, karena persentase
keaktifan klasikal siswa telah mencapai 100%. Hasil tersebut dapat digambarkan
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.00%
0.0% 0%
0%
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Siswa yang berada pada kategori sangat aktif kembali tercatat ada 35 orang.
Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan harapan, karena kembali sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan guru yaitu ≥ 80% siswa mendapat kategori sangat
aktif. Hasil ini kembali tercapai dikarenakan sebagian besar siswa meningkatkan
semangatnya dan berlomba-lomba untuk kembali menjadi yang terbaik. Hasil ini
sudah sangat memuaskan, hal tersebit dibuktikan dengan para siswa yang kembali
mencapai skor maksimal dan lebih meningkat dari pertemuan sebelumnya hingga
207
hanya 6 orang yang masih mendapat skor 3 dalam beberapa aspek. Tetapi, hal
tersebut sudah merupakan hasil yang sangat memuaskan karena seluruh siswa telah
mendapatkan kriteria sangat aktif tanpa ada satu pun yang tertinggal.
Data hasil belajar siswa meliputi nilai yang didapat pada pengerjaan
tugas dalam kelompok dan nilai pada evaluasi akhir pertemuan. Hasil belajar
No Kelompok Nilai
1. I 100
2. II 100
3. III 100
4. IV 100
5. V 100
6. VI 100
7. VII 100
memperoleh nilai 100 atau nilai sempurna. Seluruh kelompok telah menyelesaikan
208
Hasil Belajar Kelompok Siklus II Pertemuan 2
100 100 100 100 100 100 100
100
90
80
70
Frekuensi
60
50
40 Kelompok
30
20
10
0
I II III IV V VI VII
Kelompok
memperoleh nilai tertinggi. Hal ini menjunjukkan bhwa hasil yang mereka
tunjukkan sudah berada pada skor nilai yang sangat memuaskan karena sudah lebih
dari standar nilai yang ditetapkan guru, yakni ≥ 80. Perolehan nilai kelompok pada
siklus II pertemuan 2 ini harus dipertahankan agar tetap memperoleh hasil yang
maksimal.
209
6. 61 – 65 2,01 – 2,33 - - - - - -
7. 56 – 60 1,67 – 2,00 - - - - - -
8. 51 – 55 1,34 – 1,66 - - - - - -
9. 46 – 50 1,01 – 1,33 - - - - - -
10. 41 – 45 0,67 – 1,00 - - - - - -
Jumlah 35 100 35 100 35 100
Ketuntasan Individu 35 orang 35 orang 35 orang
Ketuntasan Klasikal 100% 100% 100%
Rata-rata Nilai
Keterangan: K = Kognitif, A = Afektif, P = Psikomotorik, % = Persentase
Pada tabel 4.33, hasil tes tertulis yang dilakukan pada akhir pertemuan 2
siklus II ini tergolong sangat baik, hal ini dikarenakan pada aspek kognitif siswa
yang memperoleh nilai antara 81 – 85 ada 2 orang (5,7%) dan siswa yang
memperoleh nilai antara 86 – 100 ada 33 orang (94,3%). Jadi, pada pertemuan 2
siklus II ini terdapat 35 orang siswa yang dinyatakan tuntas, yang mana ketuntasan
klasikal siswa sudah mencapai 100%. Hal ini dikarenakan, siswa telah terbiasa
sehingga mereka lebih mudah menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi
patokan penilaian pada aspek sosial, yaitu gotong rotong, jujur,disiplin, dan percaya
diri dengan skor patokan Belum Terlihat (skor 1), Mulai Terlihat (skor 2), Mulai
Berkembang (skor 3), dan Sudah Membudaya (skor 4). Siswa yang memperoleh
nilai gabungan antara 76 – 100 dengan rentang skor gabungan 3,01 – 4,00 berada
pada kategori sudah membudaya ada 35 orang, artinya seluruh siswa kembali
terlihat memiliki kualifikasi aspek afektif sering membudaya pada saat proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan, semua siswa sudah terlihat terbiasa dengan
210
sehingga selama pembelajaran siswa juga terlihat aktif mengikutinya, tanpa ada
rasa malu lagi ataupun takut mengemukakan pendapat. Hal ini dikarenakan juga
bahwa siswa yang memperoleh nilai antara 76 – 100 atau rentang skor 3,01 – 4,00
ada 35 orang (100%). Artinya, dalam aspek psikomotorik seluruh siswa sudah
memiliki kriteria Baik Sekali. Hal ini dikarenakan, siswa telah mendapat
dalam mengerjakan tugas yang diberikan, dan tetap sembari guru memberikan
arahan sesuai dengan aspek penilaian yang telah tersedia di rubrik penilaian,
Dari data di atas, maka dapat diakumulasikan jumlah siswa yang tuntas pada
No Kriteria Ketuntasan K % A % P %
1. Tuntas (≥ 80) 35 100% 35 100% 35 100%
2. Tidak Tuntas (≤ 80) - 0% - 0% - 0%
Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%
Keterangan: K = Kognitif, A = Afektif, P = Psikomotorik, % = Persentase
Hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 2, dalam aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik seluruh siswa telah mencapai nilai di atas kriteria ketuntasan
211
minimal. Untuk memperjelas hasil belajar siswa (individu) pada siklus II pertemuan
30
25
Frekuensi
20
15
10
5 3
2
1
0
100 - 86 85 - 81
Kognitif 33 2
Afektif 32 3
Psikomotorik 34 1
minimal yaitu antara 80-100 sebanyak 35 orang atau 100% siswa telah
212
gabungan sering membudaya yang tergambar dalam nilai 76 – 100 atau pada
35 orang siswa atau 100% telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal, yaitu
≥ 80.
akhir pembelajaran yang mengambil tes pada ranah kognitif untuk mengetahui
sejauh mana siswa menyerap materi yang diberikan pada hari itu. Tes diberikan
kata kerja ranah kognitif yang diberikan. Analisis soal ini digambarkan untuk
berhasil terjawab oleh siswa sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian tes
berikutnya, untuk menciptakan alat ukur pencapaian siswa yang ideal, yang
Untuk memperjelas hasil yang diraih oleh siswa dalam setiap soal tes akir
Frekuensi
Kategori
No. Bobot Siswa Persentase
Ranah Keterangan
Soal Skor Menjawab (%)
Kognitif
Benar
1. C4 20 35 100 Menganalisis
2. C4 10 35 100 Menganalisis
3. C4 20 35 100 Menganalisis
4. C4 20 35 100 Menganalisis
5. C4 20 35 100 Menganalisis
213
6. C1 6 35 100 Menyebutkan
7. C1 4 35 100 Menyebutkan
Dari data di atas, diketahui dari 10 soal yang ada, seluruh soal telah berhasil
kategori soal menganalisis dan menyebutkan. Dari data tersebut dapat diketahui
pula bahwa para siswa tidakmemiliki kendala dalam menjawab soal dengan tingkat
kesulitan yang ditentukan. Seluruh soal telah dijawab dengan benar dan antusias
oleh seluruh siswa. Hal ini dikarenakan para siswa saling berlomba untuk
Para siswa sangat antusias dalam menjawab soal. Hal ini disebabkan pula
karena pada pembelajaran 6 ini, tidak ada sub bahasan matematika yang mana
a) Aktivitas Guru
7×35 menit sudah berlangsung dengan optimal. Hal ini dapat dilihat dari
(skor maksimal) sebanyak 12 kali atau pada setiap aspek. Artinya, seluruh
214
pelaksanaannya dengan maksimal dan memperoleh skor sempurna, yaitu 4
memperoleh skor maksimal. Hasil yang didapat oleh guru pada akhirnya
b) Aktivitas Siswa
maksimal. Hal tersebut terlihat pada hasil pengamatan aktivitas siswa yang
dalam persentase klasikal sebesar 100%. Skor yang diperoleh siswa secara
(PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token yang diajarkan
oleh peneliti.
215
Hal ini dikarenakan pada saat kegiatan pembelajaran, seluruh siswa
yang maksimal. Hal ini semakin diperkuat dengan keinginan para siswa
Oleh sebab itu, pada pertemuan 2 siklus II ini aktivitas siswa dapat
skor 3 pada beberapa aspek, sedangkan yang lainnya telah memperoleh skor
ditetapkan.
216
penyerapan materi dan terus memantau mereka melalui berbagai pertanyaan
Keberhasilan siswa pada ranah kognitif ini dapat diuraikan lagi dalam
setiap butir soal. Dari 7 soal yang ada, seluruh soal telah berhasil mencapai
diketahui pula bahwa para siswa tidak memiliki kendala dalam menjawab soal
dengan tingkat kesulitan yang ditentukan. Seluruh soal telah dijawab dengan
Hal tersebut juga tak luput dari upaya guru untuk terus mengingatkan
para siswa bahwa setiap materi yang diberikan dan didiskusikan akan
dan tidak boleh ada yang melakukan hal-hal lain pada saat kegiatan
Begitu pula dengan aspek afektif, seluruh siswa telah memperoleh nilai
akumulasi nilai antara 76 – 100 atau skor 3,01 – 4,00 pada rentang skor
217
Dalam penilaian afektif tersebut guru menggunakan aspek sosial, yaitu
gotong royong, jujur, disiplin, dan percaya diri. Dalam aspek gotong royong,
semua siswa sudah memiliki kriteria sudah membudaya. Pada aspek jujur, juga
pula untuk aspek percaya diri, dari seluruh siswa, 33 menunjukkan sikap sudah
gotong royong, dalam hal ini kerjasama kelompok dan berkomunikasi dengan
cara yang baik, sehingga tidak terlihat lagi kelompok yang hanya
Untuk aspek disiplin, dapat dipertahankan oleh guru dan siswa, karena siswa
mematuhi peraturan yang mereka buat bersama tersebut, dan tentunya hal ini
aspek percaya diri, meskipun masih ada beberapa siswa yang malu-malu,
218
instrumen membuat artikel tentang hubungan manusia dengan tempat
tinggalnya/lingkungannya.
tempat dan lingkungan pada saat mengamati gambar yang disajikan di depan,
yang diberikan.
dikategorikan berjalan dengan sangat optimal, didukung pula oleh para siswa
Hasil belajar siswa dari tes akhir siklus II berupa tes tertulis, dan
219
1. 51 – 55 0 -
2. 56 – 60 0 -
3. 61 – 65 0 -
4. 66 – 70 0 -
5. 71 – 75 0 -
6. 76 – 80 9 25,7
7. 81 – 85 - -
8. 86 – 90 11 31,4
9. 91 – 95 - -
10. 96 – 100 15 42,9
100 0
Jumlah 35
100%
Berdasarkan data di atas dapat diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah antara 96 – 100 sebanyak 15 orang dengan persentase 42,9%, nilai antara 86
– 90 ada 11 orang atau 31,4%, dan yang mendapatkan nilai antara 76 – 80 ada 9
Dari perolehan nilai di atas dapat diketahui bahwa dari 35 siswa, yang
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ketuntasan belajar individu pada tes akhir
siklus II ini sudah sesuai dengan dengan harapan peneliti, yakni mencapai indikator
siswa memperoleh nilai ≥ 80. Ketuntasan klasikal tes akhir siklus II ini dapat dilihat
220
Data dari hasil tes akhir siklus II ini dapat disajikan dalam bentuk grafik
sebagai berikut:
Tuntas
Tidak Tuntas
100.00%
1) Aktivitas Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Skor 44 44
Kategori Sangat Baik Sangat Baik
221
Tabel 4.38 ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
Team Games Tournament (TGT), dan Time Token sudah terlaksana dengan
optimal, dimana pada pertemuan 1 dan pertemuan 2, guru mendapat kriteria sangat
memperoleh skor maksimal, sehingga hasil akhir yang diperoleh guru adalah
diraih pada pertemuan 1. Dengan demikian, hasil yang didapatkan oleh guru adalah
Oleh karena itu, pembelajaran pada siklus II ini telah dilaksanakan guru
Data hasil aktivitas guru pada siklus II ini dapat digambarkan dengan grafik
sebagai berikut:
222
Perbandingan Aktivitas Guru
pada Siklus II
44 44
50
40
Pertemuan 1
30
Pertemuan 2
20
10
0
Pertemuan 1 Pertemuan 2
2) Aktivitas Siswa
aktif ada 29 orang atau 82,9% dan siswa dengan kategori aktif ada 6 orang atau
Dengan demikian, perolehan nilai skor aktivitas siswa pada siklus II dapat
223
sangat aktif. Data hasil aktivitas siswa pada siklus II ini dapat digambarkan dengan
100.00%
82.90%
17.10%
0% 0% 0.00% 0% 0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2
3) Hasil Belajar
Kriteria
No Pertemuan K % A % P %
Ketuntasan
Tuntas (≥ 80) 30 85,7% 32 91,4% 31 88,6%
1. Pertama
Tidak Tuntas (≤ 80) 5 14,3% 3 8,6% 4 11,4%
Tuntas (≥ 80) 35 100% 35 100% 35 100%
2. Kedua
Tidak Tuntas (≤ 80) 0 0% 0 0% 0 0%
Tes Akhir Tuntas (≥ 80) 35 100%
3.
Siklus Tidak Tuntas (≤ 80) 0 0%
224
Pada tabel 4.40 menunjukkan bahwa pada hasil belajar siswa pada siklus II
pertemuan 1, dalam aspek kognitif terdapat 30 siswa atau 85,7% yang memperoleh
nilai di atas KKM, dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi seluruh siswa atau
Sedangkan aspek afektif, pada pertemuan 1 ada 32 siswa atau 91,4% siswa
skor sebagaimana panduan dalam kurikulum 2013. Hasil ini meningkat pada
membudaya.
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, hasil ini juga meningkat pada
pertemuan 2, yaitu 100% atau seluruh siswa mendapat nilai di atas KKM.
Berdasarkan data di atas, berarti pada siklus II ini, hasil belajar telah
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dinyatakan telah berhasil sepenuhnya. Hal
ini dibuktikan dengan adanya peningkatan yang signifikan di setiap aktivitas yang
diamati. Untuk itu, seluruh rangkaian pembelajaran yang dilakukan pada siklus II
indikator keberhasilan penelitian baik itu aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa. Tetapi peneliti sebagai guru harus lebih meningkatkan pengetahuan
dan terus belajar lebih banyak lagi tentang cara mengajar agar perolehan hasil
225
belajar siswa terus meningkat dari waktu ke waktu dan dapat diaplikasikan ketika
yang meliputi tiga faktor yang diteliti, yaitu aktivitas guru, aktivitas siswa, dan
1. Aktivitas Guru
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa skor yang diperoleh dari setiap
diperoleh guru adalah 34. Hasil ini meningkat pada siklus I pertemuan 2 menjadi
41. Berlanjut pada siklus II pertemuan 1 skor yang diperoleh guru kembali
meningkat menjadi 44 atau merupakan skor maksimal yang diperoleh dari seluruh
aspek yang di observasi. Hasil ini dapat dipertahankan pada siklus II pertemuan 2,
pertama kali melakukan kegiatan penelitian guru sudah memperoleh kriteria Baik.
226
Hasil ini terus ditingkatkan melalui perbaikan-perbaikan dari setiap aspek yang
memiliki kekurangan, sampai pada akhirnya guru memperoleh skor maksimal pada
saat pelaksanaan penelitian di siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian
Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token, berlangsung
dengan optimal dan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan serta telah
40
30 Siklus I Pertemuan 1
20
Siklus I Pertemuan 2
10
Siklus II Pertemuan 1
0
Siklus I Siklus I Siklus II Siklus II Siklus II Pertemuan 2
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
1 2 1 2
Waktu Pelaksanaan
2. Aktivitas Siswa
227
Hasil observasi penilaian aktivitas siswa dalam siklus I dan siklus II
Tabel 4.42 Persentase Klasikal Aktivitas Siswa pada Kategori “Sangat Aktif”
dalam Pembelajaran di Siklus I dan Siklus II
Persentase Klasikal
No Siklus Pertemuan
Kategori “Sangat Aktif”
1. 1 25,7%
I
2. 2 77,1%
3. 1 82,9%
II
4. 2 100%
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru, terlihat bahwa aktivitas siswa
pertemuan 1 yang hanya menempatkan 25,7% siswa dalam kategori sangat aktif.
Hal ini kemudian diperbaiki di setiap aspek pelaksanaan yang masih belum
peningkatan hasil yang sangat drastis yaitu 77,1% siswa telah mencapai kategori
kembali meningkat menjadi 82,9% siswa memperoleh kategori sangat aktif. Hasil
ini berhasil ditingkatkan pada siklus II pertemuan 2 yang menempatkan 100% siswa
228
Perbandingan Persentase Klasikal Siswa
dengan Kategori "Sangat Aktif"
100%
100.00% 82.90%
77.10%
80.00%
Siklus I Pertemuan 1
60.00%
Siklus I Pertemuan 2
40.00% 25.70%
Siklus II Pertemuan 1
20.00%
Siklus II Pertemuan 2
0.00%
Siklus I Siklus I Siklus II Siklus II
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
1 2 1 2
Hasil belajar siswa dalam siklus I dan siklus II dapat digambarkan dalam
No Siklus Pertemuan K % A % P %
1. 1 13 37,1% 9 25,7% 13 37,1%
I
2. 2 26 62,9% 27 77,1% 28 80%
3. 1 30 85,7% 32 91,4% 31 88,6%
II
4. 2 35 100% 35 100% 35 100%
5. I 26 74,3%
Tes Akhir Siklus
6. II 35 100%
Dari data tersebut, terlihat bahwa terhadi peningkatan pada setiap aspek
menempatkan 37,1% siswa pada kategori tuntas, hasil ini kemudian meningkat
dipertemuan 2 menjadi 62,9% untuk siswa yang mendapat kategori tuntas. Pada
229
siklus II pertemuan 1, pada nilai kognitif siswa yang berada pada kategori tuntas
Pada aspek afektif di siklus I pertemuan 1 hanya ada 25,7% siswa yang
ditetapkan dengan menggunakan rentang skor antara 3,01 – 4,00 pada skala 1 – 4
atau nilai antara 76 – 100 pada skala 100 dalam ketentuan penilaian kurikulum
2013. Hasil ini juga meningkat secara drastis seperti pada aspek kognitif pada siklus
Hasil serupa juga ditunjukkan oleh aspek psikomotorik yang pada siklus I
pertemuan 1 menempatkan 37,1% siswa pada kategori tuntas. Hasil ini meningkat
drastis pada siklus I pertemuan 2 yang menempatkan 80% siswa pada kategori
tuntas. Hasil yang telah diperoleh kembali ditingkatkan pada siklus II pertemuan 1
yang menempatkan 88,6% siswa pada kategori tuntas. Pada siklus II pertemuan 2
hasil ini dapat disempurnakan dengan 100% siswa memperoleh kategori tuntas.
Hasil belajar siswa juga diukur dengan menggunakan tes akhir siklus. Tes
akhir siklus ini menggunakan instrumen soal essay dengan komponen soal meliputi
materi yang diajarkan dalam 2 pertemuan di setiap siklusnya. Hasil tes akhir siklus
I yang diperoleh siswa adalah 74,3% atau 26 siswa telah berada pada kategori
230
tuntas. Hasil ini memang belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan
guru, namun pada tes akhir siklus II, hasil ini meningkat hingga seluruh siswa atau
Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Siklus I Siklus I Siklus II Siklus II
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
1 2 1 2
Kognitif 37.10% 62.90% 85.70% 100%
Afektif 25.70% 77.10% 91.40% 100%
Psikomotorik 37.10% 80% 88.60% 100%
Kemudian, untuk perbandingan hasil tes akhir pada siklus I dan siklus II
231
Perbandingan Hasil Tes Akhir
Siklus I dan Siklus II
100%
100.00%
74.30%
80.00%
20.00%
0.00%
Siklus I Siklus II
kelas yang dilakukan pada penelitian ini dinyatakan berhasil dan hipotesis yang
Tournament (TGT), dan Time Token, maka hasil belajar siswa pada tema
232
1. Aktivitas Guru
Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token, yang
setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dapat disimpulkan bahwa aktivitas
berlangsung.
(2013:15) yang menyatakan bahwa, “guru dituntut melakukan tiga hal, yaitu
siswa, tetapi peran aktf guru lebih dituntut untuk menuntun siswa
233
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, guru juga telah
mereka amati. Artinya, guru memberikan kesempatan bagi para siswa untuk
Kegiatan tanya jawab seperti ini sangat bermanfaat bagi para siswa,
kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan
ringan.
belajar, latar belakang sosial, ras dan suku. Pembelajaran dengan cara
234
bersosialisasi dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Guru telah
melatih para siswa untuk mampu bersosialisasi dengan seluruh siswa yang
Hal ini sejalan dengan pendapat dari Indra Jati Sidi (2001)
kita sehubungan dengan materi pembelajaran yang diberikan pada hari itu.
Kegiatan ini mengindikasikan para siswa dapat menjadi pribadi yang peka
tidak lepas dari pernyataan yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak
235
belakang, atau pengalaman guru, tingkat kelas siswa, atau topik yang sedang
dilakukan guru secara tepat. Tindakan tersebut tergambar secara nyata dari
Tournament (TGT), dan Time Token. Hal tersebut juga didasari dengan
yang signifikan.
terjadi. Hal ini tentu akan meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir
236
Hal ini sejalan dengan pendapat Suriansyah, dkk (2014: 7)
siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengandung rasa hormat dan
mengumpulkan data. Tidak hanya bersumber dari buku yang dipegang saja,
237
wawancara, yang tentunya akan membangkitkan gairah belajar siswa karena
waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melatih
yang lebih baik. Meski sebagian besar siswa masih malu-malu, namun guru
tetap memotivasi yang terus mendorong agar siswa berani tampil di depan,
depan.
dikemas dalam kuis secara kelompok dan juga perorangan dengan tingkat
238
kerjasama siswa dalam memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan
pertanyaan berebut untuk mencari yang tercepat dan paling tepat menjawab
pertanyaan. Hal ini tentu dapat meningkatkan motivasi belajar dalam diri
individu siswa sebagai tindak lanjut dari hasil mempelajari materi pelajarran
239
Fathuzzakirah (2014) dengan menggunakan model pembelajaran Problem
baik, dan menjadi 89% yang tergolong sangat baik pada siklus II. Hasil
guru, yang mana pada siklus I sebesar 78% dengan kriteria Baik dan
meningkat pada siklus II menjadi 97% dengan kriteria Sangat Baik. Hasil
pada siklus I sebesar 70% dengan kategori baik, dan pada siklus II
persentase 76% dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II dengan
persentase 93% dengan kriteria sangat baik. Hasil penelitian Alifiya Fajar
240
Disamping itu, penggunaan model Time Token didukung pulan oleh
penelitian dari beberapa peneliti yang telah menerapkan model ini, yaitu
penelitian dari Arinda Ayu Safitri (2013) dengan menggunakan model Time
2. Aktivitas Siswa
Problem Based Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time
Token yang setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan diperoleh informasi
Problem Based Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time
model dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat menentukan
Peningkatan aktivitas siswa ini tidak luput dari strategi yang dilakukan
guru untuk memancing para siswa agar lebih aktif di dalam proses
241
pembelajaran ini terbukti mampu memaksimalkan keterlibatan siswa dalam
Tahun 2005, pasal 19 (ayat 1) yang berbunyi, “proses pembelajaran pada satuan
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan fisiologi peserta
didik”.
belajar, serta penggunaan model pembelajaran yang tepat. Hal inilah yang
Team Games Tournament (TGT), dan Time Token dalam proses pembelajaran.
sekolah dasar yang lebih menyukai kegiatan permainan, bergerak dan mencoba
bereksplorasi langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang
242
bahwa, “…anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebagai
dipaparkan oleh Awan Mutakin (Susanto, 2014: 10), yaitu “tujuan pembelajaran
competence, dan thinking ability”. Sehingga, selain dari ilmu pengetahuan, IPS
berkomunikasi, maka dari itu, peneliti juga menggunakan model Time Token
sebagai salah satu model pembelajaran yang bisa disebut paket komplit karena
243
melalui permasalahan yang terjadi di sekitar kita, memecahkannya dan mencari
satu media penyampaian pendapat, dan tentunya ditambah dengan games dan
merefleksi apa saja kekurangan dalam proses pembelajaran hari itu. Hasil
refleksi tersebut kemudian dicatat dan diberikan solusi untuk setiap poin
kekurangan yang ada dalam pembelajaran pada hari itu. Dengan demikian,
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru menjadi lebih sempurna dari satu
91,7% yang tergolong sangat aktif pada siklus II. Hasil penelitian oleh Ernie
menunjukkan peningkatan pada kualitas aktivitas siswa, yang mana pada siklus
I sebesar 74.1% dengan kriteria aktif dan meningkat pada siklus II menjadi
98,5% dengan kriteria sangat aktif. Hasil penelitian dari Wahyu Kusnia(2014)
244
menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 56,6% dengan kategori aktif,
dan pada siklus II meningkat menjadi 87,2% dengan kategori sangat aktif.
(TGT) juga didukung dengan penelitian para peneliti sebelumnya, yaitu: hasil
aktivitas siswa dari siklus I yang memperoleh persentase 77,6% dengan kriteria
aktif dan meningkat pada siklus II dengan persentase 91,3% dengan kriteria
sangat aktif. Hasil penelitian Alifiya Fajar Magfirah (2013) model pembelajaran
kriteria aktif dan meningkat pada siklus II dengan persentase 95,1% dengan
penelitian dari beberapa peneliti yang telah menerapkan model ini, yaitu
penelitian dari Arinda Ayu Safitri (2013) dengan menggunakan model Time
Learning (PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token yang setiap
245
siklus terdiri dari dua kali pertemuan, diperoleh informasi bahwa hasil belajar
(TGT), dan Time Token dari siklus I sampai siklus II, mampu mencapai
pemilihan model dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat
Peningkatan hasil belajar siswa tidak lepas dari peran guru yang
tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter
(PBL), Team Games Tournament (TGT), dan Time Token ternyata efektif untuk
memicu keterlibatan siswa yang lebih mendalam dalam hal proses belajar
karena model yang digunakan dapat dikatakan mencakup berbagai daya tarik
yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar. Hal ini juga
memicu adanya keterkaitan antara motivasi dan hasil belajar siswa. Semakin
tinggi motivasi siswa untuk mendapatkan sesuatu maka semakin tinggi pula
246
hasil yang akan dicapainya. Siswa termotivasi dengan kegiatan yang bervariasi
Disamping itu, skor bukan menjadi patokan mutlak siswa berhasil dalam
belajar atau penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.
Seperti yang dinyatakan oleh Susanto (2015: 5), “berdasarkan konsep belajar,
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar”. Kombinasi model ini, juga
model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), dan Time Token dengan
menjadi 100% yang tergolong tuntas pada siklus II. Hasil penelitian oleh Ernie
247
Selviyanie (2014) dengan menggunakan model pembelajaran PBL, juga
menunjukkan peningkatan pada kualitas aktivitas guru, yang mana pada siklus
menjadi 100% tuntas secara klasikal. Hasil penelitian dari Wahyu Kusnia(2014)
menunjukkan aktivitas guru pada siklus I sebesar 70% siswa yang tuntas, dan
(TGT) juga didukung dengan penelitian para peneliti sebelumnya yaitu : hasil
hasil belajar siswa, dari siklus I sebanyak 61% siswa memperoleh kriteria tuntas
peningkatan kualitas hasil belajar siswa, dari siklus I sebanyak 72,8% siswa
penelitian dari beberapa peneliti yang telah menerapkan model ini, yaitu
penelitian dari Arinda Ayu Safitri (2013) dengan menggunakan model Time
Token yang menunjukkan pada siklus I mendapat persentase 68,1% siswa yang
248
tuntas dan meningkat pada siklus II meningkat menjadi 100% atau seluruh
siswa tuntas.
249
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Based Learning (PBL), Teams Games Tournament (TGT), dan Time Token
dengan muatan IPS dan mencapai ketuntasan hasil belajar yang diinginkan.
B. Saran
250
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah
siswa juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
sedemikian rupa dan menjadi salah satu bahan referensi untuk membantu
dikerjakan.
251
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama
Widya.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2014). Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
252
Maghfirah, Alfiya Fajar. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Melalui model Kooperatif Teams
Games Tournament (TGT) pada Kelas IV SDN Sungai Pitung Kabupaten
Barito Kuala. Banjarmasin: S1 PGSD FKIP ULM Banjarmasin.
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Safitri, Arinda Ayu. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time
Token untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SDN
Rambipuji 02 Mata Pelajaran PKn Materi Kebebasana Berorganisasi.
Jember: S1 PGSD FKIP Universitas Jember.
253
Susanto, Ahmad. (2015). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
254
255