Anda di halaman 1dari 18

GUGUR

Sinopsis :

Menceritakan tentang seorang pemuda yang mengidap HIV/AIDS. Dia bernama Daniel.
Penyakit itu ia dapatkan karena pergaulan bebas yang sering ia lakukan setiap malam, seperti
clubbing, narkoba dan sex bebas. Setelah beberapa hari mengetahui penyakitnya, Daniel mulai
menjauhkan diri dari lingkungannya. Beberapa temannya juga yang mengetahui penyakit Daniel
mulai ikut mengucilkannya. Kehidupan Daniel terlihat suram sampai akhirnya ia bertemu dengan
seorang wanita dengan suka rela mau menemaninya meski tahu penyakit yang Daniel derita.
Wanita itu bernama gisel. Gisel seperti memberi harapan untuk Daniel agar ia bisa tetap bahagia.
Dengan gisel yang terus menemani Daniel. Membuat Daniel lupa akan penyakit yang di idapnya.
Namun, takdir berkata lain disaat yang berbahagia itu Daniel menghembuskan nafas terakhirnya
dan hanya menyisakan kenangan untuk gisel.

Scane 1
 Take 1
Malam yang sunyi ditemani dengan suara keyboard. Gisel duduk dikursi meja
belajar sambil menatap layar laptop. Ia menuliskan sebuah artikel tentang HIV yang
sebelumnya pernah dialami teman dekatnya, yaitu Daniel.

ODHA BUKAN UNTUK DIJAUHI !


Namaku Gisel, aku bukanlah orang yang baik dalam menuliskan sesuatu. Tetapi ini harus

aku sampaikan kepada banyak orang, kepada semua orang yang memandang ODHA sebagai

sesuatu yang harus dibuang, diasingkan, bahkan hingga tak dianggap. Aku memiliki seorang

teman, dia adalah orang yang baik, orang yang sangat perhatian, tetapi karena kesalahan pergaulan

yang membuatnya menjadi orang yang salah hingga dia menjadi ODHA. Aku sangat
menyayanginya, bahkan lebih dari itu, mungkin aku juga mencintainya. Dia posistif menderita

HIV, sebuah penyakit yang bahkan menjadi sebuah neraka bagi kehidupanya, bagi masa depanya

dan juga menjadi hal yang paling menakutkan dalam hidupnya. Setelah mengetahui hal itu, disini

siapa yang akan disalahkan? Apakah menjadi ODHA atau menjadi orang yang positif HIV adalah

keinginannya? Maka dari itu, apa yang harusnya kita lakukan ketika menemui ODHA. Disini aku

hanya ingin mengajak kalian untuk tidak menjauhi ODHA, untuk tidak mengasingkan mereka,

seolah menjadikan mereka seperti sebuah virus yang harus dihindari, sebuah hal yang menjijikan,

hingga membuat ODHA tidak diperlakukan layaknya manusia sosial.

Tahukah kalian? Apa yang mereka rasakan ketika mereka diperlakukan seperti itu? Mereka

juga berhak untuk hidup, untuk menjadi manusia yang bergaul dengan orang sehat, mereka berhak

untuk mencintai dan dicintai. Mereka sudah kehilangan salah satu hal penting dalam hidupnya,

yaitu kehilangan kesehatan. Apakah mereka juga harus kehilangan hal penting lainya dalam hidup

mereka? Apakah mereka harus kehilangan sesuatu yang digadang-gadang sebagai sumber

kebahagiaan? Apakah mereka juga harus kehilangan cinta dan sayang?

Disini aku Cuma ingin memberi tahu hal-hal yang harus kita lakukan ketika kita

berinteraksi dengan ODHA

• Perlakukan mereka layaknya kalian memperlakukan orang sehat pada umumnya

• Berikan mereka semangat, bukan malah meninggalkanya, karena sesungguhnya

semangat kita sangat diperlukan oleh mereka.

• Lakukan hal hal yang membuat mereka memiliki semangat hidup kembali
Tolong rangkul mereka, buat mereka menjadi manusia yang kuat. Mereka sedang berada

di kegelapan sekarang, jika kita mau bersatu untuk memberikan sedikit demi sedikit lilin. Maka

hidup mereka akan kembali terang.

Dan untuk temanku yang sudah berada di tempat yang lebih terang dari yang lain. Aku

sangat menyayangi dan mencintaimu. Maaf karena tidak lebih awal memberimu sedikit cahaya

untuk menerangi hidupmu. Iya. Temanku sudah meninggal karena HIV. Semoga dengan artikel

ini, banyak yang tersadar bahwa ODHA bukan untuk dijauhi atau diasingkan. Melainkan untuk

didukung dan diberi semangat.

AKHIR ARTIKEL.

 Take 2

Suasana cafe terlihat sangat ramai, Daniel bersama teman-temannya menjadi dominan
yang terlihat dicafe itu, dengan obrolan ramai teman-teman Daniel yang mengundang
perhatian salah satu perempuan yang sedang duduk di pojok dekat jendela bersama laptop
dihadapannya.
Tanpa disengaja Daniel melihat kearah perempuan itu dengan ujung matanya. Daniel tidak
merespon, dia hanya mengira bahwa itu hanya pandangan yang tidak disengaja.

Jo : “ Gila banget ya si Daniel bisa dapetin cewek yang kemaren ”

Bagas : “ Ah lo kayak yang baru kenal dia aja si, jangan mau kalah sama Daniel dong Jo ”

Jo : “ Sorry not sorry nih gas kemaren pun gue berhasil dapetin cewek yang gue incer ”

Bagas : “ Wiiiihh… kenceng juga usaha lo Jo ” Diakhiri dengan suara tertawa.

 Take 3
Daniel menatap Gisel dengan tatapan sendu. Di sisi lain, Gisel sedang fokus dengan laptopnya
sambil sesekali mencuri-curi pandang dengan Daniel yang sedari tadi menatapnya dari kejauhan.

Daniel pun semakin terlelap dengan tatapannya kepada Gisel, hingga dia tidak menghiraukan
Bagas yang sedari tadi bertanya padanya.

Bagas : “ Bro. Mau makan apa lu? ” Sambil menyenggol lengan Daniel.

Daniel : ( masih diam menatap gisel)

Bagas : “ Woi !!! ” Sambil menepuk keras lengan Daniel.

Daniel pun akhirnya tersadar dari tatapanya kepada Gisel dan mulai merespon Bagas.

Denial : “ Hah iya iya gue samain aja sama lu ” Dan Daniel pun ikut larut dalam percakapan
dengan teman-temanya. Hingga tanpa disadari, Gisel sudah pergi dari tempatnya.

Daniel pun panik, dia menelusuri setiap sudut cafe tetapi nihil. Hingga dia lari mencari keluar
cafe pun tetap tidak menemukan Gisel.

Scane 2
 Take 1

Jarang-jarang Gisel pulang larut malam dan malam ini dia pulang larut malam. Terlihat jalanan
sepi dari kendaraan yang melintas diseberangnya. Gisel terlihat gelisah karena takut ojek online
yang dia pesan tidak kunjung datang. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya ojek online yang
dia pesan datang dan tidak lama langsung Gisel dan ojek online yang dipesannya melaju untuk
segera pulang.

Ketika di perjalanan menuju rumah, Gisel tidak sengaja melihat Daniel bersama beberapa teman
wanitanya terlihat baru saja keluar dari sebuah club sambil berjalan sempoyongan.
Sontak Gisel terkejut melihatnya dan seketika merubah pandangan yang sebelumnya dia kira
Daniel adalah sosok yang baik, tidak pernah clubbing sampai bermain bersama wanita. Seketika
Giselpun kecewa kepada Daniel.

Scane 3
 Take 1

Sementara itu di rumah Daniel.

Setelah seharian beraktivitas, Daniel merasa sangat lelah dan dia ingin segera beristirahat. Tetapi
saat dia akan tidur, tiba-tiba dia merasa mual, lalu dia muntah-muntah. Daniel merasa heran
mengapa dia bisa tiba-tiba mengalami hal seperti itu. Dia awalnya tak mengihiraukan itu, dia
mengira itu hanya sebatas efek karena dia sering mabuk. Tetapi lama kelamaan hal itu selalu
terjadi, bahkan ketika dia tidak minum alcohol.

Beberapa hari berlalu dia terus mengalami hal-hal seperti itu, bahkan sampai mengalami demam
dan selalu berkeringat di malam hari. Akhirnya dia memeriksakan diri ke rumah sakit untuk
memastikan kondisi kesehatannya. Dan setelah memeriksakan diri ke rumah sakit, ternyata dia
positif mengidap penyakit HIV AIDS.

Daniel merasa tidak percaya diri lagi dengan kondisinya sekarang. Dia merasa sangat frustasi,
hingga dia merasa ingin mengakhiri hidupnya. Dia mulai menjauh dari teman-temannya. Setelah
itu, dia bertemu dengan seseorang.

 Take 2

Bagas, Jo dan Bima seperti biasa pergi clubing. Bima yang baru datang langsung bergabung
dengan Bagas dan Jo yang sedari tadi sudah di tempat.

Bima : " Hei bro.. Wats up wats up " Sambil melakukan tos dengan Bagas dan Jo.

Bagas : " Nah ini dia nih orangnya baru nongol, kemana aja lu? "

Jo : " Panjang umur lu baru kita omongin barusan "


Bima : " Iyaa sorry sorry biasa jalanan macet tadi... Eh ko berdua doang si? Si Daniel mana? "

Bagas : " Lah gue kira dia bareng sama lu tadi "

Bima : " Gaa, gue kira dia udah di sini bareng kalian. Ya udh gue telepon dia dulu deh "

Bima pergi ke toilet untuk menghubungi Daniel.

Bima : " Kemana sih ini anak?? Ga biasanya dia susah banget di hubungin "

Hasilnya nihil, telepon Bima tidak di jawab oleh Daniel. Akhirnya Bima kembali bergabung
bersama Bagas dan Jo.

Scane 4
 Take 1

Di malam yang sama. Untuk pertama kalinya Daniel tidak bergabung dengan teman-temannya.
Dia merasa minder dengan teman-temannya karena penyakitnya itu, jadi malam ini dia tidak mau
bertemu dengan mereka. Daniel pun sengaja menonaktifkan handphone nya karena dia sedang
tidak ingin berhubungan dengan siapa-siapa.

Daniel merasa bingung, tidak tau harus melakukan apa. Karena tidak biasanya dia hanya berdiam
diri dirumah. Dengan perasaannya yang sangat frustasi dan terbebani. Dia memutuskan untuk
bangun dari tempat tidurnya dan bersiap untuk pergi karena dia merasa makin terpuruk jika ia
hanya berdiam diri dan kebetulan dia sedang ada janji untuk bertemu dengan seseorang.

 Take 2

Daniel berjalan sendiri, melewati beberapa orang dipinggir jalan, dia mulai masuk ke sebuah
jalanan kecil yang gelap dan jauh dari suara keramaian. Setibanya Daniel di ujung jalan itu, dia
menemui seorang pria tanpa identitas yang sudah sedari tadi berdiri menatap kehadiran Daniel,
Nampak seperti sedang menunggunya.

Daniel : “ Barangnya ada? ”


Bandar narkoba : “ Ada bos, cuma ini doang kan? Nih barangnya ’’ Sambil memberikan sebuah
tas berwarna putih. Daniel menerima barang yang dimintanya kemudian memberikan sebuah
amplop coklat kepada pria itu. Daniel memasukkan barang itu kedalam tasnya sementara si pria
tanpa identitas memeriksa isi amplop yang ia terima.

Bandar narkoba : “ Pas ” Sambil tersenyum setelah menghitung jumlah uang di dalam amplop,
lalu memasukannya ke dalam tasnya.

Mereka pergi berlawanan arah meninggalkan tempat itu.

 Take 3

Daniel telah sampai ditempat yang ia tuju, tempat itu berada di gang dengan lingkungan yang
sangat kumuh. Dia belum tahu pasti dimana tepatnya rumah yang ia cari, lalu dia mengambil
hanphone dan menelpon seseorang.

Daniel : “ Bang gue udah sampe. Dimana tempatnya? ”

Jack : ’’ Oh lu dah nyampe. Dari sana lu tinggal jalan lurus aja, nah di depan ada pertigaan lu
tinggal belok kiri aja. Tempatnya ga jauh dari situ ’’

Daniel : ‘’ Sip bang, gue lanjut jalan dulu ’’

Daniel menutup telepon dan melanjutkan perjalanannya.

Scene 5
 Take 1

Sesampai nya dirumah yang ditunjukkan Jack, Daniel langsung saja memasuki rumah kecil itu
tanpa permisi, suasana di rumah itu benar-benar tampak kacau. Sampah bekas camilan ada
dimana-mana, bahkan banyak botol-botol minuman.

Jack : ‘’ Sampe juga lu, langsung aja masuk ke ruangan sana. Udah rame tuh disana ” Sambil
memberi tepukan di pundak Daniel.
Daniel hanya memberi respon dengan tangan tanpa bersuara menandakan jawaban ‘oke’

Baru selangkah masuk keruangan itu sudah tercium bau-bau yang sudah tidak asing lagi bagi
Daniel. Ada beberapa orang yang bahkan terkapar tak sadarkan diri di lantai dan juga di kursi.

 Take 2

Daniel merasa kaget karena diruangan itu ada Cindy dan Angel. Cindy dan Angel pun kaget karena
ternyata Daniel yang diceritakan oleh Jack itu adalah Daniel yang mereka kenal juga.

Angel : " Loh kok ada kamu sih disini? " Dengan ekspresi terheran-heran karena tidak biasa
melihat Daniel di tempat yang sudah biasa ia kunjungi itu.

Cindy : ‘’ Ooohh ternyata Daniel yang diceritain bang Jack itu kamuuu " Ujarnya sambil menatap
Daniel " Dia member baru yang diceritain bang Jack itu looh " Tambahnya sambil menyenggol
lengan Angel.

Daniel memperhatikan sekelilingnya dan hanya bisa terdiam melihat semua yang ada diruangan
itu. Lalu Angel memanggil Arya untuk memberitahu karena ada 'pasien' baru.

Angel : " Aryaaa !! Aryaaa !! Ada pasien baru nih, lo urusin deh " Kata Angel " Daniel, kamu ikut
Arya ya biar dia yang kasih tau caranya " Dengan nada manja dan centil sambil merangkul lengan
Daniel.

Arya : " Okee " Jawabnya sambil sempoyongan karena alkohol.

Tanpa membantah Daniel pun mengikuti omongan perempuan itu. Dengan setengah sadar Arya
pun mengajarkan bagaimana caranya memakai benda tersebut. Tanpa basa basi, dia langsung
mengeluarkan barang yang baru saja ia beli dari tasnya. Dia mengikuti tahap demi tahap yang
diajarkan Arya. Sebuah suntikan dan botol berisi cairan bening. Daniel mengambil cairan itu
dengan suntikan. Daniel menusukinya kepada lengannya. Ia menahan rasa sakit saat jarum suntik
mulai menusuk kulit lengannya. Beberapa menit kemudian Daniel mulai merasakan efek dari
heroin yang tadi ia suntikan. Tak lama kemudian ia mulai merasakan gelisah , lalu ia mulai
merasakan hilang kesadaran hingga ia berhalusinasi tinggi.
Scane 6
 Take 1

Karena sudah beberapa hari sulit dihubungi dan sudah tidak pernah lagi datang ke tongkrongan
ataupun clubbing. Bagas berinisiatif untuk mendatangi kontrakan Daniel. Setelah sampai disana
dia mengetuk pintu kontrakan itu, karena tidak ada yang menjawab lalu dia mencoba untuk
membukanya dan ternyata pintu kontrakan Daniel tidak terkunci, tanpa permisi Bagas langsung
masuk ke dalam.

Dengan kondisi ruangan yang berantakan, Bagas pun mencari Daniel di dalam kontrakannya
tetapi nihil. Daniel tidak ada disana. Tiba-tiba Bagas tidak sengaja menginjak sebuah gulungan
kertas dan dia mengambilnya.

Dia terkejut setelah melihat dan membaca isi dari kertas tersebut. Yang ternyata didalamnya
tertulis bahwa Daniel mengidap penyakit HIV. Bagas langsung menghubungi teman-temanya
untuk bertemu dan membicarakan soal penyakit Daniel.

Bagas : " Hallo... " Dia menghubungi teman-temannya sambil keluar dan membawa kertas
tersebut.

 Take 2

Disisi lain perempuan yang pernah memergoki Daniel bersama wanita-wanitanya yang tidak lain
adalah Gisel, merasa sangat khawatir pada Daniel. Gisel duduk di cafe dengan laptop seperti
biasanya. Gisel pun tanpa di sengaja melihat teman-teman Daniel sedang berkumpul di cafe yang
sama. Namun ada yang berbeda hari ini. Tidak ada Daniel diantara teman-temannya itu.

Seperti biasanya, Gisel mencoba untuk fokus pada laptopnya tetapi sedikit terusik dengan
obrolan sekumpulan cowo-cowo berandalan itu.

Bima : " Ada apaan si lu tumben banget ngajak kumpul jam segini? "
Jo : " Tau nih tumben amat sih lu " Saut Jo.

Bagas : " Oke oke gue mau bilang sama kalian nih kalau gue punya berita HOT !! "

Bima : " Apaan sih berita hot berita hot, to the point deh "

Bagas : " Iya oke oke gue kasih tau nih sekarang sama kalian " Jawabnya " Nih " Tambahnya
sambil mengeluarkan kertas yang dia bawa dari kamar Daniel itu.

Jo : " Apaan nih Gas? " Sambil mengambil kertas yang Bagas simpan di atas meja.

Bagas : " Udah baca ajaa "

Tidak lama Jo terkejut setelah membaca isi kertas tersebut.

Bima : " Apaan sih isinya? Kepo gue, sini " Sambil merebut kertas yang di pegang oleh Jo.

" Wah gila.. Ga mungkin sih ini, ga mungkin si Daniel begitu " Lanjutnya dengan ekspresi tidak
menyangka sambil melempar kertas tersebut ke atas meja.

 Take 3

Gisel semakin tidak fokus dengan kegiatannya karena terganggu dengan suara ketiga cowo itu.
Tetapi di sisi lain, Gisel pun penasaran dengan apa yang diobrolkan oleh mereka, terlebih dia
mendengar ada suara yang menyebut-nyebut nama Daniel. Akhirnya Gisel pun memutuskan
untuk mendengarkan obrolan mereka secara diam-diam.

Bagas : " Ya ampun Bim gue juga ga nyangka dia kek gitu "

Bima : " Itu kertas buat properti doang kali. Boongan kali ituu "

Jo yang sedari tadi melamun karena terkejut tiba-tiba bersuara keras sampai-sampai mulutnya di
tutup oleh Bagas.

Jo : " Sumpah gue ga nyangka. Kok si Daniel bisa kena HIV sih? " Dengan suara lantang yang
sampai terdengar oleh Gisel.

Akhirnya Gisel pun terkejut dan seketika berdiri dari tempat duduknya lalu menghampiri mereka.
Gisel : " Apa?! Daniel kenal HIV? "

Ketiga cowo itu hanya bisa terdiam sambil menatap Gisel.

Gisel : " Eh jawab dong jangan diem aja! Gue tanya nih! " Dengan suara lantang, Gisel sedikit
menggebrak meja yang membuat Bima dan kedua temannya terkejut.

Akhirnya Bagas mulai menjelaskan apa yang dia ketahui tentang Daniel kepada Gisel.

(Flash Back On)

Dentuman musik yang dibarengi dengan gemerlap lampu sebuah tempat yang tak asing lagi bagi
Daniel dan teman-temannya yaitu sebuah club, membuat Daniel dan ketiga temannya semakin
tenggelam dalam mabuknya, sambil dikelilingi para wanita seksi yang membuat mereka semakin
bergairah.

Bagas : “ Kita harus sering-sering nih main kesini ”

Bima : “ Cewek nya bening-bening, makin betah gue disini ”

Daniel : “ Sikat lah !! Jangan kasih kendor ” Sambil meneguk secangkir alkohol dan tidak lama
kemudian beberapa wanita datang menghampiri mereka.

Daniel : " Guys have fun ya!! "

Bagas : " Eh mau kemana lo? "

Daniel : " Biasaa... " Sambil berlalu pergi meninggalkan teman-temannya dengan menggandeng
seorang wanita untuk memasuki kamar dan dibarengi dengan riuhnya suara teman-teman
Daniel.

Aksi Daniel dan teman-temannya pun berlanjut sampai pagi.

(Flash Back Off)

Mendengar penjelasan dari Bagas, semakin membuat Gisel khawatir akan keadaan Daniel saat
ini. Akhirnya dia kembali ke tempat duduknya dan membereskan semua barang-barang lalu pergi
meninggalkan ketiga laki-laki itu sambil terus menghubungi Daniel.
Lalu keesokan harinya Gisel dan Bima mencari Daniel bersama.

Gisel : ‘’ Bim ini beneran? ” Sambil memasang wajah khawatir, dengan cepat ia mencari cari
handphone di tas nya. Lalu mencari kontak orang yang akan ia hubungi tidak lain adalah Daniel.

Gisel : ‘’ Bimaa gimana ini Daniel kok susah dihubungi, Daniel kemana bim?? ” Dengan panik dan
sambil tetus sibuk dengan handphone nya.

Bima : ‘’ Gisel lu tenang dulu ayo nanti kita lihat aja ke kost an nya ”

Bima merasa bingung tidak tahu harus bagaimana menenangkan Gisel yang panik dan tidak
karuan menanyakan dimana Daniel.

 Take 3

Sore hari, Bima dan Gisel sudah sampai di kost an Daniel. Tetapi terlihat dari luar kostannya
sepertinya Daniel tidak ada di kost an.

Gisel : ‘’ Daniel !? Daniel !? ” Panggil Gisel sambil mengetuk keras pintu kost an Daniel.

Bima : ‘’ Gisel kayaknya Daniel gak ada ”

Gisel : ‘’ Lu tau gak selain di kost Daniel kemana bim? ”

Bima : “ Gue gak tau. Ah iya biasanya dia di cafe atau kalo enggak dia di club. Daniel Cuma kesana
aja biasanya tapi udah beberapa hari ini kan dia gak pernah ikut kumpul ”

Gisel hanya bolak balik di depan pintu, dia amat sangat khawatir.

Scene 7
 Take 1

Pagi nya setelah efek dari narkoba yang ia konsumsi habis, Daniel pulang ke kost an nya, dengan
keadaan yang terlihat agak berantakan dan tidak karuan.
Setelah sampai di kost an, Daniel segera mandi dan bersiap-siap karena tadi setelah ia
menghidupkan handphond nya ia melihat banyak panggilan dari teman-temannya dan juga Gisel
yang memenuhi notifikasi di handphone nya. Beberapa menit bersiap Daniel pun selesai lalu ia
berangkat ke cafe tempat biasa dia dan teman-temannya kumpul.

 Take 2

Daniel sudah sampai di cafe, dia pun berjalan ke meja teman-temannya.

Daniel : “ Hii broo !! ” Sapa Daniel kepada semua temannya sambil menepuk pundak Jo yang
kebetulan sedang berada disebelahnya.

Jo : ‘’ Eehhh b-r-roo.. ’’ Tangan Jo dengan sengaja menepis tangan Daniel yang ada dipundaknya.

Daniel akan bersiap menyapa teman-temannya yaitu Bagas dan Bima, dia menggatungkan tangan
nya di udara bermaksud ingin menyalami Bagas terlebih dahulu, namun nihil ia malah
medapatkan bad reaction dari Bagas.

Bagas : “ Eh sorry bro, gak usah ” Jawab Bagas sambil memasang senyum kaku yang canggung.

Bima : “ Ehh bro apa kabar lo? Kemana aja lo baru ngumpul?! ” Bima seakan mengalihkan
pembicaraan lalu menyalami Daniel.

Daniel sudah merasa tak enak hati, dia sudah menyadari mungkin teman-temannya sudah tahu
bahwa ia mengidap HIV. Dia melepaskan tangannya yang masih menyalami Bima lalu duduk di
kursi yang kosong sambil memasang senyum miris yang nampak sangat putus asa.

Daniel : “ Sorry bim, g-u-ue gak mak-s- “ Tak menyelesaikan kalimatnya.

Daniel menyimpan tangannya sambil sedikit menjambak rambutnya sendiri.

Daniel : “ Ternyata lo semua udah tau ya. Haha ” Dengan tertawa terpaksa.

Daniel : “ Sorry ya gue gak maksud, salaman gak akan buat HIV gue nular ke kalian kok. Tenang
aja. Dengan kalian udah tau bahwa gue ini HIV (menekankan nada suara), gue jadi gak usah cape-
cape bilang ke lo semua kan. Lo bisa perlakukan gue gimanapun, terserah. Ya udah bro gue balik
dulu ada keperluan. "

Tanpa mau melihat ekspresi atau bahkan respon teman-temannya, Daniel pergi dari cafe. Teman-
temannya hanya saling pandang tanpa tau mau berbicara apapun setelah melihat kepergian
Daniel.

Bima : “ Lo berdua berlebihan bro !! ”

Disusul Bima yang juga pergi meninggalkan cefe yang hanya menyisakan Jo dan Bagas.

Scene 8
 Take 1

Daniel sudah sampai di kost an dan langsung memasuki kamarnya dengan membanting pintu
menutup semua akses cahaya agar tidak masuk. Dia mencari-cari barang yang kemarin ia beli dan
pakai, lalu menyuntikkanya di bagian lengan. Beberapa menit kemudia ia mulai merasakan
segala macam efek dari heroin yang ia suntikan dan mulai hilang kesadaran.

 Take 2

Setelah berada di luar cafe tepatnya di parkiran depan cafe itu, Bima menghubungi Gisel.

Bima : “ Sel kayaknya Daniel lagi butuh lo. Lo sibuk gak biar gue jemput ke rumah lo, kita ke kost
Daniel sekarang ”

Gisel : “ Daniel udah pulang Bim? Ya udah gue siap-siap sekarang, gue tunggu lo Bim ga pake
lama. “

Bima sudah sampai di rumah Gisel tanpa menuggu lama mereka langsung pergi menuju kost an
Daniel.

 Take 3
Kebetulan sekali kost an Daniel tidak di kunci jadi Gisel dan Bima bisa langsung masuk. Gisel
langsung saja masuk menerobos ke kamar Daniel, dan betapa terkejutnya Gisel dan Bima melihat
Daniel yang sudah tergeletak di lantai dengan jarum suntik yang jatuh tidak jauh dari badannya.
Gisel berlari ke tempat Daniel yang tak sadarkan diri.

Gisel : “ Daniel !! Daniel bangunnnn !! ” Seru Gisel sambil menepuk-nepuk wajah Daniel.

Namun nihil Daniel masih saja tak sadarkan diri.

Bima : “ Kayaknya Daniel pake heroin Sel, mungkin ini lagi kena efeknya. Ayo kita pindahin dia
aja, semoga aja dia sadar dalam beberapa jam lagi ”

 Take 4

Daniel sudah mulai sadar, hanya saja dia masih sedikit merasa pusing.

Gisel : “ Daniel ?! ” Panggil Gisel sambil menangis.

Daniel : “ Gisel ?! Lo kok disini? Ehh kenapa nangis? ”

Menyadari kondisi ini Bima mulai peka dan meninggalkan mereka berdua.

Gisel : “ Lo habis ngapain? Lo pake apaan? "

Daniel : “ Eng eng eng.. Enggak kok ” Jawab Daniel dengan terbata-bata.

Daniel mencoba menghindari tatapan mata Gisel yang seakan menuntut penjelasan.

Gisel : “ Lo ga usah bohong sama gue Niel. Lo kenapa sih kayak gini ?! ”

Gisel sudah tidak bisa membendung lagi air mata. Hingga akhirnya semua air matanya lolos tak
terbendung lagi.

Gisel : “ Lo kenapa sih Niel?! Kenapa lo ga cerita?! Kenapa lo malah nyembunyiin penyakit lo?!
Gue sayang sama lo Niel!! HIV itu cuma penyakit, lo itu punya gue. Meskipun gue ga bisa
sembuhin lo, tapi seenggaknya gue berusaha selalu ada buat lo, gue akan ngedukung lo buat
sembuh dengan cara apapun, lo ga usah khawatir ada ARV Niel. Walaupun itu ga bikin lo sembuh
total, tapi seenggaknya itu bikin keadaan lo sedikit membaik!! ” Omel Gisel sambil sedikit
menahan air matanya.

Daniel hanya bisa diam, memandang sendu Gisel dengan tatapan yang putus asa.

Daniel : “ Tapi percuma Sel, gue pun udah capek, gue dijauhi, gue udah gaada harapan hidup,
semua ninggalin gue, semua yang gue punya udah gaada. Siapa yang mau nemenin gue
sekarang? ”

Daniel sangat frustasi dan merasa sedih dengan apa yang dialami saat ini. Gisel yang melihat itu
pun sontak memeluk Daniel.

Gisel : “ Ngga Daniel, gue gak akan ninggalin lo. Gue akan selalu nemenin lo. Sampe lo sembuh,
sampe lo jadi Daniel yang gue kenal. Percaya sama gue. Gue akan selalu sama lo ”

Daniel hanya terdiam namun sedetik kemudian dia membalas pelukan Gisel tak kalah erat. Dia
menyadari ternyata masih ada Gisel yang mau menemaninya dalam kondisi seperti ini.

 Take 5

Setelah kejadian itu, Daniel juga sempat mengikuti pengobatan yang dianjurkan oleh Gisel.
Namun, keadaanyapun tak kunjung membaik. Meski demikian Daniel masih bersyukur karena
masih ada Gisel yang memang seperti yang dijanjikan, kalau dia akan selalu menemani Daniel.
Hingga pada akhirnya Daniel merasa bahwa keadaanya sudah makin memburuk. Dia pun
mengajak Gisel untuk bertemu. Disebuah tempat yang indah.

Gisel : “ Kenapa nih? ”

Daniel : “ Emang kenapa? Cuma mau lihat doang. Bandung tuh bagus apa nggak dari atas sini ”

Gisel : “ Makanya jangan cuma main ke club, lihat cewe-cewe seksi. Lihat tuh pemandangan kota
Bandung lebih bagus, lebih indah dari cewe-cewe di club "

Daniel : “ Iya iya. Tapi pemandangan disini kalah indah nih, soalnya disebelah gue ada
pemandangan yang lebih indah ” Sambil tersenyum melihat ke arah Gisel.

Gisel pun terlihat malu dan mengalihkan pandanganya kearah lain.


Gisel : “ Eh gimana keadaan lo? Baik kan? ”

Gisel mencoba memegang Daniel namun Daniel menepis halus tangan Gisel dan malah
memegangnya. Sebenarnya Daniel menyembunyikan keadaannya yang makin parah dari Gisel.
Karena dia tidak ingin membuat Gisel lebih sedih dan khawatir.

Daniel : “ Aku gak papa. Baik-baik aja kok Sel, kan ada kamu. "

Gisel merasa sedikit terkejut karena perubahan Daniel yang biasanya menyebut Gue-lo menjadi
Aku-Kamu dan juga perubahan sikap Daniel yang berubah menjadi sangat lembut.

Gisel : “ Kok tiba-tiba gini sih? Aku kamu? Hahahaha ”

Daniel : “ Kenapa? Kan harus pake bahasa Indonesia yang baik dan benar ”

Mereka berduapun menikmati indahnya kota Bandung tanpa menyadari jika mereka masih saling
berpegangan tangan. Setelah mereka menghabiskan waktu bersama, mereka memutuskan untuk
kembali pulang. Tapi saat akan mengantarkan Gisel pulang tiba-tiba Daniel merasa pusing dan
badanya makin lemas maka dia memutuskan untuk membawa Gisel ke kost nya terlebih dahulu.

Gisel merasa aneh karena Daniel tampak kesakitan dan tidak baik-baik saja.

Gisel : “ Kamu kenapa? Kamu bener-bener gakpapa? ” Bertanya dengan nada khawatir.

Daniel : “ Iya gapapa kok ” Sambil menahan sakitnya.

Gisel : “ Sakit kamu kambuh lagi? ”

Namun sekali lagi Daniel hanya menjawabnya dengan gelengan kepala dan tersenyum sambil
mengelus puncak kepala Gisel. Karena Daniel memang sudah merasa tidak enak. Maka Daniel
memutuskan untuk mengajak Gisel duduk di sofa. Mereka juga membicarakan banyak hal.
Sampei akhirnya Daniel membicarakan hal yang membuat Gisel kaget.

Daneil : “ Gisel.. Makasih ya, udah nemenin aku, support aku. Aku sayang sama kamu Sel ” Lama
kelamaan suara Daniel makin melemah. Daniel menyenderkan kepalanya ke pundak Gisel. Gisel
hanya bisa diam sambil menahan air matanya. Dan menahan isakan nya.

Daniel : “ Sekali lagi makasih ya Sel "


Setelah kata itu, Daniel tidak lagi berbicara dan setelah mengucapkan kata itu tangisan Gisel tidak
bisa dibendung lagi. Gisel mulai berteriak memanggil Daniel namun nihil. Daniel ternyata sudah
meniggal. Disaat itu juga Ggisel merasa sangat rapuh, bersalah, sedih, hingga tidak bisa berkata-
kata.

Kembali ke scene 1 take 1 bagian gisel menulis artikel.

- THE END -

Anda mungkin juga menyukai