Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KESEHATAN

BAB I

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

A. Pengertian Manajemen Kesehatan


1) Menurut Prof.Dr.A.Sanusi,SH : Manajemen adalah suatu sistem tingkah laku manusia
yang kooperatif, yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus-menerus, yang
merupkan tindakan rasional.
2) Menurut George R Terry : Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah dicapai
sebelumnya melalui usaha-usaha orang lain.
3) Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
4) Menurut Ricky W. Griffin : Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.

Jadi, menurut saya manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna
mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Seorang manajer bersama-sama
dengan orang lain atau bawahannya.

B. Prinsip-prinsip Manajemen Pelayanan


Menurut Henry Fayol, ada 14 prinsip manajemen, yaitu:
1) Pembagian Kerja (Division of Labor)
Pembagian kerja harus dipikirkan agar mengarah pada spesialisasi. Semakin seseorang
terspesialisasi, semakin efisien dan efektif orang tersebut melaksanakan pekerjaan.
2) Wewenang/Otoritas (Authority)
Dalam melaksanakan tugas manajer harus memberi perintah kepada bawahan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Meskipun manajer memiliki otoritas untuk memerintah, ia
tidak selalu mendapat respon yang positif dari bawahan. Hal ini dapat terjadi jika ia
tidak memiliki otoritas pribadi, misalnya keahlian yang sesuai.
3) Disiplin (Discipline)
Anggota organisasi harus patuh pada aturan-aturan dan kesepakatan yang menjadi
rambu organisasi. Menurut Henry Fayol, disiplin merupakan hasil kepemimpinan yang
baik disetiap jenjang organisasi. Misalnya, setiap tahun diberikan penghargaan kepada
pegawai yang selalu hadir tepat waktu dan memberi teguran kepada pegawai yang
bermalas-malasan.
4) Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Setiap karyawan hanya mendapat satu perintah untuk suatu pekerjaan. Henry Fayol
mengatakan, kalau seorang karyawan harus bertanggung jawab kepada beberapa atasan
akan mengakibatkan petunjuk yang bertentangan dan otoritas yang membingungkan.
5) Kesatuan Pengarahan (Unity of Direction)
Kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama sebaiknya ditangani
seorang manajer dengan menggunakan satu perencanaan saja.
6) Mengutamakan Kepentingan Organisasi Diatas Kepentingan Sendiri (Subordinate of
Individual Interest to The Common Good)
Pada setiap organisasi kepentingan organisasi secara keseluruhan harus lebih penting
dibandingkan dengan kepentingan perorangan.
7) Pemberian Upah (Renumeration)
Pemberian balas jasa harus adil, baik untuk karyawan maupun untuk perusahaan. Adil
dalam arti pemberian gaji disesuaikan dengan besarnya tanggung jawab yang dilakukan
dalam pekerjaan.
8) Pemusatan (Centralization)
Pengambilan keputusan yang banyak menggunakan pertimbangan atasan disebut
sentralisasi. Sebaliknya, pengambilan keputusan dengan menampung aspirasi bawahan
disebut desentralisasi. Henry Fayol percaya bahwa manajer harus memikul tanggung
jawab terakhir, tetapi ia membeir otoritas yang cukup agar bawahan dapat
mengembangkan diri. Namun yang terpenting adalah menentukan jenjang sentralisasi
atau desentralisasi yang terbaik.
9) Jenjang Jabatan/Hirarki (The Hierarchy)
Jenjang jabatan dalam organisasi sering digambarkan dengan garis-garis yang rapi
dalam bagan organisasi. Bagan ini menunjukan kedudukan manajer dari puncak sampai
jenjang bawah.
10) Ketertiban (Order)
Sarana dan manusia harus berada ditempat yang tepat dan pada waktu yang tepat.
11) Kesamaan (Equity)
Manajer harus bersahabat dan adil terhadap semua bawahannya.
12) Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability of Staff)
Perputaran karyawan yang terlalu sering tidak baik bagi kelancaran kegiatan perusahaan.
13) Inisiatif (Inisiative)
Bawahan harus diberi kebebasan ntuk membuat dan menjalankan rencananya, walaupun
bisa saja terjadi kesalahan.
14) Semangat Kesatuan dan Semangat Korps (Esprit de Corps)
Menggalakan kerja sama kelompok dapat menimbulkan rasa bersatu. Menurut Henry
Fayol, faktor sekecil apapun dapat membantu menumbuhkan semangat. Ia menyarankan
untuk lebih menggunkan komunikasi lisan daripada tertulis atau komunikasi formal
sepanjang hal itu memungkinkan.

C. Teori Manajemen Kesehatan


Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas
kesehatan dan non petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
program kesehatan. Dengan kata laian manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan
manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi
objek dan sasaran manajemen adalah sistem kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)

D. Sistem Manajemen Kesehatan Aplikasi Manajemen Dalam Layanan Kesehatan

E. Fungsi-fungsi Manajemen
1) Menurut Henry Fayol
a. Perencanaan (Planning), yaitu melakukan perencanaan terkait tujuan dan target
perusahaan dan bagaimana strategi untuk mencapai tujuan tersebut dengan sumber
daya yang tersedia.
b. Pengorganisasian (Organizing), yaitu melakukan sinkronisasi sumber daya manusia,
sumber daya alam, sumber daya fisik, sumber daya modal dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan.
c. Pengarahan (Commanding), yaitu memberikan arahan kepada pekerja agar dapat
menunaikan tugas mereka masing-masing sesuai standar yang diberikan.
d. Pengkoordinasian (Coordinating), yaitu melakukan berbagai kegiatan agar tidak
terjadi kekacauan, bentrok, kekosongan kegiatan, dengan cara menghubung-
hubungkan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan sehingga saling bersinergi satu
sama lain.
e. Pengendalian (Controlling), yaitu kegiatan memantau, membuktikan dan
memastikan seluruh kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan
dikondisikan dapat berjalan sesuai target.
2) Menurut George R. Terry
a. Perencanaan (Planning), yaitu pembuatan dan penggunan perkiran-perkiran atau
asumi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan cara menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hal yang
diinginkan.
b. Pengorganisasian (Organizing), yaitu penetuan, pengelompokan, dan penyusunan
kegiatan yang diperluka untuk mencapai tujuan, penempatan pekerjaan dan
penyediaan sumber daya terhadap tiap pelaksana kegiatan.
c. Pelaksanaan (Actuating), yaitu membangkitkan dan mendorong semua anggota
kelompok agar berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
d. Pengendalian (Controlling), yaitu proses penentuan apa yang harus dicapai dan
penilaian pelaksanaan kegiatan agar sesuai dan selaras dengan standar yang telah
ditetapkan.
3) Menurut Luther Gullick
a. Perencanaan (Planning), yaitu tindakan memilih dan menetapkan segala aktifitas dan
sumber daya yang akan dilaksanakan dan digunakan di masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan tertentu.
b. Pengorganisasian (Organizing), yaitu kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang
yang terlibat dalam kerja sama di perusahaan.
c. Penempatan (Staffing), yaitu menentukan, memilih, mengangkat, membina, dan
membimbing sumber daya manusia.
d. Pengarahan (Directing), yaitu pemberian penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan
dan bimbingan terhadap para petugas yang terlibat agar pelaksanaan tugas dapat
berjalan lancar.
e. Pengkoordinasian (Coordinating), yaitu melakukan berbagai kegiatan agar tidak
terjadi kekacauan dan kekosongan jadwal dengan menyelaraskan pekerjaan-
pekerjaan yang ada sehingga menjadi bersinergi.
f. Pelaporan (Reporting), yaitu pemberian inforasi kepada manajer, sehingga yang
bersangkutan dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja.
g. Pembuatan Anggaran (Budgeting), yaitu pengendalian organsasi melalui
perencanaan fiskal dan akuntansi, terkait anggaran yang dibutuhkan oleh perushaan.
4) Menurut Lyndall F. Urwick
a. Penempatan (Staffing), yaitu penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-
fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
b. Perencanaan (Planning), yaitu perumusan dan penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan.
c. Pengorganisasian (Organizing), yaitu kegiatan bekerja sama dangan cara yang
terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran yang ingin
dicapai.
d. Pengendalian (Controlling), yaitu mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan
koreki sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar
dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan semula.
e. Pengarahan (Comanding), yaitu usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah
atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing agar tugas
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.
f. Pengkoordinasian (Coordinating), yaitu melakukan berbagai kegiatan agar tidak
terjadi kekacauan dan kekosongan kegiatan, dengan cara menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah.

Jadi, dari beberapa pendapat ahli tentang fungsi manajemen dapat disimpulkan fungsi-
fungsi manajemen menurut saya, yaitu:

1) Perencanaan (planning)
2) Pengorganisasian (organizing)
3) Penyusunan personalia (staffing)
4) Pengkoordinasian (coordinating)
5) Penyusunan anggaran (budgeting)

F. Fungsi dan Tingkatan Manajer


Manajer adalah anggota organisasi yang bertanggung jawab atas kinerja anggota lainnya
dalam suatu organisasi. Manajer memilki wewenang formal untuk menggunakan sumber
daya organisasi dalam mebuat keputusan. Dengan kata lain, manajer juga dapat diartikan
sebagai pimpinan dalam sebuah organisasi dan juga sebagai pelaku manajemen. Dikatakan
sebagai pelaku manajemen karena manajerlah yang bertugas untuk merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, dan mengatur bagaimana timnya bekerja mencapai tujuan
yang ditetapkan.
Pada awal abad ke-20, Henry Fayol menjelaskan bahwa fungsi-fungsi manajer yaitu:
1) Perencanakan, yang mencakup mendefinisikan tujuan, menegakan strategi dan
mengembangkan rencana untuk mengkoodinasikan kegiatan.
2) Pengorganisasian, yaitu menetapkan apa tugas-tugas yang harus dikerjakan, siapa yang
harus mengerjakan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa yang melapor,
kepada siapa dan dimana keputusan itu harus diambil.
3) Memimpin yang mencakup memotivasi bawahan, mengarahkan orang lain, memilih
saluran-saluran komunikasi yang efektif dan memecahkan konflik-konflik.
4) Pengawasan (control), yaitu memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegitan itu
apakan sesuai dengan rencana dan mengoreksi setiap penyimpangan.

Berdasarkan luasnya aktivitas-aktivitas organisasinal sesuai dengan pertanggung


jawabannya, klasifikasi manajer terdiri atas:

1) Manajer fungsional (functional manager), yaitu orang yag bertanggung jawab hanya
pada satu aktivitas organisasional, seperi produksi, pemasaran, penjualan atau keuangan.
2) Manajer umum (general manager), yaitu yang mengawasi suatu unit yang kompleks,
seperti suatu perseroan atau divisi pengoperasian yang berdiri sendiri yang bertanggung
jawab untuk semua aktivitas-aktivitas dari semua unit, baik produksi, pemasaran,
penjualan atau keuangan.

Berdasarkan tingkatan dalam organisasi, tingkatan manajer dapat dibedakan menjadi:

1) Top manager (manajer puncak) atau Executifes (eksekutif), disebut juga sebagai
administratif manajer, adalah manajer-manajer yang bertanggung jawab atas kinerja
manajemen organisasi secara keseluruhan. Beberapa tugas atau fungsi utama manajer
ini, yaitu:
a. Menentukan tujuan-tujuan utama organisasinya, dapat berupa tujuan jangka panjang
dan tujuan jangka pendek.
b. Membuat kerangka rencana dan kebijakan-kebijakan untuk mencapai tujuan utama
yang telah ditetapkan.
c. Pengorganisir kegiatan dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh manajer-manajer
ditingkat menengah.
d. Mengumpulkan dan mengatur sumber daya organisasi atau perusahaan seperti
sumber daya keuangan, aset tetap, tenaga kerja dan lain sebagainya untuk melakukan
kegiatan sehari-hari dalam organisasi.
e. Bertanggung jawab atas kelangsungan dan pertumbuhan hidup organisasi.
f. Sebagai penghubung dengan dunia luar.
2) Middle manager (manajer tengah), yaitu manajer-manajer yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan rencana dan kebijakan yang ditetapkan oleh manajer tingkat atas
serta bertindak sebagai penghubung antara manajer tingkat atas dengan manajer tingkat
bawah. Manajer tengah juga menjalankan fungsi tingkat atas di departemen atau unit
kerja mereka sendiri seperti membuat perencanaan, membuat kebijakan, mengumpulkan
dan mengatur sumber daya untuk divisi mereka masing-masing. Adapun fungsi-fungsi
manajer tengah diantaranya:
a. Menginterpretasikan kebijakan yang disusun oleh manajer atas dan menjelaskannya
ke tingkat bawah (penghubung antara tingkat atas dengan tingkat bawah).
b. Mengorganisir kegiatan departemennya untuk melaksanakan rencana dan kebijakan
yang telah ditetapkan.
c. Merekrut dan menyeleksi serta menetapkan karyawan yang dibutuhkan oleh
departemen atau unit kerjanya.
d. Memotivasi karyawannya untuk melakukan yang terbaik untuk departemennya.
e. Mengawasi dan mengarahkan karyawan-karyawan di departemennya.
f. Bekerja sama dengan departemen lain untuk kelancaran dalam menjalankan
fungsinya.
g. Melaksanakan rencana yang disusun oleh manajer atas.
3) Lower manager (manajer bawah), yaitu manjer yang bertanggung jawab atas
operasional atau pekerjaan harian karyawan dalam menghasilkan suatu produk atau
layanan. Manajer tingkat bawah ini memiliki wewenang dan otoritas yang terbatas.
Fungsi dan tugas manajer bawah antara lain:
a. Memahami dan mempelajari masalah dan keluhan-keluhan karyawan sebelum
melaporkannya ke manajer tingkat menengah.
b. Menjaga kondisi kerja yang baik dan menjaga hubungan yang sehat anatara atasan
dan bawahanya.
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman untuk karawannya.
d. Membantu manajer tingkat menengah untuk merekrut dan menyeleksi pekerja yang
sesuai untuk jabatan yang dibutuhan.
e. Berkomunikasi dengan karyawan dan mendengarkan saran-saran karyawan serta
mendorong para pekerja untuk mengambil inisiatif.
f. Menjaga dan mempertahankan standar kualitas dan memastikan jumlah output
produk atau layanan sesuai dengan perencanaan.
g. Beranggung jawab untuk meningkatkan moral karyawan dan membangkitkan
semangat kerja dalam tim.
h. Meminimalkan pemborosan sumber daya organisasi.

G. Hierarki Pelayanan Kesehatan di Indonesia (Permenkes)

BAB II
MANAJEMEN DAN LINGKUNGANNYA

A. Lingkungan Eksternal Langsung


B. Lingkungan Umum
C. Lingkungan Internal
D. Hubungan Lingkungan dan Organisasi
E. Manajemen Dalam Era Industri dan Globalisasi

BAB III
BUDAYA DAN ETIKA ORGANISASI

A. Pengertian dan Karakteristik


Pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli, antara lain:
1) Menurut Davis (1984), budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai
organisasional yang dipahami, dijiwai, dan dipraktekan oleh organisasiona sehingga
pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar berperilaku dalam
organisasional. Budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama
yang dipegang oleh anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi tersebut
dengan yang lain.
2) Menurut Schein (1992), budaya organisasi sebagai suatu pola asumsi-asumsi mendasar
yang dipahami bersama dalam sebuah organisasi terutama dalam memecahkan maslah-
masalah yang dihadapi. Pola-pola tersebut menjadi pasti dan disosialisasikan kepada
aggota-anggota baru dalam organisasi.
3) Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
4) Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya
organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pla
tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

Jadi, budaya organisasi menurut saya adalah sebuah sistem yang dianut bersama oleh
anggota-anggota organisasi untuk membedakan dengan organisasi-organisasi lainnya.

Pengertian etiaka menurut beberapa ahli, antara lain:

1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika yaitu ilmu tentang baik dan buruknya
perilaku, hak dan kewajiban moral; sekumpulan asas atau nilai-nilai yang berkaitan
dengan akhlak; nilai mengenai benar atau salahya perbuatan atau perilaku yang dianut
masyarakat.
2) Menurut W.J.S. Poerwadarminta, etika merupakan ilmu pengetahuan tentan asas-asas
akhlak atau moral.
3) Menurut Martin, etika adalah disiplin ilmu yang berperan sebagai acuan atau pedoman
untuk mengontrol tingkah laku atau perilaku manusia.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika organisasi adalah ilmu tentang baik dan buruknya
perilaku manusia dalam organisasi.

Karakteristik budaya organisasi diantaranya:

1) Innovation and risk taking


Inovasi dan pengambilan resiko adalah sebuah tindakan melakukan inovasi dan berani
mengambil resiko dalam prose inovasi tersebut.
2) Attention to detail
Perhatian lebih hal-hal detail, maksudnya adalah organisasi mengharapkan para pekerja
untuk bekerja lebih detail, analisis dan tepat sasaran.
3) Outcome orientation
Orientasi pada manfaat artinya manajemen berorientasi/fokus pada hasil atau manfaat
dan tidak hanya pada proses untuk mendapatkan hasil tersebut.
4) People orientation
Orientasi pada orang artinya manajemen sangat memperhatikan pengaruh atau manfaat
dari suatu yang dihasilkan kepada orang-orang dalam organisasi.
5) Team orientation
Orientasi pada tim adalah tindakan memprioritaskan aktivitas kerja dalam organisasi
berdasarkan tim, bukan padaindividu.
6) Anggresiveness
Angresivitas adalah situasi dimana orang-orang cenderung lebih kompetitif dan agresif
ketimbang easygoing.
7) Stability
Stabilitas adalah situasi dimana aktivitas organisas lebih menekankan pada menjaga
status quo sebagai lawan daripada perkembangan.

B. Manfaat
Beberapa manfaat budaya organisasi yang dikemukakan oleh Robins (1993) dalam Sutrisno
(2010:28), yaitu:
1) Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan organissi yang
lain. Setiap organisasi mempunyai akar yang berbeda sehingga perlu memiliki akar
budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada dalam organisasi.
2) Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi anggota organisasi. Dengan budaya
organisasi kuat akan merasa memiliki identitas yang merupakan cirri khas organisasi.
3) Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu.
4) Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-komponen organisasi yang
direkatkan leh pemahaman budaya yang sama akan mebuat kondisi organisasi relatif
stabil.

C. Tipe Budaya
Dalam bukunya, Noe dan Mondy (1996:237) mengatakan ada dua tipe budaya organisasi,
yaitu:
1) Open and participative culture
Budaya rganisasi ini ditandai dengan pencapaian tujuan output yang tinggi dengan
didukung adanya rasa percaya pada bawahan, komunikas yang terbuka, kepemimpinan
yag supportif dan peuh perhatian, penyelesaian masalah secara tim, adanya otonom
pekerja, dan berbagai informasi.
2) Closed and autocratic culture
Budaya organisasi ini ditandai denga pencapaian tujuan output yang tinggi, namun
pencapaian tersebut mungkin lebih dinyatakan dan dipaksakan organisasi dengan
pemimpin yang otokrasi dan kuat.
D. Fungsi Budaya Organisasi
Fungsi budaya organisasi menurut beberapa ahli, antara lain:
1) Menurut Ndraha (1997:21)
a. Sebagai identitas dan citra sebuah masyarakat
b. Untuk mengikat suatu masyarakat
c. Menjadi kekuatan penggerak
d. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
e. Menjadi panduan pola perilaku
f. Sebagai warisan
g. Pengganti formalisasi
h. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
i. Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk
nation-state
2) Menurut Robbins (1999:294)
a. Berperan untk menetapkan tapal batas
b. Menjadi identitas bagi suatu anggota organisasi
c. Untuk mempermudah timbulnya komitmen
d. Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial
3) Menurut Siagian (1992:153)
a. Untuk menentuka batas-batas perilaku dalam arti menetukan apa yang benar dan
yang salah
b. Menumbuhkan komitmen kepada anggota bahwa kepentingan bersama adalah di
atas kepentingan individual
c. Sebagai alat untuk memperkuat ikatan seluruh anggta organisasi
d. Sbagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan

E. Budaya dan Sub Budaya

F. Etika dan Perilaku Etis Dalam Organisasi

BAB IV
MANAJEMEN PUSKESMAS

A. Sejarah dan Peraturan Puskesmas


B. Pengertian Puskesmas
C. Wilayah Kerja dan Ruang Lingkup Pelayanan Puskesmas
D. Tata Kerja
E. Kedudukan Puskesmas
F. Struktur Organisasi
G. Manajemen Layanan Puskesmas
H. Sumber Pembiayaan Puskesmas
I. Fungsi Manajemen Puskesmas

BAB V
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
A. Sejarah Per RSan di Indonesia
B. Tujuan Manajemen RS
C. Fungsi Manajemen RS

BAB VI
KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN

A. Pengertian
B. Kepemimpinan Formal dan Informal
C. Syarat-syarat Pemimpin Yang Baik
D. Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat
E. Kepemimpinan Dalam Organisasi Kesehatan
F. Langkah Pemimpin Sukses
G. Peran Pimpinan Puskesmas/RS Sebagai Manajer Kesehatan

BAB VII
MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

A. Pengertian Mutu
B. Perkembangan Konsep Mutu Layanan Kesehatan
C. Ukuran Mutu Pelayanan
D. Aplikasi Manajemen Mutu Dalam Layanan Puskesmas
E. Indikator Mutu Layanan Kesehatan
F. Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat

BAB VIII
MANAJEMEN KONFLIK

A. Pengertin
B. Pandangan Tentang Konflik
C. Sumber Konflik
D. Jenis Konflik
E. Proses Konflik
F. Pentingnya Manajemen Konflik
G. Level Konflik
H. Hasil-hasil Konflik
I. Negosiasi
J. Prediktor Konflik Dalam Layanan Kesehatan
BAB IX
KEBIJAKAN DALAM LAYANAN KESEHATAN

A. Pengertian Kebijakan
B. Hierarki Kebijakan di Indonesia
C. Jenis-jenis Kebijakan
D. Pengertian Analisis Kebijakan
E. Bentuk Analisis Kebijakan
F. Kekuasaan dan Proses Kebijakan
G. Sistem Politik
H. Proses Pengambilan Kebijakan Dalam Analisis Kebijakan
I. Implementasi Kebijakan
J. Efektivitas Implementasi Kebijakan
K. Evaluasi Kebijakan

Anda mungkin juga menyukai