Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR KIMIA UDARA/ATMOSFER

Atmosfer merupakan selimut pelindung yang memelihara kehidupan di


bumi. Atmosfer merupakan sumber oksigen (O2) bagi pernapasan dan sumber
karbon dioksida bagi reaksi fotosintesis. Atmosfer sebagai dasae dari siklus
hidrologi, karena berfungsi sebagai media trasport air dari lautan ke daratan.

Atmosfer mempunyai fungsi sebagai pelindung utama kehidupan di bumi,


karena dapat menyerap banyak sinar kosmik dari luar angkasa. Selain itu, dapat
menyerap radiasi elektromagnetik dari sinar matahari. Hanya radiasi dalam daerah
panjang gelombang 300-2500 nm dan 0,02-40 nm ditransmisikan ke berbagai
keadaan yang cocok dengan atmosfer.

Atmosfer penting dalam menjaga keseimbangan panas di bummi dengan


kemampuannya untuk menyerap radiasi inframerah yang datang dari matahari
yang kemudian dipancarkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Atmosfer
melakukan stabilisasi suhu di permukaan bumi.

Di samping fungsi-fungsi di atas, di sisi lain atmosfer menampung


berbagai bahan pencemar yang dihasilkan terutama oleh kegiatan manusia. Hal ini
dapat menyebabkan kualitas udara atmosfer menurun yang akhirnya akan
memberikan dampak negatif bagi keseluruhan maklhuk hidup dan kemungkinan
menyebabkan perubahan-perubahan sifat atmosfer sendiri.

1
SIFAT DAN SUSUNAN ATMOSFER

Atmosfer merupakan media penerima dan perjalanan gas-gas buang


waktu bahan pencemar udara terutama pada lapisan troposfer. Lapisan ini meliputi
ruangg, mulai dari permukaan bumi sampai pada ketinggian ±10 km atau 33.000
feet dengan volume udara ± 5,1 x 109 km3 yang mengandung sekitar 75% dari
massa atmosfer.v

Atmosfer/udara merupakan campuran berbagai macam gas yang bersifat


homogen. Susunan utama dari udara kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95%
oksigen, dan 0,92% gas-gas mulia dan 0,03% karbon dioksida serta beberapa gas
laimmya dalam jumlah yang sangat kecil (Renik).

Tabel 1. Komponen Renik Dalam Lapisan Troposfer Normal

Senyawa Rumus Kimia Konsentrasi

(mg/m3)
Senyawa Hidrokarbon
Metana CH4 900
Karbon Monoksida CO 70-230
Terpen (C5H8) n 3-30
Formaldehid CH2 <12
Senyawa Halogen
Metyl Chloride CH3Cl
Karbon Tetrachloride CCL4 0,6-1,6
Freon 12 CF2Cl2 1
Freon 11 CFCl3 0,7
Senyawa Oksigen
Ozon O3 20-60
Senyawa Nitrogen
Dinitrogen Oksida N2O 800
Ammonia NH3 4-14
Asam Nitrat HNO3 7,5
Nitrogen Oksida NO (NO2) ±1,6
Senyawa Belerang
Belerang Dioksida SO2 3-11
Hidrogen Sulfida H2S <0,3

Sumber : Crosby, 1998.

2
Kelimpahan gas renik yang paling banyak adalah metana (CH4) ,
hampir seluruh gas tersebut yang terkandung dalam udara dihailkan dari
fermentasi oleh bakteri an aerob dalam lahan basah dan daerah peternakan,
sedangkan yang berasal dari kegiatan manusia hanya kuruangan dari (WƩ) dari
gas metana total.

Tabel 2. Sumber – sumber gas metana di atmosfer

Sumber Emisi ( Tg/Th)

Lahan basah 150


Daerah peternakan 120
Sawah 95
Kegiatan manusia 40
Pembakaran biomassa 25
Lautan 15
Tundra 12
Danau 10
Sumber - sumber lain 88
Vtotal 553
Sumber = crosby 1998, Tg = teragram = 10 ¹²gram.

Senyawa organohalogen baik berasal dari alam maupun sintetik


merupakan hal biasa terdapat di atmosfer. Sebagai informasi tambahan bahwa
lautan dan gunung berapi menghasilkan senyawa CCL4 , CH2BR , C2H5I dan
F2C = CF2.

Sulfurdioksida dan hidrogen sulfida juga komponen biasa terdapa di


udara atmosfer, hanya h2s dengan cepat teroksidasi menjadi SO2, kebanyakan
dari H2s dihasilkan dari reduksi sulfat oleh mikroba meskipun gunung berapi
merupakan sumber yang signifikan.

Sekitar dari 3% dari total massa atmosfer bagian bawah ( Troposfer)


adalah uap air , meskipun konsentrasinya dapat berubah ubah tergantung oleh
ruang dan waktu. pada umumnya di daerah yg lebih panas menganduk lebih
banyak uap air, kandungan uap air manfaat lebih rendah dengan kenaikan
ketinggian dari perukaan bumi atau altitude. Uap air memegang peranan cukup
penting dalam pertukaran panas bumi dan pengerakan atmosfer , hal ini
disebabkan oleh karnanya kapasitas kalor yang tinggi. Penyerapan radiasi intro
merah dan kalor penguapan.

3
Densitas dari atmosfer berkurang secara tajam dengan bertambahnya densitas dari
atmosfer berkurang secara tajam dengan bertambahnya altitude sebagai
konsekuensi dari berkurangnya gas-gas dan gaya berat lebih dari 99% total massa
atmosfer terdapat di permukaan bumi sampai kurang lebih 30 km dari total massa
dari atmosfer kurang lebih 5,4 x 1015 metrik ton.

Karakteristik dari atmosfer sangat luas terutama yang disebabkan


ketinggiannya faktor-faktor lainnya yang menyebabkan perbedaan karakteristik
tersebut adalah iklim waktu garis lintang atau latitude dan bahkan aktivitas solar .

Temperatur atmosfer sangat bervariasi mulai dari yang terendah 138oC


sampai 1700oC tekanan yang menurunkan tajam dari 1,00 atm pada permukaan
laut dengan adanya perbedaan temperatur dan tekanan tersebut maka sifat kimia
dari atmosfer sangat berbeda, hal ini karena perbedaan altitude.

4
PEMBAGIAN WILAYAH ATMOSFER

Sifat-sifat kimia dan reaksi reaksi yang terjadi di dalamnya sangat


ditentukan oleh karakteristik fisik atmosfer seperti suhu tekanan. Terjadinya
perbedaan tekanan dan suhu atmosfer disebabkan oleh adanya perbedaan altitude
dengan latitude. Hal ini menyebabkan adanya pembagian wilayah (region)
atmosfer bumi.

Atmosfer bumi dibagi menjadi berbagai wilayah yang berbeda dan


pembagian ini tergantung pada sistem klasifikasinya pembagian yang umum
didasarkan pada bagian bawah (lower atmosfer) kurang lebih sampai ketinggian
50 km dan atmosfer bagian atas (upper atmosfer) yaitu > 50 km sampai batas gaya
tarik bumi. Bahan-bahan kimia yang terdapat di kedua wilayah ini sangat berbeda
juga reaksi-reaksi yang terjadi di dalamnya. Klasifikasi lain didasarkan pada
wilayah homosphere yang mempunyai kandungan bahan dengan variasi sedikit
dan heterosphere yang mempunyai komposisi dengan variasi yang cukup banyak.

Sistem pembagian wilayah atmosfer yang paling umum digunakan di


dasarkan pada perbedaan temperatur dengan ketinggian (altitude) karakteristik
dari perbedaan temperatur ini dapat dilihat dari perbedaan temperatur ini dapat
dilihat pada tabel 3 dan diperlihatkan secara sistematik dalam gambar 1.

Tabel 3.3 Pembagian Wilayah Atmosfer dan Karakteristiknya.

Wilayah Spesi Bahan


Suhu (oC) Altitude (Km)
(Region) Kimia
Troposfer Sampai -56 0 sampai (10-16)* N2, O2, CO2
Straposfer -56 sampai -2 (10-16) sampai H2O
50
Mesosfer -2 sampai -92 50 sampai 85 O3
Thermosfer -92 sampai 85 sampai 500 O2+, NO+O2, O+,
1200 NO+
Sumber : Manahan, 1994
*
Batas troposfer dengan straposfer bervariasi antara 10-15 km.

Sebagai tambahan tabel 3 adalah daerah exosphere. Beberapa spesi bahan


kimia di exosphere membutuhkan energi kinetik yang cukup untuk keluar dari
pengaruh gravitasi bumi dan keluar memasuki angkasa.

5
.

Karakteristik dari troposfer adalah terjadinya penurunan suhu dengan


adanya kenaikan altitude, dengan adanya penambahan jarak dari radiasi panas
bumi dengan ketiadaan pencemaran udara komposisi troposfer sangat homogen,
tetapi kandungan air di troposfer sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh
pembentukan awan, pengendapan dan penguapan dari air yang berasal dari daerah
terrestial dan badan-badan air.

Lapisan yang paling dingin suhunya di troposfer dikenal sebagai


Tropopause. Hal ini disebabkan adanya kondensasi dari air menjadi partikel-
partikel es. Kejadian ini menghindarkan air mencapai ketinggian di mana akan
terjadi fotodissosiasi air oleh sinar ultraviolet berenergi tinggi sehingga terbentuk
gas hidrogen yang cukup tinggi di atmosfer dan sebaliknya akan kekurangan air.

Stratosfer dicirikan dengan terjadinya kenaikan temperatur sesuai dengan


kenaikan altitude. Kenaikan temperatur ini akibat dari adanya lapisan ozon, O3
yang mencapai konsentrasi volume 10 ppm di pusat daerah stratosfer. Ozon
mengabsorpsi energi dalam bentuk sinar ultraviolet dan menyebabkan kenaikan
temperatur. Temperatur maksimum tercapai pada lapisan teratas dari stratosfer.

Dengan kenaikan altitude di mesosfer terjadi penurunan kembali dari


temperatur yang disebabkan oleh penurunan tingkat radiasi yang diabsorpsi spesi-
spesi, terutama oleh ozon pada altitude yang lebih tinggi dari mesosfer dan
diatasnya molekul-molekul dan atom-atom spesi dapat keluar secara sempurna

6
dari atmosfer bumi (daerah ezosfer) dan temperatur maksimum dapat mencapai
kurang lebih 1200oC di daerah termosfer.

Tekanan atmosfer (tekanan udara) menurun sebagai fungsi eksponensial


dari altitude. Secara ideal tanpa adanya bahan-bahan pencemar dan pada
temperatur konstan absolut, T, tekanan pada berbagai altitude/ketinggian Ph
dinyatakan dalam persamaan eksponensial :

Ph = Poe-Mgh/RT

Dimana :

Ph = tekanan udara pada altitude 0 (permukaan laut)

M = rata-rata berat gram molekul dari udara yaitu 28,97 g/mole ditroposfer

g = gravitasi (981 cm sec-2 pada permukaan laut)

h = altitude dalam cm

R = konstanta gas (8,314 x 107 erg deg-1 mol-1)

Untuk konsistensi satuan dari persamaan tersebut digunakan sistem cgs


(centimeter-gram-second), meskipun untuk ketinggian biasanya pengukuran
dilakukan dalam meter atau km, oleh karena itu perlu ada konversi ketinggian
menjadi cm dengan jalan adanya perkalian yang sesuai dengan faktor tersebut.

Penurunan tekanan dinyatakan dengan faktor e-1 untuk setiap penambahan


altitude yang sesuai dengan skala ketinggian yang dinyatakan sebagai RT/mg.
Pada rata-rata temperatur permukaan laut 288oK, skala ketinggian adalah 8 x 105
cm atau 8 km dan pada altitude 8 km tersebut tekanan hanya mencapai kurang
lebih 39% dari tekanan pada permukaan laut.

Untuk memberikan gambaran yang lebih baik dan adanya variasi dari
tekanan karena altituda persamaan eksponensial tersebut dikonversi dalam bentuk
logaritma (dasar 10) dan h diukur dalam km (kilometer).

Mgh x 105
Log Ph = log Po −
2,303 RT

Bila tekanan pada permukaan dianggap 1,00 atm persamaan dapat


disederhanakan menjadi,

Mgh x 105
Log Ph = −
2,303 RT

7
KESEIMBANGAN PANAS BUMI

Matahari adalah radiasi utama dari semua energi yang sampai ke bumi.
Energi radiasi dari matahari meliputi semua spectrum elektromagnetik. Meskipun
demikian yang terbanyak adalah sekitar cahaya tampak, yaitu antara gelombang
0,4µm dengan adanya jarak bumi dengan matahari, setiap 1 meter persegi dari
area yang terkena aliran radiasi matahari (solar flux) menerima 19,2 kcal energi
per menit atau 1,34 x 103 watt/𝑚2 . Bila seluruh energi ini mencapai permukaan
bumi maka bumi akan menguap sejak dulu. Oleh karena itu, terdapat berbagai
factor yang cukup kompleks yang turut terlibat dalam menjaga keseimbangan
panas di bumi.

Radiasi matahari yang masuk ke atmosfer bumi,20-30% dipantulkan


kembali ke ruang angkasa,dibiaskan oleh atmosfer dan partikel partikel padat
yang terdapat di atmosfer atau oleh permukaan bumi. Pada umumnya rata rata
refleksi atau albedo dari permukaan dan atmosfer sebesar 35%. Besarnya albedo
ini ditentukan oleh daerah dari sifat sifatnya. Daerah yang tertutup es/salju pada
daerah kutub mempunyai albedo yang tinggi, tetapi di daerah lautan rendah,
karena kebanyakan energi diserap.

Sekitar 20% dari energi radiasi diserap begitu masuk melewati atmosfer.
Ozon menyerap sekitar 1-3%, terutama dalam bagian gelombang pendek ultra
violet.

Pada troposfer, sekitar 17-19% dari radiasi yang masuk diserap terutama
oleh uap air dan 𝐶𝑂2. Penyerapan atmosfer total terhadap radiasi dengan panjang
gelombang 0,3-0,7 µm tidak sangat besar dan umumnya masuk secara efektif
melalui lubang “transparan” dari atmosfer.

Secara keseluruhan sekitar 50% dari radiasi matahari sampai ke


permukaan bumi ini meradiasikan kembali sebagian energi melalui kisaran
panjang gelombang yang luas, tetapi terbanyak pada panjang gelombang 10-20µm
yaitu infra merah.

8
BAHAN KIMIA DAN REAKSI REAKSI FOTOKIMIA DALAM
ATMOSFER

Reaksi-reaksi kimia membutuhkan energi dan radiasi cahaya matahari


dapat menyediakannya. Dalam reaksi kimia,cahaya merupakan partikel-partikel
yang disebut photon yang energinya (E) tergantung pada panjang gelombangnya
yang dinyatakan dengan persamaan,

E = 1,196 X 105 kj/Einstein

E = 2,859 X 104 kcal/mole

Dimana Einstein adalah bilangan Avogadro (6,023 X 1023 ) dari photon.


Seperti radiasi ultraviolet (UV) mempunyai energi yang cukup kuat untuk
memecahkan/memutuskan ikatan kimia, absorbsi dari suatu photon menyediakan
energi yang mendesak electron kepada suatu keadaan berenergi tinggi yang
kemudian tereksitasi dengan cepat. Energi yang dilepaskan tampak sebagai panas,
fenoresence, atau mengaktivasi ikatan kimia untuk siap bereaksi. Oleh karena itu
penyerapan cahaya oleh zat-zat kimia dapat menyebabkan terjadinya reaksi yang
tidak akan terjadi pada media tanpa cahaya.

Reaksi Foto Kimia

Reaksi reaksi fotokimia meskipun pada keadaan tanpa katalis dapat


berlangsung pada suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi lainnya.
Beberapa reaksi fotokimia yang dipengaruhi radiasi matahari,memegang peranan
penting dalam menentukan sifat dan batas perjalanan zat zat kimia dalam
atmosfer.

Nitrogen dioksida NO2 merupakan jenis senyawa kimia yang secara


fotokimia paling efektif dalam atmosfer tercemar, dan merupakan komponen
utama dalam proses pembentukan kabut. Suatu spesi seperti NO2 dapat
mengabsorbsi cahaya dari energi hv dalam suatu reaksi yang menghasilkan suatu
molekul dengan sebuah electron tereksitasi yang dinyatakan dengan tanda *.

NO2 + hv NO2*

Molekul-molekul dengan electron teresitasi adalah salah satu dari tiga


jenis spesi yang relatif dan tidak stabil yang jumlahnya sangat banyak di
atmosfer. Dua jenis lainnya adalah atom-atom atau fragmen-fragmen molekuler
dengan electron tidak berpasangan, yang disebut radikal bebas,dan atom atom
terionisasi atau fragmen fragmen molekuler.

9
Sebuah molekul yang memperoleh energi dari penyerapan cahaya akan
kehilangan energi dengan sejumlah proses. Jenis tereksitasi seperi O2*
memberikan energinya ke molekul atau atom atom yang dinyatakan dengan Mg,
oleh suatu proses yang dikenal sebagai pemadaman fisik.

O2* + Mg O2 + Mg

Akibat proses yang terjadi ini. Terjadilah kenaikan kalor disekelilingnya.


Spesi dalam keadaan tereksitasi dapat mengalami dissosiasi, suatu proses yang
dominan terjadi pada atom oksigen dalam atmosfer dengan altitude yang lebih
tinggi.

O2* O+O

Spesi oksigen yang tereksitasi juga dapat melalui suatu reaksi langsung seperti ;

O2* + O3 2 O2 + O

Energi yang khusus dari luminisensi disebut fenoresensi atau fosforisensi.


Bila spesi yang tereksitasi berasal dari suatu reaksi kimia. Emisi cahayanya
disebut “chemiluminescence”. Fenomena luminescence dan chemiluminescence
digunakan dalam analisis kimia. Chemiluminescence terutama efektif untuk
analisis dari beberapa pencemar udara seperti ozon. Kedua fenomena diatas tadi
sering terjadi pafa fenomena langit. Misalnya, adanya energi cahaya atmosfer
yang disebut cahaya langit (airglow) yang disebabkan oleh chemiluminescence
dari radikal hidroksil yang tereksitasi.

O3 + H OH* + O2

OH* OH + hv

Penyerapan radiasi yang sangat energetic dapat menyebabkan pelepasan


sebuah electron,

N2 + hv N2+ + e-

Suatu proses yang disebut fotokimia. Fotokimia sering digolongkan ke


dalam sub-kategori dimana sebuah disosiasi menghasilkan sebuah electron.

10
ION-ION DAN RADIKAL DALAM ATMOSFER

Suatu karakteristik dari lapisan atas atmosfer yang tidak dapat terjadi di
laboratorium adalah kehadiran dari elektron elektron dan ion positif secara
signifikan. Oleh karena kondisi dengan media yang sangat jarang di bagian
atmosfer yang lebih tinggi maka ion-ion ini akan terdapat dalam jangka waktu
yang cukup lama sebelum bergabung kembali menjadi spesi yang netral.

Pada altitude kurang lebih 50 km dan di atasnya, ion-ion sangat umum


terdapat di daerah tersebut sehingga dinamakan ionosfer lapisan (ion-ion). Adanya
lapisan tersebut telah diketahui sejak tahun 1901, setelah ditemukan bahwa
gelombang radio dapat ditransmisikan melalui jarak jauh.

Cahaya ultra violet adalah pembentuk utama dari ion-ion. Dalam ionosfer
dalam keadaan gelap ion-ion positif perlahan-lahan bergabung dengan elektron
bebas. Proses ini berlangsung cepat terutama di daerah yang lebih rendah dari
ionosfer.

Medan magnet bumi sangat memberikan pengaruh kepada on-ion dalam


atmosfer bagian yang lebih tinggi. Manifestasi dari fenomena ini dikenal dengan
Van Allen Belts (sabuk Van Allen), yang ditemukan pada tahun 1958. Daerah ini
terdiri dari dua sabuk dari partikel-partikel dalam bentuk ion yang mengelilingi
bumi seperti terlihat pada gambar 2. Di bagian dalam yaitu daerah radiasi ionisasi
energetiK tinggi terdiri dari Proton proton dan di bagian luar terdiri dari elektron
elektron.

Di bagian lebih atas atmosfer, radiasi elektromagnetik dapat menghasilkan


radikal bebas sebagai salah satu bentuk lain dari pembentukan ion-ion dengan
fotoionisasi.

H3C – C – H=O + hv → H3C +HC

Radikal bebas merupakan spesi yang sangat penting dalam atmosfer


karena terlihat secara signifikan dalam fenomena kimia atmosfer. Spesi tersebut
bisa dalam bentuk atom, atau kelompok-kelompok atom-atom dengan elektron

11
tidak berpasangan dan sangat bersifat reaktif. Di atmosfer bagian atas, radikal
bebas mempunyai waktu paruh yang hanya beberapa menit saja meskipun ada
yang lebih lama. Radikal bebas dapat terlihat dalam reaksi rantai dimana radikal
bebas yang lain terbentuk dari reaksi tersebut.

O3 + HO → O2 + HOO

HOO + O → HO + O2

Dari reaksi diatas tampak radikal bebas hidroksil HO yang sangat reaktif
dalam reaksinya dengan Ozon O3 menghasilkan radikal lain, HOO dan radikal ini
pada reaksi lebih lanjut menghasilkan kembali radikal bebas HO

Reaksi lain dari radikal bebas adalah terjadinya penghancuran radikal yang
satu oleh radikal bebas lainnya sehingga reaksi rantai yang terjadi bisa berhenti

H3C – C – H=O + hv → H3C + HCO

H3C + H3C → C2H6

Reaksi ini disebut reaksi terminasi rantai (chain terminating reaction)


reaksi-reaksi yang melibatkan radikal bebas bertanggung jawab terhadap
pembentukan Kabut asap (smog) reaksi pembentukan kabut asap akan dijelaskan
sebagai berikut.

O2 di atmosfer yang lebih tinggi berbeda dengan di atmosfer yang lebih


rendah karena adanya pengaruh dari radiasi ionisasi dalam daerah ini oksigen
terdapat dalam bentuk oksigen atom (O), molekul oksigen tereksitasi menjadi O2
dan O3. Kurang dari 10% oksigen dalam bentuk O2 terdapat dalam atmosfer pada
altitude kurang lebih 400 km.

Atom oksigen dalam keadaan “Ground State” (elektron tidak tereksitasi)


biasanya dinyatakan sebagai O. Adapun atom atom oksigen yang elektronnya
tereksitasi dinyatakan sebagai O, spesi ini dihasilkan dari reaksi fotosintesis pada
panjang gelombang dibawah 300 𝜇𝑚

O3 + hv → OX + O2

atau oleh reaksi kimia dengan energi fungsi seperti

O + O + O → O2 + OX

Atom oksigen tereksitasi memancarkan cahaya tampak pada panjang


gelombang 636 𝜇𝑚, 630 𝜇𝑚 dan 558 𝜇𝑚 hal ini juga merupakan penyebab dari
suatu fenomena yang dikenal dengan “airglow.”

12
REAKSI-REAKSI OKSIGEN ATMOSFER

Oksigen dalam troposfer memegang peranan penting pada proses proses


yang terjadi di permukaan bumi. Oksigen udara atmosfer mengambil bagian
dalam reaksi yang menghasilkan energi seperti pada pembakaran bahan bakar
fosil

CH4 + 2O2 → CO2 + 2 H2O (dalam gas alam)

O2 atmosfer digunakan oleh organisme aerobik dalam proses degradasi bahan


organik proses proses oksidasi oleh udara membutuhkan O2 atmosfer seperti

4 FeO + O2 → 2Fe2O3

O2 memasuki udara atmosfer melalui reaksi fotosintesis tanaman

CO2 + H2O + hv → (CH2O) + O2 (gas)

Semua oksigen dalam bentuk molekul yang sekarang ada dalam atmosfer
bermula dari kegiatan fotosintesa oleh mikroorganisme. Hal ini memperlihatkan
bahwa fotosintesis penting dalam menjaga keseimbangan O2 dalam atmosfer
artinya meskipun pembakaran dari bahan bakar fosil membutuhkan banyak O2,
hal ini tidak mengurangi jumlah O2 dalam udara.

Ozon (O3)

Suatu senyawa oksigen yang sangat signifikan ditemukan di stratosfer.


Ozon mengabsorpsi radiasi Ultraviolet yang berbahaya dan berfungsi sebagai
pelindung makhluk hidup di bumi dan sejumlah pengaruh radiasi tersebut.

Ozon dihasilkan dari reaksi fotokimia berikut

O2 + hv → O + O

O + O2 + M → O3 + M

dimana M adalah spesi lain seperti N2 dan O2 yang mengabsorpsi


kelebihan energi yang dilepaskan reaksi dan memungkinkan molekul ozon
tunggal bersama-sama. Daerah dimana Ozon ditemukan dalam konsentrasi
maksimum berkisar antara 25 - 30 km dalam stratosfer, konsentrasinya dapat
mencapai 10 ppH

Sinar ultraviolet yang diabsorpsi secara intensif di daerah 220 sampai 230
𝜇𝑚 bila sinar tersebut tidak diabsorpsi oleh Ozon maka berbagai kerusakan terjadi

13
terhadap kehidupan di permukaan bumi. Ozon dapat mengurangi dapat mengurai
menjadi O2
3
O3 → 2 𝑂2

dan ini terjadi di stratosfer yang dikatalis oleh sejumlah bahan kimia baik secara
alamiah maupun polutan seperti NO, NO2, N2O, NO, HOO-, ClO, Cl2, Br dan
BrO. Reaksi penguraian Ozon terbaru diketahui adalah reaksi dengan atom
oksigen

O3+ O → O2 + O2

dimana atom oksigen yang diperlukan berasal dari reaksi pemisahan Ozon yang
lain

O3 + hv → O2 + O

Reaksi ini dapat menguraikan Ozon hanya kira-kira 20%. Reaksi lain yang
dapat menguraikan kira-kira 10% ozon adalah reaksi dengan radikal hidroksil. OH
yang dihasilkan dari reaksi reaksi fotokimia dari H2, O2, dan H2O di stratosfer

Reaksi yang masuk akal urutannya sebagai berikut

O2 + HO → O2 + HOO.

HOO. + O → HO. + O2

Penyebab kerusakan ozon di stratosfer telah diketahui juga yaitu NO yang


menyebabkan terjadinya reaksi rantai sebagai berikut.

O3 + NO → NO2 + O2

NO2 + O → NO + O2

Gas NO merupakan bahan pencemar yang dikeluarkan oleh pesawat supersonik

14
REAKSI-REAKSI NITROGEN ATMOSFER

Nitrogen merupakan salah satu pengukur atmosfer dengan kandungan


yang paling tinggi. Tidak seperti O2 yang mengalami dissosiasi hamper
sempurnamenjadi mono atom didaerah atmosfer dengan attitude yang lebihtinggi,
molekul nitrogen terdissosiasi secara langsung oleh radiasi ultra violet. Tetapi
attitude melebihi 100 lem, atom nitrogen dihasilkan oleh reaksi fotosintetis.

N2+hV N+N

Reaksi-reaksi lainnya yang dapat menghasilkan nitrogen mono atom adalah

NO2 ˚+ O NO˚ + N

NO˚ + e N+O

O˚ + N2 NO˚ + N

Di lapisan atmosfer yang disebut daerah E, NO merupakan ion yang dominan


ionosfer terendah, yaitu daerah D yang mempunyai ketinggian lebih kurang 50
Km sampai+-85 lem, NO˚ dihasilkan langsung dari radiasi ionisasi.

NO + hV NO˚ + e

Pada daerah lebih rendah dari D terbentuk N2+ melalui kerja sinar kosmik
qalastik melalui reaksi

N2 + hV N2+ + e-

Zat-zat pencemar oleh nitrogen terutama NO2 merupakan jenis pencemar utama
dalam pencemaran udara dan pembentukan kabut Fotokimia sebagai contoh, NO2
mudah terdissosiasi secara fotokimia menjadi NO dan oksigen atomic yang
reaktif.

NO2 + hV NO + O

Reaksi tersebut merupakan proses fotokimia primer penting yang


menyangkut pembentukan kabut.

15
RADIKAL HIDROKSIL DAN HIDROPEROKSIL ATMOSFER

Pada attitude lebih fungsi reaksi pembentukan radikal hidroksil yang


umum adalah fotolisisdari air, yang juga memberikan kontribusi cukup besar dari
hydrogen atomic dalam atmosfer :

H2O + hV HO˚ + H

Reaksi hidroksil sering dapat dihilangkan dari lapisan troposfer melalui reaksi
dengan gas CN4 dan CO

CH4 + HO˚ H2C + H2O

CO + HO˚ CO2 + H˚

Selanjutnya radikal metal yang mempunyai kereaktifan fungsi N3C bereaksi


dengan oksigen

H3C˚ + O2 H3CCO˚ + H2O

Membentukradikal metal peroksil H3CCO˚

Radikalhidroperoksilterbentukketika hydrogen atomic yang dihasilkanreaksi :

CO + HO˚ CO2 + H˚

Bereaksi dengan oksigen

H˚ + O2 HOO˚

Radikal hidroperoksil dapat mengalami reaksi rantai terminasi seperti berikut :

HOO˚ + HO˚ H2O + O2

HOO˚ + HOO˚ H2O2 + O2

Hidrogen peroksida (H2O2) yang terbentuk dapat keluar dari atmosfer


dengan jalan pengendapan.

16
KARBON DIOKSIDA (CO2) ATMOSFER

Komposisi CO2 hanya 0,034% volume sebagian penyusun atmosfer.


Hampir sama dengan uap air, karbondioksida merupakan komponen-komponen
yang mempunyai fungsi utama untuk mengabsorpsi energi infra merah yang
dipancarkan kembali ke bumi.

Para ilmuwan mengkhawatirkan bahwa tingkat konsentrasi CO2 yang


berubah meningkat tajam akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim di bumi
sebagai akibat terjadinya efek rumah kaca.

Terjadinya peningkatan CO2 ini terutama disebabkan oleh meningkatnya


pembakaran bahan bakar fosil yang makin hari makin bertambah.

Peningkatan konsentrasi CO2 atmosfer yang sebagian besar disebabkan


oleh pembakaran bahan bakar fosil, juga disebabkan oleh perusakan hutan seperti
pembakaran hutan akan melepaskan gas CO2 yang cukup signifikan ke atmosfer.
Oleh karena itu konsentras CO2 alami sangat kecil di atmosfer dan tidak cukup
aktif dalam reaksi kimia, maka dalam studi reaksi-reaksi kimia atmosfer seperti
ini relative kurang signifikan, namun demikian didasarkan kepada tingkat
konsentrasi CO2 dan intensitas radiasi ultraviolet menunjukkan bahwa terjadi foto
dissosiasidari CO2 oleh cahaya ultraviolet matahari di lapisan teratasa tmosfer.

CO2 + hV CO + O

Reaksi ini merupakan sumber utama dari gas CO pada attitude yang lebih
tinggi, walaupun CO2 mengabsorpsi radiasi infra merah cukup kuat, tetapi radiasi
ini tidak cukup energik untuk menyebabkan terjadinya reaksi kimia.

17
AIR DALAM ATMOSFER

Uap air dalam atmosfer terdapat dalam konsentrasi yang cukup luas
variasinya terutama di atmosfer paling bawah. Secara normal kandungan uap air
atmosfer berkisar antara 1-3% volume, meskipun udara ada yang hanya
mengandung 0,1% tapi juga dapat mencapai 5%. Persentase dari kandungan uap
air ini menurun dengan cepat dengan bertambahnya altitude di atmosfer.
Air menyerap radiasi infra merah bahkan lebih kuat daripada gas CO2.
Awan terbentuk dari uap air yang memantulkan cahaya yang berasal dari matahari
dan memberi pengaruh kepada penurunan suhu. Sebaliknya pada malam hari uap
air berfungsi sebagai selimut karena menahan panas dari permukaan bumi dengan
menyerap radiasi infra merah. Di atmosfer yang lebih tinggi air dalam bentuk gas
terlihat pada pembentukan radikal hidroksil HO, dan radikal hidro peroksil HOO.
Salah satu efek yang berbahaya dari beberapa bahan pencemar udara adalah
proses perkaratan dari alat-alat logam yang terjadi karena adanya uap air di
atmosfer. Kehadiran uap air di atmosfer menyebabkan pencemaran dalam bentuk
fog (asap kabut) di bawah suatu kondisi tertentu. Ketika partikel-partikel es di
atmosfer berubah menjadi tetes-tetes air atau ketika tetes-tetes air ini menguap,
panas diambil dari sekitarnya. Kebalikan dari proses-proses ini menyebabkan
panas yang dilepaskan ke atmosfer sebagai panas laten. Hal ini dapat terjadi pada
jarak beberapa mil dari tempat dimana panas diabsorpsi dan hal ini merupakan
suatu model dair transfer perpindahan energi ke atmosfer. Hal ini merupakan
model utama dari transisi energi yang terdapat pada peristiwa angin ribut, angin
topan dan tornado seperti telah dikemukakan. Sebelumnya bahwa dinginnya di
lapisan tropopanne merupakan karier kepada pergerakan air untuk memasuki
lapisan atmosfer. Sumber utama dari air di stratosfer adalah oksidasi foto kimia
dari metana:
CH4 + O3 → CO2 + 2H2O
Air yang terbentuk untuk yang menjadi sumber dari radikal hidroksil di stratosfer
melalui reaksi:
H2O + hv → HO + H
Dimana radikal hidroksil merupakan suatu fenomena kimia atmosfer yang
meningkat akhir-akhir ini.

18
ISTILAH-ISTILAH PENTING

Batasan yang berkaitan dengan pencemaran udara:

1. Partikulat (Pertikulate)
Adanya bentuk partikel terpisah kecil baik padat maupun cair (aerosol).
2. Aerosol
Penyebaran (dispersi) partikel mikroskopik padat atau cair dalam media
bersifat gas seperti smoke, fog, atau mist.
3. Debu (dust)
Istilah yang lebih umum untuk partikel padat, umumnya lebih besar dari ,
dan secara temporer tersuspensi dalam udara atau gas lain.
Debu tidak mempunyai kecenderungan berflokulasi kecuali dalam keadaan
elektrostatik, tidak berdifusi, tetapi turun (mengendap) karena pengaruh gaya
berat.
4. Droplet
Adalah partikel cair kecil yang karena besar dan densitasnya turun dalam
suasana tenang tetapi dapat tersuspensi dalam suasana turbulensi.
5. Abu ringan (Fly)
Adalah partikel halus yang ditimbulkan oleh hasil pembakaran bahan bakar
(abu yang ditimbulkan oleh boiler, stoker, dan pembakaran batu bara).
6. Fog
Adalah aerosol yang tampak pada fase dispersi berbentuk cair di dalam
meteorologi merupakan dispersi air dan es.
7. Fume
Adalah partikel padat yang dihasilkan oleh kondensasi dari bentuk gas,
umumnya oleh volatilisasi dari substansi yang melebur yang sering disertai
reaksi kimia seperti oksidasi. Fume berflokulasi dan kadang kala menyatu
(Coalesce).
8. Gas
Adalah salah satu dari tiga bentuk perubahan benda yang dapat mengisi
seluruh ruangan dan cenderung menyebar secara tidak terbatas.
9. Mist
Adalah dispersi konsentrasi rendah dari partikel cair dengan ukuran besar.
Dalam meteorologi sebagai dispersi ringan (tipis) dari titik-titik air yang bila
ukurannya cukup besar akan jatuh.
10. Partikel
Adalah benda kecil massa tersendiri berbentuk padat atau cair.
11. Smoke
Adalah partikel aerosol yang halus yang dihasilkan oleh pembakaran tidak
sempurna, terdiri terutama karbon dan bahan yang dapat terbakar.

19
12. Soot
Adalah pembunuhan partikel karbon yang mengandung tor, terbentuk dalam
pembakaran yang tidak sempurna dari ikatan karbon.
13. Vapour
Adalah bentuk gas dari bahan yang selora normal ada bersama dalam bentuk
cair dan padat.
14. Gas
Adalah keadaan gas dari cairan atau bahan padatan.
15. Embun
Adalah tetesan cairan yang sangat halus yang tersuspensi di udara.
16. Uap
Adalah keadaan gas dari zat padat volatile atau cairan.
17. Awan
Adalah uap yang dibentuk pada tempat yang tinggi.
18. Kabut
Adalah awan yang terdapat di ketinggian yang rendah.
19. Debu
Adalah padatan yang tersuspensi dalam udara yang dihasilkan dari
pemecahan bahan.
20. Haze
Adalah partikel-partikel debu atau garam yang tersuspensi dalam tetes air.
21. Asap
Adalah padatan dalam gas yang berasal dari pembakaran tidak sempurna.

20

Anda mungkin juga menyukai