Anda di halaman 1dari 101

ALAT BANTU

Untuk Lingkungan Sendiri

MECHANIC DEVELOPMENT
PT SAPTAINDRA SEJATI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat
tersusun buku “ ALAT BANTU “ Buku ini disusun untuk melengkapi bahan
pelatihan di lingkungan Plant
Departement.

Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam
pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior
Mekanik dibidang Alat-alat Berat.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih
jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat
mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan
kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman
dari isi dan makna terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.

Penyusun
Mechanic Development

Mechanic Development.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I. COMMON TOOLS


A. Wrench Bolt dan Nut .......................................................... I - 1 - 40
B. Screw Driver ........................................................................ I - 26 - 40
C. Hammer ................................................................................ I - 28 - 40
D. Plier ........................................................................................ I - 30 - 40
E. Punch ..................................................................................... I - 33 - 40
F. Chisel ( Pahat ) ...................................................................... I - 34 - 40
G. File (Kikir) ............................................................................. I - 36 - 40
H. Puller ...................................................................................... I - 38 - 40
I. Tap dan Dies ( Screw Plate Set ) ....................................... I - 39 - 40

BAB II. MEASUREMENT TOOLS


A. Vernir Caliper ....................................................................... II - 1 - 10
B. Dial Indicator ........................................................................ II - 5 - 10
C. Roller ..................................................................................... II - 8 - 10
D. Convex Scale ........................................................................ II - 9 - 10

BAB III. SPECIAL TOOLS


A. Engine .................................................................................... III- 1 - 29
B. Main Clutch ........................................................................... III- 11 - 29
C. Steering Clutch ................................................................... III- 13 - 29
D. Undercarriage ..................................................................... III- 19 - 29

BAB IV. DIAGNOSTIC TOOLS


A. Multi Tachometer ................................................................ IV- 1 - 10
B. Pressure gauge .................................................................... IV- 4 - 10
C. Thermometer ....................................................................... IV- 4 - 10
D. Multitester ............................................................................. IV- 7 - 10
E. Hydrometer .......................................................................... IV- 8 - 10

BAB V. WORKSHOP EQUIPMENT'S


A. Sling Umum .......................................................................... V - 1 - 9
B. Perlengkapan Peralatan Pengangkatan .......................... V- 7 - 9

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 1 - 40

A. WRENCH BOLT & NUT ( Kunci Bolt dan Nut)

Mesin pada umumnya di rakit dengan bolt dan nut. Oleh karena itu untuk melepas
(disassemble ) atau merakit kembali ( reassemble ) suatu mesin, diperlukan untuk
pengetahuan bagaimana cara melepas dan mengencangkan bolt dengan benar dan cepat.

1. Open End Wrench

Open end wrench sering sekali dipakai untuk merakit maupun melepas bolt pada suatu
mesin. Bolt diputar setelah dipaskan bolt dengan mulut open end wrench.

Open end wrench di bagi menjadi 2 type


a. Double open end wrench yaitu yang mempunyai dua kepala
b. Single open end wrench yaitu yang mempunyai satu kepala.

Gbr.1. Double dan single open end.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 2 - 40

2. Open End Wrench Sledge Hammer

Bentuk lain dari single open end, dimana kunci ini dapat disambung dengan pipa
maupun di pukul dengan hammer.

Gbr.2. Open end sledge hammer wrench.

• Cara pemakaian :
Untuk memutar bolt, nut pada mesin, open end dipaskan pada kepala screw dan
putar handlenya. Pilihlah ukuran kunci yang sesuai dengan kepala bolt. Ukuran
open end di tentukan oleh besarnya bukaan atau lebar rahangnya yang di buat
sedikit besar dari kepala bolt. Sebagai contoh kepala bolt ukuran 3/8 inch artinya
memiliki clearance ( celah ) 5 sampai 8 perseribu inch.

Celah bebas yang terlalu besar akan mengakibatkan sudut kepala bolt menjadi bulat
( mematahkan sudut-sudut bolt ) atau memperlebar mulut open end ( kunci pas).
Sebaliknya memaksa mulut open end ( kunci pas ) yang terlalu kecil pada kepala
bolt, misalnya dipaksa dengan cara memukul menggunakan palu, akan memperlebar
mulut open end atau mematahkan kepalanya

Gbr.3. Celah bebas open end wrench.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 3 - 40

Saat mengencangkan cocokkan open end pada kepala screw seperti diilustrasikan
pada gambar dibawah ini, ini adalah cara yang paling aman dan efisien.

Gbr.4. Cara pemakaian.

Tidak ada problem keselamatan jika screwnya dapat diputar dengan mudah
walaupun demikian, jika diperlukan untuk mengencangkan ikatan screwnya sekuat
mungkin atau melonggarkan screw yang terikat dengan

tarikan yang kuat maka mulut open end ( kunci pas ) harus dicocokan secara benar-
benar dan berulang - ulang. ke kepala screw,untuk memastikan keamanan saat
menarik kunci.
Mencocokkan open end (kunci pas) ke kepala screw seperti di tunjukkan pada
gambar di bawah ini adalah berbahaya, open end ( kunci pas ) biasa slip dengan
mudah begitu open end ( kunci pas ) di putar.

Gbr.5. Cara pemakaian.

Jika tidak ada jalan lain untuk mencocokkan open end dengan cara ini, doronglah
handle ( gagangnya ) kearah kepala screw sambil memutarnya. Dengan demikian
kepala screw tetap pada bag ian dalam rahang open end, serta open endnya tidak
slip.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 4 - 40

~ Kedalaman Pemasangan Mulut Kunci.


Jika screw dapat diputar dengan mudah, peganglah handle kuncinya dekat
kepalanya dan putarlah kepala screwnya dengan mempergunakan ujung dari
rahang kunci.

Gbr.6. Cara pemakaian.

Jika diperlukan momen puntir yang agak besar untuk memutar screwnya,
cocokkan atau pasanglah rahang kunci bagian yang dalam pada kepala screw,
untuk mencegah kemungkinan kunci dari slip atau mulut kunci melebar.

Gbr.7. Cara pemakaian.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 5 - 40

~ Cara Memutar Screw


Jika screw dapat di puntr dengan mudah, pegang handlenya dekat dengan kepala
dan puntr denga pergelangan tangan. Jika diperlukan momen puntir yang lebih
besar untuk memutar screw, peganglah handle dekat keujungnya dan tariklah
dengan bahu anda.

Hindari mendorong kuncinya, mendorong akan menyebabkan buku - buku jari


anda terkelupas atau lebih parah lagi jika screw mendadak melonggar atau
kuncinya slip. Jika kuncinya harus didorong, doronglah kunci dengan hati - hati
dengan telapak tangan terbuka clan ingatlah untuk membalik mulut ( rahang )
kuncinya.

Gbr.8. Cara memutar screw.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 6 - 40

Sebanyak mungkin, putaran pada kunci dalam jarak yang ditunjukan di bawah.
Tarikan pada kunci melebihi jarak in! mengakibatkan kehilangan
gaya dan kemungkinan memberikan pada kunci untuk slip.

Gbr.9. Cara memutar screw.

Yang perlu di perhatikan dalam penggunaan open end wrench :


1. Memutar screw Hindarilah dengan memukul kunci dengan hammer ( kecuali
open end wrench sledge hammer ) Hal ini akan merusak kunci dan screw.

2. Hindarilah menambah momen puntir dengan memasang sepotong pipa pada


handlenya. Hal ini dikarenakan panjang dari handle kuncinya dirancang
sedemikian rupa sehingga momen puntir maksimumnya tidak melebihi batas
dari screw yang bersangkutan oleh karena itu, memperpanjang handlenya bisa
mematahkan kepala screw.

3. Hindarilah menambah momen puntir dengan menyambung dua kunci pada


rahangnya.

4. Hindarilah mempergunakan kunci sebagai palu.

5. Hati-hatilah jangan sampai menjatuhkan kuncinya.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 7 - 40

2. Adjustable Wrench

Berbeda dengan open end wrench yang mempunyai atau memiliki mulut ( opening )
tetap,tetapi adjustable wrench dapat di variasikan dengan menggerakkan rahang bawah
( lower jaw ) dengan memutar ulir penyetelnya. Dengan demikian kunci ini dapat di
pergunakan untuk screw yang besarnya berlainan.

Bagaimanapun adjustable wrench bukan berarti tool yang efisien karena bisa di setel,
selain itu berat dan besar.

Gbr.10. Adjustable wrench.

• Cara peggunaan adjustable wrench :


~ Peganglah handle dekat kepalanya. Cocokkan mulut kunci dengan kepala screw
dan putarlah Or penyetelnya sehingga pas dengan kepala screw. Jika mulut kunci
tidak secara tepat terhadap kepala screw, maka kepala screw atau kuncinya akan
mengalami kerusakan.
~ Hindarilah memutar kunci searah titik rahang sebelah atas,j ika tidak kuncinya
bisa slip dari screw dan hindarilah memukul handle dengan palu atau
menyambung handlenya dengan sepotong pipa ketika memutar kuncinya.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 8 - 40

Gbr.11. Cara penggunaan adjustable wrench.

• Keterangan :
Menggunakan kunci yang besar untuk mengencangkan screw kecil akan
mengakibatkan patah pada screwnya.

Ukuran pada Ajostable Wrench disesuaikan oleh overall length.


Pada gambar ukuran yang ada :

Gbr.12. Table adjustable wrench

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 9 - 40

3. Box ( Ring ) Wrench

Box Wrench di bagi 2 yaitu :


a. Double End Ring Wrench.

Kunci type ini memiliki dua kepala , dimana kepalanya berbentuk cincin ( ring ).
Dengan alur-alur pada dinding sebelah dalam cincin yang mencengkram sudut -
sudut dari kepala screw . Alur - alur ini dinamakan titik. Untuk nut hexagonal,
konstruksi standarnya 6 atau 12 titik ( point ), yang 6 titik memberikan
cengkeraman paling kuat dari kunci yang 12 titik, tetapi yang 12 titik mengurangi
lingkaran kuncinya harus bergerak untuk dapat masuk pada kepala Bolt.
Yang 12 titik adalah yang paling banyak dan dapat dipasang pada kepala baut
setelah memutar 30 derajat dari lingkarannya.

Gbr.13. Double Ring wrench.

Kunci jenis ini biasanya pada kepala di offset pada permukaan pipih gagangnya
( handle) untuk memberikan celah bebas jari - jari tangan BOX WRENCH ( Ring
Wrench ) biasanya digunakan untuk melonggarkan bolt yang kencang dan juga
untuk mengencangkannya. Ada berbagai jenis gagang ( handle ) yang di offset
dengan sudut 15 ° ,45° dan 60 ° ini dipakai sesuai penggunaannya ( Aplication ).

Gbr.14 Ring wrench dengan offset sudut.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 10 - 40

~ Half moon wrench ( Starter and manifold wrench ),


Bentuk lain dari double End ring wrench dimana kunci ini sangat effective
apabila handle yang lurus tidak dapat digunakan untuk melepas screw.

Contoh :
Bolt pada PT Pump pada Engine cummins tidak dapat diputar apabila tidak
menggunakan kunci ini .

Gbr.15. Half moon wrench.

b. Single End Offset Ring Wrench

Yaitu kunci yang mempunyai satu kepala dan penggunaannya Dengah memakai
tubular Handle.

Gbr.16. Single end ring wrench.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 11 - 40

~ Ring Wrench Sledge Hammer.


Bentuk lain dari single end ring wrench , dimana kunci ini dalam penggunaan
gagangnya ( Handle ) dapat disambung pipa atau dipukul dengan menggunakan
Hammer ( palu ).

Gbr.17. Single ring wrench sledge hammer.

4. Combination Wrench.

Yaitu kunci yang memiliki kepala Ring ( BOX ) pada salah satu ujungnya dan kepala
open end pada ujung lainnya.

Gbr.18. Combinasi wrench

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 12 - 40

5. Socket Set.

Kunci socket terdiri dari sebuah socket ( yang mana cocok dengan kepala hexagonal
Dari screw ) dan sebuah handle. Terdapat berbagai jenis handle untuk memenuhi
penggunaannya, dengan memilih handle yang sesuai maka kemungkinan untuk
mempergunakan kunci socket dengan efisien juga dengan adanya berbagai macam
penyesuaian ( adaptor ) dan penyambungan ( Extention ) kunci socket menjadi sangat
flexible ( mudah ) disesuaikan dengan keadaan.

Gbr.19. Socket set.

Bagiah dari handle yang dimasukkan kedalam socket berbentuk persegi empat yang
disebut Drive Square. Drive Square harus dimasukkan sepenuhnya kedalam lubang
socket , jika tidak maka handlenya bisa slip dari socketnya. Jika socketnya hanya
memiliki satu lekukkan pasanglah persegi empat penggeraknya sedemikian rupa
sehingga bolanya terpasang pas dan tepat pada lekukkannya. Hal ini bukanlah masalah
jika socketnya memiliki lekukkan pada masing - masing dari keempat sisinya.

Gbr.20. Socket dengan handlenya.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 13 - 40

a. Socket.
Pada ujung socket yang pas atau cocok dikepala screw mempunyai lubang
berbentuk hexagonal, ukuran lubang ditentukan oleh lebar kepala dari screw, lebar
dari ujung penggerak ( dimana handle dipasang ) mempunyai ukuran bermacam -
macam antara lain ¼ inch , 3/8 inch , ½ inch, ¾ inch dan 1 inch lebar ujung
penggerak dengan ukuran ½ inch paling sering digunakan.
Pada umumnya , semakin besar ukuran lubang ujung socket, maka semakin besar
ukuran dilubang ujung penggeraknya seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Gbr.21. Socket.
b. Handle.
Handle atau gagang socket mempunyai beberapa bentuk diantaranya :

• L - Shaped handle ( offset handle )


penggerak pada ujung bengkoknya sesuai masuk kedalam socket, Poros handle
ini bengkok pada ujungnya dan persegi empat.

Gbr.22. L - Handle.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 14 - 40

• L - Shaped handle ( offset handle )


penggerak pada ujung bengkoknya sesuai masuk kedalam socket, Poros handle
ini bengkok pada ujungnya dan persegi empat.

• T - Sliding handle
Handle dapat meluncur dengan bebas melalui lubang pada bagian ujung dari
handle, dengan demikian tidak perlu merubah posisi socket, handlenya
digerakkan pada satu sisi untuk setengah putaran, sisi yang lain untuk setengah
putaran berikut dan seterusnya.

Gbr.23. T - Sliding handle.

• Speeder Handle.
Speeder handle dengan sebuah socket dapat memutar sejumlah screw dari ukuran
yang sama dengan cepat Tetapi walaupun demikian handle mempercepat
( speeder ) ini tidak cocok untuk melonggarkan atau mengikat kuwat screw.

Gbr.24. Speeder handle.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 15 - 40

• Flexible Handle ( swivel handle / nut spinner handle ).


Persegi empat penggeraknya ( drive square ) dipasang pada handle dengan
memakai sebuah pena ( pin ) dengan demikian handlenya dapat diputar dengan
sudut yang di kehendaki.

Gbr.25. Flexible handle.

~ Cara pemakaian :
Sebuah screw dapat dilonggarkan dengan cepat , dengan meletakkan
handlenya pada posisi, horizotal kemudian diputar, dapat juga dengan
memasukkan poros pemutar kedalam lubang di ujung handle kemudian
memutar handlenya dengan poros tersebut . Selama handle pemutar relatif
panjang maka dapat memberikan momen puntir yang besar.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 16 - 40

Gbr.26. Cara pemakaian flexible handle.

• Ratchet Handle
Handle ini memiliki mekanisme ratchet yang memungkinkan persegi empat
pemutar ( Drive Square ) untuk memutar pada satu arah dan mencegah berputar
pada arah yang berlawanan.

Gbr.27. Ratchet handle.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 17 - 40

~ Cara Pemakaian
a. Dengan demikian sebuah screw clapat diputar dengan gerakkan bolak -
balik dari handle , karenatidak diperlukan untuk mengepaskan kembali
socketnya, efficiensinya tinggi.
b. Arah putaran drive square dapat diubah dengan sebuah tuas diatas kepala
handle cengkeraman ( pawl ) menghubungkan gigi socket ( ratchet wheel ).
Untuk setiap 18 derajat handlenya berputar dan dapat dikembalikan
ke posisi semula, dengan demikian ratchet handle dapat dipergunakan pada
ruangan yang sempit.

Gbr.28. Cara pemakaian ratchet handle.

c. Extention.
Extention di perlukan untuk memutar screw pada tempat yang terhalang
atau sempit .

Gbr.29. Extension.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 18 - 40

Sebuah penyambung ( Extention ) dapat dihubungkan dengan drive square


dari handle ratchet , dengan demikian handle dapat diputar pada tempat
lebih lebih luas dan momen puntir yang disalurkan ke socket melalui
penyambung. Poros penyambung ( Extension bar ) memiliki lubang persegi
empat pada salah satu ujungnya yang dihubungkan pada drive square
handle dan drive square pada ujung lainnya untuk socket.
JIS hanya menentukan dua Extension 150 mm dan 250 mm.
Walaupun demikian ukuran yang lainnya dapat diperoleh dipasaran.

d. Universal Joint.
Universal joint di hubungkan antara handle dan socket memungkinkan
untuk mempergunakan handle dari segala arah.

Gbr.30. Universal joint.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 19 - 40

• Kunci Socket Opsional.

Gbr.31 Socket opsional.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 20 - 40

• Kunci Socket Dengan Handle.

Gbr.32. Bermacam - macam Type Socket Handle.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 21 - 40

• Hexagon Wrench ( set screw / Allen Wrench )


Kunci ini adalah sebuah hexagonal / segi enam batang yang dibengkokkan bagian
ujungnya, ujung bengkoknya dipasang kedalam lubang kepala screw. kunci
tanam ini bisa diperoleh dalam berbagai ukuran .
Ukuran ( ketebalan ) di tentukan oleh sisi sejajar dari hexagon. Gbr.33 Allen
wrench.

Gbr.33. Allen wrench

• Pipe wrench (Monkey wrench).


Kunci pipa digunakan untuk memutar pipa, poros dan lain-lain yang mana tidak
bisa dicengkeram dengan kunci lain. Kerugiannya adalah gigi kunci menggigit
kedalam dan membuat cacat pada benda kerja.

Gbr.34. Pipe wrench.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 22 - 40

Besarnya kunci pipa ditentukan oleh panjang keseluruhan kunci dengan rahang
atas memanjang keluar sepenuhnya.

Tabel dibawah ini menunjukkan tipe dari kunci pipa. Kunci pipa ada yang
digunakan untuk kelas tugas berat ditandai hurup H dan untuk yang normal
dengan tanda N .

~ Cara mempergunakan kunci pipa :


Kunci pipa memiliki rahang yang bisa digeser dan disetel dengan sebuah
cincin berulir, rahangnya diberi engsel sehingga jika gagangnya ditarik kearah
anda maka ikatan benda akan dikencangkan dan akan melonggarkan bila
diputar, sebaliknya jika disetel dengan tepat, mak kunci pipa bisa bekerja
seperti kunci ratchet.

Peganglah kuncidengan mulutnya mengarah pada anda. Letakkan mulutnya


melingkari benda kerja dan setelah rahang bawah menyentuh benda kerja
dengan kuat, kemudian sentaklah kuncinya kearah anda, benda kerja harus
berputar dengan kunci. Kemudian dorong kuncinya menjauhi anda, benda
kerja harus slip didalam rahangnya. Hati - hatilah jangan membiarkan
kuncinya slip atau jatuh.

Gbr.36. Hook wrench

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 23 - 40

• Kunci kait ( Hook wrench ).


Kunci kait dinamakan kunci pas kait ( hook spanner wrench ), dipergunakan
untuk memutar nut bulat dengan menyangkutkan ujung kait didalam alur dari
pinggiran mur bulat.
Kunci kait bisa diperoleh dalam berbagai ukuran yang ditentukan oleh diameter
luar dari nut yang akan dilayani. Biasanya suatu kunci kait dapat dipergunakan
untuk memutar nut dari dua atau tiga ukuran yang berbeda.

Gbr.36. Hook wrench.

Selain itu juga terdapat kunci kait yang dapat disetel ( adjustable hook wrench )
yang dapat dipergunakan untuk berbagaijenis nut lingkaran sproket hub.
Penyetelan dapat dilakukan dengan memilih posisi pin dari rahangnya.

Gbr.37. Adjustable hook wrench.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 24 - 40

• Torque Wrench.
Torque Wrench adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya torque
yang digunakan untuk mengencangkan bolt, nut atau screw mesin.

Gbr.38. Torque wrench.

~ Cara penggunaan torque wrench :


1. Tentukan besarnya torque / momen puntir dari screw dengan melihat
dengan repair manual
2. Pilihlah torque wrench yang sesuai dengan perlengkapan lainnya seperti
socket.
3. Pasang socket pada kepala screw , secara perlahan tarik handle dan
kencangkan screw sampai pointer menunjukkan besarnya torque yang
diinginkan.
4. Setelah menggunakan torque wrench , bersihkan dan check dari kerusakkan
( Torque wrench yang menggunakan spring atau yang dapat di adjust harus
di nolkan )
5. Jika dibutuhkan torque yang besar bisa menggunakan Extension Adapter.
6. Check besarnya torque.

Gbr.39. Torque dengan extensien.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 25 - 40

Ada beberapa macam type dari torque wrench diantaranya

Gbr.40. Macam-macam torque wrench.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 26 - 40

B. SCREW DRIVER.

1. Slotted Driver (screw driver),

Gbr.41. Slotted driver.

• Pemakaian screw driver


~ Pemilihan screw driver di sesuaikan dengan screw yang akan di kerjakan,
pemakaian screw driver yang tidak sebanding dengan screw dapat merusak
mata screw driver serta tidak efektif dalam pekerjaannya.
~ Jangan menggunakan screw driver sebagai alat ungkit ( bar ), screw driver
hanya untuk untuk mengeraskan dan melonggarkan screw .
~ Jangan menggunakan screw sambil memukulnya handlenya disamping akan
merusak handlenya ( pecah ) dan fungsi screw driver bukan untuk pahat.
~ Tidak di benarkan Screw Driver digunakan mengetes arus listrik sebagai
contoh : mengecek Short circuit pada battery , tidak saja merusak battery
tetapi juga merusak ujung screw driver akibat aliran panas.

Gbr.42. Pemakaian screw driver.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 27 - 40

2. Cross Driver.
Cross Driver ini pada ujungnya berbentuk plus, cross driver jenis ini jika ujungnya
patah tidak bisa di perbaiki.

Gbr.43. Cross driver.

3. Offset Driver.
Offset driver in! digunakan untuk ruangan yang sempit dan screw yang kencang.

Gbr.44. Offset driver.

4. Starting Screw Driver.


Starting screw driver digunakan untuk melepas dan memasang screw pada tempat yang
susah jika menggunakan tangan.

Gbr.45. Sarting screw driver.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 28 - 40

C. HAMMER.

Hammer dilihat dari jenis materialnya ada 2


1. Material keras ( steel)
2. Material lunak ( plastik , Rubber , Soft , Wood )

1. Hammer yang tebuat dari steel.

• Ball Peen Hammer


Hammer jenis ini ujungnya berbentuk flat dan ball ujung yang flat untuk pemukul
seperti biasanya sedangkan yang berbentuk ball untuk membuat bulat paku keling
( rivet ).

Gbr.46. Ball peen hammer.

2. Machinist's Hammer (fitter's hammer).

Gbr.47. Fitter's hammer.

3. Double-Face Hammer.

Gbr.48. Double face hammer.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 29 - 40

2. Hammer yang terbuat dari material lunak.


Hammer ini digunakan untuk memukul komponen - komponen agar tidak rusak / cacat
pada permukaan yang dipukul Berdasarkan bahannya hammer ini di bag! menjadi
beberapa jenis antara lain :

Gbr.49. Macam-macam hammer lunak.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 30 - 40

D. PLIERS.

Pada umumnya digunakan untuk pemegang, pemotong dan penarik material.


Ada bermacam - macam bentuk dari pliers diantaranya :

1. Diagonal Cutter Plier.


Diagonal Cutter plier ini digunakan untuk menarik Cotter pins. Khusunya dari Slotted
nuts diagonal / side cutter plier ini jangan digunakan untuk memotong kawat yang
berdiameter besar .

Gbr.50. Diagonal cutter plier.

2. Combination Pliers.
Pliers ini dapat digunaka nuntuk memotong kawat yang berdiameter besar dan dapat
juga di gunakan untuk pemegang benda kerja tetapi tidak digunakan untuk
mengencangkan dan mengendorkan nut maupun bolt.

Gbr.51. Combinasi plier.

3. Flat Nose Pliers dan Round Nose Pliers.


Flat Nose Pliers dan Round Nose Pliers digunakan untuk memegang benda yang
kecil dan untuk mengambil benda pada tempat yang terbatas ( sempit ).

Gbr.52. Flat nose plier dan Flat round nose plier.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 31 - 40

4. Grip Pliers.
Digunakan untuk memegang benda kerja yang silindris.
Ada 2 macam Grip Plier
a. Multi Grip Plier ( Water Pump Pliers ),
Dimana salah satu jawnya dapat di sesuai dengan benda kerja yang di japit.

Gbr.53. Multi grip plier.

b. Lock Grip Plier.


Lock Grip Plier di disain khusus untuk menjepit dan memegang benda yang
silindris, salah satu jaw dapat diatur sesuai dengan ukuran yang di kehendaki dan di
lock.

Gbr.54 Lock grip plier.

5. Snap Ring Plier ( Circlip Pliers ).


Plier ini digunakan untuk melepas maupun memasang Snap ring.
Snap ring plier ini ada 2 macam :
a. External snap ring pliers.
Digunakan untuk membentangkan snap ring pada waktu melepas maupun
memasang.

Gbr.55. External snap ring pliers.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 32 - 40

b. Internal Snap Ring Pliers.


Digunakan untuk menekan Snap ring pada waktu melepas maupun memasang.

Gbr.56. Internal snap ring pliers.

Aplikasi Pemakaian

External snap ring plier

Internal snap ring plier

Gbr.57. Aplikasi pemakaian

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 33 - 40

E. PUNCH.

Gbr.58. Punch.

1. Starting Punch.
Starting punch digunakan untuk memukul paku keling ( rivet ) dan penggerak awal
dalam mengeluarkan pin lurus atau pin tirus.

2. Pin Punch.
Pin punch digunakan untuk mengeluarkan pin setelah digerakkan dengan starting
punch, jangan menggunakan pin punch untuk penggerak awal dalam mengeluarkan
pin.

3. Center Punch.
Center punch digunakan untuk memberi tanda pada lokasi lubang yang akan dibor

4. Aligning Punch.
Aligning punch digunakan untuk menepatkan lubang agar tepat pada pemindahan
komponen. Jangan menggunakan aligning punch dengan dipukul seperti center punch.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 34 - 40

F. CHISEL.

Cold chisel digunakan untuk memotong metal, mematahkan paku keling ( rivet ) dan
untuk membelah nut.

1. Flat Cold Chisel.


Flat cold chisel pada sisi potong sedikit cembung dengan sudut 60 derajat-70 derajat.

Gbr.59. Flat cold chisel.

2. Cape Chisel.
Cape chisel digunakan untuk memotong pasak, groove yang sempit.

Gbr.60. Cape chisel.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 35 - 40

3. Round Nose Chisel.


Round nose chisel digunakan untuk membuat groove setengah lingkaran dan
memotong chip disudut yang beradius.

Gbr.61. Round nose chisel.


4. Diamond Point Chisel.
Diamond point chisel digunakan untuk membuat atau memotong V groove dan sudut
yang bersegi.

Gbr.62. Diamond point chisel.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 36 - 40

G. FILE ( KIKIR ).
File dibuat bermacam-macam ukuran dan ketajaman, tiap file ( kikir ) mempunyai
penggunaan tersendiri.

Gbr.63. File.

File (kikir) yang banyak digunakan di work shop terlihat seperti dibawah ini.

Gbr.64. Bentuk-bentuk alur kikir.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 37 - 40

1. Single cut file.


Single cut biasanya digunakan untuk mengasah tool.

2. Double cut file.


Double cut biasanya digunakan dalam pengerjaan finishing.

3. Rasp cut file.


Rasp cut yang semuanya giginya mempunyai pemotong sendiri - sendiri, rasp file
digunakan untuk memotong kayu dan metal yang sangat lunak.

4. Curved tooth file.


Curved tooth file digunakan untuk allumunium dan steel sheets.

Macam-macam bentuk file ( kikir )

Gbr.65. macam-macam bentuk kikir.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 38 - 40

H. PULLER.

Komponen yang terpasang fitt dapat rusak selama dilepas dan dipasang sehingga perlu
diperhatikan dalam melepas dan memasang komponen tersebut. Jika dengan
menggunakan hammer, bar mungkin hanya akan menimbulkan masalah, sehingga untuk
mengurangi terjadinya kerusakan digunakan puller.

Gbr.66. Puller.

MACAM-MACAM BENTUKPULLER

Gbr.67 Macam-macam bentuk puller.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 39 - 40

I. TAP DAN DIES ( SCREW PLATE SET ).

1. External Puller.
External puller digunakan untuk menarik gear dari shaft.

Gbr.68. External puller.

2. Press Puller.
Press puller digunakan untuk mendorong shaft dari lubangnya.

Gbr.69. Press puller

3. Internal Puller.
Internal puller digunakan untuk menarik bearing dari lubangnya.

Gbr.70. Internal puller.

Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 40 - 40

I. Tap dan Dies ( Screw Plate Set ).


Screw plate set terdiri dari tap dan dies dan dilengkapi oleh tap handle dan dies handle.

Gbr.71. Screw plate set.


1. Taps
Taps ini digunakan untuk membuat ulir bagian dalam

Gbr.72. Taps dan taps handle

2. Dies
Dies ini digunakan untuk membuat ulir bagian luar

Gbr.73. Dies dan dies handle.

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 1 - 10

A. VERNIER CALIPER.
Vernier caliper adalah alat ukur yang terdiri dari caliper dan skala .

Gbr.1. Vernier caliper.

Vernier caliper biasanya digunakan untuk 3 pengukuran antara lain


1. Mengukur diameter luar.

Gbr.2. Mengukur diameter luar.

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 2 - 10

2. Mengukur diameter dalam.

Gbr.3. Mengukur diameter dalam.

3. Mengukur kedalaman

Gbr.4. Mengukur kedalaman.

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 3 - 10

Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan vernier caliper baik untuk
mengukur diameter luar , diameter dalam dan kedalaman yaitu:

1. Mengukur diameter luar.


Letakkan obyek ke dalam diameter jaws pada vernier caliper , jangan mengukur
dengan ujung jaws karena slider akan miring sehingga akan memperbesar hasil
pengukuran.

Gbr.5. Contoh penggunaan yang salah dan yang benar.

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 4 - 10

2. Mengukur diameter dalam.


Masukkan bills seluruhnya kebenda yang diukur, pastikan bahwa bills contact dengan
permukaan yang diukur dan baca hasil pengukuran.

Gbr.6 Contoh penggunaan yang salah dan yang benar.

3. Mengukur kedalaman .
Dalam mengukur kedalaman , tidak diperbolehkan ujung dari alat ukur miring ujung
dari alat harus rata dengan benda kerja seperti gambar dibawah ini.

Gbr.7. Contoh penggunaan yang salah dan yang benar.

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 5 - 10

Cara pembacaan vernier caliper.


1. Dalam gambar terlihat bahwa garis titik nol yang berada antara 23 dan 24 mm maka
dibaca 23 mm.
2. Dalam gambar terlihat bahwa garis yang bertemu diangka 5 maka ditambah 0,5 mm
3. Total pembayaran = 23 + 0.5 = 23,5 mm.

Gbr.8. Cara pembacaan vernier caliper.


B. DIAL INDICATOR.

Dial indicator adalah alat ukur posisi yang secara mekanikal memperbesar gerakan axial
dari spindle yang sangat kecil dan diteruskan ke pointer.

Gbr.9. Dial indicator.

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 6 - 10

Dial indicator digunakan untuk mengukur :


1. Bend of a crankshaft.
2. Run out of a brake rotor.
3. Backlash of a differential gear.
4. End play of rear axle shaft.

Gbr.10. Pemakaian dial indicator.

Dalam menggunakan dial indicator biasanya dipakai juga stand untuk memperkuat
pemasangan dimana stand tersebut dilengkapi dengan magnet.

Gbr.11. Magnet stand.

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 7 - 10

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Dial indicator dalam pengukuran.
1. Jangan menggunakan dial indicator yang rusak.
2. Jaga agar dial indicator bebas dari screw.
3. Gunakan magnet stand yang kuat.
4. Set spindle yang sesuai.
5. Obyek yang akan diukur, gerakannya harus pelan - pelan .

Gbr.12. Pemakaian yang benar dan yang salah.

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 8 - 10

C. ROLLER.

Rulers atau mistar adalah alat ukur yang paling sederhana yang digunakan untuk
mengukur panjang

Straight Ruler
Straight ruler banyak terlihat dari bahan stainless steel. Straight rule dengan metric
system menggunakan satuan milimeter sedangkan untuk english system menggunakan
satuan inch.

Gbr.13. Straight ruler.

Spesifikasi straight ruler.

Range Graduation
Code No. Material
mm mm

R – 0904 0 – 150 0,5 Stainless steel


R - 0905 0 - 300 0,5 Stainless steel
R - 0906 0 - 600 0,5 Stainless steel
R - 0907 0 - 1000 0,5 Stainless steel

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 9 - 10

D. Convex SCALE.

Mistar type ini berbentuk gulungan sehingga apabila tidak digunakan maka mistar akan
tetap tergulung didalam tempatnya, mistar ini terbuat dari baja tipis yang mempunyai
tingkat kelenturan yang tinggi. mistar type ini biasanya digunakan untuk mengukur
ketinggian dan keliling lingkaran suatu benda.

Gbr.14. Convec scale.

Cara pembacaan.
a. Pembacaan dengan metric system
Contoh pembacaan yang benar adalah sebagai berikut :

1. 10 mm 3. 57 mm
2. 33 mm 4. 113 mm

Gbr.15. Pembacaan metric system.

Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 10 - 10

b. Pembacaan dengan english system


Contoh
1. 5 / 8 inch 3. 1-15/32 inch
2. 1-7 /16 inch 4. 4-53/64 inch

Gbr.16. Pembacaan english system.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 1 - 29

A. ENGINE

1. Spring Pusher

Spring pusher berfungsi untuk memasang dan melepas valve spring. Penggunaan pada
engine komarsu 92-1, 105-1-2-3, 120-11, 130-1, 155-4
Dan pada engine cummins 743 series dan 855 series.

Gbr.1. Spring pusher.

Cara pemakaian :
1. Rangkaikan komponen seperti gambar .
2. Masukan stud ( 6 ) kedalam silinder head.
3. Kunci handle ( 1 ) dengan bolt ( 4 ) dan nut ( 5 )
4. Pasang bracket ( 3 ) pada handle dan tekan spring seat.

Gbr.2. Cara pemakaian spring pusher

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 2 - 29

2. Liner Puller.

Tools ini digunakan untuk melepas silinder liners.

1. Plate
2. Plate
3. Knuckle
4. Stud
5. Nut
6. Nut
7. Bolt

Gbr.3. liner puller.

Cara pemakaian :
1. Pasang tiap bagian pada liner puller.
2. Masukkan puller ketempatnya melalui bagian atas cylinder liner. Pasang plate (2)
dibawah liner.
3. Kencangkan nut (5) untuk mengeluarkan liner.

Gbr.4. Cara pemakaian liner puller.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 3 - 29

3. Push Tool.

Push tool ini berfungsi untuk melepas dan memasang camshaft bushing.

1. Bar
2. Push tool
3. Push tool
4. Collar
5. Guide
6. Spacer

Gbr.5. Push tool.

Cara pemakaian :
1. Gabungkan bar, push tool, collar, guide, dan spacer dengan benar.
2. Dengan memasang bushing ke lubang pada cylinder block, tekan bushing ke dalam.
• Pemasangan sesuai perintah : No. 3, No. 2, No. 1, No. 4, No. 5
~ Pasang bushing No. 2, No. 3, No. 4
Bar 1, Push tool 2, collar 4 dan guide 5 yang harus dipakai.
~ Pasang bushing No. 1
Push tool 3, collar 4 clan grip yang harus di pakai.
~ Pasang bushing No. 5
Push tool 3, spacer 6, collar 4 dan grip yang harus dipakai.

Gbr.6. Cara pemakaian push tool.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 4 - 29

4. Piston Ring Tool.

Piston ring tool di gunakan untuk melepas dan memasang piston ring pada piston.

Gbr.7. Piston ring tool.


Cara pemakaian :
Set jaws piston ring tool pada ring gap clan tekan lever sehingga ring piston akan
mengembang dan terlepas.

Gbr.8. Cara pemakaian piston ring tool.

5. Liner Driver.
Liner driver di gunakan untuk memasang cylinder liners kedalam cylinder block.

Gbr.9. Liner driver.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 5 - 29

Cara pemakaian
1. Bautlah liner driver ke grip.
2. Masukkanlah cylinder liner ke tempatnya melalui cylinder block, dan set liner driver
ini pada posisinya.

Gbr.10. cara pemakaian liner driver.

6. Piston Holder.
Piston holder ini di gunakan untuk memasukkan piston ke dalam cylinder.

Gbr.11. Piston holder

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 6 - 29

Cara pemakaian
1. Pegang piston dengan tool ini, clan sementara clamp pistonnya.
2. Putar piston sedikit - sedikit sambil berangsur - angsur mengencangkan nut kupu -
kupunya. Apabila piston tidak dapat berputar didalam piston holder, putar kembali
nut kupu-kupunya ¼ putaran untuk adjust clampnya.
3. Adjust pada stoper sehingga piston holder ticlak akan membesar.
4. Tekan kedalam pistonnya dengan cara itu sehingga bagian bawah pada piston holder
akan berhubungan pada cylinder liner.

Gbr.12. Cara pemakaian piston holder.

7. Piston Ring Commpressor.


Piston ring compressor ini sama fungsinya dengan piston holder, hanya pada piston
ring compressor pemakaiannya dapat digunakan lebih dari satu model engine.

Gbr.13. Piston ring compressor.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 7 - 29

8. Feeler Gauge
Feeler gauge adalah alat ukur yang presisi digunakan untuk menyetel valve clearance

Gbr.14. Feeler gauge

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 8 - 29

Dalam menggunakan feeler gauge ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
1. Bersihkan sebelum dan sesudah menggunakan feeler gauge.

2. Jangan menggunakan feeler gauge yang bladenya rusak atau patah.

3. Ketika memasukan feeler gauge pada clearance, masukan sisi samping blade.

4. Pastikan dalam memasukan gauge blade tepat pada clearance.

Gbr.15. Cara pemakaian feeler gauge.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 9 - 29

9. Holder.
Holder berfungsi untuk mengetahui kerataan dari nozzle holder. Penggunaan pada
engine komatsu 92-1, 94-3, 105-1, 2,3, 153-4, SA 6D170-1, 6D 110 dan Engine
cummins 743, 855

Gbr.16. Holder.

Cara pemakaian
1. Pasang dial indikator pada holder.
2. Lihat gambar dibawah, dalam melakukan pengecekan.

Gbr.17. Cara pemakaian holder

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 10 - 29

10.Hanger.
Hanger ini digunakan untuk mengangkat cylinder block.

Gbr.18. Hanger.

Cara pemakaian :
Rat hanger pada bagian tengah cylinder block dengan menggunakan bolt cylinder
head.

Gbr.19. Cara pemakaian hanger.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 11 - 29

B. MAIN CLUTCH.

Compressor.
Compressor digunakan untuk menekan clutch spring pada waktu memasang dan melepas
main clutch type spring.

Keterangan :
1. Adapter
2. Plate
3. Nut
4. Thrust plate

Gbr.20. Compressor.

Penggunaan pada unit D30-12,15, D40-1, D50-15,16, GD500-1, GD510R-1, GD600-1,


GD650-1.

Cara pemakaian :
¾ Set plate (2) dan adapter (1), letakkan Main Clutch ass'y diatas adapter.

¾ Pasang puller 30 ton diatas main clutch ass'y dan ikat dengan lock nut.

¾ Dengan bantuan hydraulic pressure pada puller, clutch spring akan tertekan dan
lepaskan nut pada main clutch ass'y.

¾ Hydraulic pressure dikembalikan, lepaskan lock nut (3), main clutch sudah siap untuk
dibongkar.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 12 - 29

Gbr.21. Cara pemakaian compressor


Pada clutch spring type.

Gambar diatas menunjukkan penggunaan alat tersebut yang dibantu dengan meggunakan
tool lain seperti :
1. Pump.
2. Puller 30 ton.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 13 - 29

C. STEERING CLUTCH.

Compressor ( for steering clutch disassembly dan assembly )


Tools ini digunakan untuk menekan clutch spring pada saat membongkar clan memasang
steering clutch.

Keterangan
1. Plate.
2. Plate.
3. Nut.
4. Thrust plate.
5. Sleeve.
6. Guide bolt.
7. Stand.
8. Spacer
9. Bolt.
10. Nut.

Gbr. 22. Compressor.

Contoh pemakaian :

Gbr.23 Contoh pemakaian pada


Steering clutch

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 14 - 29

Box wrenches spesifik.


Box wrench spesifik ini digunakan untuk mengencangkan dan mengendorkan nut atau
bolt pada inner dan outer flanges pada steering clutch.

Keterangan
1. Box wrench.
2. Center bolt.

Gbr.24. Tool untuk melepas dan memasang steering clutch flange nut.

Cara Pemakaian
1. Pasang center bolt ( 2 ) pada box wrench ( 1 )
2. Pasang box wrench ( 1 ) pada lock nut clan pasang torque wrench pada lever box
wrench sehingga dapat diketahui besarnya torque.

Gbr.25. Cara pemakaian tools.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 15 - 29

Tools untuk melepas Steering Clutch Flange.


Tool ini digunakan untuk melepas drum ass'y ( inner dan outer flanges ) dari steering
clutch.

Keterangan :
1. Plate.
2. Screw.
3. Washer.
4. Bolt.
5. Nut.

Gbr.26. Tool untuk melepas drum ass' y.

Cara pemakaian :
1. Pasang plate (1) pada flange atau drum dengan menggunakan bolt (4) dan washer (3).
2. Putar screw (2) pada pelepas dan tekan tranverse shaft sehingga finges dan drum akan
terlepas.

Gbr.27. Cara pemakaian tools

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 16 - 29

Tools untuk Press-fitting Steering Clutch Flange dan Drum.


Tools ini digunakan untuk press-fitting pada steering clutch flange pada housingnya.

Keterangan :
1. Bolt.
2. Spacer.
3. Adapter.

Gbr.28. Tools untuk press-fitting steering clutch flange dan drum.

Cara pemakaian :
1. Tekan flange ke steering clutch shaft atau ke pinion utama shaft pada final drive, dan
pasang adapter (3) pada shaft.
2. Set specer (2) seperti dalam gambar clan pasang puller 50 ton dengan menggunakan
bolt (1).
3. Dengan menggunakan hydraulic pressure pada puller maka flange atau drum akan
tertekan ke clutch housing.

Gbr.29. Cara pemakaian press-fitting steering clutch flange.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 17 - 29

Lifting tool Untuk Bevel Pinion.


Lifting tool ini digunakan untuk mengangkat atau memasang bevel pinion
ass'y.

Gbr.30. Lifting tool.

Cara pemakaian ;
Set socket pada lifting tool pada spline ke pinion gear dan bolt pada tool ke spline pada
lifting tool agar tidak keluar.

Gbr.31. Cara pemakaian lifting tool.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 18 - 29

Lifting Tool Untuk bevel Gear.


Bentuk lain dari lifting tool yang digunakan untuk mengangkat bevel gear pada saat
memasang dan melepas.

Gbr.32. Lifting tool.

Contoh pemakaian :

Gbr.33. Cara pemakaian lifting tool.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 19 - 29

D. UNDERCARRIAGE

Remover And Instaler master Pin.


Tools tersebut digunakan untuk melepas dan memasang master pin pada track.

Keterangan
1. Frame 10. Pilot
2. Support 11. Adapter
3. Nut 12. Adapter
4. Screw 13. Adapter
5. Hook 14. Adapter
6. Extension 15. Pin pusher
7. Nut 16. Guide
8. Screw 17. Spacer
9. Holding 18. Adapter
Screw 19. Pin guide

Gbr.34. Remover and instaler master pin.

Cara pemakaian :
• Melepas master pin.
1. Putar track sehingga posisi master pin terletak antara sprocket dan carrier.
2. Pasang frame (1) dan dihubungkan dengan support (2), nut (3) screw (4) dan Hook
(5).
3. Pasangkan cylinder 100 ton ke frame dan diikat dengan screw (8) dan nut (7).
4. Set adapter (11) , pin pusher (15), pilot (10) dan extension (6).
5. Dengan memompa Hydraulic cylinder, rod pada cylinder akan menekan, master pin
terlepas.
• Memasang master pin.
1. Atur track dengan guide (16).
2. Dalam melepas master pin pergunakan tool seperti waktu melepas.
3. pergunakan pin guide (19) masukkan master pin dan pin pusher dari arah belakang.
4. Dengan hydraulic pressure, master pin masuk (terpasang) pada track.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 20 - 29

Gbr.35. Cara melepas dan memasang master pin.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 21 - 29

Remover Sproket and Sproket Hub.


Tool ini digunakan untuk melepas sproket clan sproket hub yang telah terpasang pada
sproketshaftnya.

Keterangan :

1. Arm

2. T-type adapter

3. Pin

4. Plug

5. Sleeve

6. Spacer

7. Adapter

8. Coupling

9. Pin

10.Extension

11.Yoke

12.Guide

13.Plate

Gbr.36. Tools untuk melepas sproket dan sproket hub.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 22 - 29

Cara pemakaian
1. Set guide (12) diatas ujung sproket shaft.
2. Bolt sleeve (5) ke sproket hub.
3. Hubungkan T-type adapter (2) ke yoke (11) dengan menggunakan pin (3), hubungkan
adapter ke arm (1) sehingga adapter/yoke menyatu dengan cylinder 70 ton dan
sproket.
4. Tempatkan plug (4) diantara cylinder head dan sleeve (5).
5. Dengan menggunakan hydraulic pressure pada cylinder sehingga sproket dapat
terlepas.

Gbr.37. Cara melepas sproket.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 23 - 29

Installer Sproket and Sproket Hub.


Tool ini digunakan untuk memasang sproket dan sproket hub pada sproket shaftnya.

Keterangan :
1. Pusher.

2. Coupling.

3. Pin.

4. Head.

5. Washer.

6. Adapter.

7. Sleeve.

8. Adapter.

9. Guide.

10. Spacer.

Gbr.38. Tool untuk memasang sproket.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 24 - 29

Cara pemakaian
1. Pasang sleeve (7) ke sproket hub dan set pusher (1) diatas sleeve.
2. Assemble head (4) dan coupling (2) ke cylinder 70 ton dan keluarkan cylinder rodnya.
3. Assemble 1) dan 2), dengan mengunakan pin (3), hubungkan coupling (2) ke sleeve
(7).
4. Press-fit pada sproket kedalam tempatnya pada sproket shaft dengan tekanan yang
ditentukan (sesuai shop manual).

Gbr.39. Cara memasang sproket.

Mechanic Development.
For Removing The Sproket Bearing
Tool ini digunakan untuk melepas sproket bearing yang
telah terpasang pada sproket shaftnya, bersama dengan sproket hub atau final drive case
cover.

Gbr.40 Tool untuk melepas s


SPECIAL TOOLS III - 26 - 29

Cara pemakaian :
1. Sisipkan spacer (3) diantara final drive case cover dan puller (2) dan ikat puller
dengan bolt.
2. Masukkan adapter (8) kedalam sproket shaft.
3. Masukkan coupling (7) kedalam cylinder 70 ton.
4. Gunakan pin (6), set pada adapter (8) dan coupling (7).
5. Gunakan pin (5), ikat arm (9) dan puller (2) ke cylinder. Mat ujung pin dengan ring
(12).
6. Pasangkan pada cylinder hydraulic pressure untuk melepas sproket shaft.
7. Gunakan bearing puller, untuk melepas sproket bearing dari final drive case cover.

Gbr.41. Cara melepas sproket bearing.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 27 - 29

Installer Sproket Bearing.


Tool ini digunakan untuk memasang pada sproket bearing diantara sproket bearing dan
sproket hub atau diantara sproket shaft dan final drive cover.

Keterangan :

1. Plate

2. Guide

3. Coupling

4. Screw

5. Nut

6. Plug

7. Sleeve

Gbr.42. Tool untuk memasang sproket bearing.

Cara pemakaian :
1. Paskan guide (2) pada sproket shaft.
2. Hubungkan coupling (3) kedalam sproket shaft, kemudian masukkan screw (4)
kedalam coupling (3).
3. Set plate (1), sleeve (7) dan plug (6) disisi luar pada guide.
4. Tutupi dengan puller 30 ton seperti yang ditunjuk dalam gambar, dan kunci dengan nut
(5). Kemudian berikan tekanan hydraulic pada puller sehingga mengepas pada sproket
bearing pada shaft.

Gbr.43. Cara memasang sproket bearing

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 28 - 29

Remover Sproket Shaft.


Tool dibawah ini digunakan untuk melepas sproket shaft yang telah terpasang didalam
steering case.

Keterangan
1. Sleeve.
2. Screw.
3. Nut.
4. Coupling.
5. Adapter.
6. Head.
7. Coupling.
8. Pin.
9. Sleeve.

Gbr.44. Tool untuk melepas sproket shaft.

Cara pemakaian :
1. Pasangkan coupling (4) kedalam sproket shaft dan set sleeve (1) diatas coupling. Saga
agar sleeve tetap berhubungan dengan sisi steering case.
2. Pasangkan screw (2) dan coupling (7) kedalam cylinder 70 ton. Set nut (3) dan
kencangkan dengan screw.
3. Keluarkan rod pada cylinder, seperti ditunjuk pada gambar, hubungkan coupling (4)
dan (7), dengan menggunakan pin (8).
4. Berikan tekanan hydraulic pada rod cylinder untuk melepas sproket shaft.
5. Apabila sproket shaft belum dapat dilepas dalam satu langkah piston, atur posisi Pada
nut (3) dan ulangi prosedur yang pertama.

Gbr.45. Cara melepas sproket shaft.

Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 29 - 29

Installer The Sproket Shaft.


Tools dibawah ini digunakan untuk memasang sproket shaft pada steering case.

Keterangan :
1. Plug.
2. Guide.
3. Bolt.
4. Coupling.
5. Pin.
6. Spacer.
7. Plug.

Gbr.46. Tools untuk memasang sproket shaft.


Cara pemakaian :
1. Ikat guide (2) pada steering case.dengan bolt (3).
2. Pasang coupling (4) pada sproket shaft dan hubungkan plug (1) pada coupling dengan
pin (5).
3. Gantungkan sebuah pemberat seperti pada gambar dengan menggunakan crane.
4. Dengan alat ini, dapat dilakukan pemasangan dari shaft sproket.

Gbr.47. Cara pemasangan sproket shaft.

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 1 - 11

A. MULTI TACHOMETER.

Multi tachometer digunakan untuk mengukur kecepatan putar.

Gbr.1. Multi tachometer


Specifiaction :

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 2 - 11

1. Komponen Standard Set :

Gbr.2 Komponen standard set.

Komponen standard set :

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 3 - 11

2. Komponen Optional ( Clamp set ).

Keterangan :
1. Sensor.
2. Amplifier.
3. Operation manual.

Gbr.3. Komponen opsional (clamp set).

Komponen optional ( clamp set )

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 4 - 11

• Cara pemakaian :
Salah satu penggunaan multi tachometer adalah untuk mengukur kecepatan putar
engine.
Adapun cara pengukurannya sebagai berikut :
1. Pastikan kelengkapan multi tachometer dan penghubungnya.
2. Hubungkan sensor ke engine speed outlet.
3. Hubungkan sensor ke service meter engine outlet, kencangkan dengan ring nut.
4. Hidupkan engine pada posisi low dan high idle dan baca hasil pengukuran pada
display tachometer.

Gbr.4. Pemakaian multi tachometer

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 5 - 11

B. PRESSURE GAUGE.

Pressure gauge digunakan untuk mengukur oil pressure, tire air pressure, dan fuel
pressure.

Gbr.5. Pressure gauge.

Satuan pengukuran pada pressure gauge menggunakan PSI ( Pounds Per Square Inch ),
Kpa ( Kilo pascal ) dan kg/cm2.

C. THERMOMETER

Thermometer digunakan untuk mengukur temperatur atau suhu. Temperatur asda yang
menggunakan fluida dan ada yang digital.
Temperatur yang digital dapat untuk mengukur suhu dari –99,5 ºC sampai 1299 ºC

Keterangan :
1. Meter.
1A. Dry cell
2. Sensor
3. Sensor
4. Adapter
5. Adapter
6. Adapter
7. Case assembly
8. Cable

Gbr.6. Digital termometer

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 6 - 11

Aplikasi Digital Thermo Meter (complete set)

Gbr.7. Digital thermo meter complete set.

1. Flexible Sensor.
Masukkan melalui lubang oil filler untuk mengukur temperature oil.

Gbr.8. Pemakaian flexible sensor.

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 7 - 11

2. Bar Sensor.
Cocok untuk mengukur temperature fluida yang bertekanan ( water temperature, oil
temperature ).
Ada 2 jenis mounting adapter :
1. Untuk temperatur normal.
2. Untuk temperatur tinggi yaitu dari 200°C ke atas.

Gbr.9. Pemakaian bar sensor.

3. Surface Temperature Sensor ( option ).


Digunakan untuk mengukur pada permukaan temperatur brake disc, wet-type track
bushing.

Gbr.10. Pemakaian surface temperature sensor.

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 8 - 11

D. MULTITESTER.

Multitester adalah alat ukur -yang digunakan untuk mengukur tegangan, besarnya arus
yang mengalir dan besarnya tahanan.

Gbr.11. Multitester.
• Cara pemakaian :
Apabila pada AVO meter kedudukan pointer tidak tepat pada angka nol, maka kita
putar dengan screw driver (obeng) zero point adjusting screw sampai didapat pinter
tepat pada angka nol.
Jika yang akan diukur adalah tegangan, tentukan dulu tegangan itu DC atau AC. Jika
tegangan yang akan diukur DC maka rotary switch diposisikan pada DC V dan jika
yang akan diukur AC maka rotary switch diposisikan pada AC V.
Pada pengukuran tegangan, sebelum diukur harus ditentukan perkiraan besarnya
tegangan yang akan diukur agar dapat ditentukan skalanya, misalnya 12 volt battery
maka rotary switch diposisikan pada skala 50 volt DC V dan jika tegangan
diperkirakan 100 AC maka rotary switch diposisikan pada skala 100 volt AC V.
Pada pengukuran tegangan AC, polaritas + ( positif ) dan - ( negatif ) pada pin tidak
berlaku.

Gbr.12. Mengukur tegangan dengan multitester

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 9 - 11

Untuk mengukur besarnya tahanan atau hambatan maka rotary switch diputar pada
posisi ohm pada pengukuran tahanan maka perbedaan kutub ( polaritas ) + dan - pada
pin tidak berlaku kecuali jika yang diukur adalah elemen semi conductor.

Gbr.13. Mengukur tahanan dengan multitester.

Untuk mengukur besarnya arus maka rotary switch diputar pada posisi mA ( mill
Amper ).

E. HYDROMETER.

Hydrometer digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit. Ada beberapa jenis
hydrometer antara lain :

1. Hydrometer dengan Floating Beam.

Gbr.14. Hydrometer dengan floating beam.

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 10 - 11

• Cara pemakaian :

Gbr.15. Pemakaian hydrometer floating beam.

2. Hydrometer dengan Pembiasan Cahaya.


Hydrometer dengan pembiasan cahaya ini disebut juga Refractrometer.

Gbr.16 Refractrometer.

Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 11 - 11

• Cara pemakaian ;
Teteskan electrolit pada kaca refractrometer, kemudian baca berapa besarnya berat
jenis electrolit tersebut ( lihat gambar ).

Gbr.17. Cara pemakaian refractrometer.

Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-1-9

-A. SLING UMUM.

1. Sling yang Ditenun ( Webbing Sling).

• Umum :
¾ Tiga jenis yaitu :
~ Tidak berujung
~ Dengan lubang pada satu atau kedua ujungnya
~ Dengan pengait/sangkutan akhir satu atau kedua ujungnya
¾ Tidak dipengaruhi oleh kelembaban atau zat kimia tertentu
¾ Mampu menahan goncangan yang kuat karena sifat materialnya yang lentur.
¾ Tidak mudah merusakkan permukaan atau menghancurkan benda - benda yang
mudah pecah.

• Pemeliharaan :
¾ Lakukanlah pemeriksaan pada sling secara berkala.
¾ Periksalah seluruh bagian sling, kerusakan biasanya mudah untuk dilihat.
¾ Bila terkena larutan asam atau basah, cucilah baik-baik sebelum anda
menyimpannya.

Gbr.1. Sling yang ditenun ( webbing sling ).

Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-2-9

2. Sling Kawat Baja ( Wire Sling ).

• Umum :

¾ Terbentuk dari jalinan kawat yang disusun disekeliling suatu sumbu / teras.
¾ Jalinan dan hamparan kawat yang sederhana disusun dengan arah yang berlawanan.
¾ Hamparan kawat clan jalinannya disusun searah ( pilinan langs ).
¾ Semakin banyak jumlah kawat yang terdapat dalam jalinan, semakin fleksibel tali
itu.
¾ Tambang ini clapat digunakan untuk sistim penggerak, penderek, pengangkut,
perlengkapan penggantung dan pengangkat.

• Pemeliharaan :

¾ Tali kawat baja harus diperiksa secara berkala.


¾ Perisalah secara berkala apakah terdapat kelainan - kelainan.
¾ Jika anda merasa ragu - ragu apakah tali itu cukup kuat untuk digunakan,
pemeriksaan secara seksama harus dilaksanakan oleh orang ahlinya.

• Penyimpanan :

¾ Simpanlah ditempat yang kering, bersih dan bertutup.


¾ Anda ticlak boleh langsung meletakkannya diatas tanah.
¾ Jangan biarkan tali bersentuhan dengan permukaan yang lembab, basah atau
berdebu, dengan besi - besi yang berkarat dan berkerak.
¾ Gantilah lapisan pelindung dengan yang baru bila perlu

Mechanic Development
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-4-9

• Pemeriksaan
Contoh-contoh wire sling yang tidak boleh digunakan.

Gbr.2 Contoh-contoh wire sling yang tidak boleh digunakan.

Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-5-9

3. Sling Rantai ( Sling Chain ).

• Umum :

Secara umum tersedia berbagai jenis sling rantai yang dapat digunakan dan masing-
masing memiliki keistimewaan tersendiri, sehingga dapat dibedakan satu sama lain.
jenis - jenis tersebut antara lain :
¾ Hercaloy dengan tanda CM ( Colombus Mekinnon ).
¾ Hercaloy dengan tanda PWB ( Pitt Waddell Bennett ).
¾ Kuplex dengan tanda T.
¾ Kito dengan tanda No. 8
¾ Serrafini dengan tanda SAB
¾ Thiel dengan tanda 08
¾ Fram dengan tanda Polar Bear

• Grade atau Ukuran :

¾ Hercaloy memiliki grade 80


¾ Baja Alloy (campuran) memiliki grade 60 dan 70
¾ Baja lunak dengan kekuatan meregang agak tinggi memiliki grade 40
¾ Baja atau besi lunak memiliki grade 30
Semakin tinggi grade sling rantai, makin besar kekuatan daya angkatnya. Tingkatan
grade rantai sling dapat diketahui dari “ Tag Instruction “ yang terpasang di sling
tersebut atau melalui referensi sertifikat pembeliannya.
Sling rantai yang tidak memiliki “ Tag Instruction “ tidak boleh digunakan. Rantai
sling yang kurang dari 8 mm (diameter) tidak boleh digunakan, kecuali bila sling
rantai tersebut dilengkapi dengan buku katalog dan sertifikat.

Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-6-9

• Pemeliharaan :

¾ Perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur pada sambungan atau feting dan
keseluruhan untaian mata rantai, serta pengaitnya ( hook ).
¾ Setiap untaian mata rantai yang cacat, bengkok, retak, aus harus dilaporkan ke
supervisor.
¾ Kebersihan peralatan harus dipelihara.

• Penyimpanan :

Disimpan ditiang pancang ayau rak yangcocok diruang tertutup ( beratap ).


Dijauhkan dari besi berkarat clan beri cairan pelumas tipis tipis.
• Pemeriksaan :

Contoh-contoh jenis sling rantai yang tidak boleh digunakan.

Gbr.3. Sling rantai yang tidak boleh digunakan

Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-7-9

B. PERLENGKAPAN PERALATAN PENGANGKATAN.

1. Shackle ( Sekalem )
Ada dua jenis shackle yaitu :
~ Shackle busur.
~ Shackle D.

Gbr.4. Shackle.

¾ Bolt shackle umumnya terpasang langsung pada satu lubang dan harus mempunyai
satu kerah.
¾ Pada shackle yang lebih balk, bolt akan melewati kedua lubang dan diamankan oleh
suatu pasak pena belah atau yang sejenisnya.
¾ Shackle yang berpasak lebih aman untuk digunakan.
¾ Anda harus selalu menggunakan bolt yang cocok dengan shacklenya.
¾ Anda tidak boleh menggunakan shackle dengan cara miring, karena hal ini
mengurangi beban kerja yang aman.

Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-8-9

Gambar dibawah ini adalah sebuah “ shackle ” yang ditarik miring ( membentuk
sudut ). Ini merupakan yang tidak balk sebab kaki - kakinya akan terbuka.

Gbr.5. Pemakaian shackle yang salah

2. Eyebolt ( Bolt bermata ).


Ada dua jenis eyebolt yaitu :
~ Eyebolt tanpa berleher.
~ Eyebolt berleher.

Gbr.6. Dua jenis eyebolt.

¾ Eyebolt yang tidak berleher.


Dalam pemakaian hanya boleh digunakan untuk mengangkat vertikal saja. (Eyebolt
yang tidak bernut bisa.berbahaya sebab eyebolt itu dapat lepas atau ulirnya kendor ).

Gbr.7. Pemakaian eyebolt yang tidak berleher.

Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-9-9

Jika eyebolt yang tak berleher clan eyebolt ditarik miring seperti dalam gambar.
Baut itu bisa bengkok atau putus.

Gbr.8. Pemakaian eyebolt yang salah.

¾ Eyebolt berleher.
Dalam pemakaian, ulirnya harus masuk secara keseluruhan apabila tidak akan
berakibat bengkoknya eyebolt tersebut.

Gbr.9. Pemakaian eyebolt berleher.

Beberapa contoh pemasangan sling pada eyebolt berleher,yang benar dan salah.

Gbr.10. Pemakaian eyebolt berleher, yang salah dan benar.

Mechanic Development.

Anda mungkin juga menyukai