Tools & Workshop Facilities (Alat Bantu)
Tools & Workshop Facilities (Alat Bantu)
MECHANIC DEVELOPMENT
PT SAPTAINDRA SEJATI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat
tersusun buku “ ALAT BANTU “ Buku ini disusun untuk melengkapi bahan
pelatihan di lingkungan Plant
Departement.
Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam
pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior
Mekanik dibidang Alat-alat Berat.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih
jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat
mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan
kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman
dari isi dan makna terhadap buku ini.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.
Penyusun
Mechanic Development
Mechanic Development.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 1 - 40
Mesin pada umumnya di rakit dengan bolt dan nut. Oleh karena itu untuk melepas
(disassemble ) atau merakit kembali ( reassemble ) suatu mesin, diperlukan untuk
pengetahuan bagaimana cara melepas dan mengencangkan bolt dengan benar dan cepat.
Open end wrench sering sekali dipakai untuk merakit maupun melepas bolt pada suatu
mesin. Bolt diputar setelah dipaskan bolt dengan mulut open end wrench.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 2 - 40
Bentuk lain dari single open end, dimana kunci ini dapat disambung dengan pipa
maupun di pukul dengan hammer.
• Cara pemakaian :
Untuk memutar bolt, nut pada mesin, open end dipaskan pada kepala screw dan
putar handlenya. Pilihlah ukuran kunci yang sesuai dengan kepala bolt. Ukuran
open end di tentukan oleh besarnya bukaan atau lebar rahangnya yang di buat
sedikit besar dari kepala bolt. Sebagai contoh kepala bolt ukuran 3/8 inch artinya
memiliki clearance ( celah ) 5 sampai 8 perseribu inch.
Celah bebas yang terlalu besar akan mengakibatkan sudut kepala bolt menjadi bulat
( mematahkan sudut-sudut bolt ) atau memperlebar mulut open end ( kunci pas).
Sebaliknya memaksa mulut open end ( kunci pas ) yang terlalu kecil pada kepala
bolt, misalnya dipaksa dengan cara memukul menggunakan palu, akan memperlebar
mulut open end atau mematahkan kepalanya
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 3 - 40
Saat mengencangkan cocokkan open end pada kepala screw seperti diilustrasikan
pada gambar dibawah ini, ini adalah cara yang paling aman dan efisien.
Tidak ada problem keselamatan jika screwnya dapat diputar dengan mudah
walaupun demikian, jika diperlukan untuk mengencangkan ikatan screwnya sekuat
mungkin atau melonggarkan screw yang terikat dengan
tarikan yang kuat maka mulut open end ( kunci pas ) harus dicocokan secara benar-
benar dan berulang - ulang. ke kepala screw,untuk memastikan keamanan saat
menarik kunci.
Mencocokkan open end (kunci pas) ke kepala screw seperti di tunjukkan pada
gambar di bawah ini adalah berbahaya, open end ( kunci pas ) biasa slip dengan
mudah begitu open end ( kunci pas ) di putar.
Jika tidak ada jalan lain untuk mencocokkan open end dengan cara ini, doronglah
handle ( gagangnya ) kearah kepala screw sambil memutarnya. Dengan demikian
kepala screw tetap pada bag ian dalam rahang open end, serta open endnya tidak
slip.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 4 - 40
Jika diperlukan momen puntir yang agak besar untuk memutar screwnya,
cocokkan atau pasanglah rahang kunci bagian yang dalam pada kepala screw,
untuk mencegah kemungkinan kunci dari slip atau mulut kunci melebar.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 5 - 40
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 6 - 40
Sebanyak mungkin, putaran pada kunci dalam jarak yang ditunjukan di bawah.
Tarikan pada kunci melebihi jarak in! mengakibatkan kehilangan
gaya dan kemungkinan memberikan pada kunci untuk slip.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 7 - 40
2. Adjustable Wrench
Berbeda dengan open end wrench yang mempunyai atau memiliki mulut ( opening )
tetap,tetapi adjustable wrench dapat di variasikan dengan menggerakkan rahang bawah
( lower jaw ) dengan memutar ulir penyetelnya. Dengan demikian kunci ini dapat di
pergunakan untuk screw yang besarnya berlainan.
Bagaimanapun adjustable wrench bukan berarti tool yang efisien karena bisa di setel,
selain itu berat dan besar.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 8 - 40
• Keterangan :
Menggunakan kunci yang besar untuk mengencangkan screw kecil akan
mengakibatkan patah pada screwnya.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 9 - 40
Kunci type ini memiliki dua kepala , dimana kepalanya berbentuk cincin ( ring ).
Dengan alur-alur pada dinding sebelah dalam cincin yang mencengkram sudut -
sudut dari kepala screw . Alur - alur ini dinamakan titik. Untuk nut hexagonal,
konstruksi standarnya 6 atau 12 titik ( point ), yang 6 titik memberikan
cengkeraman paling kuat dari kunci yang 12 titik, tetapi yang 12 titik mengurangi
lingkaran kuncinya harus bergerak untuk dapat masuk pada kepala Bolt.
Yang 12 titik adalah yang paling banyak dan dapat dipasang pada kepala baut
setelah memutar 30 derajat dari lingkarannya.
Kunci jenis ini biasanya pada kepala di offset pada permukaan pipih gagangnya
( handle) untuk memberikan celah bebas jari - jari tangan BOX WRENCH ( Ring
Wrench ) biasanya digunakan untuk melonggarkan bolt yang kencang dan juga
untuk mengencangkannya. Ada berbagai jenis gagang ( handle ) yang di offset
dengan sudut 15 ° ,45° dan 60 ° ini dipakai sesuai penggunaannya ( Aplication ).
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 10 - 40
Contoh :
Bolt pada PT Pump pada Engine cummins tidak dapat diputar apabila tidak
menggunakan kunci ini .
Yaitu kunci yang mempunyai satu kepala dan penggunaannya Dengah memakai
tubular Handle.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 11 - 40
4. Combination Wrench.
Yaitu kunci yang memiliki kepala Ring ( BOX ) pada salah satu ujungnya dan kepala
open end pada ujung lainnya.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 12 - 40
5. Socket Set.
Kunci socket terdiri dari sebuah socket ( yang mana cocok dengan kepala hexagonal
Dari screw ) dan sebuah handle. Terdapat berbagai jenis handle untuk memenuhi
penggunaannya, dengan memilih handle yang sesuai maka kemungkinan untuk
mempergunakan kunci socket dengan efisien juga dengan adanya berbagai macam
penyesuaian ( adaptor ) dan penyambungan ( Extention ) kunci socket menjadi sangat
flexible ( mudah ) disesuaikan dengan keadaan.
Bagiah dari handle yang dimasukkan kedalam socket berbentuk persegi empat yang
disebut Drive Square. Drive Square harus dimasukkan sepenuhnya kedalam lubang
socket , jika tidak maka handlenya bisa slip dari socketnya. Jika socketnya hanya
memiliki satu lekukkan pasanglah persegi empat penggeraknya sedemikian rupa
sehingga bolanya terpasang pas dan tepat pada lekukkannya. Hal ini bukanlah masalah
jika socketnya memiliki lekukkan pada masing - masing dari keempat sisinya.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 13 - 40
a. Socket.
Pada ujung socket yang pas atau cocok dikepala screw mempunyai lubang
berbentuk hexagonal, ukuran lubang ditentukan oleh lebar kepala dari screw, lebar
dari ujung penggerak ( dimana handle dipasang ) mempunyai ukuran bermacam -
macam antara lain ¼ inch , 3/8 inch , ½ inch, ¾ inch dan 1 inch lebar ujung
penggerak dengan ukuran ½ inch paling sering digunakan.
Pada umumnya , semakin besar ukuran lubang ujung socket, maka semakin besar
ukuran dilubang ujung penggeraknya seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Gbr.21. Socket.
b. Handle.
Handle atau gagang socket mempunyai beberapa bentuk diantaranya :
Gbr.22. L - Handle.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 14 - 40
• T - Sliding handle
Handle dapat meluncur dengan bebas melalui lubang pada bagian ujung dari
handle, dengan demikian tidak perlu merubah posisi socket, handlenya
digerakkan pada satu sisi untuk setengah putaran, sisi yang lain untuk setengah
putaran berikut dan seterusnya.
• Speeder Handle.
Speeder handle dengan sebuah socket dapat memutar sejumlah screw dari ukuran
yang sama dengan cepat Tetapi walaupun demikian handle mempercepat
( speeder ) ini tidak cocok untuk melonggarkan atau mengikat kuwat screw.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 15 - 40
~ Cara pemakaian :
Sebuah screw dapat dilonggarkan dengan cepat , dengan meletakkan
handlenya pada posisi, horizotal kemudian diputar, dapat juga dengan
memasukkan poros pemutar kedalam lubang di ujung handle kemudian
memutar handlenya dengan poros tersebut . Selama handle pemutar relatif
panjang maka dapat memberikan momen puntir yang besar.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 16 - 40
• Ratchet Handle
Handle ini memiliki mekanisme ratchet yang memungkinkan persegi empat
pemutar ( Drive Square ) untuk memutar pada satu arah dan mencegah berputar
pada arah yang berlawanan.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 17 - 40
~ Cara Pemakaian
a. Dengan demikian sebuah screw clapat diputar dengan gerakkan bolak -
balik dari handle , karenatidak diperlukan untuk mengepaskan kembali
socketnya, efficiensinya tinggi.
b. Arah putaran drive square dapat diubah dengan sebuah tuas diatas kepala
handle cengkeraman ( pawl ) menghubungkan gigi socket ( ratchet wheel ).
Untuk setiap 18 derajat handlenya berputar dan dapat dikembalikan
ke posisi semula, dengan demikian ratchet handle dapat dipergunakan pada
ruangan yang sempit.
c. Extention.
Extention di perlukan untuk memutar screw pada tempat yang terhalang
atau sempit .
Gbr.29. Extension.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 18 - 40
d. Universal Joint.
Universal joint di hubungkan antara handle dan socket memungkinkan
untuk mempergunakan handle dari segala arah.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 19 - 40
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 20 - 40
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 21 - 40
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 22 - 40
Besarnya kunci pipa ditentukan oleh panjang keseluruhan kunci dengan rahang
atas memanjang keluar sepenuhnya.
Tabel dibawah ini menunjukkan tipe dari kunci pipa. Kunci pipa ada yang
digunakan untuk kelas tugas berat ditandai hurup H dan untuk yang normal
dengan tanda N .
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 23 - 40
Selain itu juga terdapat kunci kait yang dapat disetel ( adjustable hook wrench )
yang dapat dipergunakan untuk berbagaijenis nut lingkaran sproket hub.
Penyetelan dapat dilakukan dengan memilih posisi pin dari rahangnya.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 24 - 40
• Torque Wrench.
Torque Wrench adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya torque
yang digunakan untuk mengencangkan bolt, nut atau screw mesin.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 25 - 40
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 26 - 40
B. SCREW DRIVER.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 27 - 40
2. Cross Driver.
Cross Driver ini pada ujungnya berbentuk plus, cross driver jenis ini jika ujungnya
patah tidak bisa di perbaiki.
3. Offset Driver.
Offset driver in! digunakan untuk ruangan yang sempit dan screw yang kencang.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 28 - 40
C. HAMMER.
3. Double-Face Hammer.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 29 - 40
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 30 - 40
D. PLIERS.
2. Combination Pliers.
Pliers ini dapat digunaka nuntuk memotong kawat yang berdiameter besar dan dapat
juga di gunakan untuk pemegang benda kerja tetapi tidak digunakan untuk
mengencangkan dan mengendorkan nut maupun bolt.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 31 - 40
4. Grip Pliers.
Digunakan untuk memegang benda kerja yang silindris.
Ada 2 macam Grip Plier
a. Multi Grip Plier ( Water Pump Pliers ),
Dimana salah satu jawnya dapat di sesuai dengan benda kerja yang di japit.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 32 - 40
Aplikasi Pemakaian
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 33 - 40
E. PUNCH.
Gbr.58. Punch.
1. Starting Punch.
Starting punch digunakan untuk memukul paku keling ( rivet ) dan penggerak awal
dalam mengeluarkan pin lurus atau pin tirus.
2. Pin Punch.
Pin punch digunakan untuk mengeluarkan pin setelah digerakkan dengan starting
punch, jangan menggunakan pin punch untuk penggerak awal dalam mengeluarkan
pin.
3. Center Punch.
Center punch digunakan untuk memberi tanda pada lokasi lubang yang akan dibor
4. Aligning Punch.
Aligning punch digunakan untuk menepatkan lubang agar tepat pada pemindahan
komponen. Jangan menggunakan aligning punch dengan dipukul seperti center punch.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 34 - 40
F. CHISEL.
Cold chisel digunakan untuk memotong metal, mematahkan paku keling ( rivet ) dan
untuk membelah nut.
2. Cape Chisel.
Cape chisel digunakan untuk memotong pasak, groove yang sempit.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 35 - 40
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 36 - 40
G. FILE ( KIKIR ).
File dibuat bermacam-macam ukuran dan ketajaman, tiap file ( kikir ) mempunyai
penggunaan tersendiri.
Gbr.63. File.
File (kikir) yang banyak digunakan di work shop terlihat seperti dibawah ini.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 37 - 40
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 38 - 40
H. PULLER.
Komponen yang terpasang fitt dapat rusak selama dilepas dan dipasang sehingga perlu
diperhatikan dalam melepas dan memasang komponen tersebut. Jika dengan
menggunakan hammer, bar mungkin hanya akan menimbulkan masalah, sehingga untuk
mengurangi terjadinya kerusakan digunakan puller.
Gbr.66. Puller.
MACAM-MACAM BENTUKPULLER
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 39 - 40
1. External Puller.
External puller digunakan untuk menarik gear dari shaft.
2. Press Puller.
Press puller digunakan untuk mendorong shaft dari lubangnya.
3. Internal Puller.
Internal puller digunakan untuk menarik bearing dari lubangnya.
Mechanic Development.
COMMON TOOLS I - 40 - 40
2. Dies
Dies ini digunakan untuk membuat ulir bagian luar
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 1 - 10
A. VERNIER CALIPER.
Vernier caliper adalah alat ukur yang terdiri dari caliper dan skala .
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 2 - 10
3. Mengukur kedalaman
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 3 - 10
Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan vernier caliper baik untuk
mengukur diameter luar , diameter dalam dan kedalaman yaitu:
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 4 - 10
3. Mengukur kedalaman .
Dalam mengukur kedalaman , tidak diperbolehkan ujung dari alat ukur miring ujung
dari alat harus rata dengan benda kerja seperti gambar dibawah ini.
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 5 - 10
Dial indicator adalah alat ukur posisi yang secara mekanikal memperbesar gerakan axial
dari spindle yang sangat kecil dan diteruskan ke pointer.
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 6 - 10
Dalam menggunakan dial indicator biasanya dipakai juga stand untuk memperkuat
pemasangan dimana stand tersebut dilengkapi dengan magnet.
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 7 - 10
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Dial indicator dalam pengukuran.
1. Jangan menggunakan dial indicator yang rusak.
2. Jaga agar dial indicator bebas dari screw.
3. Gunakan magnet stand yang kuat.
4. Set spindle yang sesuai.
5. Obyek yang akan diukur, gerakannya harus pelan - pelan .
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 8 - 10
C. ROLLER.
Rulers atau mistar adalah alat ukur yang paling sederhana yang digunakan untuk
mengukur panjang
Straight Ruler
Straight ruler banyak terlihat dari bahan stainless steel. Straight rule dengan metric
system menggunakan satuan milimeter sedangkan untuk english system menggunakan
satuan inch.
Range Graduation
Code No. Material
mm mm
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 9 - 10
D. Convex SCALE.
Mistar type ini berbentuk gulungan sehingga apabila tidak digunakan maka mistar akan
tetap tergulung didalam tempatnya, mistar ini terbuat dari baja tipis yang mempunyai
tingkat kelenturan yang tinggi. mistar type ini biasanya digunakan untuk mengukur
ketinggian dan keliling lingkaran suatu benda.
Cara pembacaan.
a. Pembacaan dengan metric system
Contoh pembacaan yang benar adalah sebagai berikut :
1. 10 mm 3. 57 mm
2. 33 mm 4. 113 mm
Mechanic Development.
MEASUREMENT TOOLS II - 10 - 10
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 1 - 29
A. ENGINE
1. Spring Pusher
Spring pusher berfungsi untuk memasang dan melepas valve spring. Penggunaan pada
engine komarsu 92-1, 105-1-2-3, 120-11, 130-1, 155-4
Dan pada engine cummins 743 series dan 855 series.
Cara pemakaian :
1. Rangkaikan komponen seperti gambar .
2. Masukan stud ( 6 ) kedalam silinder head.
3. Kunci handle ( 1 ) dengan bolt ( 4 ) dan nut ( 5 )
4. Pasang bracket ( 3 ) pada handle dan tekan spring seat.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 2 - 29
2. Liner Puller.
1. Plate
2. Plate
3. Knuckle
4. Stud
5. Nut
6. Nut
7. Bolt
Cara pemakaian :
1. Pasang tiap bagian pada liner puller.
2. Masukkan puller ketempatnya melalui bagian atas cylinder liner. Pasang plate (2)
dibawah liner.
3. Kencangkan nut (5) untuk mengeluarkan liner.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 3 - 29
3. Push Tool.
Push tool ini berfungsi untuk melepas dan memasang camshaft bushing.
1. Bar
2. Push tool
3. Push tool
4. Collar
5. Guide
6. Spacer
Cara pemakaian :
1. Gabungkan bar, push tool, collar, guide, dan spacer dengan benar.
2. Dengan memasang bushing ke lubang pada cylinder block, tekan bushing ke dalam.
• Pemasangan sesuai perintah : No. 3, No. 2, No. 1, No. 4, No. 5
~ Pasang bushing No. 2, No. 3, No. 4
Bar 1, Push tool 2, collar 4 dan guide 5 yang harus dipakai.
~ Pasang bushing No. 1
Push tool 3, collar 4 clan grip yang harus di pakai.
~ Pasang bushing No. 5
Push tool 3, spacer 6, collar 4 dan grip yang harus dipakai.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 4 - 29
Piston ring tool di gunakan untuk melepas dan memasang piston ring pada piston.
5. Liner Driver.
Liner driver di gunakan untuk memasang cylinder liners kedalam cylinder block.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 5 - 29
Cara pemakaian
1. Bautlah liner driver ke grip.
2. Masukkanlah cylinder liner ke tempatnya melalui cylinder block, dan set liner driver
ini pada posisinya.
6. Piston Holder.
Piston holder ini di gunakan untuk memasukkan piston ke dalam cylinder.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 6 - 29
Cara pemakaian
1. Pegang piston dengan tool ini, clan sementara clamp pistonnya.
2. Putar piston sedikit - sedikit sambil berangsur - angsur mengencangkan nut kupu -
kupunya. Apabila piston tidak dapat berputar didalam piston holder, putar kembali
nut kupu-kupunya ¼ putaran untuk adjust clampnya.
3. Adjust pada stoper sehingga piston holder ticlak akan membesar.
4. Tekan kedalam pistonnya dengan cara itu sehingga bagian bawah pada piston holder
akan berhubungan pada cylinder liner.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 7 - 29
8. Feeler Gauge
Feeler gauge adalah alat ukur yang presisi digunakan untuk menyetel valve clearance
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 8 - 29
Dalam menggunakan feeler gauge ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
1. Bersihkan sebelum dan sesudah menggunakan feeler gauge.
3. Ketika memasukan feeler gauge pada clearance, masukan sisi samping blade.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 9 - 29
9. Holder.
Holder berfungsi untuk mengetahui kerataan dari nozzle holder. Penggunaan pada
engine komatsu 92-1, 94-3, 105-1, 2,3, 153-4, SA 6D170-1, 6D 110 dan Engine
cummins 743, 855
Gbr.16. Holder.
Cara pemakaian
1. Pasang dial indikator pada holder.
2. Lihat gambar dibawah, dalam melakukan pengecekan.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 10 - 29
10.Hanger.
Hanger ini digunakan untuk mengangkat cylinder block.
Gbr.18. Hanger.
Cara pemakaian :
Rat hanger pada bagian tengah cylinder block dengan menggunakan bolt cylinder
head.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 11 - 29
B. MAIN CLUTCH.
Compressor.
Compressor digunakan untuk menekan clutch spring pada waktu memasang dan melepas
main clutch type spring.
Keterangan :
1. Adapter
2. Plate
3. Nut
4. Thrust plate
Gbr.20. Compressor.
Cara pemakaian :
¾ Set plate (2) dan adapter (1), letakkan Main Clutch ass'y diatas adapter.
¾ Pasang puller 30 ton diatas main clutch ass'y dan ikat dengan lock nut.
¾ Dengan bantuan hydraulic pressure pada puller, clutch spring akan tertekan dan
lepaskan nut pada main clutch ass'y.
¾ Hydraulic pressure dikembalikan, lepaskan lock nut (3), main clutch sudah siap untuk
dibongkar.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 12 - 29
Gambar diatas menunjukkan penggunaan alat tersebut yang dibantu dengan meggunakan
tool lain seperti :
1. Pump.
2. Puller 30 ton.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 13 - 29
C. STEERING CLUTCH.
Keterangan
1. Plate.
2. Plate.
3. Nut.
4. Thrust plate.
5. Sleeve.
6. Guide bolt.
7. Stand.
8. Spacer
9. Bolt.
10. Nut.
Contoh pemakaian :
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 14 - 29
Keterangan
1. Box wrench.
2. Center bolt.
Gbr.24. Tool untuk melepas dan memasang steering clutch flange nut.
Cara Pemakaian
1. Pasang center bolt ( 2 ) pada box wrench ( 1 )
2. Pasang box wrench ( 1 ) pada lock nut clan pasang torque wrench pada lever box
wrench sehingga dapat diketahui besarnya torque.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 15 - 29
Keterangan :
1. Plate.
2. Screw.
3. Washer.
4. Bolt.
5. Nut.
Cara pemakaian :
1. Pasang plate (1) pada flange atau drum dengan menggunakan bolt (4) dan washer (3).
2. Putar screw (2) pada pelepas dan tekan tranverse shaft sehingga finges dan drum akan
terlepas.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 16 - 29
Keterangan :
1. Bolt.
2. Spacer.
3. Adapter.
Cara pemakaian :
1. Tekan flange ke steering clutch shaft atau ke pinion utama shaft pada final drive, dan
pasang adapter (3) pada shaft.
2. Set specer (2) seperti dalam gambar clan pasang puller 50 ton dengan menggunakan
bolt (1).
3. Dengan menggunakan hydraulic pressure pada puller maka flange atau drum akan
tertekan ke clutch housing.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 17 - 29
Cara pemakaian ;
Set socket pada lifting tool pada spline ke pinion gear dan bolt pada tool ke spline pada
lifting tool agar tidak keluar.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 18 - 29
Contoh pemakaian :
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 19 - 29
D. UNDERCARRIAGE
Keterangan
1. Frame 10. Pilot
2. Support 11. Adapter
3. Nut 12. Adapter
4. Screw 13. Adapter
5. Hook 14. Adapter
6. Extension 15. Pin pusher
7. Nut 16. Guide
8. Screw 17. Spacer
9. Holding 18. Adapter
Screw 19. Pin guide
Cara pemakaian :
• Melepas master pin.
1. Putar track sehingga posisi master pin terletak antara sprocket dan carrier.
2. Pasang frame (1) dan dihubungkan dengan support (2), nut (3) screw (4) dan Hook
(5).
3. Pasangkan cylinder 100 ton ke frame dan diikat dengan screw (8) dan nut (7).
4. Set adapter (11) , pin pusher (15), pilot (10) dan extension (6).
5. Dengan memompa Hydraulic cylinder, rod pada cylinder akan menekan, master pin
terlepas.
• Memasang master pin.
1. Atur track dengan guide (16).
2. Dalam melepas master pin pergunakan tool seperti waktu melepas.
3. pergunakan pin guide (19) masukkan master pin dan pin pusher dari arah belakang.
4. Dengan hydraulic pressure, master pin masuk (terpasang) pada track.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 20 - 29
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 21 - 29
Keterangan :
1. Arm
2. T-type adapter
3. Pin
4. Plug
5. Sleeve
6. Spacer
7. Adapter
8. Coupling
9. Pin
10.Extension
11.Yoke
12.Guide
13.Plate
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 22 - 29
Cara pemakaian
1. Set guide (12) diatas ujung sproket shaft.
2. Bolt sleeve (5) ke sproket hub.
3. Hubungkan T-type adapter (2) ke yoke (11) dengan menggunakan pin (3), hubungkan
adapter ke arm (1) sehingga adapter/yoke menyatu dengan cylinder 70 ton dan
sproket.
4. Tempatkan plug (4) diantara cylinder head dan sleeve (5).
5. Dengan menggunakan hydraulic pressure pada cylinder sehingga sproket dapat
terlepas.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 23 - 29
Keterangan :
1. Pusher.
2. Coupling.
3. Pin.
4. Head.
5. Washer.
6. Adapter.
7. Sleeve.
8. Adapter.
9. Guide.
10. Spacer.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 24 - 29
Cara pemakaian
1. Pasang sleeve (7) ke sproket hub dan set pusher (1) diatas sleeve.
2. Assemble head (4) dan coupling (2) ke cylinder 70 ton dan keluarkan cylinder rodnya.
3. Assemble 1) dan 2), dengan mengunakan pin (3), hubungkan coupling (2) ke sleeve
(7).
4. Press-fit pada sproket kedalam tempatnya pada sproket shaft dengan tekanan yang
ditentukan (sesuai shop manual).
Mechanic Development.
For Removing The Sproket Bearing
Tool ini digunakan untuk melepas sproket bearing yang
telah terpasang pada sproket shaftnya, bersama dengan sproket hub atau final drive case
cover.
Cara pemakaian :
1. Sisipkan spacer (3) diantara final drive case cover dan puller (2) dan ikat puller
dengan bolt.
2. Masukkan adapter (8) kedalam sproket shaft.
3. Masukkan coupling (7) kedalam cylinder 70 ton.
4. Gunakan pin (6), set pada adapter (8) dan coupling (7).
5. Gunakan pin (5), ikat arm (9) dan puller (2) ke cylinder. Mat ujung pin dengan ring
(12).
6. Pasangkan pada cylinder hydraulic pressure untuk melepas sproket shaft.
7. Gunakan bearing puller, untuk melepas sproket bearing dari final drive case cover.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 27 - 29
Keterangan :
1. Plate
2. Guide
3. Coupling
4. Screw
5. Nut
6. Plug
7. Sleeve
Cara pemakaian :
1. Paskan guide (2) pada sproket shaft.
2. Hubungkan coupling (3) kedalam sproket shaft, kemudian masukkan screw (4)
kedalam coupling (3).
3. Set plate (1), sleeve (7) dan plug (6) disisi luar pada guide.
4. Tutupi dengan puller 30 ton seperti yang ditunjuk dalam gambar, dan kunci dengan nut
(5). Kemudian berikan tekanan hydraulic pada puller sehingga mengepas pada sproket
bearing pada shaft.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 28 - 29
Keterangan
1. Sleeve.
2. Screw.
3. Nut.
4. Coupling.
5. Adapter.
6. Head.
7. Coupling.
8. Pin.
9. Sleeve.
Cara pemakaian :
1. Pasangkan coupling (4) kedalam sproket shaft dan set sleeve (1) diatas coupling. Saga
agar sleeve tetap berhubungan dengan sisi steering case.
2. Pasangkan screw (2) dan coupling (7) kedalam cylinder 70 ton. Set nut (3) dan
kencangkan dengan screw.
3. Keluarkan rod pada cylinder, seperti ditunjuk pada gambar, hubungkan coupling (4)
dan (7), dengan menggunakan pin (8).
4. Berikan tekanan hydraulic pada rod cylinder untuk melepas sproket shaft.
5. Apabila sproket shaft belum dapat dilepas dalam satu langkah piston, atur posisi Pada
nut (3) dan ulangi prosedur yang pertama.
Mechanic Development.
SPECIAL TOOLS III - 29 - 29
Keterangan :
1. Plug.
2. Guide.
3. Bolt.
4. Coupling.
5. Pin.
6. Spacer.
7. Plug.
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 1 - 11
A. MULTI TACHOMETER.
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 2 - 11
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 3 - 11
Keterangan :
1. Sensor.
2. Amplifier.
3. Operation manual.
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 4 - 11
• Cara pemakaian :
Salah satu penggunaan multi tachometer adalah untuk mengukur kecepatan putar
engine.
Adapun cara pengukurannya sebagai berikut :
1. Pastikan kelengkapan multi tachometer dan penghubungnya.
2. Hubungkan sensor ke engine speed outlet.
3. Hubungkan sensor ke service meter engine outlet, kencangkan dengan ring nut.
4. Hidupkan engine pada posisi low dan high idle dan baca hasil pengukuran pada
display tachometer.
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 5 - 11
B. PRESSURE GAUGE.
Pressure gauge digunakan untuk mengukur oil pressure, tire air pressure, dan fuel
pressure.
Satuan pengukuran pada pressure gauge menggunakan PSI ( Pounds Per Square Inch ),
Kpa ( Kilo pascal ) dan kg/cm2.
C. THERMOMETER
Thermometer digunakan untuk mengukur temperatur atau suhu. Temperatur asda yang
menggunakan fluida dan ada yang digital.
Temperatur yang digital dapat untuk mengukur suhu dari –99,5 ºC sampai 1299 ºC
Keterangan :
1. Meter.
1A. Dry cell
2. Sensor
3. Sensor
4. Adapter
5. Adapter
6. Adapter
7. Case assembly
8. Cable
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 6 - 11
1. Flexible Sensor.
Masukkan melalui lubang oil filler untuk mengukur temperature oil.
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 7 - 11
2. Bar Sensor.
Cocok untuk mengukur temperature fluida yang bertekanan ( water temperature, oil
temperature ).
Ada 2 jenis mounting adapter :
1. Untuk temperatur normal.
2. Untuk temperatur tinggi yaitu dari 200°C ke atas.
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 8 - 11
D. MULTITESTER.
Multitester adalah alat ukur -yang digunakan untuk mengukur tegangan, besarnya arus
yang mengalir dan besarnya tahanan.
Gbr.11. Multitester.
• Cara pemakaian :
Apabila pada AVO meter kedudukan pointer tidak tepat pada angka nol, maka kita
putar dengan screw driver (obeng) zero point adjusting screw sampai didapat pinter
tepat pada angka nol.
Jika yang akan diukur adalah tegangan, tentukan dulu tegangan itu DC atau AC. Jika
tegangan yang akan diukur DC maka rotary switch diposisikan pada DC V dan jika
yang akan diukur AC maka rotary switch diposisikan pada AC V.
Pada pengukuran tegangan, sebelum diukur harus ditentukan perkiraan besarnya
tegangan yang akan diukur agar dapat ditentukan skalanya, misalnya 12 volt battery
maka rotary switch diposisikan pada skala 50 volt DC V dan jika tegangan
diperkirakan 100 AC maka rotary switch diposisikan pada skala 100 volt AC V.
Pada pengukuran tegangan AC, polaritas + ( positif ) dan - ( negatif ) pada pin tidak
berlaku.
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 9 - 11
Untuk mengukur besarnya tahanan atau hambatan maka rotary switch diputar pada
posisi ohm pada pengukuran tahanan maka perbedaan kutub ( polaritas ) + dan - pada
pin tidak berlaku kecuali jika yang diukur adalah elemen semi conductor.
Untuk mengukur besarnya arus maka rotary switch diputar pada posisi mA ( mill
Amper ).
E. HYDROMETER.
Hydrometer digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit. Ada beberapa jenis
hydrometer antara lain :
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 10 - 11
• Cara pemakaian :
Gbr.16 Refractrometer.
Mechanic Development.
DIAGNOSTIC TOOLS IV - 11 - 11
• Cara pemakaian ;
Teteskan electrolit pada kaca refractrometer, kemudian baca berapa besarnya berat
jenis electrolit tersebut ( lihat gambar ).
Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-1-9
• Umum :
¾ Tiga jenis yaitu :
~ Tidak berujung
~ Dengan lubang pada satu atau kedua ujungnya
~ Dengan pengait/sangkutan akhir satu atau kedua ujungnya
¾ Tidak dipengaruhi oleh kelembaban atau zat kimia tertentu
¾ Mampu menahan goncangan yang kuat karena sifat materialnya yang lentur.
¾ Tidak mudah merusakkan permukaan atau menghancurkan benda - benda yang
mudah pecah.
• Pemeliharaan :
¾ Lakukanlah pemeriksaan pada sling secara berkala.
¾ Periksalah seluruh bagian sling, kerusakan biasanya mudah untuk dilihat.
¾ Bila terkena larutan asam atau basah, cucilah baik-baik sebelum anda
menyimpannya.
Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-2-9
• Umum :
¾ Terbentuk dari jalinan kawat yang disusun disekeliling suatu sumbu / teras.
¾ Jalinan dan hamparan kawat yang sederhana disusun dengan arah yang berlawanan.
¾ Hamparan kawat clan jalinannya disusun searah ( pilinan langs ).
¾ Semakin banyak jumlah kawat yang terdapat dalam jalinan, semakin fleksibel tali
itu.
¾ Tambang ini clapat digunakan untuk sistim penggerak, penderek, pengangkut,
perlengkapan penggantung dan pengangkat.
• Pemeliharaan :
• Penyimpanan :
Mechanic Development
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-4-9
• Pemeriksaan
Contoh-contoh wire sling yang tidak boleh digunakan.
Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-5-9
• Umum :
Secara umum tersedia berbagai jenis sling rantai yang dapat digunakan dan masing-
masing memiliki keistimewaan tersendiri, sehingga dapat dibedakan satu sama lain.
jenis - jenis tersebut antara lain :
¾ Hercaloy dengan tanda CM ( Colombus Mekinnon ).
¾ Hercaloy dengan tanda PWB ( Pitt Waddell Bennett ).
¾ Kuplex dengan tanda T.
¾ Kito dengan tanda No. 8
¾ Serrafini dengan tanda SAB
¾ Thiel dengan tanda 08
¾ Fram dengan tanda Polar Bear
Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-6-9
• Pemeliharaan :
¾ Perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur pada sambungan atau feting dan
keseluruhan untaian mata rantai, serta pengaitnya ( hook ).
¾ Setiap untaian mata rantai yang cacat, bengkok, retak, aus harus dilaporkan ke
supervisor.
¾ Kebersihan peralatan harus dipelihara.
• Penyimpanan :
Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-7-9
1. Shackle ( Sekalem )
Ada dua jenis shackle yaitu :
~ Shackle busur.
~ Shackle D.
Gbr.4. Shackle.
¾ Bolt shackle umumnya terpasang langsung pada satu lubang dan harus mempunyai
satu kerah.
¾ Pada shackle yang lebih balk, bolt akan melewati kedua lubang dan diamankan oleh
suatu pasak pena belah atau yang sejenisnya.
¾ Shackle yang berpasak lebih aman untuk digunakan.
¾ Anda harus selalu menggunakan bolt yang cocok dengan shacklenya.
¾ Anda tidak boleh menggunakan shackle dengan cara miring, karena hal ini
mengurangi beban kerja yang aman.
Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-8-9
Gambar dibawah ini adalah sebuah “ shackle ” yang ditarik miring ( membentuk
sudut ). Ini merupakan yang tidak balk sebab kaki - kakinya akan terbuka.
Mechanic Development.
WORKSHOP EQUIPMENT’S V-9-9
Jika eyebolt yang tak berleher clan eyebolt ditarik miring seperti dalam gambar.
Baut itu bisa bengkok atau putus.
¾ Eyebolt berleher.
Dalam pemakaian, ulirnya harus masuk secara keseluruhan apabila tidak akan
berakibat bengkoknya eyebolt tersebut.
Beberapa contoh pemasangan sling pada eyebolt berleher,yang benar dan salah.
Mechanic Development.