Anda di halaman 1dari 36

MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

PERCOBAAN 10

DISOLUSI

Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat:

1. Mengetahui prosedur ujidisolusi

2. Mengetahui cara perhitungan dan membuat kurva hasil ujidisolusi

Teori Umum

Disolusi adalah proses dimana senyawa padat obat menjadi terlarut


dalampelarut.Padasistembiologis,disolusiobatdalammediaairmerupakan kondisi yang
penting untuk sistem absorpsi. Kecepatan kelarutan obat yang sukar larut dalam air
dari bentuk sediaan padat merupakan tahap yang mengkontrol kecepatan absorpsi
sistemik obat. Sehingga, uji disolusi sering digunakan untuk memprediksi
bioavabilitas dan untuk membedakan faktor formulasi yang mempengaruhi
bioavaibilitas (Shargel,1941).

Laju disolusi dikemukakan dalam hubungan kuantitatif oleh Noyes dan


Whitney pada tahun 1897 dengan persamaan sebagai berikut:

atau

dimana M adalah massa padatan yang terlarut pada waktu t, dM/dt adalah kecepatan
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018
massa dissolusi (massa/waktu), D adalah koefisien difusi padatan
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

dalam larutan, S adalah luas permukaan pertikel padatan, h adalah ketebalan lapisan
difusi, Cs adalah kelarutan jenuh padatan, dan C adalah konsentrasi padatan dalam
larutan pada waktu t. Jumlah dC/dt adalah laju disolusi, dan V adalah volume larutan
(Sinko, 1993).

PersamaanNoyesdanWhitneymenunjukanbahwadisolusidalamlabu uji disolusi


dipengaruhi oleh sifat fisikokimia obat, formulasi, dan pelarut.Obat dalam tubuh
dianggap terlarut dalam media air. Permeasi obat menembus dinding usus dipengaruhi
oleh kemampuan obat berdifusi dan berpartisi diantara membrane lipid. Koefisien
partisi yang baik akan memfasilitasi absorpsi obat (Shargel,1941).

Suhu medium dan kecepatan pengadukan juga mempengaruhilaju

disolusiobat.Padamanusiasuhudijagakonstanpada37oC,danpengadukan dari gerak


peristaltik saluran gastrointestinal juga konstan. Sebaliknya, pada uji in vitro kinetika
disolusi memerlukan penjagaan suhu dan kecepatan

pengadukan yang konstan. Suhu umumnya dijaga pada 37oC, dankecepatan

pengadukan diatur pada rpm yang spesifik. Peningkatan suhu akan meningkatkan
energi kinetik molekul dan meningkatkan koefisien difusi. Peningkatan kecepatan
pengadukan dalam medium pelarut akan mengurangi ketebalan lapisan difusi sehingga
akan lebih mempercepat disolusi obat (Shargel, 1941).

Uji disolusi menentukan jumlah kumulatif obat yang terlarut ke dalam larutan
sebagai fungsi waktu. Seperti yang ditunjukan pada gambar I.3, disolusi
obatdaribentuksediaanmelibatkansedikitnyadualangkahyangberurutan,yaitu pelepasan
obat dari matriks formula (disintergrasi), yang kemudian dilanjutkan
dengandisolusiobat(pelarutanpartikelobat)dalammedium.Secarakeseluruhan laju
disolusi bergantung pada kedua tahaptersebut.
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Ketika laju disintegrasi (Kdd) lebih besar daripada laju disolusi intrinsik (Kid), maka
disolusi dikontrol oleh laju disolusi intrinsik dimana sifat fisikokimia bahan aktif
farmasetik sangat mempengaruhi. Ketika Kdd lebih besar daripada Kid, maka
disolusidikontrololehprosesdisintegrasiyangmanahalinidipengaruhiolehsifat kohesif
dari formulasi. Dan ketika Kdd sama dengan Kid, maka disolusi dikontrol oleh kedua
proses tersebut sehingga baik sifat kohesif formulasi dan sifat
fisikokimiabahanaktiffarmasimempengaruhidisolusi.Perbedaanrelatifpadalaju
keduaprosestersebutharusdipertimbangkansecarahati-hatiketikapendesainan metode
disolusi (Reed dkk.,2004).

GambarI.3 Proses disolusi obat (Reed dkk.,2004).

Sifat kohesif formula obat memerankan peranan yang penting pada disolusi
tahap pertama. Pada bantuk sediaan padat, sifat ini melibatkan
disintegrasidanerosi,sedangkanuntukformulasisemisoliddancair,dispersilipid atau
partisi obat dari fase lipid menjadi faktor penentu. Jika tahap pertama merupakan tahap
yang menentukan, maka laju disolusi dianggap sebagai disintergrasi terkontrol. Pada
tahap kedua, sifat fisikokimia obat memerankan peranan penting. Jika tahap ini yang
menentukan, maka laju disolusi merupakan disolusi intrinsik terkontrol. Kasus ini
terjadi pada kebanyakan senyawa yang kurang larut dalam formulasi immediate
release (Reed dkk., 2004).

48
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan apa tujuan ujidisolusi!


Jawab :
Uji disolusi bertujuan untuk mengukur serta mengetahui jumlah zat aktif
yang terlarut dalam media cair yang diketahui volumenya pada suatuwaktu
dan suhu tetap tertentu, menggunakan alat tertentu yang diigunakan untuk
menguji parameter disolusi (Fatmawaty, 2019).

2. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi hasil ujidisolusi!

Jawab :
Pelarut dalamm labu dipengaruhi oleh sifat-sifat kimi obat, formulasi pelarut,
suhu media dan kecepatan pengadukkan.
(Shargel , 2005)

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan faktor koreksi padaperhitungan


ujidisolusi!

Jawab:
Factor koreksi merupakan rata-rata variasi keragaman atau variasi yang
disebabkan oleh peneliti, materi dan lingkungan percobaan yang terkendalikan
pada waktu percobaan (adiboga,2013).

Dalam percobaan disolusi cara menghitung factor koreksi yaitu:

𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙
𝐹𝑘 = × 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 + 𝐹𝑘 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎
𝑉 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚
(Melinda, 2009)
4. Carilah salah satu contoh kurva disolusi di buku teks atau diinternet,
kemudianjelaskan!
Jawab:

49
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Chart Title
120
100
80
60
40
20
0
5 10 15 30 45 60 90

formula 1 formula 2 formula 3 formula 4

Berdasarkan kurva diatas menunjukkan bahwa formula 1 tidak memenihi


syarat karena zat terdisolusi hanya sebesar 69,31%. Formula yang memenuhi
syarat adalah formula 2,3 dan 4, yang terdisolusi lebih dari 75 % pada menit
ke 45 .formula 4 menunjukkan presentase kadar terdisolusi paling besar yaitu
97,06% hasil ini menunjukkan bahwa formula 4 memiliki laju disolusi paling
cepat dan memiliki waktu hancur yang paling capat dibandingkan dengan
formula lain.
(gunawi, 2019)

50
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Alat dan Bahan

Alat

 Alat ujiDisolusi

 Spuit 10cc

51
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018
 Filterholder

 Filter (kertas whatman /membranfilter)

 Vial 10ml

 Kuvet

 Spektrofotometer
Bahan
 Mediadisolusi

 Tablet

52
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Cara Kerja

1. Buat mediadisolusi.

2. Gunakan sebagian medium disolusi untuk membuat kurvakalibrasi


menggunakanspektrofotometer.
3. Masukan aquadest kedalam chamber disolusi, setting pemanas pada suhu
38°C, dipanaskan aquadest hingga mencapai suhutersebut.
4. Letakan labu disolusi pada lubang di atas chamber disolusi,kemudian
masukan media disolusi hingga volum yangdisyaratkan.
5. Pasang apparatus pada alat disolusi, pastikan jarak dasar labuke

50
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018
apparatusseragam.

50
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

6. Cek suhu media disolusi menggunakan termometer, pastikansuhu


medium disolusi sesuai dengan suhu yangdisyaratkan.
7. Tutup labu disolusi, pasang spuit 10 cc yang telah dihubungkan dengan filter
holder dan selang kecil berukuran 15cm.
8. Masukan tablet uji kedalam labu disolusi melalui lubang yangtelah
tersedia.
9. Operasikan alat uji disolusi, pastikan kecepatan putar apparatussesuai dengan
kecepatan yangdisyaratkan.
10. Ambil 5 – 10 ml sampel uji menggunakan spuit, masukan ke dalamvial.
Pastikan volum dan waktu pengambilan sampelseragam.
11. Masukan5–10mlmediadisolusidengansuhuyangsamakedalamlabu disolusi untuk
mengganti volum medium disolusi yang telah diambil sebagai sampeluji.
12. Tentukan konsentrasi sampel uji menggunakan spektrofotometer,kemudian buat
kurva disolusi berdasarkan data yang telahdibuat.

Pembuatan medium disolusi


Medium disolusi yang digunakan : Dapar Fosfat

Komposisi medium disolusi

Nama Bahan Jumlah


NaH2PO4 18,972 gram
Na2HPO4 7,5402 gram
Aquades 900 ml

51
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Perhitungan Medium Disolusi

Diketahui : B = 0.1
Ka = 6,2 × 10−8
[𝐻3 𝑂+] = 1,58 × 10−7

Ditanya : C….?
Jawab :
2,303 ×𝐶 ×𝐾𝑎× [𝐻3 𝑂 + ]
B=
(𝐾𝑎× [𝐻3 𝑂 + ])2

𝐵 ×(𝐾𝑎+[𝐻3 𝑂 + ])2
B=
2,302×(𝐾𝑎 × [𝐻3 𝑂 + ])2

0,1 ×([ 6,2 × 10−8 ]+ [1,58 × 10−7 ])2


B=
2,302× [ 6,2 × 10−8 ] ×[1,58 × 10−7 ]

0,1 ×([ 6,2 × 10−8 ]+ [0,158 × 10−8 ])2


B=
2,302× [ 6,2 × 10−8 ] ×[0,158 × 10−8 ]

0,1 ×(6,358 × 10−8 )2


B=
2,302×(0,9796 × 10−16)

0,1 ×(40,42× 10−16 )


B= 2,302×(0,9796 × 10−16)

4,042
B= 2,256

B = 1,79 mol / L

 Perhitungan NaH2Po4 dan Na2HPo4

Diketahui : Ph = 6,8
Ditanya : a. Mgaram
b. Masam
Jawab :
𝑀𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
Ph = Pka + log 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑚

𝑀𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
6,8 = 7,21 + log
𝑀𝑎𝑠𝑎𝑚

𝑀𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
6,8 – 7,21 = log 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑚

𝑀𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
-0,41 = log 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑚

𝑀𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
0,389 =
𝑀𝑎𝑠𝑎𝑚

Mgaram = Masam × 0,389


52
C = Mgaram + Masam
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

53
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

0,214 = (Masam × 0,389) + Masam

0,214 = 1,389 + Masam


0,214
Masam = 1,389

Masam = 0,154 M

Mgaram = C – Masam

Mgaram = 0,124 – 0,154

= 0,06 M

 NaH2Po4
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M= ×
𝑚𝑟 𝑉

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,154 M = 136
× 900 𝑚𝑙

0,154 𝑀 ×136𝑔⁄𝑚𝑜𝑙 ×900 𝑚𝑙


Massa =
1000

Massa = 18,85 gram

 Na2HPo4
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M= ×
𝑚𝑟 𝑉

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,06 M = ×
142 𝑔⁄𝑚𝑜𝑙 900 𝑚𝑙

0,06 𝑀 ×142𝑔⁄𝑚𝑜𝑙 ×900 𝑚𝑙


Massa = 1000

Massa = 7,668 gram

54
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Pembuatan kurva kalibrasi

Pembuatan larutan stok dengan konsentrasi: 0,214 M

Timbang NaH2Po4 dan Na2HPo4 sebanyak 18,85 gram dan 7,668 gram, dimasukan
ke dalam labu ukur 500 ml. Tambahkan medium disolusi berupa
Aquades hingga batas.

55
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Analisis mengguanakan spektrofotometer

Bahan uji : Natrium Diklofenak

Media : Dapar Fosfat

disolusi λ max : 275,6 nm

Konsentrasi ((μg/ml) 5 10 15 20 25
Absorbansi 0,209 0,363 0,501 0,653 0,802

Kurva kalibrasi (menggunakan milimeter blok)

0.9 Persamaan Regresi

0.8 Y= a+bx
0.7
0.6 Koefisien Korelasi
absorbansi

0.5
A = 0.0628
0.4 B = 0.02952
0.3 R = 0.9998
0.2
0.1
0
0 10 20 30
konsentrasi

56
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Uji Disolusi
Volumsampeluji : 5 ml
Volum medium : 900 ml
Berat tablet : 100 mg

Waktu (menit) 5 10 20 30 45 60
AbsorbansiLabu 1 0,246 0,363 0,502 0,646 0,643 0,634
AbsorbansiLabu 2 0,247 0,364 0,549 0,649 0,644 0,635
AbsorbansiLabu 3 0,251 0,309 0,549 0,648 0,644 0,630
AbsorbansiLabu 4 0,238 0,367 0,505 0,643 0,639 0,640
AbsorbansiLabu 5 0, 248 0,362 0,510 0,644 0,640 0,634
AbsorbansiLabu 6 0,249 0,349 0,507 0,642 0,640 0,636

Perhitungan (mengubahabsorbansimenjadikonsentrasi)

a) Menit 5
 Labu 1  y = a + bx
0,246 = 0,0628 + 0,02952x
0,246−0,0628
x=
0,02952
x = 6,2059 ppm

 Labu 2  y = a + bx
0,247 = 0,0628 + 0,02952x
0,247−0,0628
x=
0,02952
x = 6,2398 ppm

 Labu 3  y = a + bx
0,251 = 0,0628 + 0,02952x
0,251−0,0628
x=
0,02952
x = 6,3753 ppm

 Labu 4  y = a + bx
0,238 = 0,0628 + 0,02952x
0,238−0,0628
x=
0,02952
x = 5,9349 ppm

55
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

 Labu 5  y = a + bx
0,248 = 0,0628 + 0,02952x
0,248−0,0628
x=
0,02952
x = 6,2737 ppm

 Labu 6  y = a + bx
0,249 = 0,0628 + 0,02952x
0,249−0,0628
x=
0,02952
x = 6,3075 ppm

Rata-rata konsentrasipadalabudimenit ke-5

6,2059 + 6,2398 + 6,3753 + 5,9349 + 6,2737 + 6,3075


6
37,3371
6
 6,2228 ppm

b) Menit 10
 Labu 1  y = a + bx
0,363 = 0,0628 + 0,02952x
0,363−0,0628
x=
0,02952
x = 10, 1693 ppm

 Labu 2  y = a + bx
0,364 = 0,0628 + 0,02952x
0,364−0,0628
x=
0,02952
x = 10,2032 ppm

 Labu 3  y = a + bx
0,309 = 0,0628 + 0,02952x
0,309−0,0628
x=
0,02952
x = 10,3401 ppm

 Labu 4  y = a + bx
0,367 = 0,0628 + 0,02952x
0,367−0,0628
x=
0,02952
x = 10,3048 ppm

 Labu 5  y = a + bx
0,362 = 0,0628 + 0,02952x
0,362−0,0628
x=
0,02952
x = 10,1355 ppm

56
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

 Labu 6  y = a + bx
0,349 = 0,0628 + 0,02952x
0,349−0,0628
x=
0,02952
x = 9,6951ppm

Rata-rata konsentrasipadalabudimenit ke-10

10, 1693 + 10,2032 + 10,3401 + 10,3048 + 10,1355 + 9,6951


6 57
58,848
6
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

58
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Rata-rata konsentrasipadalabudimenit ke-20

14,8780 + 16,4701 + 16,4701 + 14,9796 + 15,1490 + 15, 0474


6
92,9342
6
 15,4890 ppm

d) Menit 30
 Labu 1  y = a + bx
0,646 = 0,0628 + 0,02952x
0,646−0,0628
x=
0,02952
x = 19,7560 ppm

 Labu 2  y = a + bx
0,649 = 0,0628 + 0,02952x
0,649−0,0628
x=
0,02952
x = 19,8577 ppm

 Labu 3  y = a + bx
0,648 = 0,0628 + 0,02952x
0,648−0,0628
x=
0,02952
x = 19,8238 ppm

 Labu 4  y = a + bx
0,643 = 0,0628 + 0,02952x
0,643−0,0628
x=
0,02952
x = 19,6544 ppm

 Labu 5  y = a + bx
0,644 = 0,0628 + 0,02952x
0,644−0,0628
x=
0,02952
x = 19,6883 ppm

 Labu 6  y = a + bx
0,642 = 0,0628 + 0,02952x
0,642−0,0628
x=
0,02952
x = 19, 6205 ppm

Rata-rata konsentrasipadalabudimenit ke-30


59
19,7560 + 19,8577 + 19,8238 + 19,6544 + 19,6883 + 19, 6205
6
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

e) Menit 45

 Labu 1  y = a + bx
0,643 = 0,0628 + 0,02952x
0,643−0,0628
x=
0,02952
x = 19,6544 ppm

 Labu 2  y = a + bx
0,644 = 0,0628 + 0,02952x
0,644−0,0628
x=
0,02952
x = 19,6883 ppm

 Labu 3  y = a + bx
0,644 = 0,0628 + 0,02952x
0,644−0,0628
x=
0,02952
x = 19,6883 ppm

 Labu 4  y = a + bx
0,639 = 0,0628 + 0,02952x
0,639−0,0628
x=
0,02952
x = 19,5189 ppm

 Labu 5  y = a + bx
0,640 = 0,0628 + 0,02952x
0,640−0,0628
x=
0,02952
x = 19,5528 ppm
60
 Labu 6  y = a + bx
0,640 = 0,0628 + 0,02952x
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

f) Menit 60

 Labu 1  y = a + bx
0,634 = 0,0628 + 0,02952x
0,634−0,0628
x=
0,02952
x = 19,3495 ppm

 Labu 2  y = a + bx
0,635 = 0,0628 + 0,02952x
0,635−0,0628
x=
0,02952
x = 19,3834 ppm

 Labu 3  y = a + bx
0,630 = 0,0628 + 0,02952x
0,630−0,0628
x=
0,02952
x = 19,2140 ppm

 Labu 4  y = a + bx 61
0,640 = 0,0628 + 0,02952x
0,640−0,0628
x=
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Waktu 5 10 20 30 45 60
Konsentrasi 6,2228 9,808 15,4890 19,7334 19,6092 19,3777

62
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Perhitungan Faktor Koreksi

a). Menit 5
A = A’
= 6,2228 ppm

b). Menit 10
𝑉𝑠
B = B’ + ( 𝑉𝑚 × A )

5 𝑚𝑙
= 9, 808 + ( 900 𝑚𝑙 × 6,2228 )

= 9,808 + 0,0345

= 9,8425 ppm

c). Menit 20
𝑉𝑠
C = C’ + ( 𝑉𝑚 × (A + B) )

5 𝑚𝑙
= 15,4890 + ( 900 𝑚𝑙 × (6,2228 + 9,8425) )

= 15,4890 + 0,0892

= 15,3782 ppm

63
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

d). Menit 30
𝑉𝑠
D = D’ ( 𝑉𝑚 × (A + B + C) )

5 𝑚𝑙
= 19,7334 + ( 900 𝑚𝑙 × (6,2228 + 9,8425 + 15,5782) )

= 19,7334 + 0,1757

= 19,9091 ppm

e). Menit 45
𝑉𝑠
E = E’ + ( 𝑉𝑚 × (A + B + C + D) )

5 𝑚𝑙
= 19,6092 + ( × (6,2228 + 9,8425 + 15,5782 + 19,9091) )
900 𝑚𝑙

= 19,6092+ 0,2864

= 19, 8956 ppm

f). Menit 60
𝑉𝑠
F = F’ + ( 𝑉𝑚 × (A + B + C + D + E) )

5 𝑚𝑙
= 19,3777 + ( 900 𝑚𝑙 × (6,2228 + 9,8425 + 15,5782 + 19,9091 + 19,895) )

= 19,3777 + 0,3969

= 19,7746 ppm

Waktu 5 10 20 30 45 60
Konsentrasi
(Faktor Koreksi)
6,2228 9,8425 15,5782 19,9091 19,8956 19,7746

64
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Perhitungan % Terdisolusi

a). Menit 5
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
× 100 %
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑂𝑏𝑎𝑡

6,2228
111
× 100 % = 5,6061 %

b). Menit 10
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
× 100 %
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑂𝑏𝑎𝑡

9,8425
× 100 % = 8,8671 %
111

c). Menit 20
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑂𝑏𝑎𝑡
× 100 %

15,5782
111
× 100 % = 14,0344 %

d). Menit 30
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
× 100 %
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑂𝑏𝑎𝑡

19,9091
111
× 100 % = 17,9361 %

e). Menit 45
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑂𝑏𝑎𝑡
× 100 %

19,8956
111
× 100 % = 17,9239 %

f). Menit 60
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑂𝑏𝑎𝑡
× 100 %

19,7746
111
× 100 % = 17,8149 %

65
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Konsentrasi dalam media disolusi: 111 ppm

Waktu 5 10 20 30 45 60
% terdisolusi 5,6061% 8,8671% 14,0344 17,9361 17,9239 17,8149
% % % %

66
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Kurva Disolusi (menggunakan milimeter block)

20
18 60, 17.81
16
14
% Terdisolusi

12
10
8
6
4
2
0
5 10 20 30 45 60
Waktu

58
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Tugas Akhir

1. Jelaskan apakah semua sediaan padat harus dilakukan uji disolusi!


Jawab:
Pada uji disolusi sediaan obat yang hancur digunakan ialah sediaan padat atay semi
padat seperti tablet, kapsul Dan salep. (martin 1993). Definisi disolusi sendiri
merupakan proses melarutnya zat ayau senyawa obat sediaan padat kedalam suatu
medium. Uji inipun digunakan untuk seberapa banyak obat yang melarut dilambung
dan usus halus. Pada setiap sediaan memiliki sifat fisika-kimia senyawa aktif. Sifat
dari zat tambahan dddan cara pembuatan yang akan mempengaruhi jumlah dan
kecepatan absorbansi obat. Sehingga, tidak semua bahan obat hharus dilakukan uji
disolusi. Karena telah memiliki sifat-sifat dasar obatt yang telah dijelaskan
difarmakope Indonesia (ansel, 1989)

2. Jelaskan minimal 4 usaha yang dapat dilakukan untukmeningkatkan


kecepatan disolusi bahan aktifobat!

Jawab:
Factor yang dapat mempengaruhi kecepatan disolusi yaitu suhi, viskositas Ph.
Pengadukan, ukuran partikel dan sifat permukaan zat. Dimanapun sediaan
meningginya suhu maka akan memperbesaekan kelarutan suatu zat yang bersifat
endotermik dan akan memperbesa koefisien zat tersebut, dan kemudian turunnya
viskositas suatu pelarut akan memperbesar kelarutan suaatu zat. Ph pun sangat

59
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018
berpengaruh pada kelarutan zat-zat yang bersifat asam ataupun basa lemah. Zat
bersifat basa lemah mudah larut disuasana asam dan zat bersifat asam lemah mudah
larut disuasana basa. Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaan meningkat
sehingga mempercepat kelarutan zat.
(astuti dkk, 2007)

Daftar Pustaka
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. US.Press: Jakarta
Astuti, dkk, 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. UNY : Yogyakarta
Fatmawaty, Aisyah. 2019. Teknologi Sediaan Farmasi. Deepublish : Yogyakarta
Martin, Alfred. 2993. Farmasi Fisik. Universitas Indonesia : Jakarta
Melinda, Ayu. 2019. Disolusi.
Shargel, Leon. 2005. Biofarmasetika dan Farmakinetika Tetapan Edisi kelima. Pusat
Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga : Surabaya

60
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Pembahasan

Percobaan yang dilakukan adalah Uji Disolusi, dimana percobaan ini bertujuan
untuk mengetahui kecepatan proses pelepasan dan proses penyerapan obat di dalam tubuh
manusia. Uji disolusi ini dilakukan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul,
kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak
berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan lain dalam monografi (Depkes
RI, 1979).
Sediaan tablet termasuk dalam persyaratan uji disolusi untuk mengetahui seberapa
banyak persentase zat aktif dalam obat yang terlarut dan terabsorbsi ke dalam peredaran
darah untuk memberikan efek terapi. Disolusi menggambarkan efek obat terhadap tubuh,
jika disolusi memenuhi syarat maka diharapkan obat akan memberikan khasiat pada
tubuh. Oleh karena itu, pada percobaan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
kecepatan atau laju disolusi dari tablet ketoprofen.
Menurut Farmakope Edisi V, Tablet merupakan sediaan padat yang mengandung
bahan obat dengan tanpa bahan pengisi. Tablet dibuat dengan penambahan bahan
tambahan yang sesuai. Tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekerasan dan
ketebalan, daya hancurnya dan aspek lain tergantung dengan pemakaian tablet dan cara
pembuatannya. Menurut Umar (2014) ketoprofen merupakan senyawa aktif yang sering
dijumpai dalam sediaan anti rematik. Senyawa ini berfungsi sebagai analgesik, antiradang
dan antipiretik yang menghambat sintesis prostaglandin. Penggunaan ketoprofen dalam
dosis tinggi dapat mengiritasi lambung dan usus.
Uji disolusi ini dilakukan dengan cara awal yaitu membuat media disolusi dengan
bahan NaH2PO4 7,5402 gram, Na2HPO4 18,972 gram, dan aquadest 900 ml. Untuk
pembuataan media disolusi ditimbang NaH2PO4 7,5402 gram dan Na2HPO4 18,972 gram
lalu masukkan dalam labu lukur 900 ml dan ditambahkan aquadest hingga batas yang
ditentukan. Setelah itu, digunakan sebagian medium disolusi untuk membuat kurva
kalibrasi menggunakan spektrofotometer. Kemudian dimasukkan aquadest ke dalam
chamber disolusi, setting pemanas pada suhu 37oC karena disesuaikan dengan suhu tubuh

61
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

manusia yaitu 37oC. Letakkan labu disolusi pada lubang diatas chamber disolusi
kemudian masukkan media disolusi hingga volum yang disyaratkan. Selanjutnya
dipasang apparatus sesuai dengan bentuk dan sifat obat yang akan di uji yaitu apparatus
dayung karena sediaan yang digunakan adalah sediaan yang sifatnya tenggelam yaitu
sediaan berbentuk tablet. Adapun apparatus lainnya yaitu apparatus keranjang, dimana
apparatus ini digunakan untuk sediaan yang sifatnya mengambang yaitu sediaan dengan
bentuk kapsul. Setelah itu ditutup labu disolusi, pasang spuit 10 CC yang telah
dihubungkan dengan filter holder dan selang kecil berukuran 15 cm dan dimasukkan
tablet uji kedalam labu disolusi melalui lubang yang telah tersedia. Diatur alat uji disolusi
pastikan kecepatan putar apparatus sesuai dengan kecepatan yang disyaratkan. Penetapan
profil disolusi sediaan ketoprofen dilakukan dengan metode dayung dengan kecepatan
dayung 50 rpm dengan medium disolusi larutan dapar fosfat pH 7,4 sebanyak 900 ml.
Kecepatan pengadukan akan mempercepat kelarutan. Umumnya kecepatan pengadukan
adalah 50 atau 100 rpm. Pengadukan diatas 100 rpm tidak menghasilkan data yang dapat
dipakai untuk membedakan kecepatan melarut. Apabila ternyata bahwa kecepatan
pengadukan perlu lebih 100 rpm maka lebih baik untuk mengubah medium daripada
menaikkan rpm. Kemudian, larutan sampel dipipet 5 ml pada menit ke 5, 10, 15, 30, 45
dan 60 dan setiap pemipetan diganti dengan medium disolusi baru dengan volume dan
suhu yang sama saat pemipetan. Hal ini dilakukan untuk melihat waktu yang tepat saat
tablet ketoprofen berdisolusi dengan optimal pada medium pelarut. Masing-masing
larutan yang dipipet diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis
pada panjang gelombang serapan maksimumnya. Kemudian konsentrasi ketoprofen
dihitungan dengan menggunakan kurva kalibrasi.

62
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Kesimpulan

63
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

64
MODULPRAKTIKUMFARMASIFISIKAI2018

Daftar Pustaka

Reed,R.A.,Brown,C.K.,Chokshi,H.P.,Nickerson,B.,Rohrs,B.R.,danShah, P.A.,
(2004) : Acceptable Analytical Practices for Dissolution Testing ofPoorly
Soluble Compounds, Pharmaceutical Technology,56-65

Shargel, L., Wu-Pong, S., dan Yu, A.B.C., (2005) : Applied Biopharmaceutics and
Pharmacokinetics, Mc Graw Hill Companies, Singapore.

Sinko,P.J.,(2006):Martin’sPhysicalPharmacyandPharmaceuticalScience, fifth

65

Anda mungkin juga menyukai