PENDAHULUAN
3
pengaruh keimanan tersebut terhadap kehidupan seorang muslim.
Diharapkan kajian tersebut akan menambah pemahaman penulis
mengenai pentingnya rukun iman dalam kehidupan beragama dan
bermasyarakat.
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang rukun Islam
ini adalah:
1. Memahami maksud dengan rukun Iman?
2. Mengetahui kedudukan rukun Iman dalam agama Islam?
3. Memahami makna rukun iman terhadap kehidupan seorang
muslim?
4
BAB II
ARKANUL IMAN
ْ س ِل ِه
وال َي ْو ِم ِ آلخ ِر َوتُؤْ ِمنَ ِب ْالقَد ِِر َخي ِْر ِه َوش َِره
ُ اإليْما َنُ أ َ ْن تُؤْ ِمنَ ِباهللِ َو َمالَ ِِئ َك ِت ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو َر ِ ْا
5
mengucapkan dengan syahadat dengan lidahnya, jika tidak ada
halangan akan kekal dalam neraka.
Dari paparan diatas, dapat diketahui bahwa yang yang disebut
rukun iman itu ada enam perkara, yaitu: Iman kepada Allah, Malaikat-
Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rosul-Rosul-Nya, hari kiyamat, dan
iman kepada Qadha dan Qadar. Dalam hadist tersebut juga
disebutkan tentang rukun islam dan ihsan. Dengan penjelasan secara
singkat tentang ketiga prinsip sebagai orang islam tersebut, bias
dikatakan bahwa ketiganya itu tidak boleh dipisahkan satu sama
lain.sebagai orang isla, selain kita menjalankan perintah yang
termaktub dalam rukun islam itu, juga kita harus mempercayai adanya
rukun iman itu.dari kedua rukun itu, diharapkan kita mempercayai dan
mengamalkan prinsip ihsan.pada prinsip ihsan inilah keimanan
sesungguhnya dipertaruhkan.
6
Artinya:
س ِكينَةَ َعلَ ْي ِه ْم َوأَثَا َب ُه ْم َّ َّللاُ َع ِن ْال ُمؤْ ِمنِينَ ِإ ْذ يُ َبا ِيعُونَكَ تَحْ تَ ال
َّ ش َج َر ِة فَ َع ِل َم َما ِفي قُلُو ِب ِه ْم فَأ َ ْنزَ َل ال َّ ي ِ لَقَ ْد َر
َ ض
فَتْ ًحا قَ ِريبًا
7
4. Mentaati Aturan
Dalilnya Surat AN-Nisa' ayat 60, 65.
Surat An-Nur ayat 51
Surat Al-Ahzab ayat 36
5. Hidup Berjamaah
Surat An-Nisa' ayat 59
8
BAB III
Iman kepada Allah SWT, Artinya kita yakin dan percaya bahwa
Allah itu ada. Adanya Allah itu dibuktikan dengan penciptaan
bumi, matahari, bulan, bintang, hewan, tumbuhan, dan semua
yang ada dimuka bumi ini. Adanya allah itu karena
kemahaEsaan-Nya. Esa itu baik dalam Dzat maupun sifat-Nya.
Adapun sifat Allah itu terbagi dalam beberapa bagian. Ada
yang wajib bagi Allah, dan mustahil bagi Allah.
9
Sifat Wajib Artinya Sifat Mustahil Maksud
Berubah-ubah (akan
Baqa Kekal Fana
binasa)
10
menentukan (terpaksa)
Keadaan-Nya yang
Kaunuhu hayyan Kaunuhu mayitan Keadaan-Nya yang mati
hidup
Keadaan-Nya yang
Kaunuhu sami'an Kaunuhu ashamma Keadaan-Nya yang tuli
mendengar
Keadaan-Nya yang
Kaunuhu bashiiran Kaunuhu a'maa Keadaan-Nya yang buta
melihat
11
2. Iman Kepada Malaikat Allah
Malaikat ialah mahkuluk gaib yang diciptakan Allah dari
cahaya, dengan ketaatan selalu menjalankan perintah Allah dan
kesanggupannya untuk beribadah kepada Allah. Malaikat
diciptakan tidak memiliki sikap ketuhanan dan hanya Allahlah
Tuhan semesta alam. Jumlah malaikat sangat banyak dan
semuanya tunduk dan menjalankan perintah Allah SWT. Firman
ASllah SWT dalam surat At-Tahrim ayat :6: yang Artinya “ Hai
Orang-orang yang beriman, Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bergejolak yang bahanbakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar,
yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selaalu mengerjakan
apa yang diperintahkanNya”.
Dengan demikian, maka para malaikat itu tidak mungkin
melakukan perbuatan yang durhaka kepada Allah atas setiap
PerintahNya dan selalu mengerjakan apa yang
diperinatahkanNya.
Makna beriman kepada malaikat dapat dijabarkan kedalam
empat poin:
a. mengimani wujud mereka.
b. mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui
namanya, sedangkan yang kita tidak ketahui namanya
kita mengimaninya secara Ijmal (garis besar).
c. mengimani sifat malaikat yang terdapat dalam hadis,
misalnya Rasullullah saw, pernah bertemu langsung
dengan malaikat jibril yang memiliki 600 sayap (Bukhari)
di hadis lain dikatakan setiap sayap malaikat jibril
menutupi setiap ufuk (Ahmad).
d. mengimani tugas malaikat seperti yang telah
diberitahukan kepada kita. Malaikat senantiasa beribada
12
kepada Allah; bertasbih siang dan malam dan berthawaf
di Baitul Ma'mur dan lain sebagainya.
13
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati,
diikrarkan secara lisan, dan direalisasikan dalam perbuatan.
Dengan demikian, iman kepada kitab Allah adalah
mempercayai dan meyakini kitab-kitab Allah Swt. yang
diturunkan melalui para utusan-Nya, yaitu kitab Al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad Saw, kitab Injil kepada Nabi Isa as,
kitab Taurat kepada Nabi Musa as, dan kitab Zabur kepada
Nabi Daud as. Kepercayaan tersebut diyakini dalam hati
sanubari, diikrarkan dengan ucapan lisan, dan dibuktikan
dengan perbuatan amal salih.
Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah ayat 177.
Berdasarkan ayat tersebut, yang diperkuat oleh akal pikiran
sehat maka hkum beriman kepada kitab-kitab Allah adalah
wahib. Jika ada seseorang yang mengaku sebagai seorang
muslim, tetapi tidak percaya kepada kitab Allah maka orang
tersebut dianggap telah murtad (keluar dari Islam).
14
Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah memiliki fungsi
sebagai motivator (pendorong) bagi setiap anggota
masyarakat untuk selalu berbuat kebajikan.
Iman kepada kitab Allah dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dapat berfungsi sebagai
motivator, dinamisator, dan stabilisator, sehingga hubungan
dengan sesama manusia, baik perorangan ataupun
kelompok akan terjalin secara selaras, serasi, dan seimbang.
15
waktu itu telah terdapat berbagai penyimpangan dan
penyelewengan. Injil juga menerangkan perihal kedatangan
Nabi Muhammad Saw. Kitab ini mengikuti ajaran kitab taurat
yang diturunkan kepada Nabi Musa as. Kitab diwajibkan
beriman kepada kitab-kitab terdahulu yang dirunkan sebelum
Al-Qur’an.
Al-Qur’an berfungsi sebagai penyempurnaan ajaran-ajaran
terdahulu. Kitab-kitab terdahulu memiliki ajaran yang tidak
universal, hukum perundang-undangan yang terkandung di
dalamnya pada umumnya hanya sesuai dengan masa dan
tempat di mana kitab-kitab itu diturunkan. Oleh karena itu, Al-
Qur’an dating untuk menyempurnakan kitab-kitab suci
tersebut.
16
Semua sikap dan tindakan para rasul allah tidak
semata-mata berdsarkan atas kehendaknya sendiri,
melainkan sesuai dengan bimbingan yang telah
diwahyukan oleh Allah Swt. kepada mereka.
2) Para Rasul Mempunyai Tugas yang Sama
Jumlah rasul yang tertera dalam Al-Qur’an sebanyak 25
orang, di antaranya ada yang mendapat gelar Ulul
Azmi, yaitu mempunyai pendirian yang teguh dan
berjuang keras dalam mensyiarkan agama Allah. Para
rasul yang termasuk golongan Ulul Azmi adalah Nabi
Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan Muhammad
Saw. Khusus Nabi Muhammad Saw. sebagai nabi
terakhir beliau adalah rasul yang paling istimewa di
antara yang lainnya, karena beliau diutus tidak hanya
terbatas pada umat yang berada di sekitar wilayahnya
saja, melainkan untuk seluruh umat alam ini.
Para rasul yang satu dengan yang lainnya dalam
menjalankan tugas tidaklah ada perbedaan. Mereka
sama-sama diberi tugas untuk menjadikan umatnya
mau mempercayai adanya Allah Swt, yaitu ajaran
tauhid.
Secara umum tugas para rasul dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a) Menyampaikan ajaran tentang ke-Esa-an Allah
Swt.
b) Menyerukan manusia (umatnya) untuk berbuat
baik.
c) Memberikan ajaran yang jelas tentang hal-hal
yang diperintahkan agama dan yang dilarangnya.
17
d) Memberikan berita tentang hal-hal gaib (seperti
malaikat, syaitan, iblis dan jin, surge, dan neraka)
kepada umatnya.
e) Memberkan informasi gembira (pahala) dan
menyedihkan (siksa) kepada umatnya.
f) Menyampaikan ajaran secara sempurna kepada
seluruh umatnya untuk memperoleh kebahagiaan
di dunia dan akhirat.
b. Fungsi Iman kepada Rasul Allah
Fungsi beriman kepada rasul antara lain:
1) Jauh dari perbuatan kesesatan (kekufuran). Rasulullah
Saw. bersabda yang artinya: “Sesungguhnya telah aku
tinggalkan kepada kalian dua pusaka, yang apabila
kalian tetap berpegang teguh dengan kuduanya kalian
tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah dan
sunahku”. (HR. Bukhari dan Muslim).
2) Tidak merasa khawatir dan bersedih hati (QS. Al-
An’am: 48).
3) Meningkatkan ketaqwaan pada Allah Swt. karena para
rasul adalah orang-orang yang paling bertaqwa
kepada-Nya.
4) Menjadikan sikap kejujuran karena rasul adalah orang
yang selalu baik dalam hati, lisan, dan perbuatan.
5) Menumbuhkan etos kerja yang penuh dengan
keikhlasan karena para rasul adalah orang yang gigih
dalam usaha.
6) Menumbuhkan rasa kasih saying kepada semua
makhluk.
7) Berani menegakkan kebenaran dan memberantas
kejahatan.
8) Menumbuhkan rasa kesabaran dalam menghadapi
masalah dan tidak cepat putus asa.
18
9) Memahami fungsi iman kepada rasul tersebut dapat
menjadikan jiwa bersih dari rasa kedengkian terhadap
sesame dan menjadikan kita giat dalam beribadah
kepada Allah Swt. Sikap dan tindakan para rasul perlu
dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari agar apa
yang dikerjakan selalu mendapat imbalan pahala dari
Allah Swt.
19
Beriman kepada kepada hari kiamat merupakan unsure
pokok keimanan. Tanpa beriman kepada hari kiamat,
iman seseorang tidak akan diterima. Oleh karena itu,
keimanan kepada hari kiamat sama halnya dengan
keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat allah, kitab-
kitab-Nya, rsul-rasul-Nya, dan qada qadar-Nya.
b. Kiamat Sugra dan Kiamat Kubra
Di dalam Al-Qur’an, ada beberapa ayat yang
menjelaskan perihal hari kiamat. Dalam ayat-ayat
tersebut, kiamat terbagi menjadi dua, yaitu kiamat sugra
dan kiamat kubra.
1) Kiamat Sugra
Kiamat Sugra atau kiamat kecil adalah berakhirnya
kehidupan manusia (kematian) dan bencana alam
seperti banjir, gempa bumi, dan sebagainya.
2) Kiamat Kubra
Kiamat kubra atau kiamat besar adalah berakhirnya
seluruh kehidupan makhluk secara serempak.
Kematian semua makhluk tersebut bersamaan
dengan hancurnya alam semesta. Islam
menegaskan bahwa kiamat pasti akan dating. Akan
tetapi, waktu kedatangan kiamat tidak disebutkan
secara jelas.
c. Tanda-tanda datangnya Hari Kiamat
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terbagai menjadi
dua, yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.
1) Tanda-tanda Kecil
a) Diutusnya Muhammad sebagai penutup para
nabi dan rasul.
b) Segala urusan dipegang oleh bukan ahlinya atau
disia-siakannya amanah.
20
c) Orang yang dahulu miskin berlomba-lomba
menjadi orang berharta atau berkembangnya
sifat matrealistik.
d) Sungai Eufrat berubah menjadi emas.
e) Baitul Maqdis dikuasai umat Islam.
f) Banyak terjadi pembunuhan.
g) Banyak polisi dan pembela kezaliman.
h) Perang antara Yahudi dan umat Islam.
i) Banyak terjadi fitnah.
j) Sedikitnya ilmu agama karena ilmu tersebut telah
diangkat.
k) Merebaknya perzinahan.
l) Jumlah kaum wanita lebih banyak daripada pria.
m) Bermewah-mewah dalam membangun masjid.
n) Menyebarnya riba dan harta haram.
o) Munculnya kumpulan orang yang mengkritik
hadis nabi Muhammad Saw.
p) Banyak laki-laki yang menyerupai perempuan
dan perempuan menyerupai laki-laki.
q) Hubungan keluarga terpecah bela.
r) Salam hanya diucapkan kepada orang yang
dikenali saja.
s) Tingginya pajak.
t) Khamar menjadi minuman keseharian.
u) Merebaknya perilaku homoseks dan lesbian.
v) Dicabutnya nikmat waktu sehingga waktu
berputar seakan lebih cepat daripada biasanya.
2) Tanda-tanda Besar
a) Terbitnya matahari dari arah barat dan terbenam
di timur.
b) Munculnya binatang yang dapat berbicara
dengan manusia. (QS. An-Naml: 82)
21
c) Datangnya al-Mahdi. Beliau termasuk keturunan
Rasulullah SAW. Oleh karena itu, beliau serupa
benar dengan akhlak dan budi pekertinya dengan
rasulullah SAW.
d) Munculnya Dajjal, bermata buta sebelah dan
mengakui dirinya sebagai Tuhan.
e) Hilang dan lenyapnya Al-Qur’an yang berupa
mushaf dan yang berupa hafalan dalam hati.
f) Turunnya Nabi Isa as. Beliau akan turun ke bumi
ini di tengah-tengah merajalelanya pengaruh Dajjal.
g) Terpecahnya bulan (QS. Al-Qamar: 1).
h) Kekacauan dan kejahatan semakin meningkat
hingga banyak terjadi pembunuhan (H.R. Muslim
nomor 5143).
i) Munculnya Yakjuj dan Makjuj (umat yang suka
merusak dan menghancurkan). (H.R. Muslim nomor
5162)
d. Fase-fase Hari Kiamat
Hari kiamat berlangsung dalam beberapa fase berikut ini:
1) Yaumul-Qiyaamah
Adalah hari kehancuran alam semesta dan
berakhirnya kehidupan makhluk secara serempak
yang ditandai oleh tiupan terompet Malaikat Israfil
yang pertama.
2) Yaumul-Ba’as
Adalah hari bangkitnya manusia dari kuburnya yang
ditandai oleh tiupan terompet yang kedua oleh
Malaikat Israfil.
3) Yaumul-Hasyr (Yaumul Mahsyar)
Adalah hari berkumpulnya semua manusia di hadapan
Allah setelah kebangkitan mereka dari kubur. Semua
22
manusia dikumpulkan secara bersama-sama di satu
tempat tanpa ada yang ketinggalan.
4) Yaumul-Hisab
Adalah hari perhitungan amal baik dan amal buruk
manusia. Setelah berada di Mahsyar, mereka akan
dihisab satu persatu.
23
6. Iman Kepada Qada dan Qadar
a. Pengertian Qada dan Qadar
1) Definisi Qada dan Qadar
Qada artinya keputusan atau ketetapan dan qadar
artinya ketentuan atau ukuran. Jadi, qada maksudnya
ketentuan Allah Swt. yang berlaku bagi seluruh makhluk-
Nya. Sedangkan qadae adalah ketentuan atau ukuran
yang berlaku bagi seluruh makhluk-Nya.
Qada dan qadar merupakan hak Allah yang terjadi pada
makhluk-Nya yang tidak dapat dihindari, baik yang
menyenangkan ataupun sebaliknya, karena semuanya
itu telah ditentukan oleh Allah. Manusia hanya dapat
berencana, tetapi Allah-lah yang menentukan segalanya.
Suka dan duka pada hakikatnya dating dari Allah.
Demikian pula kematian adalah bukan hal yang harus
diingkarkan atau ditakuti karena ini adalah sesuatu yang
pasti terjadi.
b. Hubungan Qada dan Qadar dengan Ikhtiar
Hubungan antara qada dan qadar dengan ikhtiat, para
ulama berpendapat bahwa takdir itu ada dua macam, yaitu
takdir mu’allaq dan takdir mubram. Takdir mu’allaq adalah
takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar
manusia.sedangkan takdir mubram adalah takdir yang
terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau
tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia.
1) Ikhtiar
Dimensi takdir dari sudut pandang makhluk ada dua
dimensi takdir, yaitu takdir musayyar (hamba tidak ada
ikhtiar di dalamnya) dan takdir mukhayyar (hamba
diharuskan berikhtiar dan disediakan balasan atas
ikhtiarnya itu). Atas sifat kasih saying-Nya, Allah Swt.
memberikan potensi dan sarana yang sifatnya
24
musayyar berupa akal, petunjuk, dan fisik. Dengan
potensi itu, seorang hamba harus berikhtiar sehingga
ketentuan Allah Swt. yang terbaik untuk hamba-Nya.
Adapun hasilnya sesuai dengan qadar Allah Swt.
2) Sunnatullah
Allah Swt. adalah Mahakuasa sehingga iradat
(kehendak)-Nya akan terlaksana. Hanya dengan
menyebut “Jadi!” semua yang dikehendaki-Nya pun
terjadi dengan sendirinya (QS. Albaqrah: 117).
Meskipun demikian, Allah Swt. tidak sewenang-wenang
dalam menjalankan kekuasaan-Nya. Jika Allah Swt.
mau melakukan keputusan-Nya tentang seorang
manusia, Dia selalu menunggu seberapa jauh usaha
manusia tersebut untuk mengadakan perubahan demi
mengubah nasibnya. Ia harus mengubah nasibnya
sejauh kemampuannya. Selebihnya, ia harus
bertawakal kepada Allah Swt. untuk memutuskan
iradat-Nya.
3) Tawakal
Tawakal bagi seorang muslim adalah perbuatan dan
harapan dengan disertai hati yang tenang, jiwa yang
tenteram, dan keyakinan yang kuat bahwa apa yang
harus terjadi pasti terjadi, apa yang tidak dikehendaki-
Nya pasti tidak akan terjadi. Allah Swt. tidak akan
menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.
c. Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar
Dengan beriman kepada Qada dan Qadar, banyak hikmah
yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan
dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Hikamh tersebut, antara lain:
1) Jalan yang membebaskan dari kesyirikan.
2) Menjadikan seseorang istiqamah (QS. 70: 19-22).
25
3) Menjadikan seseorang selalu berhati-hati (QS. 7: 99).
4) Melatih diri untuk banyak besyukur dan bersabar (QS.
16: 53).
5) Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa (QS.
12: 87).
6) Memupuk sifat optimis dan giat bekerja (QS. 28: 77).
7) Menenangkan jiwa (QS. 89: 27-30).
8) Memiliki hati yang qanaah dan ‘iffah (kemuliaan diri).
9) Memiliki cita-cita yang tinggi yaitu menganggap kecil
apa yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia.
10) Bertekad dan bersungguh-sungguh dalam berbagai
hal.
11) Bersikap adil, baik pada saat senang maupun susah.
12) Selamat dari kedengkian dan pertentangan.
26
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar
keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar
keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:man
kepadaAllah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada
Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada
hariKiamat, Iman kepada Qada dan Qadar,
27
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan
datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia.
Keimanan tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak
akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya
akan dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya.
28
DAFTAR PUSTAKA
29