Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beragama adalah suata bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai
hal yang yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti
meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan
sebuah agama. Oleha keran itu, tidak ada manusia yang mengaku
beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama
tersebut.
Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan
rukun Iman, terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah
keyakinan Islam terhadap hal-hal yang “ghoib” yang hanya dapat
diyakini secara transedental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal
yang diluar daya nalar manusia. Rukun Iman (pilar keyakinan) ini
adalah terdiri dari: 1) iman kepada Allah (Patuh dan taat kepada Ajaran
Allah dan Hukum-hukumNya), 2) iman kepada Malaikat-malaikat Allah
(mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran
Allah di alam semesta), 3) iman kepada Kitab-kitab Allah
(melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah
satu kitab Allah adalah Al-Qur'an), 4) iman kepada Rasul-rasul Allah
(mencontoh perjuangan paraNabi dan Rasul dalam menyebarkan dan
menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran), 5) iman kepada
hari Kiamat (aham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan) dan
6) iman kepada Qada dan Qadar(paham pada keputusan serta
kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta).
Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang
wajib dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya
maka gugurlah keimanannya, sehingga mengimani ke enam rukun
iman tersebut merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-
tawar lagi. Oleh karena itu, penulis akan mengkaji berbagai hal yang
meyangkut enam pilar keimanan tersebut, baik dalil-dalilnya maupun

3
pengaruh keimanan tersebut terhadap kehidupan seorang muslim.
Diharapkan kajian tersebut akan menambah pemahaman penulis
mengenai pentingnya rukun iman dalam kehidupan beragama dan
bermasyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan masalah
yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan rukun Iman?
2. Apakah kedudukan rukun Iman dalam agama Islam?
3. Apakah makna rukun iman terhadap kehidupan seorang
muslim?

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang rukun Islam
ini adalah:
1. Memahami maksud dengan rukun Iman?
2. Mengetahui kedudukan rukun Iman dalam agama Islam?
3. Memahami makna rukun iman terhadap kehidupan seorang
muslim?

4
BAB II
ARKANUL IMAN

2.1 Arti Iman dan Rukun Iman


Secara etimologis, rukun iman itu terdiri dari 2 kata, yaitu Rukun
dan Iman,keduanya berasal dari bahasa arab. Iman artinya percaya
dengan sepenuh hati. Rukun artinya dasaratau tiang, sandaran,
penompang,. Rukun iman berarti dasar iman atau tiangnya iman.
Mengingat sebuah tiang, maka ia adalah penjaga atapnya atau
bangunan keislaman seseorang dilihat dari segi keimanannya. Kitab
suci al-qur’an juga menyebut hal apa saja yang perlu diimani secara
terperinci, sekalipun tidak menggunakan kata arkan al-iman.
Sebagaimana di sebut dalam QS. An-nisa [4]; 136, yang artinya:
“wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rosul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rosul-Nya,
serta kitab yang Allah Turunkan sebelumnya.kitab-kitab-Nya, Rosul-
rosul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya arang itu telah
sesat sejauh-jauhnya”.
Secara pokok iman memiliki enam rukun sesuai dengan yang
disebutkan dalam hadist Jibril (Hadist no. 2 pada hadist arba’in an-
Nawawi) tatkala bertanya kepada Nabi Shallahu’alaihi wa sallam
tentang iman, lalu beliau menjawab:

ْ ‫س ِل ِه‬
‫وال َي ْو ِم‬ ِ ‫آلخ ِر َوتُؤْ ِمنَ ِب ْالقَد ِِر َخي ِْر ِه َوش َِره‬
ُ ‫اإليْما َنُ أ َ ْن تُؤْ ِمنَ ِباهللِ َو َمالَ ِِئ َك ِت ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو َر‬ ِ ْ‫ا‬

Artinya: ”Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para


malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, hari akhir, dan percaya
kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk.” (Mutafaqqun ‘alaihi).

Salim basri menyatakan bahwa Imam nawawi dalam kitab syarah


muslim berkata: Ulama’ ahlisunah telah sepakat, baik ahli hadist
maupun ahli fiqih bahwa orang beriman dengan hatinya tetapi tidak

5
mengucapkan dengan syahadat dengan lidahnya, jika tidak ada
halangan akan kekal dalam neraka.
Dari paparan diatas, dapat diketahui bahwa yang yang disebut
rukun iman itu ada enam perkara, yaitu: Iman kepada Allah, Malaikat-
Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rosul-Rosul-Nya, hari kiyamat, dan
iman kepada Qadha dan Qadar. Dalam hadist tersebut juga
disebutkan tentang rukun islam dan ihsan. Dengan penjelasan secara
singkat tentang ketiga prinsip sebagai orang islam tersebut, bias
dikatakan bahwa ketiganya itu tidak boleh dipisahkan satu sama
lain.sebagai orang isla, selain kita menjalankan perintah yang
termaktub dalam rukun islam itu, juga kita harus mempercayai adanya
rukun iman itu.dari kedua rukun itu, diharapkan kita mempercayai dan
mengamalkan prinsip ihsan.pada prinsip ihsan inilah keimanan
sesungguhnya dipertaruhkan.

Ihsan sendiri adalah kita beriman kepada Allah seakan-akan kita


melihat-Nya, jika kita tidak mengetauhui adanya atai melihat Allah
tersebut, maka sesungguhnya Allah sudah melihat kita.

2.2 Tanda-tanda Orang Beriman menurut Al-Qur’an


Tanda-tanda orang yang beriman kepada Allah SWT antara lain
sebagai berikut:
1. Sangat Mencintai Allah SWT
Ketahuilah bahwa orang kalau sudah mencintai pastinya akan
sangat cekatan dan aktif, dan dalam hal ini melakukan berbagai
macam kebajikan sebagai wujud akan rasa cintanya. Suarat Al-
Baqarah ayat 165.

َ‫ش ُّد ُحبًّا ِ َّّلِلِ َولَ ْو يَ َرى الَّذِين‬


َ َ‫َّللا َوالَّذِينَ آ َمنُوا أ‬ ِ ‫َّللا أ َ ْن َدادًا ي ُِحبُّونَ ُه ْم َك ُح‬
ِ َّ ‫ب‬ ِ ‫اس َم ْن يَت َّ ِخذُ ِم ْن د‬
ِ َّ ‫ُون‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ِ ‫شدِي ُد ْالعَذَا‬
‫ب‬ َ َّ ‫ّلِل َج ِميعًا َوأ َ َّن‬
َ ‫َّللا‬ ِ َّ ِ َ ‫اب أ َ َّن ْالقُ َّوة‬
َ َ‫ظلَ ُموا ِإ ْذ يَ َر ْونَ ْالعَذ‬َ

6
Artinya:

dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah


tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya
sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya
mereka menyesal).

2. Selalu Komitmen dalam Syahadatnya

Surat Al-Fath ayat 18

‫س ِكينَةَ َعلَ ْي ِه ْم َوأَثَا َب ُه ْم‬ َّ ‫َّللاُ َع ِن ْال ُمؤْ ِمنِينَ ِإ ْذ يُ َبا ِيعُونَكَ تَحْ تَ ال‬
َّ ‫ش َج َر ِة فَ َع ِل َم َما ِفي قُلُو ِب ِه ْم فَأ َ ْنزَ َل ال‬ َّ ‫ي‬ ِ ‫لَقَ ْد َر‬
َ ‫ض‬
‫فَتْ ًحا قَ ِريبًا‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang


mukmin ketika mereka berjanji setiakepadamu di bawah pohon,
Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu
menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan
kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)”.

3. Tiap Pekerjaan selalu didasari Ilmu

Dalil Surat Al-Isar' ayat 36

‫ص َر َو ْالفُ َؤا َد ُك ُّل أُولَئِكَ َكانَ َع ْنهُ َم ْسئُو‬


َ َ‫ْس لَكَ بِ ِه ِع ْل ٌم إِ َّن الس َّْم َع َو ْالب‬ ُ ‫َوال ت َ ْق‬
َ ‫ف َما لَي‬

Artinya: “dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak


mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.

7
4. Mentaati Aturan
Dalilnya Surat AN-Nisa' ayat 60, 65.
Surat An-Nur ayat 51
Surat Al-Ahzab ayat 36

5. Hidup Berjamaah
Surat An-Nisa' ayat 59

8
BAB III

PILAR UTAMA RUKUN IMAN : ENAM RUKUN

3.1 Pilar Utama Rukun Iman : Enam Rukun


1. Iman Kepada Allah SWT
Rukun Iman yang pertama adalah iman kepada Allah SWT yang
merupakan dasar dari seluruh ajaran Islam. Orang yang akan
memeluk agama Islam terlebih dahulu harus mengucapkan
kalimat syahadat.
Pada hakekatnya kepercayaan kepada Allah SWT sudah
dimiliki manusia sejak ia lahir. Bahkan manusia telah
menyatakan keimanannya kepada Allah SWT sejak ia berada di
alam arwah. Firman Allah SWT :

َ ‫ور ِه ْم ذُ ِريَّت َ ُه ْم َوأ َ ْش َه َد ُه ْم َعلَى أ َ ْنفُ ِس ِه ْم أَلَ ْستُ ِب َر ِب ُك ْم قَالُوا َبلَى‬


‫ش ِه ْدنَا‬ ُ ‫َو ِإ ْذ أ َ َخذَ َربُّكَ ِم ْن َب ِني آ َد َم ِم ْن‬
ِ ‫ظ ُه‬
‫)أ َ ْن تَقُولُوا يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة إِنَّا ُكنَّا َع ْن َهذَا غَافِلِينَ * سورة‬172 ‫(األعراف‬

Artinya : Dan ingatlah, ketika TuhanMu mengeluarkan


keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) :
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab : “Betul
Engkau Tuhan kami, kami bersaksi.

Iman kepada Allah SWT, Artinya kita yakin dan percaya bahwa
Allah itu ada. Adanya Allah itu dibuktikan dengan penciptaan
bumi, matahari, bulan, bintang, hewan, tumbuhan, dan semua
yang ada dimuka bumi ini. Adanya allah itu karena
kemahaEsaan-Nya. Esa itu baik dalam Dzat maupun sifat-Nya.
Adapun sifat Allah itu terbagi dalam beberapa bagian. Ada
yang wajib bagi Allah, dan mustahil bagi Allah.

9
Sifat Wajib Artinya Sifat Mustahil Maksud

Wujud Ada Adam Tiada

Qidam Terdahulu Huduts Baru

Berubah-ubah (akan
Baqa Kekal Fana
binasa)

Mukhalafatuhu Berbeda dengan Mumathalatuhu


Menyerupai sesuatu
lilhawadis makhluk-Nya lilhawadith

Qiyamuhu Berdiri-Nya dengan


Berdiri sendiri Qiamuhu bighairih
binafsih yang lain

Lebih dari satu


Wahdaniyat Esa (satu) Ta'addud
(berbilang)

Qudrat Kuasa Ajzun Lemah

Berkehendak Tidak berkemauan


Iradat Karahah
(berkemauan) (terpaksa)

Ilmu Mengetahui Jahlun Bodoh

Hayat Hidup Al-Maut Mati

Sama' Mendengar Sami Tuli

Basar Melihat Al-Umyu Buta

Kalam Berbicara Al-Bukmu Bisu

Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang


Kaunuhu qaadiran Kaunuhu ajizan
berkuasa lemah

Kaunuhu muriidan Keadaan-Nya yang Kaunuhu mukrahan Keadaan-Nya yang


berkehendak tidak menentukan

10
menentukan (terpaksa)

Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang


Kaunuhu 'aliman Kaunuhu jahilan
mengetahui bodoh

Keadaan-Nya yang
Kaunuhu hayyan Kaunuhu mayitan Keadaan-Nya yang mati
hidup

Keadaan-Nya yang
Kaunuhu sami'an Kaunuhu ashamma Keadaan-Nya yang tuli
mendengar

Keadaan-Nya yang
Kaunuhu bashiiran Kaunuhu a'maa Keadaan-Nya yang buta
melihat

Kaunuhu Keadaan-Nya yang


Kaunuhu abkam Keadaan-Nya yang bisu
mutakalliman berbicara

Iman kepada Allah bermakna bahwa kita meyakini tentang


penjelasan Allah dan Rasulnya mengenai keberadaan Tuhan.
Untuk lebih terperinci lagi, makna iman kepada Allah dapat kita
jabarkan dalam empat poin.

a. meyakini bahwa penciptaan manusia adalah kehendak


Allah dan tidak mahkluk lain yang terdapat di semesta alam
tanpa pengetahuan Allah swt,
b. meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan bumi dan alam
semesta dan Allah pulalah yang memberikan reski kepada
manusia dan mahkluk lainnya.
c. meyakini bahwa Allahlah yang patut disembah dan hanya
kepadaNyalah segala ibadah ditujukan, misalnya berzikir,
sujud, berdoa, dan meminta. Semuanya hanya kepada
Allah semata.
d. meyakini sifat-sifat Allah yang tercantum dalam alquran
(Asmaul Husna)

11
2. Iman Kepada Malaikat Allah
Malaikat ialah mahkuluk gaib yang diciptakan Allah dari
cahaya, dengan ketaatan selalu menjalankan perintah Allah dan
kesanggupannya untuk beribadah kepada Allah. Malaikat
diciptakan tidak memiliki sikap ketuhanan dan hanya Allahlah
Tuhan semesta alam. Jumlah malaikat sangat banyak dan
semuanya tunduk dan menjalankan perintah Allah SWT. Firman
ASllah SWT dalam surat At-Tahrim ayat :6: yang Artinya “ Hai
Orang-orang yang beriman, Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bergejolak yang bahanbakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar,
yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selaalu mengerjakan
apa yang diperintahkanNya”.
Dengan demikian, maka para malaikat itu tidak mungkin
melakukan perbuatan yang durhaka kepada Allah atas setiap
PerintahNya dan selalu mengerjakan apa yang
diperinatahkanNya.
Makna beriman kepada malaikat dapat dijabarkan kedalam
empat poin:
a. mengimani wujud mereka.
b. mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui
namanya, sedangkan yang kita tidak ketahui namanya
kita mengimaninya secara Ijmal (garis besar).
c. mengimani sifat malaikat yang terdapat dalam hadis,
misalnya Rasullullah saw, pernah bertemu langsung
dengan malaikat jibril yang memiliki 600 sayap (Bukhari)
di hadis lain dikatakan setiap sayap malaikat jibril
menutupi setiap ufuk (Ahmad).
d. mengimani tugas malaikat seperti yang telah
diberitahukan kepada kita. Malaikat senantiasa beribada

12
kepada Allah; bertasbih siang dan malam dan berthawaf
di Baitul Ma'mur dan lain sebagainya.

Nama-Nama Malaikat dan Tugasnya


Barikut adalah nama-nama malaikat yang wajib kita ketahui,
antara lain:
1. Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada
nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada
manusia.
3. Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup
terompet sangkakala di waktu hari kiamat.
4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan
pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan
pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur
bersama Malaikat Munkar.
7. Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk
mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.
8. Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk
mencatat segala perbuatan buruk / jahat manusia ketika
hidup.
9. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu
neraka.
10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu
sorga / surga.

3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah


a. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah
Menurut pengertian bahasa, kata iman adalah percaya atau
membenarkan. Menurut ilmu tauhid, iman berarti

13
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati,
diikrarkan secara lisan, dan direalisasikan dalam perbuatan.
Dengan demikian, iman kepada kitab Allah adalah
mempercayai dan meyakini kitab-kitab Allah Swt. yang
diturunkan melalui para utusan-Nya, yaitu kitab Al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad Saw, kitab Injil kepada Nabi Isa as,
kitab Taurat kepada Nabi Musa as, dan kitab Zabur kepada
Nabi Daud as. Kepercayaan tersebut diyakini dalam hati
sanubari, diikrarkan dengan ucapan lisan, dan dibuktikan
dengan perbuatan amal salih.

Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah ayat 177.
Berdasarkan ayat tersebut, yang diperkuat oleh akal pikiran
sehat maka hkum beriman kepada kitab-kitab Allah adalah
wahib. Jika ada seseorang yang mengaku sebagai seorang
muslim, tetapi tidak percaya kepada kitab Allah maka orang
tersebut dianggap telah murtad (keluar dari Islam).

b. Fungsi Iman kepada Kitab-kitab Allah


Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah dapat dilihat, antara
lain dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
1) Dalam Kehidupan Pribadi
Fungsi iman kepada kitab-kitab Allah dalam
kehidupan pribadi adalah sebagai stabilisator.
Maksudnya, manusia akan selalu menyadari bahwa
semua yang menimpa dirinya berupa kenikmatan,
kesenangan, kesusahan, dan musibah, semuanya
telah diatur oleh Allah Swt.
2) Dalam Kehidupan Bemasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara

14
Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah memiliki fungsi
sebagai motivator (pendorong) bagi setiap anggota
masyarakat untuk selalu berbuat kebajikan.
Iman kepada kitab Allah dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dapat berfungsi sebagai
motivator, dinamisator, dan stabilisator, sehingga hubungan
dengan sesama manusia, baik perorangan ataupun
kelompok akan terjalin secara selaras, serasi, dan seimbang.

c. Melaksanakan Ajaran Kitab-kitab Allah


Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa as. Di dalamnya
terdapat beberapa isyarat dan hukum agama yang sesuai
dengan tempat dan kondisi masa itu. Taurat menerangkan
aqidah-aqidajh yang benar, janji-jani Allah, dan ancaman-
ancaman-Nya terhadap hamba yang membangkang. Dalam
kitab Taurat juga ada keterangan yang tegas akan
datangnya Nabi Muhammad Saw. sebagai penutup para
nabi dan rasul, dan juga sebagai pembawa risalah yang
menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya.
Kitab zabur adalah wahyu allah yang diturunkan kepada
Nabi Daud as. Isi ajarannya mengandung do’a-do’a, zikir,
pelajaran, dan hikamh. Hukum agama dan syariat tidak kita
temukan di dalam kitab ini. Hal itu disebabkan Nabi Daud as.
dalam sejarah kenabian hanya mengikuti hukum yang
terdapat dalam kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi
Musa as.
Kitab Injil diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab
Injil dirunkan oleh Allah Swt. bertujuan untuk menerangkan
beberapa hokum dan mengajak umat manusia kiembali
kepada aqidah tauhid (monoteisme). Kitab Injil juga memiliki
misi mengadakan perbaikan agama Bani Israil yang pada

15
waktu itu telah terdapat berbagai penyimpangan dan
penyelewengan. Injil juga menerangkan perihal kedatangan
Nabi Muhammad Saw. Kitab ini mengikuti ajaran kitab taurat
yang diturunkan kepada Nabi Musa as. Kitab diwajibkan
beriman kepada kitab-kitab terdahulu yang dirunkan sebelum
Al-Qur’an.
Al-Qur’an berfungsi sebagai penyempurnaan ajaran-ajaran
terdahulu. Kitab-kitab terdahulu memiliki ajaran yang tidak
universal, hukum perundang-undangan yang terkandung di
dalamnya pada umumnya hanya sesuai dengan masa dan
tempat di mana kitab-kitab itu diturunkan. Oleh karena itu, Al-
Qur’an dating untuk menyempurnakan kitab-kitab suci
tersebut.

4. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah


a. Sikap Mengimani Rasul-rasul Allah
Iman kepada rasul-rasul Allah termasuk rukun iman
keempat. Dalam Al-Qur’an dijelaskan yang artinya:
“Katakanlah, taatilah Allah dan rasul-Nya, jika kamu
berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang kafir.” (QS. Ali Imran: 32)
1) Para Rasul adalah utusan Allah
Rasul adalah orang yang iutus Allah Swt. untuk
menyampaikan ajaran kebenaran kepada manusia
(umatnya) dengan berdasarkan wahyu yang diturunkan
kepadanya. Sebagai seorang muslim kita harus
mengimani para nabi atau rasul Allah Swt. Sikap
mengimani tersebut berarti mengikuti ajaran-ajaran
yang telah disampaikan para rasul kepada umat. Ajaran
para nabi dan rasul ini tidak ada sedikit pun unsure
kekerasan, penipuan, kerusakan, permusuhan, dan
sejenisnya.

16
Semua sikap dan tindakan para rasul allah tidak
semata-mata berdsarkan atas kehendaknya sendiri,
melainkan sesuai dengan bimbingan yang telah
diwahyukan oleh Allah Swt. kepada mereka.
2) Para Rasul Mempunyai Tugas yang Sama
Jumlah rasul yang tertera dalam Al-Qur’an sebanyak 25
orang, di antaranya ada yang mendapat gelar Ulul
Azmi, yaitu mempunyai pendirian yang teguh dan
berjuang keras dalam mensyiarkan agama Allah. Para
rasul yang termasuk golongan Ulul Azmi adalah Nabi
Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan Muhammad
Saw. Khusus Nabi Muhammad Saw. sebagai nabi
terakhir beliau adalah rasul yang paling istimewa di
antara yang lainnya, karena beliau diutus tidak hanya
terbatas pada umat yang berada di sekitar wilayahnya
saja, melainkan untuk seluruh umat alam ini.
Para rasul yang satu dengan yang lainnya dalam
menjalankan tugas tidaklah ada perbedaan. Mereka
sama-sama diberi tugas untuk menjadikan umatnya
mau mempercayai adanya Allah Swt, yaitu ajaran
tauhid.
Secara umum tugas para rasul dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a) Menyampaikan ajaran tentang ke-Esa-an Allah
Swt.
b) Menyerukan manusia (umatnya) untuk berbuat
baik.
c) Memberikan ajaran yang jelas tentang hal-hal
yang diperintahkan agama dan yang dilarangnya.

17
d) Memberikan berita tentang hal-hal gaib (seperti
malaikat, syaitan, iblis dan jin, surge, dan neraka)
kepada umatnya.
e) Memberkan informasi gembira (pahala) dan
menyedihkan (siksa) kepada umatnya.
f) Menyampaikan ajaran secara sempurna kepada
seluruh umatnya untuk memperoleh kebahagiaan
di dunia dan akhirat.
b. Fungsi Iman kepada Rasul Allah
Fungsi beriman kepada rasul antara lain:
1) Jauh dari perbuatan kesesatan (kekufuran). Rasulullah
Saw. bersabda yang artinya: “Sesungguhnya telah aku
tinggalkan kepada kalian dua pusaka, yang apabila
kalian tetap berpegang teguh dengan kuduanya kalian
tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah dan
sunahku”. (HR. Bukhari dan Muslim).
2) Tidak merasa khawatir dan bersedih hati (QS. Al-
An’am: 48).
3) Meningkatkan ketaqwaan pada Allah Swt. karena para
rasul adalah orang-orang yang paling bertaqwa
kepada-Nya.
4) Menjadikan sikap kejujuran karena rasul adalah orang
yang selalu baik dalam hati, lisan, dan perbuatan.
5) Menumbuhkan etos kerja yang penuh dengan
keikhlasan karena para rasul adalah orang yang gigih
dalam usaha.
6) Menumbuhkan rasa kasih saying kepada semua
makhluk.
7) Berani menegakkan kebenaran dan memberantas
kejahatan.
8) Menumbuhkan rasa kesabaran dalam menghadapi
masalah dan tidak cepat putus asa.

18
9) Memahami fungsi iman kepada rasul tersebut dapat
menjadikan jiwa bersih dari rasa kedengkian terhadap
sesame dan menjadikan kita giat dalam beribadah
kepada Allah Swt. Sikap dan tindakan para rasul perlu
dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari agar apa
yang dikerjakan selalu mendapat imbalan pahala dari
Allah Swt.

c. Meneladani Perilaku para rasul allah


Rasul diutus oleh Allah Swt. kepada umatnya dengan tujuan
utama untuk memberikan suri teladan dalam semua aktivitas
kehidupan. Suri telada ini diwujudkan dalam bentuk akhlakul
karimah (akhlak yang mulia). Akhlak para rasul Allah
tercermin di dalam kitab suci Al-Qur’an. Seperti yang
diceritakan dalam Al-Qur’an bahwa akhlak Nabi Muhammad
Saw. Sangat sesuai dengan Al-Qur’an. Dengan demikian
akhlaknya seorang rasul sangatlah mulia dan terpuji.

5. Iman Kepada Hari Akhir (Kiamat)


a. Pengertian Hari Akhir
Hari akhir dalam bahasa Al-Qur’an sering disebut
dengan “Yaumul Akhir” yang artinya hari terakhir atayu
hari kiamat, yaitu hari terakhir dari kehidupan dunia. Hari
akhir adalah kehancuran alam semesta beserta isinya
dan setelah itu manusia masuk ke suatu alam yang
hakiki (sebenarnya), yang waktu itu sangat lama (kekal
abadi). Setelah kejadian hari kiamat, bukan berarti
selesai segala urusan, tetapi sebaliknya harus
mempertanggung jawabkan seluruh amal yang telah
diperbuatnya selam di dunia.

19
Beriman kepada kepada hari kiamat merupakan unsure
pokok keimanan. Tanpa beriman kepada hari kiamat,
iman seseorang tidak akan diterima. Oleh karena itu,
keimanan kepada hari kiamat sama halnya dengan
keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat allah, kitab-
kitab-Nya, rsul-rasul-Nya, dan qada qadar-Nya.
b. Kiamat Sugra dan Kiamat Kubra
Di dalam Al-Qur’an, ada beberapa ayat yang
menjelaskan perihal hari kiamat. Dalam ayat-ayat
tersebut, kiamat terbagi menjadi dua, yaitu kiamat sugra
dan kiamat kubra.
1) Kiamat Sugra
Kiamat Sugra atau kiamat kecil adalah berakhirnya
kehidupan manusia (kematian) dan bencana alam
seperti banjir, gempa bumi, dan sebagainya.
2) Kiamat Kubra
Kiamat kubra atau kiamat besar adalah berakhirnya
seluruh kehidupan makhluk secara serempak.
Kematian semua makhluk tersebut bersamaan
dengan hancurnya alam semesta. Islam
menegaskan bahwa kiamat pasti akan dating. Akan
tetapi, waktu kedatangan kiamat tidak disebutkan
secara jelas.
c. Tanda-tanda datangnya Hari Kiamat
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terbagai menjadi
dua, yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.
1) Tanda-tanda Kecil
a) Diutusnya Muhammad sebagai penutup para
nabi dan rasul.
b) Segala urusan dipegang oleh bukan ahlinya atau
disia-siakannya amanah.

20
c) Orang yang dahulu miskin berlomba-lomba
menjadi orang berharta atau berkembangnya
sifat matrealistik.
d) Sungai Eufrat berubah menjadi emas.
e) Baitul Maqdis dikuasai umat Islam.
f) Banyak terjadi pembunuhan.
g) Banyak polisi dan pembela kezaliman.
h) Perang antara Yahudi dan umat Islam.
i) Banyak terjadi fitnah.
j) Sedikitnya ilmu agama karena ilmu tersebut telah
diangkat.
k) Merebaknya perzinahan.
l) Jumlah kaum wanita lebih banyak daripada pria.
m) Bermewah-mewah dalam membangun masjid.
n) Menyebarnya riba dan harta haram.
o) Munculnya kumpulan orang yang mengkritik
hadis nabi Muhammad Saw.
p) Banyak laki-laki yang menyerupai perempuan
dan perempuan menyerupai laki-laki.
q) Hubungan keluarga terpecah bela.
r) Salam hanya diucapkan kepada orang yang
dikenali saja.
s) Tingginya pajak.
t) Khamar menjadi minuman keseharian.
u) Merebaknya perilaku homoseks dan lesbian.
v) Dicabutnya nikmat waktu sehingga waktu
berputar seakan lebih cepat daripada biasanya.
2) Tanda-tanda Besar
a) Terbitnya matahari dari arah barat dan terbenam
di timur.
b) Munculnya binatang yang dapat berbicara
dengan manusia. (QS. An-Naml: 82)

21
c) Datangnya al-Mahdi. Beliau termasuk keturunan
Rasulullah SAW. Oleh karena itu, beliau serupa
benar dengan akhlak dan budi pekertinya dengan
rasulullah SAW.
d) Munculnya Dajjal, bermata buta sebelah dan
mengakui dirinya sebagai Tuhan.
e) Hilang dan lenyapnya Al-Qur’an yang berupa
mushaf dan yang berupa hafalan dalam hati.
f) Turunnya Nabi Isa as. Beliau akan turun ke bumi
ini di tengah-tengah merajalelanya pengaruh Dajjal.
g) Terpecahnya bulan (QS. Al-Qamar: 1).
h) Kekacauan dan kejahatan semakin meningkat
hingga banyak terjadi pembunuhan (H.R. Muslim
nomor 5143).
i) Munculnya Yakjuj dan Makjuj (umat yang suka
merusak dan menghancurkan). (H.R. Muslim nomor
5162)
d. Fase-fase Hari Kiamat
Hari kiamat berlangsung dalam beberapa fase berikut ini:
1) Yaumul-Qiyaamah
Adalah hari kehancuran alam semesta dan
berakhirnya kehidupan makhluk secara serempak
yang ditandai oleh tiupan terompet Malaikat Israfil
yang pertama.
2) Yaumul-Ba’as
Adalah hari bangkitnya manusia dari kuburnya yang
ditandai oleh tiupan terompet yang kedua oleh
Malaikat Israfil.
3) Yaumul-Hasyr (Yaumul Mahsyar)
Adalah hari berkumpulnya semua manusia di hadapan
Allah setelah kebangkitan mereka dari kubur. Semua

22
manusia dikumpulkan secara bersama-sama di satu
tempat tanpa ada yang ketinggalan.
4) Yaumul-Hisab
Adalah hari perhitungan amal baik dan amal buruk
manusia. Setelah berada di Mahsyar, mereka akan
dihisab satu persatu.

e. Fungsi Iman kepada Hari Kiamat


Beberapa fungsi iman kepada hari akhir adalah sebagai
berikut:
1) Menambahkan keimanan serta ketaqwaan kepada
Allah Swt.
2) Lebih taat kepada Allah dan rasulullah Saw. dengan
menghindarkan diri dari perbuatan maksiat.
3) Senantiasa hidup dengan hati-hati, waspada, dan
selalu meminta ampunan kepada Allah Swt.
4) Memberi motivasi untuk beramal dan beribadah karena
segala perbuatan baik akan mendapat balasan di akhirat.
5) Selalu menghiasi diri dengan berzikir kepada Allah
Swt. sehingga jiwa menjadi tenang.
6) Mencintai ketaatan dengan mengharap balasan pahala
pada hari itu.
7) Membenci perbuatan maksiat dengan rasa takut akan
siksa pada hari itu.
8) Menghibur orang mukmin tentang apa yang didapatkan
di dunia dengan mengharap kenikmatan serta pahala di
akhirat.

23
6. Iman Kepada Qada dan Qadar
a. Pengertian Qada dan Qadar
1) Definisi Qada dan Qadar
Qada artinya keputusan atau ketetapan dan qadar
artinya ketentuan atau ukuran. Jadi, qada maksudnya
ketentuan Allah Swt. yang berlaku bagi seluruh makhluk-
Nya. Sedangkan qadae adalah ketentuan atau ukuran
yang berlaku bagi seluruh makhluk-Nya.
Qada dan qadar merupakan hak Allah yang terjadi pada
makhluk-Nya yang tidak dapat dihindari, baik yang
menyenangkan ataupun sebaliknya, karena semuanya
itu telah ditentukan oleh Allah. Manusia hanya dapat
berencana, tetapi Allah-lah yang menentukan segalanya.
Suka dan duka pada hakikatnya dating dari Allah.
Demikian pula kematian adalah bukan hal yang harus
diingkarkan atau ditakuti karena ini adalah sesuatu yang
pasti terjadi.
b. Hubungan Qada dan Qadar dengan Ikhtiar
Hubungan antara qada dan qadar dengan ikhtiat, para
ulama berpendapat bahwa takdir itu ada dua macam, yaitu
takdir mu’allaq dan takdir mubram. Takdir mu’allaq adalah
takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar
manusia.sedangkan takdir mubram adalah takdir yang
terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau
tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia.
1) Ikhtiar
Dimensi takdir dari sudut pandang makhluk ada dua
dimensi takdir, yaitu takdir musayyar (hamba tidak ada
ikhtiar di dalamnya) dan takdir mukhayyar (hamba
diharuskan berikhtiar dan disediakan balasan atas
ikhtiarnya itu). Atas sifat kasih saying-Nya, Allah Swt.
memberikan potensi dan sarana yang sifatnya

24
musayyar berupa akal, petunjuk, dan fisik. Dengan
potensi itu, seorang hamba harus berikhtiar sehingga
ketentuan Allah Swt. yang terbaik untuk hamba-Nya.
Adapun hasilnya sesuai dengan qadar Allah Swt.
2) Sunnatullah
Allah Swt. adalah Mahakuasa sehingga iradat
(kehendak)-Nya akan terlaksana. Hanya dengan
menyebut “Jadi!” semua yang dikehendaki-Nya pun
terjadi dengan sendirinya (QS. Albaqrah: 117).
Meskipun demikian, Allah Swt. tidak sewenang-wenang
dalam menjalankan kekuasaan-Nya. Jika Allah Swt.
mau melakukan keputusan-Nya tentang seorang
manusia, Dia selalu menunggu seberapa jauh usaha
manusia tersebut untuk mengadakan perubahan demi
mengubah nasibnya. Ia harus mengubah nasibnya
sejauh kemampuannya. Selebihnya, ia harus
bertawakal kepada Allah Swt. untuk memutuskan
iradat-Nya.
3) Tawakal
Tawakal bagi seorang muslim adalah perbuatan dan
harapan dengan disertai hati yang tenang, jiwa yang
tenteram, dan keyakinan yang kuat bahwa apa yang
harus terjadi pasti terjadi, apa yang tidak dikehendaki-
Nya pasti tidak akan terjadi. Allah Swt. tidak akan
menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.
c. Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar
Dengan beriman kepada Qada dan Qadar, banyak hikmah
yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan
dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Hikamh tersebut, antara lain:
1) Jalan yang membebaskan dari kesyirikan.
2) Menjadikan seseorang istiqamah (QS. 70: 19-22).

25
3) Menjadikan seseorang selalu berhati-hati (QS. 7: 99).
4) Melatih diri untuk banyak besyukur dan bersabar (QS.
16: 53).
5) Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa (QS.
12: 87).
6) Memupuk sifat optimis dan giat bekerja (QS. 28: 77).
7) Menenangkan jiwa (QS. 89: 27-30).
8) Memiliki hati yang qanaah dan ‘iffah (kemuliaan diri).
9) Memiliki cita-cita yang tinggi yaitu menganggap kecil
apa yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia.
10) Bertekad dan bersungguh-sungguh dalam berbagai
hal.
11) Bersikap adil, baik pada saat senang maupun susah.
12) Selamat dari kedengkian dan pertentangan.

26
BAB IV

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar
keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar
keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:man
kepadaAllah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada
Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada
hariKiamat, Iman kepada Qada dan Qadar,

Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan


mempengaruhi perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada
dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika
seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan
Maha Mendengar, maka dalam perilakunya akan senantiasa berhati-
hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak ada
seorang manusiapun di sekitarnya.

Keyakinan terhadap adanya malaikatakan berpengaruh terhadap


perilaku manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua
amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa
berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari
bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat.

Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan


yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang
harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci.

Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan


adanya rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan
teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang diharapkan Allah.

27
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan
datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia.
Keimanan tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak
akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya
akan dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya.

Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah


kecewa dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai
ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan
memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan
sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

28
DAFTAR PUSTAKA

A. Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP


UNSAP

Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit


Pustaka

Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:


Rosdakarya.

Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga


Mutiara

29

Anda mungkin juga menyukai