Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Tumor Wilms atau dikenal pula dengan istilah nefroblastoma merupakan tumor ginjal primer
tersering yang terjadi pada masa kanak-kanak, dan termasuk tumor ganas retroperitoneal.
Tumor Wilms (nephoblastoma) adalah neoplasma embrional ginjal yang tersusun atas tiga
elemen yaitu blastema, epitel, dan stroma.1-5
B. Epidemiologi
Ginjal yang terkena biasanya unilateral tapi bisa bilateral (5%). Insiden tertinggi terjadi pada
usia 2-3 tahun dan 70% didiagnosis sebelum usia 5 tahun. Hanya 10%-20% dari seluruh
kasus tumor Wilms yang didiagnosis selama tahun pertama kehidupan. Tumor Wilms dapat
mengenai anak laki-laki maupun perempuan dengan perbandingan yang sama, dan
insidensnya lebih tinggi pada ras Afrika-Amerika daripada ras Asia atau Kaukasia. Tumor ini
berkaitan dengan kelainan kongenital tertentu dan sindrom malformasi.1-5

C. Etiologi
Kebanyakan kasus bersifat sporadis, sekitar 1% bersifat familial yang diturunkan secara
autosomal dominan. Delesi pada kromosom 11p13 (10% kasus), 11p15, dan 16q telah
dilaporkan pada beberapa pasien tumor Wilms dan dikaitkan dengan meningkatnya risiko
menderita tumor tersebut. Gen 11p13 dinamai gen Wilms’ tumor 1 (WT1); gen 11p15
dinamai gen Wilms’ Tumor 2 (WT2); dan gen 16q dinamai gen Wilms’ tumor 3 (WT3).
Produk gen WT 1 adalah protein yang mengikat DNA yang ditemukan pada ginjal janin dan
jaringan genitourinari. Produk gen WT 2 dan WT 3 tidak diketahui. Kelainan kongenital
terjadi pada 12%-15% kasus. Kelainan kongenital yang paling sering ditemukan adalah
aniridia, hemihipertrofi, Beckwith-Wiedemann Syndrome, dan kelainan traktus
genitourinaria, termasuk sindrom WAGR, dan Sindrom Denys-Drash.1,2,5,6

D. Manifestasi Klinis
Gejala klinik yang dapat ditemukan antara lain:
1. Perut membuncit (tumor abdomen): 75%-90%
2. Hematuria (makroskopis) terdapat kira-kira 20% kasus, mungkin akibat infiltrasi tumor
ke dalam kaliks.
3. Hipertensi diduga oleh karena penekanan tumor pada arteri renalis sehingga terjadi
iskemia jaringan ginjal atau akibat hipersekresi renin.
4. Anemia dan penurunan berat badan
5. Demam, malaise, muntah-muntah, dan anoreksia
6. Nyeri perut yang bersifat kolik akibat perdarahan sehingga terjadi penggumpalan darah
dalam saluran kencing
7. Tanda-tanda infeksi saluran kencing7

E. Klasifikasi
Penentuan stadium pada tumor Wilms berdasarkan penemuan histopatologi, dan metastase
tumor, dikenal lima tingkatan menurut The National Wilms’ Tumor Study Committee.7

Tabel 1. Klasifikasi Tumor Wilms


F. Diagnosis
Massa abdomen pada masa kanak-kanak harus dipertimbangkan sebagai keganasan sampai
pemeriksaan pencitraan dan laboratorium menegaskan asal massa tersebut. Jika diragukan,
biopsi atau eksisi dan pemeriksaan histologi adalah jalan terakhir untuk menegakkan
diagnosis. Ketika massa abdomen ditemukan, sebaiknya langsung dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisis lengkap diikuti oleh pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati dan ginjal,
Pemeriksaan pencitraan meliputi pemeriksaan radiografi, USG, dan CT-Scan dan/atau MRI.
Penting pula untuk memperhatikan adanya kelainan kongenital atau sindrom malformasi
yang mungkin menyertai.

Tabel 2. Pemeriksaaan Tumor Wilm


Pemeriksaan USG abdomen seringkali menjadi langkah pertama yang sangat potensial dalam
mendiagnosis tumor Wilms (Gambar 1). Melalui pemeriksaan ini dapat dibedakan massa
intrarenal dari massa yang berasal dari kelenjar adrenal atau struktur-struktur di sekitarnya.
Evaluasi vena cava inferior penting karena tumor dapat meluas ke struktur tersebut.8,9
CT-Scan abdomen dapat mengkonfirmasi adanya massa yang berasal dari intrarenal dan
mempertegas anatomi tumor (Gambar 2). Pemeriksaan ini juga dapat memberikan informasi
adanya pertumbuhan tumor ke dalam vena cava inferior, integritas dari ginjal kontralateral,
dan kemungkinan adanya metastase ke limfonodus atau hepar.2,4,10
Pemeriksaan radiografi thoraks diperlukan untuk menentukan adanya metastasis ke paru.
Pemeriksaan CT-Scan thoraks tidak rutin dilakukan, namun dapat membantu menemukan
adanya nodul yang tersembunyi pada pasien dengan gambaran radiografi thoraks yang
normal.2

Gambar 1. USG Abdomen potongan axial menunjukkan massa padat ukuran 4,5 cm di
anterior korteks, bagian bawah ginjal kiri.9
Gambar 2. Gambaran CT-Scan abdomen menunjukkan tumor Wilm pada ginjal kanan. Sisa
bagian ginjal yang masih berfungsi (tanda panah) tampak pada bagian perifer tumor.10

G. Diagnosis Banding
Tumor Wilms harus dibedakan dari berbagai keganasan abdomen. Diagnosis banding tumor
Wilm antara lain, hepatoblastoma, neuroblastoma, hidronefrosis, penyakit polikistik ginjal,
mesoblastik nefroma, dan renal cel carcinoma. Pada hepatoblastoma ditemukan pembesaran
hepar dan peningkatan α-fetoprotein (AFP). Pada neuroblastoma terdapat tanda-tanda
obstruksi gastrointestinal dan genitourinaria. Pemeriksaan urin pada neuroblastoma
ditemukan homovanilic acid (HVA) dan vanilmandelic acid (VMA).2,8

H. Penatalaksanaan
Di beberapa pusat di Amerika Serikat, penatalaksanan meliputi reseksi komplit sebelum
pemberian kemoterapi, dengan atau tanpa radioterapi. Kondisi vena cava inferior harus
diperhatikan, jika tidak paten, kemoterapi preoperatif sebaiknya diberikan. Selama operasi,
ginjal kontralateral juga diperiksa untuk meniadakan kemungkinan tumor Wilms bilateral.
Hepar sebaiknya diperiksa untuk mencari kemungkinan metastasis, meskipun telah dilakukan
pemeriksaan USG atau CT-Scan preoperatif. Kelenjar getah bening retroperitoneal juga
diperiksa dan dilakukan biopsy pada kelenjar yang dicurigai.2,8

Di beberapa pusat di Eropa, diberikan kemoterapi preoperatif untuk memperkecil tumor dan
hal ini diharapkan mempermudah reseksi definitive Pasien tanpa metastasis saat didiagnosis
diberikan Vincristin dan Actinomisin-D sebagai terapi preoperatif, pasien dengan metastase
(paru, tulang) diberikan Doxorubicin. Dosis Actinomisin D yang diberikan 15 mg/kgBB/hari
IV, dosis Vincristin 0,05 mg/kgBB/hari IV, dan dosis Doxorubicin 1,0 mg/kgbb IV.7,8
Kebanyakan pusat pengobatan mengikuti protocol kemoterapi yang dikeluarkan oleh
National Wilms Tumor Study Group. Untuk tumor stadium I dan II dengan diferensiasi baik
diberikan Vincristin dan Actinomisin-D. Untuk tumor stadium III dengan diferensiasi baik
diberikan Vincristin, Actinomisin-D, dan Doxorubicin, dan terapi radiasi juga diberikan.
Untuk tumor stadium IV dengan diferensiasi baik, Vincristin, Actinomisin- D, dan
Doxorubicin juga diberikan, dan terapi radiasi diberikan pada tempat-tempat terdapatnya
metastasis tumor, khususnya paru. Jika ditemukan tumor pada hepar, pembedahan lebih
dianjurkan daripada radioterapi. Radioterapi yang diberikan pre-operatif bertujuan
memperkecil tumor sehingga mudah dioperasi, sedangkan radioterapi post-operatif bertujuan
menghilangkan sisa-sisa tumor. Tumor dengan diferensiasi buruk diberikan Vincristin,
Actinomisin-D, Doxorubicin, dan Siklofosfamid. Radioterapi juga diberikan pada tempat-
tempat terdapatnya penyakit.2,7
Kemoterapi diberikan untuk semua pasien tumor Wilms yang inoperabel. Pada kasus ini,
diagnosis ditegakkan dengan biopsi jarum perkutaneus. Pemilihan kemoterapi disesuaikan
dengan kriteria histologi. Untuk tumor dengan diferensiasi baik, Vinkristin dan Actinomisin-
D diberikan pada stadium I dan II, sedangkan Vincristin, Actinomisin-D, dan Doxorubicin
diberikan pada tumor stadium III dan IV. Untuk Tumor dengan diferensiasi buruk diberika
Vincristin, Actinomisin-D, Doxorubicin, dan Siklofosfamid. Jika tidak terjadi reduksi ukuran
tumor dengan kemoterapi, dianjurkan radioterapi dengan dosis 1200-1260 cGy (150 cGy/hari
selama 8 hari atau 180 cGy/hari selama 7 hari). Selama radioterapi, pemberian Vincristin
tetap dilanjutkan dengan interval mingguan.1,2
Kemoterapi untuk tumor Wilms bilateral identic dengan kemoterapi yang diberikan pada
tumor Wilms inoperable. Pembedahan yang dilakukan dapat berupa nefrektomi unilateral dan
nefrektomi parsial kontralateral atau nefrektomi parsial bilateral. Pendekatan ini
memungkinkan pengangkatan neoplasma yang viable dengan tetap berupaya
mempertahankan sebanyak mungkin jaringan ginjal yang masih berfungsi. Kemoterapi dan
radioterapi post-operatif juga diberikan.2,8
Pemantauan post-terapi dianjurkan pada pasien yaitu dengan pemeriksaan radiografi thoraks
setiap 3 bulan selama tahun pertama dan kedua, dan setiap 6 bulan selama 5 tahun
berikutnya. Pemeriksaan USG abdomen dianjurkan setiap 3 bulan selama tahun pertama dan
kedua setelah terapi, dan selanjutnya tiap 6 bulan sampai 5 tahun setelah terapi.1

I. Prognosis
Prognosis tumor Wilms dipengaruhi oleh stadium dan histologi tumor. Bentuk anaplastic
mempunyai prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan tumor Wilms yang klasik.
Umur penderita juga mempengaruhi prognosis, semakin tua usia anak , semakin sering
metastase dan semakin luas metastasis semakin jelek prognosisnya. Angka kesembuhan pada
tumor Wilms terlokalisir pada saat didiagnosis lebih dari 85%, sedangkan pasien dengan
metastasis paru mempunyai disease-free survival sekitar 70%-80%. Stadium I sampai III
mempunyai tingkat kesembuhan lebih dari 90%.2,7,8
DAFTAR PUSTAKA
1. Redner A. Wilms’ Tumor. In: Lanzkowsky P, editor. Manual of Pediatric Hematology and
Oncology . 4th ed. United States of America: Elsevier; 2005. p.548-58.
2. Huff V, Jaffe N. Wilms Tumor. In: Behrman RE, Jenson HB, Kliegman RM, Marcdante, KJ,
editors. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Elsevier; 2008. p.1-7.
3. Pulito, AR. Wilms’ Tumor (Nephroblastoma). In: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG,
Zenk KE, editors. Neonatology, management, procedures, on-call problems, diseases, and
drugs. 5th ed. New York: McGraw Hill; 2004. p.713-74.
4. Blatt J, Geib KB, Gold SH. Solid Tumor . In: Roberts KB, editor. Manual of Clinical
Problems in Pediatrics, 5th ed. Lippincott Williams & Wilkins Publishers; 2002. p.235-6.
5. Isaacs H. Wilms Tumor. Tumors of the Fetus and Infant. New York: Springer - Verlag; 2002.
p.268-78.
6. Almond PS. Renal Tumors. In: Almond PS, Arensman RM, Bambini DA, editors. Pediatric
Surgery. Texas: Landes Bioscience; 2000. p.164-8.
7. Rauf S. Tumor Ginjal. Catatan Kuliah Nefrologi Anak. Makassar: Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2002. p.63-5.
8. McLean TW, Wafford MM. Wilms Tumor. In: Behrman RE, Jenson HB, Kliegman RM,
Marcdante, KJ, editors. Nelson Essentials of Pediatrics. 5th ed. Elsevier; 2007. p.747-8.
9. Khan, AN. Wilms Tumor Imaging. In: Lin EC, editor. 2011. Cited [2011 Dec 10]. Available
from: http://emedicine.medScape.com/ article/415012-overview
10. Warner BW. Wilms’ Tumor. In: Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL, Townsend CM,
editors. Sabiston Textbook of Surgery. 17th ed. Pennsylvania: Elsevier; 2004. p.2127-9.

Anda mungkin juga menyukai