PENDHULUAN
Di dalam masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan uang dan setiap transaksi aliran
kekayaan antar individu di dalam masyarakat diukur dengan satuan uang. Untuk mendapakan
berbagai barang dan jasa yang diperlukan, masyarakat modern memerlukan uang sebagai ukuran
transaksi. Pengunaan uang telah merebes ke semua aspek kehidupan manusia modern memerlukan
akuntansi sebagai komonikasi keuangan antar individu di dalam masyarakat. Kebutuhan akan
informasi akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan kekayaan yang dimiliki oleh
masyarakat.
Setiap pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola kekayaan investor berkewajiban
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kekayaan tersebut kepada investor. Dalam
mempertanggungjawabkan kekayaan, manajemen perusahaan mengunakan akuntansi sebagai
bahasa komunikasi. Untuk itu, perusahaan perlu menyelengarakan akuntansi yang memungkinkan
disajikannya laporan pertanggungjawaban kepada para investor. Pertanggungjawaban keuangan
memerlukan dua unsur yaitu: kompetensi dalam bidang akuntansi dan keandalan informasi
akuntansi yang di hasilkan. Semakin kompleks perekonomian suatu masyarakat, semakin
kompleks transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarkat tersebut. sehingga memerlukan
kompetisi yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan mereka dengan informasi
akuntansi.
1
khususnya jasa personalia. Siklus jasa personalia terdiri dari dua sistem informasi akuntansi, yaitu
sistem informasi akuntansi penggajian dan siklus informasi akuntansi pengupahan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Siklus jasa personalia sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, gaji, upah, pajak
penghasilan karyawan, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakn komponen utama hampir di
semua perusahaan. Kedua, biaya tenaga kerja langsung merupakan faktor yang mempengaruhi
penilaian persediaan barang dalam proses maupun persediaan produk jadi. Dengan demikian,
kesalahan dalam penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat mengakibatkan salah saji
laba usaha yang material. Ketiga, gaji dan upah merupakan titik rawan terjadinya in-efisiensi, dan
pencurian serta manipulasi kas melalui pembayaran gaji fiktif.
Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan
kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah per jam, dan
insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.
Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah. Transaksi ini mempengaruhi
beberapa rekening berikut:
3
Siklus jasa personalia ini berkaitan dengan siklus pembelanjaan dan siklus produksi.kaitan
siklus ini dengan siklus pengeluaran adalah adnya fakta bahwa pembayaran gaji dan upah
dilakukan dengan menggunakan uang atau kas perusahaan. Kaitan siklus ini dengan siklus
produksi adalah adanya kenyataan bahwa pembayaran gaji dan upah adalah sebagai imbalan atau
balas jasa atas tenaga kerja karyawan yang diberikan dalam proses produksi. Tenaga karyawan
digunakan untuk menghasilkan produk.
Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan keuangan.
4
tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan
pengalokasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu menghimpun
bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan,
dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca.
Oleh karena biaya gaji dan upah umumnya merupakan biaya operasi terbesar, maka rekening
biaya gaji dan upah sangat material bagi laporan laba rugi. Risiko bawaan asersi penilaian atau
alokasi mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya
besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk yang dihasilkan
maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan kompensasi yang
berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material. Kebanyakan
perusahaan memperluas struktur pengendalian internal atas transaksi gaji dan upah. Oleh karena
itu, auditor menerapkan pendekatan tingkat risiko kontrol yang ditetapkan lebih rendah untuk
sebagian besar asersi.
Auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern transaksi gaji dan upah.
Pemahaman tersebut meliputi:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian, yaitu:
- Pertanggungjawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan industrial atau
personalia,
- Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan anggaran
serta perhitungan varians,
- Adanya internal auditor,
5
- Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan.
2. Penaksiran Risiko
Sebagai unsur dari perhitungan risiko, manajemen harus mempertimbangkan risiko yang
telah dibahas pada uraian tentang risiko bawaan dan perancangan pengendalian di atas.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Dalam pemahaman sistem akuntansi, akuntan harus kompeten dalam menggunakan
komputer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya pertama kali diterapkan dalam
komputerisasi.
4. Pemantauan
Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan manajemen dalam siklus personalia
mencakup umpan balik dari para karyawan seperti misalnya informasi mengenai data
karyawan itu sendiri yang nantinya terkait erat dengan proses penentuan tunjangan
untuknya.
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi penggajian dan pengupahan
dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
5. Riview kinerja. Aktivitas pengendalaian ini mencakup riview atas kinerja sesungguhnya
dari transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan pengupahan periode sebelumnya.
6. Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait dengan
pengendalian atas operasional dari transaksi penggajian dan pengupahan, pengembangan
dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan
aplikasi secara individual untuk masing-masing transaksi tersebut.
7. Pengendalian fisik. Untuk mengendalikan penggunaan uang yang tidak seharusnya dan
biaya tenaga kerja yang tidak diotorisasi, manajemen harus menentukan kebijakan untuk
membatasi akses ke personel dan catatan gaji.
8. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi transaksi penggajian dan pengupahan, pencatatan transaksi
penggajian dan pengupahan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dikelola
6
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat
curang.
7
2.5 PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
1. Riview Pendahuluan
Dalam riview pendahaluan, auditor mengembangkan pemahaman umum mengenai
lingkungan pengendalian perusahaan, alur personel dan transaksi gaji serta pencatatan
semua sistem akuntansinya.
2. Dokumentasi Sistem
Auditor dapat menggunakan flowchart atau quesioner untuk mendokumentasikan
pemahamannya dan menyiapkan narasi deskriptif pelaksanaan pembayaran gaji dan upah
bagi karyawan perusahaan.
3. Menganalisa Alur Transaksi
Untuk menguatkan pemahamannya akan pengendalian intern perusahaan klien, auditor
dapat memilih salah satu lini pemrosesan transaksi gaji dan upah dan melakukan tracing
terhadapnya.
Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji potensial, pengendalian
yang perlu, dan tes pengendalian. Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari
bahwa salah saji gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun
manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah. Risiko
understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga kerja akan
mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari semestinya.
8
Risiko overstatement meliputi:
Kedua risiko pertama diatas berhubungan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian.
Sedangkan risiko ketiga berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian.
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan upah
dibedakan atas prsedur:
9
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui
keempat langkah diatas.
b. Pengujian Pengendalian Pendistribusian Gaji dan Upah
Langkah-langkahnya:
1. Pilih dan minta sampel cek gaji yang sudah di-cancelled
2. Mengusut rincian dalam cek dengan penjurnalan dalam register gaji dan upah
3. Membandingkan tanda tangan penerima cek dengan tanda tangan dalam catatan
personalia
4. Mengamati pendistribusian cek secara langsung
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melaui
keempat langkah diatas.
1. Prosedur Analitis
Dalam menaksir kelayakan biaya gaji dan distribusinya, auditor dapat menyusun dan
menganalisa keterkaitan antar data. Item yang telah diseleksi dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Rasio selalu berguna dalam membuat perbandingan. Rasio dapat
dihitung oleh auditor untuk menentukan apakah akun terkait dengan yang lainnya sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Perhitungan Kembali Utang Gaji dan Upah yang Dibebankan
Prosedur pengujian ini dapat dilakukan dengan menelaah perhitungan yang dilakukan
manajemen. Apabila risiko deteksi yang ditetapkan rendah, maka auditor perlu melakukan
perhitungan kembali yang independen atas utang gaji dan upah dibebankan. Prosedur
pengujian ini akan menghasilkan bukti yang berkaitan dengan asersi penilaian dan
pengalokasian.
3. Verifikasi Kompensasi Eksekutif
Banyak perusahaan yang memberikan kompensasi khusus kepada manajer atau eksekutif
perusahaan. Kompensasi tersebut dapat berupa pemberian gaji yang tinggi, fasilitas rumah,
kendaraan, dan kepemilikan kartu kredit, pemberian komisi, bonus, dll. Potensi masalah
yang ada adalah kemungkinan eksekutif perusahaan mengatur dan mengendalikan
kompensasi yang akan diberikan pada dirinya sendiri. Untuk mencegah hal itu, perlu
10
adanya otorisasi dewan komisaris atau rapat umum pemegang saham. Prosedur pengujian
ini berkaitan dengan kelima asersi.
4. Menganalisis Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan utang gaji dan upah
dan biaya gaji dan upah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Utang gaji
dan upah diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dalam neraca. Disamping itu, auditor
perlu memastikan ketepatan pemisahan pembayaran gaji dan upah sebagai biaya
administrasi dengan biaya tenaga kerja langsung yang menambah harga pokok produksi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan
kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah per jam, dan
insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.
Tujuan audit siklus jasa personalia meliputi: (1) asersi keberadaan dan keterjadian, (2) asersi
kelengkapan, (3) asersi hak dan kewajiban, (4) asersi penilaian dan pengalokasian, dan (5) asersi
pelaporan dan pengungkapan.
Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi pada siklus jasa personalia mungkin saja tinggi
karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya besarnya volume,
perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk yang dihasilkan maupun jumlah jam
kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan.
Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material.
Pertimbangan struktur pengendalian intern meliputi: (1) lingkungan pengendalian, (2)
penaksiran risiko, (3) sistem akuntansi, dan (4) pemantauan.
Penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman pada audit siklus jasa personalia
meliputi: (1) Rivew pendahuluan, (2) Dokumentasi sistem, (3) menganalisa alur transaksi, dan (4)
indentifikasi pengendalian untuk memperoleh keyakinan.
Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan
upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun manipulasi. Auditor perlu
memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah. Risiko understatement (asersi
kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga kerja akan mengklaim apabila gajinya
dibayar dalam jumlah lebih kecil dari semestinya.
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan upah
dibedakan atas prsedur: pengujian pengendalian biaya gaji dan upah, dan pengujian pengendalian
pendistribusian cek gaji.
12
Pengujian substantif saldo utang gaji dan upah meliputi: prosedur analitis, perhitungan
kembali utang gaji dan upah yang dibebankan, verifikasi kompensasi eksekutif, dan menganalisis
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2004. Auditing 2 : Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan. Ed.3.
UPP-AMP YKPN:Yogyakarta.
https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/18/audit-siklus-penggajian-dan-personalia/
(Diakses pada 28 Oktober 2016).
14