Disusun oleh:
Kelompok 7
Kelas B
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
bejudul “Sistem Pendidikan Nasional” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini yaitu sebagai tugas dari
dosen pengantar ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas Jember. Selain untuk memenuhi tugas dosen makalah ini juga
membantu kami untuk menambah wawasan kami dalam ilmu pendidikan bagi
kami pibadi dan pembaca tentunya.
Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Mukhamad Zulianto S.Pd,
M.Pd sebagai dosen pengantar ilmu pendidikan yang telah membimbing kami dan
memberikan tugas makalah ini sehingga kami sebagai mahasiswa dapat
menambah wawasan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang yang kami
tekuni.
Kami sampaikan juga terima kasih kepada semua pihak yang membantu
kami dalam memberikan informasi dan sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar
dapat menyempurnakan makalah kami selanjutnya.
ii
BAB I. PENDAHULUAN
iii
BAB II. PEMBAHASAN
II.2 Pembahasan
II.2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur atau komponen-
komponen yang saling berinteraksi secara fungsional dalam
memproses masukan menjadi keluaran. Menurut definisi
tradisional, sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur
4
yang saling berinteraksi mencapai suatu tujuan tertentu ( Suntana,
2009:78 ).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah unsur-unsur
yang saling berkaitan dan teratur, mekanismenya saling
berhubungan dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
5
1. Dasar Ideal Pendidikan Nasional adalah Pancasila
Pancasila merupakan dasar negara sebagai hasil
kesepakatan bersama para negarawan bangsa Indonesia
pada tahun 1945. Oleh karena itu, segala usaha bagi warga
negaranya juga harus berdasarkan Pancasila termasuk
dalam bidang pendidikan.
2. Dasar Konstitusional Pendidikan Nasional adalah UUD
1945
UUD 1945 merupakan dasar negara sebagai sumber
hukum bagi segala aktivitas warga negaranya, terutama di
bidang pendidikan.
Dasar konstitusional UUD 1945, diantaranya :
Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menyatakan
“...dalam suatu UUD Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
UUD 1945 Bab XI, Pasal 29 Ayat (1) menyatakan
“Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”
UUD 1945 Bab XIII, Pasal 31 Ayat :
Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran.
6
Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional.
3. Dasar Operasioanl
UU No. 4 Tahun 1950 jo. UU No. 12 Tahun 1954
Bab III dengan judul Tentang Dasar-Dasar
Pendidikan dan Pengajaran, pada pasal 4 berbunyi
Pendidikan dan Pengajaran berdasar atas asas-asas
yang termasuk dalam Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia dan kebudayaan
kebangsaan Indonesia.
Tap MPR No. II/MPR/1978
Ketetapan MPR No. IV/MPR/1983 tentang
garis-garis besar haluan negara mengenai
pendidikan menyatakan:
Pendidikan nasional berdasarkan atas pancasila.
Sebelum GBHN, pada bab II tentang landasan
pembangunan Nasioanl meyatakan:
Berdasarkan pokok pikiran bahwa hakikat
pembangunan Nasioanal adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh rakyat Indonesia, maka landasan pelaksana
pembangunan Nasional adalah Pancasila dan UUD
1945
Keputusan Presiden No. 145 tahun 1965 tentang
nama dan rumusan induk sistem pendidikan
Nasional, menerangkan :
Pancasila... adalah moral dan falsafah hidup bangsa
Indonesia. Oleh karena itu dasar atau asas
pendidikan Nasional sebagai landasan bagi semua
pelaksanaan pendidikan Nasional adalah Pancasila.
7
4. Dasar Sosio-Budaya
Pendidikan Nasional merupakan proses dan alat
untuk mewariskan kebudayaan Nasional.
Segi- segi sosio budaya mencakup :
a. Tata nilai warisan budaya bangsa yang menjadi falsafah
hidup rakyatnya seperti nilai ketuhanan, kekeluargaan,
musyawarah, mufakat, gotong royong, dan tenggang
rasa.
b. Nilai nilai falsafah negaranya, yakni pancasila.
c. Nilai nilai budaya dan tradisi bangsanya seperti bahasa
Nasional, adat istiadat, unsur unsur kesenian dan cita
cita yang berkembang.
d. Tata kelembagaan dalam hidup kemasyarakatan dan
kelembagaan, baik yang informal (paguyuban-
paguyuban) maupun yang formal seperti kelembagaan
negara menurut UUD termasuk juga tata sosial ekonomi
rakyat.
8
sekolah. Upaya pemerintah sangat banyak dalam dunia pendidikan
semakin bertambahnya usia bumi pemerintah memberikan upaya
maksimal untuk perkembangan Sistem pendidikan nasional agar
mampu bersaing dalam skala Internasional.
9
• Tap MPR No IV/MPR/1978 tentang GBHN mengenai
Pendidikan
Pendidikan Nasional berdasarkan atas Pancasila dan
bertujuan untuk menigkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal
semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
10
II.2.4 Kelembagaan dan Pengelolaan Pendidikan Nasional di Indonesia
Berdasarkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari
segi jalur pendidikan dan program serta pengelolaan pendidikan.
A. Kelembagaan Pendidikan Nasional
Jalur Pendidikan
1. Jalur Pendidikan Sekolah
Pendidikan yang menyelenggarakan di
sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
secara berjenjang dan berkesinambungan.
Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-
ketentuan pemerintah, dan mempunyai
keseragaman pola yang bersifat nasional.
2. Jalur Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan yang bersifat kemasyarakatan
yang diselenggarakan di luar sekolah melalui
kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang
dan tidak berkesinambungan. PLS memberikan
kemungkinan perkembangan sosial yang dapat
dimanfaatkan oleh anggota masyarakat untuk
mengembangkan dirinya dan menbangun
masyarakatnya.
Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah suatu tahap
dalam pendidikan berkelanjutan yang diciptakan
berdasarkan tingkat perkembangan didik serta
keluaran dan kedalaman bahan pengajaran (UU
RINo. 2 Tahun1989 Bab I, Pasal Ayat 1).
11
1. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk
memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk
hidup dalam masyarakat berupa pengembangan
sikap, pengetahuan dan ketrampilan dasar.
2. Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dalam hubungan ke
bawah berfungsi sebagi lanjutan dan perluasan
pendidikan dasar, dan dalam hubungan ke atas
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan tinggi maupun lapangan kerja.
3. Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan
pendidikan menengah, yang diselenggarakn
untuk menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan/atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian. Pendidikan tinggi juga
berfungsi sebagai jembatan antara
perkembangan bangsa dan kebudayaan nasional
dengan perkembangan internasional. Satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat
berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institut dan universitas
12
pemerintah pusat yaitu dengan menilai Tujuan pendidikan,
materi ajar, metode pembelajaran, buku ajar, tenaga
kependidikan, baik siswa, guru maupun karyawan, mengenai
persyaratan penerimaannya, jenjang kenaikan pangkatnya
bahkan sampai penilaiannya, dimana hal tersebut berlaku untuk
semua sekolah di Indonesia. Adapula sistem pendidikan yang
diselenggarakan secara diskiriminatif yaitu sekolah-sekolah
atau perguruan tinggi yang dikelola oleh masyarakat dalam
pengelolahannya seperti sekolah swasta dan perguruan tinggi
swasta yang dibiayai oleh masyarakat. Instansi swasta memiliki
kualitas mutu yang jauh berbeda dengan sekolah negeri karena
karena dari sarana, dana dan mayoritas masalah pendidikan
telah terpusat dan diatur pemerintah.
Seperti dengan gambaran yang ada di atas memberi kesan
psikologis bahwa pendidikan adalah milik pemerintah, dan
bukan milik masyarakat. Semangat jiwa pendidikan telah lepas
dari jiwa masyarakat. Sekolah baik negeri maupun swasta
terasa sudah tercabut dari lingkungan di dalam masyarakat.
Banyak lembaga pendidikan formal dari dasar sampai dengan
perguruan tinggi yang telah menjadi komunitas atau kelompok
tersendiri yang lepas dari masyarakatnya. Lembaga-lembaga
itu hanya mementingkan status formal seperti ijazah dan gelar.
Sistem desentralistik merupakan sistem yang dijalankan
pemerintah dengan mengedepankan peran daerah untuk
mengembangkan dan mengelolah sistem pembangunan
pendidikan sesuai daerahnya. Sehingga pendidikan
merupakan proses pengembangan modal sosial dan kapasitas
intelektual dari suatu bangsa. Pendidikan merupakan hak serta
milik rakyat yang dilahirkan dan dikembangkan di dalam
masyarakat yang kongkrit. Oleh karena itu, penyelenggaraan
pendidikan juga seharusnya mengikut sertakan masyarakat.
13
Karena, masyarakat merupakan objek utama pendidikan.
sehingga masyarakat memiliki peran dalam proses pendidikan,
tujuan pendidikan, dan sarana pendidikan, termasuk pula mutu
pendidikan. Di samping itu, pelaksanaan pendidikan hendaknya
dilangsungkan secara demokratis dimana setiap warga negara
memperoleh kesempatan yang sama untuk belajar dan
menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan (UU SISDIKNAS
No. 20 Tahun 2003). Pada dasarnya pendidikan merupakan
prose dasar untuk manusiakan manusia dan mendewasakan
manusia. Pendidikan digerakan langsung oleh masyarakat. Hal
ini merupakan ciri dari sistem demokrasi pendidikan yang
diharapkan. Semua keputusan ada pada anggota masyarakat
yang terlibat dalam pendidikan baik secara individu maupun
sosial. Tuntutan pendidikan demikian dalam era modern adalah
penyelenggaraan satuan pendididkan yang demokratis dan
otonom yang memenuhi prinsip-prinsip bermoral dan
berbudaya.
14
BAB III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sistem pendidikan nasional merupakan kesatuan unsur atau
komponen pendidikan yang saling berkaitan dan tetap berpegang teguh
pada pancasila dan UUD 1945 guna mencapai satu tujuan pendidikan yang
sesuai dengan kepribadian bangsa dan menciptakan generasi yang tanggap
pada zamannya. Berlakunya sistem pendidikan nasioanl di Indonesia
merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pemerataan pendidikan.
Untuk tujuan Pendidikan Nasional sendiri sudah tertuang dalam
Pancasila, Undang-undang, dan dalam Tap MPR. Dimana inti dari tujuan
pendidikan nasional tersebut yaitu untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia, suapaya tiap-tiap manusia mau mengembangkan potensi
dan kemampuan yang dimilikinya. Jika potensi dan pengetahuannya sudah
berkembang secara optimal, maka cita-cita kita semua untuk memajukan
dan mensejahterakan bangsa ini dapat tercapai.
Di indonesia, terdapat jenjang pendidikan yang merupakan bagian
dari Sisitem Pendidikan Nasional. Adapun jenjang pendidikan tersebut
diawali dari jenjang pendidikan dasar yang memberikan dasar untuk hidup
dalam masyarakat, selain itu sebagai prasyarat untuk mengikuti
pendidikan menengah. Pendidikan menengah, berfungsi memperluas
pendidikan dasar dan mempersiapkan peseserta didik untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan tinggi. Di jenjang pendidikan tinggi inilah nantinya
setiap individu akan dipersiapkan baik dari segi kemampuan akademik
dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptkan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Sebagai
Generasi Perubahan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Gunung Agung
16