kelamin : laki-
laki.
b. subjek : tn. loji gandrung, BB/TB :81kg/170cm, keluhan : perut bagian atas sakit, perut membesar,
kaki kanan dan kiri bengkak dan ngos-ngosan.
b. objek : diagnosa pasien hipertensi, onstruksi cardiack sirosis, obat yang dipakai : lasix pump,
micardis, ISDN, lasix injeksi, actrapid, ranitidine, tranfusi PRC, 02, movicox suppoca glukonas.
tanda vital : TD pagi hari pertama hari ke 5 mengalami penurunan, suhu : pada hari 1 36 ,hari 2 36,2
,hari ke 36,7, hari ke 4 37, hari ke 5 36 (derajat), nadi : mengalami naik turun pada hari pertama-hari
ke 5, RR : dari hari pertama sampai ke 5 stabil 20
hasil lab : Hb : hari 1 8,6, hari ke 2 10,6 , hari ke 3 11,8. kadar gula hari pertama 417 mg/dL, ke dua
112,hari ke 5 151 mg/dL. GD2PP :hari kedua 238, hari ke 5 151, Na : hari pertama 139,6, hari kedua
137,2. K: hari pertama, 6,62 hari ke dua 4,9, kolesterol 252, LDL 172. TG:283. asam urat :8,4.
Kasus 2
DRP :
1. Adanya interaksi obat. Penggunaan Micardis dan Lasix dapat meningkatkan efek dari telmisartan
2. Adanya penggunaan dua jenis obat dengan efek yang sama yaitu lasix pump dan lasix inj sehingga
dapat menyebabkan resiko hipotensi pada pasien.
Plan
Kasus 3
1. Kadar lipid pada pasien bisa dilihat pada kadar kolesterol, LDL,dan TG. Kadar kolesterol pasien 252
(normal = <200), kadar LDL 172 (normal = < 130), dan kadar TG 283 (normal = < 150). Hasil diatas
menunjukkan bahwa kadar lipid pasien diatas normal (hiperlipidemia), tetapi pasien belum
mendapatkan terapi hiperlipidemia.
2. Kadar glukosa pasien dapat dilihat pada kadar Glukosa dan GD2PP nya. Kadar Glukosa pasien 151
(normal = <100) dan GD2PP 196 (normal = <140). Pasien sudah mendapatkan terapi untuk
menurunkan kadar glukosa darah yaitu Actrapid insulin, tetapi kadar glukosa darah pasien masih
diatas normal meskipun sudah mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa terapi insulin
actrapid kurang adequat, sehingga perlu penambahan obat oral untuk DM nya.
Kasus 4
nomor 5
Pada pasien TIA, belum mendapat pengobatan yang sesuai untuk mengatasi serangan. hanya
diberikan agen neuroprotektif (takelin inj & piracetam ). untuk serangan TIA harusnya diberikan
antiplatelet atau antikoagulan untuk prtama kali kemudian dapat diberikan neuroprotektif.
Pengobatan antasida tablet 3x1 tab kurang tepat, karena pasien sudah diberikan ranitidin inj untuk
mengatasi gejala mual muntah.
umur: 70 tahun
TB: 150cm
BB: 55 kg
subjektif: nyeri dada terutama setelah melakukan aktifitas fisik, batuk saat cuaca dingin, rasa tidak
enak di pusat dada dan dan tingkat nyeri 3/10-4/10, pusing, dan kepala terasa ringan.
objektif: denyut nadi 50/menit, TD 110/70, RR 22/menit, suhu 36,4 derajat celcius. pengobatan:
ISDN 120mg (1x1), nitrogliserin SL 0,4 mg, lisinopril 5mg (1x1), carvediol 6,25mg (2x1), aspirin
325mg (1x1), diltiazem extend release 240mg (1x1), celecoxib 200mg (1x1), simvastatin 40mg (1x1).
nomor 7
- Aspirin dan Lisinopril : Antagonis secara farmakodinamik, Aspirin menurunkan efek lisinopril.
- Celecoxib dan Lisinopril : Antagonis secara farmakodinamik, celecoxib menurunkan efek lisinopril.
- Diltiazem dam Simvastatin : Diltiazem meningkatkan efek simvastatin melaluli enzom CYP3A4.
b. ISDN frekuensi dan interval penggunaannya tidak tepat
c. Dosis nitrogliserin SL OD
- ISDN dibuat dosis terbagi tiap 4-6 jam dengan dosis 5-20 mg
- Batuk pada cuaca dingin : Terapi non farmakolgi dengan menghindari cuaca dingin, menggunakan
jaket atau pakaian hangat saat dingin.
nomer 8
1. DRP :
- Diltiazem berinteraksi dengan simvastatin (diltiazem menurunkan efek simvastatin dengan cara
mempengaruhi metabolisme enzim)
- Kolesterol normal ( 187 mg/dL < 200 mg/dL ) Terapi tanpa Indikasi
2. Plan Hiperlipidemia :
* Lisinopril dihentikan
SOAL 9
1. Interaksi obat
Mayor:
Moderate:
Sublingual
Minor:
2. plan
- penggunaan simvastatin kurang tepat karena Trigliserida dari pasien masih tinggi dan
menyebabkan interaksi mayor, sebaiknya dihentikan
- penggunaan antinyeri double sedangkan skala nyeri pasien belum sampai tahap yang
membutuhkan antinyeri ganda
10. Analisis DRP
1. Indikasi belum diterapi --> ditandai dengan nilai TG yang tinggi 192, rekomendasi pemberian
Gemfibrozil 300 mg 2x1 tab
2. Terapi tepat --> pemberian atenolol 5mg 1x1 untuk menurunkan fungsi sistolik ventrikel kiri (LVEF
<40%)