2014-1-00286-MN Bab2001 PDF
2014-1-00286-MN Bab2001 PDF
LANDASAN TEORI
13
14
dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa
kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. Secara singkat dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk memberikan layanan yang dijanjikan secara
akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya.
3. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan,
dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu
tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas
pelayanan. Secara singkat dapat diartikan sebagai kemauan untuk membantu
pelanggan dengan memberikan layanan yang baik dan cepat.
4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan
kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya
pelanggan kepada perusahaan. Dimensi assurance terdiri dari empat subdimensi,
yaitu :
a. Competence (Kompetensi)
Keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki penyedia jasa dalam
memberikan jasanya kepada pelanggan.
b. Credibility (Kredibilitas)
Kejujuran dan tanggung jawab pihak penyedia jasa sehingga pelanggan dapat
mempercayai pihak penyedia jasa.
c. Courtesy (Kesopanan)
Etika kesopanan, rasa hormat, dan keramahan pihak penyedia jasa kepada
pelanggannya pada saat memberikan jasa pelayanan.
d. Security (Keamanan/Keselamatan)
Rasa aman, perasaan bebas dari rasa takut serta bebas dari keragu-raguan
akan jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa kepada
pelanggannya.
5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
konsumen dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki suatu pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik,
serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Dimensi
empathy terdiri dari tiga sub dimensi, yaitu :
16
a. Access (Akses)
Tingkat kemudahan untuk dihubungi dan ditemuinya pihak penyedia jasa
kepada pelanggannya.
b. Communication (Komunikasi)
Kemampuan pihak penyedia jasa untuk selalu menginformasikan sesuatu
dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pelanggan dan pihak penyedia
jasa selalu mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh pelanggan.
c. Understanding Customer (Mengerti Pelanggan)
Tingkat usaha pihak penyedia jasa untuk mengetahui dan mengenal
pelanggan beserta kebutuhan-kebutuhannya.
products (fisik produk dan aspek utama jasa), presentation (tampilan kemasan)
dan publications (brosur, promosi, iklan).
2. Motivator (pemberi motivasi)
Sebagai motivator, pengalaman indera bertujuan untuk memberi motivasi
kepada konsumen untuk mencoba produk dan membelinya. Dalam hal ini,
pengalaman indera dapat diterapkan melalui tiga cara, yaitu:
a) Across modalities, dimana pengalaman indera disajikan dengan
menggunakan multi media, dengan mengkombinasikan penampilan,
pendengaran, penciuman dalam menyampaikan informasi;
b) Across express, dimana pengalaman indera disajikan menerapkan image
(kesan tertentu) pada proroduk atau jasa. Hal ini berhubungan dengan
tingkat konsistensi elemen yang berkaitan panca indra;
c) Across space and time, dimana pengalaman indera disajikan melalui gaya,
tema, slogan, warna, orang yang digunakan dalam iklan, pencahayaan
dan struktur organisasi.
3. Add Value (memberi nilai)
Dalam hal ini, pengalaman indera bertujuan untuk menggabungkan seluruh
komponen yang berkaitan dengan panca indra (atribut, gaya dan tema)
sebagai bagian dari sense strategies (cognitive consistency/sensory variety).
Oleh karena itu, dalam menyediakan nilai yang unik dalam pengalaman
konsumen, setiap perusahaan harus dapat memahami tipe dari sense yang
diinginkan oleh konsumen.
b) Feel
Feel (pengalaman afektif) merupakan strategi dan implementasi untuk
memberikan pengaruh merek kepada konsumen melalui komunikasi (iklan),
produk (kemasan dan isinya), identitas produk (co-branding), lingkungan,
websites, orang yang menawarkan produk. Setiap perusahaan harus memiliki
pemahaman yang jelas mengenai cara penciptaan perasaan melalui
pengalaman konsumsi yang dapat menggerakkan imajinasi konsumen yang
diharapkan konsumen dapat membuat keputusan untuk membeli.
Pengalaman afektif adalah hasil kontak dan interaksi yang
berkembang sepanjang waktu, di mana dapat dilakukan melalui perasaan dan
emosi yang ditimbulkan. Selain itu juga dapat ditampilkan melalui ide dan
kesenangan serta reputasi akan pelayanan konsumen. Tujuan utama
20
Produk
Harapan Pelanggan
Tingkat Kepuasan
Pelanggan
b) Derived Satisfaction
Dalam metode ini setidaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
menyangkut dua hal utama, yaitu (1) tingkat harapan atau ekspektasi pelanggan
terhadap kinerja produk atau perusahaan pada atribut-atribut relevan, dan (2)
persepsi pelanggan terhadap kinerja actual produk atau perusahaan
bersangkutan.
c) Problem Analysis
Dalam teknik ini, responden diminta mengungkapkan masalah-masalah
yang mereka hadapi berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran-
saran perbaikan.
d) Importance-performance Analysis
Dalam teknik ini, responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan
berbagai atribut relevan dan tingkat kinerja perusahaan (perceived performance)
pada masing-masing atribut tersebut.
H3
(X) (Z)
Service Customer
Quality Satisfaction
(Y)
H1 Experiential H2
Marketing
H4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber: Peneliti (2015)
Petrick, Morais, dan Norman (2001) menjelaskan bahwa perusahaan dapat mengubah
pengalaman ketika konsumen sedang menggunakan produk atau jasa untuk
menjadikan mereka mencapai kepuasan tertinggi. Liao (2004) melakukan riset pada
hasil pengaruh dari factor pengalaman para fans professional baseball menjadi
kepuasan dan keloyalitsan, hasil tersebut mengindikasikan bahwa pengalaman
mengakibatkan pengaruh positif secara langsung. Terdapat hubungan yang signifikan
diantara pengalaman mengkonsumsi dengan kepuasan. Tetapi, hubungan signifikan
diantara kepuasan dan dimensi pengalaman lainnya dibedakan dengan subjek
experimental yang berbeda.