Anda di halaman 1dari 13

Jurnal : Jurnal Kesehatan Prima

Volume : 9, No.1, Februari 2015, Halaman : 1457-1469


ISSN Print : 1978 – 1334, ISSN Online : 2460 – 8661

SENYAWA PENGKUPLING α-NAFTHILAMIN UNTUK VALIDASI METODE


SPEKTROFOTOMETRI PENENTUAN NITRIT ( ) DI DALAM AIR

Maruni Wiwin Diarti, I Gusti Ayu Nyoman Danuyanti, I Gede Billy Sumantri

Abstract: Validation of analytical methods need to be conducted to determine the feasibility of the method
when the method is newly developed or modified. Determination of nitrite in water-based Cupling diazotized
reaction has been developed in various fields. Many modifications have been carried out primarily in the
selection of the source of the diazonium salt compound or compounds that can cupling. The this study was to
determine the validity of the determination of nitrite in water by spectrophotometric method cupling
compound α-nafthilamin. This study is a pre-experiments with experimental units and large units based
guidelines experimental validation of analytical methods. The results show the value of 0.995 linearity, limit of
detection (LOD) 0.039 ppm, 0.882 sensitivity, precision 1.38%, and 100.37% accuracy rate. The conclusion of
this study is the method of spectrophotometric determination of nitrite in water using compound α-nafthilamin
cupling valid for determining the concentration of nitrite in the water with a minimum detection limit of 0.039
ppm.

Kata Kunci : Validation method, Determination of nitrite, α-nafthilamin.

PENDAHULUAN diamine dihydrochloridedengan sumber garam


diazonium asam sulfanilat akan membentuk senyawa
Reaksi diazotasi adalah reaksi antara nitrit
azo berwarna merah keunguan, senyawa pengkupling
dengan senyawa yang memiliki amin aromatik
fenol dengan sumber garam diazonium anilin akan
primer dalam suasana asam akan membentuk garam
membentuk senyawa azo berwarna orange
diazonium. Beberapa senyawa yang memiliki amin
(Fessenden, 1991). Berbagai metode baik dalam
aromatik primer yang umum digunakan sebagai
bidang farmasi, kimia, bahkan bakteriologi telah
sumber garam diazonium adalah Anilin, Asam
dikembangkan berdasarkan pada reaksi diazotasi-
sulfanilat, atau ρ-nitro anilin (Fesenden, 1991).
kupling diantaranya mendeteksi nitrit sebagai reduksi
Garam diazonium dapat bereaksi dengan senyawa
nitrat oleh bakteri, penetapan kadar Furosamide,
lain yang memiliki gugus fenil terbuka, disebut
penetapan kadar nitrit dalam air, dan lain-lain
sebagai senyawa pengkupling, akan menghasilkan
(Metwally dan Belal,1992; Shah, 2005). Senyawa α-
senyawa azo. Kombinasi garam diazonium dengan
nafthilamin pertama kali digunakan oleh Peter Griess
senyawa pengkupling yang berbeda-beda
pada tahun 1879 sebagai senyawa pengkupling
menghasilkan senyawa azo dengan karakteristik yang
dengan sumber garam diazonium Asam sulfanilat
berbeda-beda, misalnya, senyawa pengkupling β-
untuk mendeteksi adanya nitrit dalam suatu larutan
naftol dengan sumber garam diazonium 3-nitroanilin
atau campuran. Senyawa azo yang terbentuk
akan membentuk senyawa azo berwarna merah,
memiliki karakteristik berwarna merah keunguan.
senyawa pengkupling N-(1-naphthyl) ethylene

___________________________________________________________________________
Maruni Wiwin Diarti, IGAN Danuyanti, I Gede Billy Sumantri : Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Prabu
Rangkasari Dasan Cermen Sandubaya Mataram

1457
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

Saat ini α-nafthilamine umumnya digunakan dalam penelitian ini menggunakan larutan standar nitrit
bidang bakteriologi untuk mendeteksi adanya nitrit (NO2-N) dengan kadar0,1 ppm, 0,2 ppm, 0,3 ppm,
sebagai reduksi nitrat oleh bakteri. Di Indonesia 0,4 ppm, dan 0,5 ppm dan sampel dengan konsentrasi
sesuai ketetapan Badan Standarisasi Nasional nitrit 0,1 ppm, 0,3 ppm, dan 0,5 ppm. Standar dan
penetapan kadar nitrit dalam air menggunakan Sampel dibuat dari natrium nitrit (NaNO2) yang
Sulfanilamid sebagai sumber garam diazonium dan dilarutkan dengan akubidest yang telah diuji
N-(1-naphthyl) ethylene diamine kemampuan menghatar listriknya hampir nol untuk
dihydrochloridesebagai senyawa pengkupling meminimalkan adanya pengganggu. Penentuan
(Badan Standarisasi Nasional, 2004; Buxton, 2012). linearitas, batas deteksi (LoD), sensitifitas dan
Berdasarkan penelitian pendahuluan menggunakan presisidalam pedoman validasi metode analisis
α-nafthilaminsebagai senyawa pengkupling dengan menggunakan satu seri larutan standar yang berbeda
sumber garam diazonium Asam sulfanilat dapat konsentrasinyadan untuk menentukan presisi
membentuk senyawa azo dengan karakteristik warna pembacaan minimal direplikasi sebanyak 6 kali
yang hampir sama dengan senyawa azo yang sehinggadalam penelitian ini menggunakan 5 larutan
terbentuk dengan senyawa pengkupling N-(1- standar sebagai unit eksperimen dengan konsentrasi
naphthyl) ethylene diamine dihydrochloridedengan 0,1 ppm; 0,2 ppm; 0,3 ppm; 0,4 ppm; dan 0,5 ppm
sumber garam diazonium sulfanilamid. Oleh karena masing-masing direplikasi sebanyak 6 kali. Jadi
itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mencoba dalam penentuan linearitas, batas deteksi (LoD),
menggunakan senyawa α-nafthilamin sebagai sensitifitas, dan presisi menggunakan 30 unit
senyawa pengkupling pada penentuan nitrit dalam air eksperimen (Harmita, 2004). Penentuan akurasi
metode spektrofotometri. Metode yang dimodifikasi menggunakan suatu sampel dengan konsentrasi yang
tersebut akan diuji validitasnya dengan menentukan telah diketahui, dalam pedoman validasi tidak
parameter validasi metode analisis. Hasil pengujian dijelaskan berapa minimal unit eksperimen yang
tersebut akan menentukan apakah metode yang harus digunakan tapi dalam penelitian ini digunakan
dimodifikasi tersebut layak atau tidak digunakan konsentrasi sampel dengan konsentrasi 0,1 ppm; 0,3
untuk menentukan konsentrasi nitrit di dalam air ppm; dan 0,5 ppm dengan pembacaan masing-
secara spektrofotometri. masing diulang sebanyak 5 kali. Instrumentasi
penelitian : Spektrofotometer, Neraca analitik, Labu
METODE PENELITIAN
Ukur1000 ml, 500 ml, dan 50 ml, Becker glass 1000
Jenis penelitian ini merupakan penelitian ml, 500 ml,dan 200 ml, Labu erlenmeyer 100 ml,
pre-experiment. Penelitian pre-experiment memenuhi Pipet volume 1 ml, 2ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml, dan 50 ml,
2 dari 3 syarattrue-experiment yaitu replikasi dan Pipet ukur 1 ml, Pipet tetes. Reagensia semua
kontrol sedangkan randomisasi tidak terpenuhi reagensia yang digunakan dalam penelitian ini dibuat
(Notoatmodjo, 2005). Unit eksperimen dalam dari bahan kimia dengan derajat kemurnianpro analis

1458
Maruni Wiwin Diarti, Senyawa Pengkupling α-Nafhilamin

(pa), Larutan induk nitrit (NO2-N) dengan nilai pemipetan dalam pembuatan larutan
konsentrasi 250 ppm, Larutan intermediet nitrit standar nitrit sehingga mengurangi faktor
(NO2-N) dengan konsentrasi 50 ppm, Larutan standar kesalahan)
nitrit (NO2-N)konsentrasi 0,1 ppm;0,2 ppm;0,3 c. Pembuatan larutan standar nitrit (NO2-N)0,1
ppm;0,4 ppm; dan 0,5 ppm, Larutan pereaksi ppm; 0,2 ppm; 0,3 ppm; 0,4 ppm; dan 0,5 ppm
sulfanilamid 1%b/v, Larutan pereaksi α- masing-masing sebanyak 500 ml
naphtylamine0,6 %b/v dalam etanol. 1) Dipastikan alat-alat yang akan digunakan
telah bersih dan dikalibrasi
Metoder kerja :
2) Dibilas alat-alat gelas yang akan digunakan
a. Pembuatan larutan induk nitrit (NO2-N)250 ppm
dengan aquabidest
sebanyak 1000 ml
3) Dipipet dengan pipet volume masing-masing:
1) Dipastikan alat-alat yang akan digunakan
a) 1,0 ml larutan intermediet nitrit (NO2-
telah bersih dan dikalibrasi
N)untuk pembuatan larutan standard 0,1
2) Dibilas alat-alat gelas yang akan digunakan
ppm
dengan aquabidest
b) 2,0 ml larutan intermediet nitrit(NO2-N)
3) Ditimbang Natrium nitrit 1,232 gram
untuk pembuatan larutan standard 0,2
4) Dimasukkan dalam becker glass
ppm
5) Ditambahkan aquabidest sedikit demi sedikit
c) 3,0 ml larutan intermediet nitrit(NO2-N)
hingga larut
untuk pembuatan larutan standard 0,3
6) Dipindahkan dalam labu ukur 1000ml
ppm
7) Ditepatkan sampai tanda dengan pipet tetes
d) 4,0 ml larutan intermediet nitrit(NO2-N)
b. Pembuatan larutan intermedietnitrit (NO2-N)50
untuk pembuatan larutan standard 0,4
ppm sebanyak 50 ml
ppm
1) Dipastikan alat-alat yang akan digunakan
e) 5,0 ml larutan intermediet nitrit(NO2-N)
telah bersih dan dikalibrasi
untuk pembuatan larutan standard 0.5
2) Dibilas alat-alat gelas yang akan digunakan
ppm
dengan aquabidest
4) Dimasukkan dalam labu ukur 500 ml
3) Dipipet dengan pipet volume 10,0 ml larutan
5) Ditambahkan aquabidest sedikit demi sedikit
induk nitrit.
sambil dikocok
4) Dimasukkan dalam labu ukur 50 ml
6) Ditepatkan sampai tanda dengan pipet tetes.
5) Ditambahkan aquabidest sedikit demi sedikit
d. Pembuatan larutan pereaksi sulfanilamid 1%b/v
sambil dikocok
1) Dipastikan alat-alat gelas yang akan
6) Ditepatkan sampai tanda dengan pipet tetes.
digunakan dalam keadaan bersih
(Tujuan pembuatan larutan intermediet nitrit
(NO2-N) 50 ppm adalah untuk memperbesar

1459
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

2) Dibilas alat-alat gelas yang akan digunakan 4) Ditambahkan 1 ml larutan sulfanilamid,


dengan aquabidest dikocok, dan didiamkan 2-8 menit.
3) Ditimbang 1 gramSulfanilamid 5) Ditambahkan 1 ml larutan α-nafthilamin,
4) Dimasukkan dalam becker glass yang telah dikocok dan didiamkan selama 15menit dan
disiapkan segera lakukan pengukuran absorbansi
5) Ditambahkan 20 ml aquabidest (pengukuran tidak boleh dilakukan lebih dari
6) Ditambahkan 10 ml HCl pekat 1 jam).
7) Diaduk sampai sulfanilamid larut, bila sudah 6) Diukur absorbansinya dengan
larut ditambahkan aquabidest sampai 100 ml. spektrofotometer pada panjang gelombang
8) Dipindahkan dalam botol yang telah 543 nm.
disiapkan. 7) Dilakukan replikasi masing-masing 6 kali.
e. Pembuatan larutan pereaksi α-nafthilamin g. Menentukan konsentrasi sampel nitrit untuk
0,6%b/v dalam etanol 95%. menentukan persen recovery.
1) Dipastikan alat-alat gelas yang akan 1) Dipastikan alat-alat gelas yang digunakan
digunakan dalam keadaan bersih telah bersih dan telah dibilas dengan
2) Dibilas alat-alat gelas yang akan digunakan aquabidest.
dengan aquabidest 2) Dioptimalkan spektrofotometer sesuai
3) Ditimbang 600 mg α-nafthilamin petunjuk penggunaan alat.
4) Dimasukkan dalam becker glass 3) Dipipet 50,0 ml sampel yang akan diukur
5) Ditambahkan etanol 95% sedikit demi sedikit konsentrasinya, dimasukkan dalam labu
hingga larut erlenmeyer yang telah disiapkan.
6) Ditambahkan etanol 95% sampai 100 ml 4) Ditambahkan 1 ml larutan Sulfanilamid,
7) Dipindahkan dalam botol gelap yang telah dikocok, dan didiamkan 2-8 menit.
disiapkan. 5) Ditambahkan 1 ml larutan α-nafthilamin,
f. Pengukuranabsorbansi larutan standar nitrit dikocok,didiamkan selama 15 menit, dan
1) Dipastikan alat-alat gelas yang akan segera lakukan pengukuran absorbansi
digunakan telah bersih dan telah dibilas (pembacaan jangan ditunda lebih dari 1 jam)
dengan aquabidest. 6) Ditentukan konsentrasi dengan
2) Dioptimalkan spektrofotometer sesuai spektrofotometer pada panjang gelombang
petunjuk penggunaan alat. 543 nm.
3) Dipipet 50,0 ml larutan standaryang akan 7) Perlakuan direplikasi 5 kali.
diukur absorbansinya, dimasukkan dalam labu (Penentuan pembacaan setelah 15 menit
erlenmeyer yang telah disiapkan. penambahan α-nafthilamin dan penundaan
tidak lebih 1 jam didasarkan atas percobaan

1460
Maruni Wiwin Diarti, Senyawa Pengkupling α-Nafhilamin

sederhana pengukuran absorbansi dengan ́ = nilai absorbansi hitung, yaitu


interval waktu dimana dalam waktu 15 menit nilai y yang didapat dengan
sampai 1 jam tidak terjadi perubahan subtitusi masing-masing nilai x
absorbansi) ke dalam persamaan garis linear
Data yang didapat dipergunakan untuk menentukan y = bx + a
nilai parameter validasi sebagai berikut: = nilai absorban pengukuran, yaitu
a. Penentuan linearitas nilai y masing-masing
Linearitas diperoleh dari pembuatan kurva konsentrasi (x).
standar antara konsentrasi terhadap absorbansi. n = jumlah standar nitrit yang
Dimana yang digunakan sebagai sumbu x adalah digunakan.
konsentrasi larutan standar dan yang digunakan Dicari nilai LoD dengan persamaan:
sebagai sumbu y adalah absorbansi. Dari kurva LoD =
tersebut dicari persamaan regresinya, sehingga
Keterangan:
diperoleh persamaan berikut:
LoD = Batas Deteksi
y = bx + a
b = nilai slope (b) pada persamaan
Keterangan:
regresi garis lineary = bx + a.
b = Slope
c. Penentuan sensitifitas
a = Intercept
Sensitifitas ditentukan dari harga slope (b) yang
y = Nilai absorban pada sumbu y
berasal dari regresi linier kurva standar y = bx +
x = Kadar larutan standar pada sumbu x
a.
Berdasarkan kurva tersebut didapatkan nilai koefisien
d. Penentuan presisi
korelasi (r).
Berdasarkan data diatas dapat dicari nilai standar
b. Penentuan batas deteksi (LoD)
deviasi (SD) dengan cara:
Untuk menentukan nilai LoD pertama-tama kita
̅
harus menghitung nilai absorbansi hitung ( ́ ) SD = √

yang didapat dari subtitusi nilai x pada persamaan Keterangan: n = jumlah replikasi
regresi garis linear y = bx + a. Selanjutnya dicari Selanjutnya presisi dihitung sebagai
nilai (Simpangan baku terhadap blanko) simpangan baku relative (RSD) atau koefisien
dengan persamaan: variasi (KV), ditentukan dengan cara:

=√ KV = ̅
X 100%

e. Penentuan Akurasi
Keterangan:
= Simpangan baku terhadap blanko

1461
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

Untuk menentukan nilai akurasi metode yang % recovery =


dinyatakan sebagai persen recovery ditentukan
dengan rumus:

HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Nitrit


Tabel 1. Hasil Pembacaan Absorbansi Standar Nitrit
Absorbansi ̅
No Konst. (ppm)
1 0,1 0,106 0,103 0,105 0,104 0,107 0,103 0,105
2 0,2 0,176 0,173 0,175 0,179 0,180 0,177 0,177
3 0,3 0,255 0,257 0,259 0,264 0,264 0,260 0,260
4 0,4 0,372 0,372 0,362 0,372 0,375 0,371 0,371
5 0,5 0,444 0,447 0,446 0,445 0,459 0,450 0,449

Hasil pembacaan konsentrasi sampel nitrit yang digunakan untuk menentukan akurasi dapat dilihat pada tabel
2.
Tabel 2. Hasil Pembacaan Konsentrasi Sampel Nitrit
No Sampel (ppm) Konsentrasi (ppm) Rata-rata
1 2 3 4 5 (ppm)
1 0,1 0,103 0,101 0,103 0,096 0,102 0,1010
2 0,3 0,300 0,298 0,303 0,298 0,299 0,2996
3 0,5 0,502 0,500 0,499 0,506 0,500 0,5010

Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan nilai dengan sumbu x adalah konsentrasi dan sumbu y
linearitas metode, batas deteksi metode (LoD), adalah absorbansi. Dari kurva tersebut dapat
Sensitifitas metode, presisi dan akurasi metode. ditentukan nilai koefisien korelasi yang
1. Penentuan Linearitas Metode merupakan acuan linearitas.
Linearitas metode ditentukan dengan membaca Absorbansi rata-rata larutan standar seperti yang
absorbansi larutan standar dengan berbagai ditunjukkan pada tabel 4.1. kemudian dibuat
variasi konsentrasi. Berdasarkan hasil kurva standar sebagai berikut:
pembacaan tersebut dibuat kurva kalibrasi

1462
Jurnal : Jurnal Kesehatan Prima
Volume : 9, No.1, Februari 2015, Halaman : 1457-1469
ISSN Print : 1978 – 1334, ISSN Online : 2460 – 8661

KURVA STANDAR
0,5

0,4
ABSORBANSI

0,3
y = 0.882x + 0.0078
0,2 R² = 0.995

0,1

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
KONSENTRASI
Gambar 1. Kurva Standar
Pada gambar 1. dapat dilihat nilai koefisien nilai x pada persamaan regresi garis linear y =
korelasi (r) yang didapat adalah 0,995. bx + a. Berdasarkan kurva standar pada gambar
2. Penentuan Batas Deteksi (LoD) 1 didapat persamaan regresi linear y = 0,882x +
Untuk menentukan nilai batas deteksi (LoD) 0,0078. Data hasil penghitungan nilai absorbansi
pertama-tama kita harus menghitung nilai hitung ( ́ ) dapat dilihat pada tabel 3.
absorbansi hitung ( ́ ) yang didapat dari subtitusi
Tabel 3. Data Hasil Penghitungan Absorbansi Hitung ( ́ )
No Konsentrasi (x) dalam ppm Perhitungan Absorbansi hitung ( ́ )
1 0,1 0,882 X 0,1 + 0,0078 0,096
2 0,2 0,882 X 0,2 + 0,0078 0,1842
3 0,3 0,882 X 0,3 + 0,0078 0,2724
4 0,4 0,882 X 0,4 + 0,0078 0,3606
5 0,5 0,882 X 0,5 + 0,0078 0,4488

Selanjutnya dicari nilai simpangan baku merupakan nilai absorbansi pengukuran


konsentrasi standar nitrit sesuai tabel 4.
terhadap blangko dengan rumus = √ ,
nilai ́ dapat dilihat pada tabel 3 Nilai

___________________________________________________________________________
Maruni Wiwin Diarti, IGAN Danuyanti, I Gede Billy Sumantri : Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Prabu
Rangkasari Dasan Cermen Sandubaya Mataram

1463
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

Tabel 4. Data Hasil Perhitungan Nilai ́


No Konsentrasi Absorbansi ukur ( ) Absorbansi hitung ( ́ ) ́
standar
1 0,1 0,105 0,096 0,000081
2 0,2 0,177 0,1842 0,00005184
3 0,3 0,260 0,2724 0,00015376
4 0,4 0,371 0,3606 0,00010816
5 0,5 0,449 0,4488 0,00000004
́ 0,0003948

Perhitungan nilai simpangan baku terhadap 3. Penentuan Nilai Sensitifitas


blangko ( adalah sebagai berikut: Sensitifitas ditentukan dari nilai slope (b) pada
persamaan regresi garis linear y = bx + a.
=√
Berdasarkan kurva standar yang terlihat pada

=√ gambar 4.1didapatkan persamaan regresi garis


linear adalah y = 0,882x + 0,0078. Jadi nilai
=√
sensitifitas adalah 0,882.
= 0,011471704
4. Penentuan Presisi

Perhitungan nilai batas deteksi (LoD) adalah Data hasil penentuan presisi diperoleh dari

sebagai berikut: pengukuran absorbansi larutan standar. Sesuai


dengan data yang ditunjukkan pada tabel 5 dapat
LoD =
dihitung nilai standar deviasi (SD) dan koefisien
LoD =
variasi (KV). Tabel hasil penghitungan presisi
LoD = 0,039 dapat dilihat pada tabel 5.
Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai batas
deteksi (LoD) adalah 0,039 ppm.
Tabel 5. Tabel Penghitungan Presisi
No standar ̅ Standar Deviasi Koefisien Variasi (%)
1 0,1 0,000014 0,00167332 1,59
2 0,2 0,000034 0,002607681 1,47
3 0,3 0,000067 0,003660601 1,41
4 0,4 0,0001 0,004472136 1,20
5 0,5 0,000155 0,005567764 1,24
Rerata 1,38

Berdasarkan penghitungan presisi pada tabel 6 Untuk menentukan akurasi dilakukan


didapatkan nilai presisi yang dinyatakan sebagai pengukuran sampel dengan metode yang
nilai koefisien variasi adalah 1,38 %. divalidasi dimana konsentrasi sampel yang
sebenarnya telah diketahui. Akurasi dinyatakan
sebagai persen recoveryyang didapat dengan
5. Penentuan Akurasi rumus:

1464
Maruni Wiwin Diarti, Senyawa Pengkupling α-Nafhilamin

Persen recovery = X 100% Data hasil perhitungan persen recovery dapat


dilihat pada tabel 6
Tabel 6. Data Hasil Perhitungan Persen Recovery
No Konsentrasi Konsentrasi pembacaan % recovery
sebenarnya (ppm) (ppm)
1 0,1 0,1010 101,0
2 0,3 0,2996 99,9
3 0,5 0,5010 100,2
Rerata (%) 100,37

Berdasarkan penghitungan nilai akurasi pada nafthilamin metode tersebut tetap mampu
tabel 6 didapatkan nilai akurasi yang dinyatakan memberikan respon proporsional terhadap berbagai
sebagai persen recoverysebesar 100,37%. perubahan konsentrasi nitrit dalam sampel. Batas
deteksi (LoD) untuk metode yang dimodifikasi
PEMBAHASAN
menggunakan senyawa pengkupling α-nafthilamin
berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai 0,039
Validasi metode analisis adalah adalah suatu
ppm. Nilai ini mengindikasikan bahwa batas minimal
tindakan penilaian terhadap suatu metode,
nitrit dalam sampel yang dapat diperiksa dengan
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk
metode yang dimodifikasi menggunakan senyawa
memastikan atau mengkonfirmasi bahwa metode
pengkupling α-nafthilamin dan masih memberikan
tersebut sesuai untuk penggunaannya. Penentuan
respon signifikan dan memenuhi kriteria teliti atau
berbagai parameter validasi metode analisis perlu
seksama adalah 0,039 ppm. Dibandingkan dengan
dilakukan untuk metode yang baru dikembangkan
metode baku menurut SNI 06-6989.9-2004tentang
atau metode yang dimodifikasi untuk mengetahui
cara uji nitrit secara spektrofotometri dalam air dan
kelayakannya. Dalam penelitian ini parameter
air limbah, metode yang dimodifikasi menggunakan
validasi yang ditentukan adalah linearitas, batas
senyawa pengkupling α-nafthilamin mengalami
deteksi, sensitifitas, presisi, dan akurasi.
penurunan kemampuan deteksi dimana dalam SNI
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi pada
tentang cara uji nitrit secara spektrofotometri dalam
konsentrasi standar nitrit (NO2-N) 0,1 ppm; 0,2 ppm;
air dan air limbah kisaran konsentrasi nitrit minimal
0,3 ppm; 0,4 ppm; dan 0,5 ppm didapatkan kurva
yang diharapkan dapat ditentukan adalah 0,01 ppm.
standar dengan koefisien korelasi atau linearitas
Nilai sensitifitas metode yang didapatkan dari
0,995. Nilai ini telah sesuai dengan standar baku SNI
metode yang dimodifikasi menggunakan senyawa
06-6989.9-2004 cara uji nitrit secara
pengkupling α-nafthilamin adalah 0,882. Nilai ini
spektrofotometri dalam air dan air limbah untuk
mengindikasikan bahwa setiap peningkatan 1 ppm
pengendalian mutu dimana linearitas tidak boleh
nitrit dalam sampel terjadi peningkatan absorbansi
lebih rendah dari 0,99. Tercapainya nilai linearitas
sekitar 0,882. Semakin tinggi nilai sensitifitas
diatas 0,99 menandakan bahwa walaupun
mengindikasikan semakin pekanya suatu metode.
dimodifikasi menggunakan senyawa pengkupling α-

1465
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

Dalam pedoman baku SNI tentang cara uji nitrit persen recovery. Berdasarkan hasil pengujian yang
secara spektrofotometri dalam air dan air limbah telah dilakukan didapatkan nilai persen recovery dari
tidak terdapat penjelasan tentang sensitifitas metode metode yang dimodifikasi menggunakan senyawa
yang harus dipenuhi. Nilai presisi dinyatakan pengkupling α-nafthilamin adalah 100,37%. Menurut
dengan nilai Koefisien variasi. Nilai presisi atau pedoman baku penentuan kadar nitrit dalam SNI 06-
koefisien variasi yang didapatkan dari metode yang 6989.9-2004 tentangcara uji nitrit secara
dimodifikasi menggunakan senyawa pengkupling α- spektrofotometri dalam air dan air limbah sebagai
nafthilamin adalah 1,38%. Presisi adalah ukuran kontrol akurasi nilai persen recoveryharus berada
yang menunjukkan besarnya kesesuaian atau pada kisaran 90% sampai dengan 110% dengan kata
perbedaan hasil pengukuran sampel yang sama dan lain 100% ±10%. Menurut Harmita dalam petunjuk
dilakukan berulang-ulang. Presisi dapat dikatakan pelaksanaan validasi metode (2004)persen recovery
sebagai ukuran ketelitian suatu metode. Dalam SNI yang diperbolehkan adalah 100% ±5%. Dengan nilai
06-6989.9-2004 tentang cara uji nitrit secara persen recovery 100,37% yang sama artinya dengan
spektrofotometri dalam air dan air limbah untuk 100% +0,37% maka metode yang dimodifikasi ini
mengendalikan mutu pemeriksaan, perbedaan hasil telah memenuhi standar baik menurut SNI maupun
analisis yang dilakukan berulang tidak boleh lebih menurut pedoman validasi metode. Berdasarkan nilai
besar dari 5%. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan berbagai parameter validasi tersebut metode yang
validasi metode yang dijelaskan oleh Harmita (2004) dimodifikasi menggunakan senyawa pengkupling α-
dikatakan bahwa kriteria seksama atau teliti nafthilamin telah memenuhi ketentuan dari Badan
diberikan jika metode memberikan nilai koefisien Standarisasi Nasional sesuai dengan SNI 06-6989.9-
variasi 2% atau kurang akan tetapi persyaratan ini 2004 tentang cara uji nitrit secara spektrofotometri
sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit dalam air dan air limbah dalam hal jaminan mutu,
yang diperiksa, jumlah sampel dan kondisi pengendalian mutu, dan kontrol ketelitian. Hal
laboratorium. Nilai maksimalkoefisien variasi atau tersebut membuktikan metode penentuan nitrit yang
presisi untuk pengukuran konsentrasi dalam satuan dimodifikasi dengan menggunakan senyawa
satu per sejuta (ppm) adalah 16%. Dengan nilai pengkupling α-nafthilamin valid digunakan untuk
presisi atau koefisien variasi 1,38% maka metode menentukan konsentrasi nitrit dalam air sepanjang
yang dimodifikasi menggunakan senyawa konsentrasi minimal nitrit dalam sampel tidak
pengkupling α-nafthilamintelah memenuhi standar dibawah 0,039 ppm. Kelemahan dari metode yang
baik menurut SNI 06-6989.9-2004 maupun menurut dimodifikasi menggunakan senyawa pengkupling α-
pedoman validasi metode. Nilai akurasi metode nafthilamin jika ditinjau dari ketentuan Badan
adalah nilai yang menunjukkan kedekatan hasil Standarisasi Nasional sesuai SNI 06-6989.9-2004
analisis dengan konsentrasi sebenarnya dari sampel tentang cara uji nitrit secara spektrofotometri dalam
yang diperiksa. Nilai akurasi dinyatakan sebagai air dan air limbah adalah nilai batas deteksi (LoD)

1466
Maruni Wiwin Diarti, Senyawa Pengkupling α-Nafhilamin

yang berada diatas 0,01 ppm. Hal ini dapat optimal senyawa pengkupling untuk meminimalkan
disebabkan oleh berbagai hal yang memerlukan terbentuknya warna pengganggu akibat adanya sisa
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan senyawa pengkupling yang berlebih. Pengurangan
optimalisasi pembacaan absorbansi dan pembentukan nilai blangko dapat meningkatkan nilai absorbansi
warna. Hal-hal yang mungkin dapat diteliti lebih pembacaan yang kemungkinan dapat menurunkan
lanjut untuk meningkatkan kemampuan batas deteksi nilai hasil penghitungan batas deteksi (LoD). Hal
metode ini adalah panjang gelombang maksimum, lain yang penting untuk diteliti adalah pengaruh suhu
suasana pH reaksi, dan konsentrasi optimal dari α- terhadap reaksi diazotasi. Menurut beberapa ahli
nafthilamin. Panjang gelombang maksimum garam diazonium yang terbentuk dalam reaksi
pembacaan absorbansi dapat meningkatkan nilai diazotasi tidak stabil pada suhu diatas 15°C, tapi
absorbansi yang didapatkan. Walaupun warna yang menurut beberapa jurnal penelitian yang berkaitan
terbentuk hampir sama dengan warna yang terbentuk dengan penerapan reaksi diazotasi-kupling
dengan menggunakan metode baku namun tetap tergantung dari sumber garam diazonium dan
perlu dilakukan pengujian untuk menentukan senyawa pengkupling yang digunakan, reaksi
panjang gelombang maksimum sehingga bisa diazotasi-kupling ada yang bereaksi optimal pada
didapatkan nilai absorbansi pembacaan suhu kamar dan ada juga yang optimal pada suhu di
tertinggi.Peningkatan nilai absorbansi pengukuran bawah 15°C. Penelitian terhadap pengaruh suhu ini
dapat memperkecil selisih antara absorbansi ukur kemungkinan akan dapat mempercepat laju reaksi
( ) dan absorbansi hitung ( ́ . Nilai selisih yang sehingga waktu penentuan nitrit dapat lebih cepat
semakin kecil akan menurunkan hasil penghitungan (Metwally dan Belal, 1992; Shah, 2005; Deb, 2007;
penentuan batas deteksi menjadi lebih rendah. Khan, 2007; Narayana, 2009; Fessenden, 1991).
Suasana pH kemungkinan dapat mempengaruhi
KESIMPULAN
kualitas garam diazonium yang terbentuk dalam
reaksi diazotasi, dimana kualitas garam diazonium
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
ini akan mempengaruhi kualitas warna yang
1. Nilai linearitas metode spektrofotometri
terbentuk,ideal yang diharapkanadalah terbentuknya
penentuan nitrit dalam air dengan senyawa
warna maksimal dengan konsentrasi nitrit minimal.
pengkupling α-nafthilamin adalah 0,995. Nilai
Kualitas warna yang lebih bagus akan meningkatkan
ini dapat memenuhi standar dari Badan
nilai absorbansi yang kemungkinan dapat
Standarisasi Nasional yang mensyaratkan nilai
menurunkan nilai batas deteksi setelah penghitungan.
linearitas minimal 0,99.
Konsentrasi optimal α-nafthilamin kemungkinan
2. Batas deteksi metode spektrofotometri
berpengaruh pada nilai blangko, untuk mengurangi
penentuan nitrit dalam air dengan senyawa
terbentuknya warna yang tidak perlu dan tidak
pengkupling α-nafthilamin adalah 0,039 ppm.
diinginkan perlu diadakan penelitian konsentrasi
Nilai ini berada diluar batas deteksi yang

1467
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

disarankan oleh Badan Standarisasi Nasional suasana pH optimal reaksi, konsentrasi optimal
dalam SNI 06.6989-9.2004 yaitu 0,01 ppm. α-nafthilamin yang dapat digunakan, dan suhu
3. Nilai sensitifitas metode spektrofotometri optimal reaksi diazotasi-kupling
penentuan nitrit dalam air dengan senyawa
pengkupling α-nafthilamin adalah 0,882. DAFTAR PUSTAKA

4. Nilai Presisi metode spektrofotometri penentuan


Badan Standarisasi Nasional, 2004, SNI 06-6989.9-
nitrit dalam air dengan senyawa pengkupling α- 2004, Air dan Air Limbah – bagian 9 :
nafthilaminadalah 1,38%. Nilai ini memenuhi Cara Uji Nitrit (NO2-N) secara
Spektrofotometri, Jakarta.
Standar Nasional Indonesia tentang cara uji nitrit
Basset, J., Denny, R. C., Jeffrey, G. H., Mendham,
secara spektrofotometri dalam air dan air J., 1994. Buku Ajar VogelKimia Analisis
limbahyang mensyaratkan nilai presisi tidak Kuantitatif AnorganikEdisi ke-4. Jakarta :
EGC
boleh lebih dari 5%.
Buxton, R, 2012, Nitrate and Nitrate Reduction Test
5. Akurasi metode spektrofotometri penentuan Protocol, American Society for
nitrit dalam air dengan senyawa pengkupling α- Microbiology,
http://www.microbelibrary.org
nafthilamin dinyatakan dengan nilai persen
Deb, M. K., Thakur, M., Khande, P., 2007,
recovery 100,37%. Nilai ini sesuai dengan Determination of Nitrite, Nitrate and Total
Standar Nasional Indonesia 06.6989-9.2004yang Nitrogen Ni Vegetable Sampel, Bull.
Chem. Soc. Ethiop., 21(3), 445-450,
mensyaratkan nilai persen recovery harus School of Studies Ni Chemistry, Pt.
berkisar antara 90%-110%. Ravisangkar Shukla University Rajpur,
India
6. Penentuan kadar nitrit dalam air metode
Fessenden, R. J., Fessenden J. S., 1991, Kimia
spektrofotometri dengan senyawa pengkupling Organik, Edisi Ketiga, Jilid 1, Alih
α-nafthilamin valid untuk menentukan Bahasa Aloysius Hadyana Pudjaatmaka
PhD, Penerbit Erlangga, Jakarta
konsentrasi nitrit dalam air dengan batas deteksi
Fluke Analytical, 2010, Nitrate Reagent A (1-
minimal 0,039 ppm. Naphthylamine Solution) and B (Sulfanilic
Acid Solution), Sigma-Aldrich Chemie
Saran GmBH – Industriase, Switzerland

Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan: Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan validasi
Metode dan Cara perhitungannya,
1. Penggunaan α-nafthilamin sebagai senyawa Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No. 3,
pengkupling alternatif dalam menentukan Desember 2004, 117-135, ISSN:1693-
9883, Departemen Farmasi FMIPA-UI
konsentrasi nitrit dalam air metode
Khan, M. A., Karim, M. M., Wabaidur, S. M., 2007,
spektrofotometri dengan perkiraan konsentrasi Spectrophotometric Methode for The
minimal nitrit dalam sampel tidak kurang dari Detremination of Nimesulide in Bulk and
Various Dosage Form, Applied Chemistry
0,039 ppm. Vol. 11 No. 2, November, 453-456,
2. Penelitian lebih lanjut untuk menentukan Department of Chemistry, Kyungpook

panjang gelombang maksimum pembacaan,

1468
Maruni Wiwin Diarti, Senyawa Pengkupling α-Nafhilamin

National University, Taegu, 702-701, Shah, J., Jan, M. R., Khan, M. A., 2005,
Korea. Determination of Furosamide Bay Simple
Diazotation Methode in Pharmaceutical
Khopkar SM., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik.
Preparation, Journal of The Chinese
Jakarta: UI Press.
Chemical Society, 52, 347-352,
Kurniawan, D., Regresi Linear (Linear Regresssion), Department of Chemistry, University of
2008, R Development Core Team (2008). Peshawar, N. W. F. P., Pakistan.
R: Foundation for statistical Computing,
Sigma-Aldrich, 2012, Material Safety Data Sheet
Vienna, Austria. ISBN 3-900051-07-0,
Version 5.1 Sulfanilamide, Sigma-Aldrich
URL.http://www.R-project.org
Corporation, USA
Metwally, ME., Belal F., 1992, Primaquine
Suharman, dan Mulja, HM., 1995, Analisis
Phosphate as a Promissing Subtitute for N-
Instrumental, Surabaya, Airlangga
(1-Naphtyl)ethylenediamine I.
University Press
Determination of Nitrite in Natural Waters
in Egypt, Analitycal Sciences February Suirta, I W., 2010, Sintesis Senyawa orto-fenilazo-2-
1992, Vol. 8, Departement of Analycal naftol Sebagai Indikator Dalam Titrasi,
Chemistry, Faculty of Pharmacy, Jurnal Kimia 4 (1), Januari-2010:27-34,
University of Mansoura, Mansoura, ISSN 1907-9850, Jurusan Kimia FMIPA
35516, Egypt. Universitas Udayana, Bukit Jimbaran,
Denpasar, Bali, Indonesia.
Narayana, B., Sunil, K., A Spectrophptometric
Methode for Determination of Nitrite and Sunivo, 2012, Material Safety Data Sheet (MSDS) 1-
Nitrate, 2009, Eurasian J. Anal. Chem. Naphthylamine, Shanghai Sunivo Supplay
4(2): 201-214, Department of P. G. Chain Management Co., Ltd,
Studies and Research in Chemistry, http://www.sunivo.com/MSDS
Mangalore University, Mangalangotri-
Tebbutt, P., Sulfanilamide, 1998, Molecule of the
574199, India.
Mounth: Februari 1998, Cherwell
Notoatmojo, S., 2005, Metodologi Penelitian Scientific Publishing, USA
Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Wade Jr, L. G., 2006, organic Chemistry,Sixth
Rahway N. J., 2010, Chemical and Reagent The Edition, Person Education, USA
Merck Index,ed 12th, berlin, Merck and
Co.
Riyadi, W., 2009, Validasi Metode Analisis, Situs
Kimia indonesia, http:/www.chem-is-
try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/valida
si-metode-analisis.

1469

Anda mungkin juga menyukai